AROMA KEBOHONGAN
DIGIMON milik Akiyoshi Hongo
Yamato Ishida x Mimi Tachikawa
Summary: Aroma kebohongan itu tertutup dengan aroma bunga sakura yang mekar di musim semi. Hari itu, Yamato tidak menyesali perbuatannya bersama Mimi. #FlashFicFest
.
.
.
~Happy Reading~
.
.
.
Terendus sudah aroma itu. Aroma yang sejak dua bulan lamanya menjadi benalu dalam pikirannya. Ini bukan perkara mudah untuk diabaikan begitu saja, justru jika dibiarkan, konfliknya akan menjamur ke mana-mana.
Dasar wanita jalang!
Pria berambut pirang itu mengacak rambut frustrasi. Mulutnya tak henti mengumpat sambil memukuli kepala. Ia ingin marah; memuntahkan lahar amarah dari dalam hatinya. Sungguh, Yamato Ishida tak sanggup lebih lama lagi untuk menahan ini semua.
Dengan cepat, ia berdiri dari sofa berwarna merah hati yang berada di ruang tamu. Kemudian ia melangkah menuju kamar, di mana ada seorang wanita tertidur pulas di atas ranjang. Rambutnya yang panjang dan sedikit bergelombang terlihat sedikit acak-acakan.
Yamato mendekat dan menaiki ranjang. Bunyi ranjang berdecit hingga membuat kelopak mata wanita itu refleks terbuka. Ia tersenyum manis melebihi madu yang baru saja Yamato cicipi bersama roti tawar pagi tadi.
"Mimi, kau sudah bangun?"
Mimi hanya mengangguk sambil mencoba bangkit dari posisi tidurnya. Selimut berwarna putih tanpa corak itu menutupi tubuhnya hingga ke batas dada. Kini, posisi mereka duduk bersebelahan di atas ranjang.
"Aku semalam bermimpi ... Sora datang ke sini," ucap Mimi lirih.
"Lalu?" Yamato bertanya, tanpa menatap wanita cantik di sebelahnya. Pandangan mata itu lurus dengan ekspresi dingin tak terbaca.
"Ia marah padaku. Menamparku berulang kali." Sejenak, Mimi menjeda kalimatnya. "Aku takut, Yamato." Kedua mata Mimi terlihat berkaca-kaca. Ia menatap Yamato dengan bibir bergetar.
Yamato mendengkus, kemudian menoleh ke arah Mimi. Dua pasang mata itu saling memandang seolah sedang berbicara. Melihat ekspresi wajah Mimi yang begitu ketakutan, ia pun mengelus lembut puncak kepala itu tanpa berkata apa pun.
Tanpa sungkan, Mimi memeluk Yamato dengan erat. Ia terisak dalam pelukan sang Pangeran. Apa yang ia lakukan selama ini, tak lain dan tak bukan adalah sebuah kesalahan besar. Menjadi teman kencan suami dari sahabatnya sejak kecil.
"Mimi, berhentilah menangis. Lagipula Sora-lah yang lebih dulu berselingkuh dariku." Yamato mengusap punggung Mimi pelan dan lembut. "Dan aku tidak menyesal melakukan semua ini denganmu."
Suara isak tangis Mimi sudah tidak terdengar lagi. Wajahnya diangkat dan menatap Yamato sambil tersenyum. "Terima kasih, Yamato."
Satu hadiah kecupan terjun bebas di atas kening Mimi. Miliaran kupu-kupu seolah terbang mengelilingi satu ruangan. Yamato yang sebelumnya mencium aroma kebohongan sang Istri, kini merasa mencium aroma bunga sakura di musim semi.
"Mimi, jangan pergi! Aku membutuhkanmu," bisik Yamato di telinga Mimi.
Tak mau kalah, Mimi menyerbu bibir merah Yamato dan menyantapnya dengan rakus.
"Darling, ayo kita lanjutkan!"
Beberapa detik kemudian, posisi mereka sudah berada di bawah selimut. Memadu kasih tanpa memikirkan karma di kemudian hari. Karena mereka sedang larut dalam asmaraloka cinta terlarang.
[END]
