.

Pleasant Classmate ('IM' Hangyul x 'MAS' Dongmyeong)

BlueBerry's Fanfiction

Don't Like, Don't Read

.

Tanggal lahir Hangyul berdekatan dengan liburan musim dingin, membuat ulangtahunnya lebih sering terabaikan meskipun ada beberapa orang dari kelasnya yang memberi ucapan selamat untuk pertambahan usianya. Hangyul ingat dia hanya menerima hadiah ulangtahun dari orangtua juga satu hadiah hasil patungan dari teman dekatnya, tapi orang dengan senyum cerah di hadapannya mengulurkan kotak kecil dengan bungkusan kado padanya.

Hangyul tidak menghafal nama dan wajah dari seluruh murid di kelasnya, tapi dia mengetahui Pemuda di depannya sebagai anak riang yang senang tersenyum (bukan anak berisik yang gemar membuat keributan). Seratus persen ekspresi wajah yang dilihat Hangyul dari Dongmyeong adalah tertawa juga tersenyum, seolah syaraf dan otot wajahnya memang hanya berfungsi untuk menunjukkan ekspresi bahagia. Hangyul merasa dia sangat berlawanan dengan Dongmyeong, mengenai ekspresi wajah.

"Aku ingin memberikan ini untuk Hangyul-Hyung" Suara Dongmyeong mengaburkan pemikiran Hangyul, kembali menyadari dia masih berhadapan dengan Dongmyeong dan kotak kecil berbungkus kado entah apa

"Kau ingin memberikan itu untukku?" Hangyul mengulang seraya menunjuk kotak di tangan Dongmyeong, memastikan kalau tebakannya tidak salah

"Iya" Kepala Dongmyeong mengangguk dengan antusias, memperlihatkan perasaannya secara jelas melalui senyum merekah

"Aku khawatir dengan tulang lehermu" Ujar Hangyul yang disambut tawa Dongmyeong, tertawa lebar seolah Hangyul baru saja melempar lelucon. Hangyul memutuskan untuk diam dan mengamati ekspresi tawa dari Dongmyeong, menjadi lebih menarik dilihat dari jarak sedekat ini

"Ini baik saja, Hangyul-Hyung. Terima kasih, karena kau merasa khawatir padaku" Masih ada senyum dari tawa sebelumnya, Dongmyeong menjawab perkataan Hangyul

"Lega mendengarnya" Respon Hangyul yang dibalas tawa kecil Dongmyeong

"Aku hampir melupakannya. Hangyul-Hyung, ini untukmu" Dongmyeong mengulurkan kotak berbungkus kertas warna di tangannya pada Hangyul

"Apa ini? Sebuah hadiah ulangtahun?" Tanya Hangyul selagi meluruskan tangan untuk menerima pemberian Dongmyeong, menduga hadiah apa yang diberikan oleh teman sekelas namun tidak dekat dengannya itu

"Iya, tapi ini bukan barang mahal karena . . . karena aku ingin menghabiskan tabunganku untuk liburan musim dingin" Dongmyeong membisik pada bagian terakhir, menyempitkan jarak mereka dengan dia yang mencondongkan tubuh juga Hangyul yang mengambil satu langkah maju. Ada semilir angin yang membuat rambut Dongmyeong menyapu sisi wajah Hangyul, Hangyul mencium aroma lemon yang sepertinya menjadi wangi shampoo pilihan Dongmyeong

"Oh, wow, itu rahasia yang besar" Hangyul berucap, tidak bermaksud sarkastik walau dia melontarnya dengan nada biasa. Dongmyeong hanya merespon dengan senyum, kembali menegakkan tubuhnya setelah itu

"Aku dengar dari orang lain kalau Hangyul-Hyung berulangtahun dan aku tidak memiliki persiapan khusus, jadi aku hanya memberikan hadiah murah untuk Hangyul-Hyung" Ujar Dongmyeong, melanjutkan penjelasan mengenai kotak di tangan Hangyul

"Kalaupun ini hanya post it seharga seribu won dari toko serba ada di depan sekolah, aku tidak mempermasalahkannya" Hangyul berujar dengan nada acuh, menyadari mata kecil Dongmyeong yang melebar saat dia mengucap 'post it dari toko depan sekolah'

"Hangyul-Hyung, kupikir . . . " Gestur mudah terbaca Dongmyeong yang hendak mengambil kotak, membuat Hangyul lebih dulu merobek kertas pembungkus dan menemukan setumpuk post it dengan warna hijau di tangannya

"Wah, ini memang post it" Hangyul menggumam dengan ekspresi kagum, tidak menduga ada orang yang membungkus post it sebagai hadiah ulangtahun

"Aku akan mengambilnya kembali" Tangan Hangyul terangkat tinggi untuk mempersulit Dongmyeong menggapai post it pemberiannya. Dongmyeong bukan gadis mungil yang memiliki perbedaan tinggi dengan Hangyul, tapi gerakan tidak diduga itu tentu menghambat yang lebih muda

"Kau pikir, aku tidak membutuhkan post it?" Tangan Hangyul berada di sebelah wajah, paham kalau Dongmyeong -yang terus memanggilnya dengan honorifik- tidak akan mengambil karena khawatir menyinggung wajahnya

"Hangyul-Hyung bilang, Hangyul-Hyung tidak menyukai post it harga seribu won dari toko serba ada di depan sekolah" Ujaran Dongmyeong dibalas kernyitan Hangyul

"Aku tidak bicara seperti itu. Hasil diktemu payah sekali" Hangyul hanya melihat ekspresi bersahabat dari Dongmyeong selama mereka menjadi teman sekelas dalam enam bulan terakhir, tapi ekspresi Dongmyeong saat ini lucu juga. Dongmyeong kelihatan tidak terima karena sebelumnya Hangyul terkesan merendahkan barang pemberian darinya, dan sekarang dia malah mengatai pemilik marga Son itu

"Intinya, Hangyul-Hyung tidak suka kan?" Tanya Dongmyeong yang menggelitik salah satu sudut bibir Hangyul

"Aku suka, pemberianmu" Hangyul menjawab tanpa menurunkan sudut bibirnya, kedengaran senorak 'selama kau yang memberi, aku menyukainya'

"Baguslah. Lega mendengarnya" Dongmyeong meniru perkataan yang sebelumnya digunakan oleh Hangyul, sudah mengembalikan ekspresi senyum di wajahnya

"Usia kita bahkan tidak berbeda lebih dari sebulan, kau tidak perlu memanggilku dengan honorifik" Hangyul tidak tahu berapa tepatnya tanggal lahir Dongmyeong, tapi dia lahir di bulan paling akhir dan setahunya Dongmyeong lahir di bulan paling awal tahun setelahnya

"Kalau begitu . . . Hangyul-ah" Ekspresi ramah penuh senyum Dongmyeong kembali berubah, saat ini memasang ekspresi datar juga nada bicara yang terkesan datar

"Tidak buruk" Bohong kalau Hangyul tidak tertarik dengan banyak ekspresi Dongmyeong yang dilihatnya hari ini, dia mengakui kalau dia menyukai setiap ekspresi Pemuda Lucu di hadapannya.

.

Hangyul tidak aktif pada kegiatan tambahan yang sama dengan Dongmyeong, jadi mereka tidak pernah bertemu usai jam sekolah juga tidak membicarakan tugas dari kegiatan tambahan. Mereka tidak memiliki bahan obrolan setelah Dongmyeong memberi hadiah untuk Hangyul, kalau saja Hangyul tidak mencari masalah lebih dulu hingga menimbulkan ekspresi kesal juga gerutu sebal dari Dongmyeong.

Menghabiskan minuman Dongmyeong usai pelajaran olahraga, mengambil pulpen Dongmyeong saat si Son menyalin tugas, atau melakukan hal lain yang menimbulkan reaksi kesal namun menggemaskan dari Dongmyeong. Hanya beberapa hari yang begitu sibuk, tapi cukup untuk Hangyul tersenyum seperti orang bodoh selama liburan musim dingin setiap kali dia mengingat Dongmyeong.

Percakapan pertama Hangyul dengan Dongmyeong usai liburan musim dingin adalah saat Hangyul memasuki kelas dengan pelindung pada bagian kaki, efek terjatuh saat kelompoknya latihan untuk pertunjukan sekolah . . .

"Kenapa kakimu menggunakan pelindung seperti itu?" Hangyul menyadari Dongmyeong bertanya padanya setelah dia berhasil mendudukkan diri, mempertemukan tatapan acuh miliknya dengan tatapan cemas Dongmyeong

"Hanya kecelakaan kecil" Jawaban acuh Hangyul tidak melenyapkan ekspresi khawatir di wajah Dongmyeong. Hangyul merasa dia baik saja karena masih bisa mengikuti kegiatan sekolah dengan baik, kecuali dalam pelajaran olahraga mungkin, jadi Dongmyeong tidak perlu merasa cemas seperti itu

"Apakah sakitnya memang serius? Kau masih akan tampil di acara sekolah atau sudah dikeluarkan dari daftar penampil?" Tanya Dongmyeong, terkesan memburu juga menuntut penjelasan Hangyul

"Tenanglah, kau harus mengambil nafas dan berbicara dengan lebih tenang" Hangyul pernah melihat Dongmyeong berceloteh dengan terburu karena antusiasme, tapi ekspresi cemas Dongmyeong membuat Hangyul merasa tidak nyaman

"Jangan menasihatiku. Kau yang harus menerima nasihat dengan kaki menggunakan pelindung tebal seperti itu, Hangyul-ah" Oceh Dongmyeong hari ini tidak kedengaran, seperti ocehan kesal anak kecil karena benda kesayangannya direbut

"Ini baik saja, Perawat saja yang berlebihan. Aku juga masih berada di daftar tampil, untungnya" Hangyul masih berujar dengan sikap acuh, tidak mengungkapkan rasa khawatir kalau saja kakinya membutuhkan proses sembuh lebih lama

"Bukan masalah. Kau selalu memberikan yang terbaik selama ini, jadi kali ini pun kau tidak akan merusak penampilan kelompokmu" Dongmyeong lebih sering tersenyum atau tertawa seolah tidak memiliki beban, tapi dia termasuk orang yang peka dan tanggap terhadap permasalahan orang lain. Hangyul mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak merasa istimewa, saat Dongmyeong memberi perhatian padanya seperti saat ini

"Dokter mengatakan kalau ini tidak parah, tapi setelah itu perawat memasangkan pelindung padaku" Hangyul masih tidak ingin mengungkap kekhawatiran pada Dongmyeong yang menatap dirinya dengan lekat

"Aku lebih sering beradu mulut denganmu, tapi aku yakin kalau kau bisa melakukan penampilan dengan baik, Hangyul-ah" Dongmyeong adalah salah satu diantara banyak kenalan Hangyul yang mengatakan kalimat positif saat tahu kakinya cedera, tatapan lurus Dongmyeong kelihatan polos juga bisa Hangyul percaya

"Kau kedengaran seperti orang yang memiliki pengalaman" Respon Hangyul

"Memang. Aku mengalami cedera saat aku menjadi anggota kelompok dan mewakili kelas pada kompetisi sekolah tahun lalu, kelompokku sampai mengubah koreografi tapi aku masih mengacaukannya dan membuat kelompok kami kalah" Dongmyeong dan Hangyul sudah berada di tahun kedua sekolah menengah atas, tapi mereka baru mengenal secara pribadi saat menjadi teman sekelas di 11-C

"Kau tidak mengacaukan penampilan kelompokmu. Kau tampil dengan baik, tapi pesaing kalian memang sangat keren" Hangyul berpayah memutar memorinya untuk menemukan penampilan grup dengan satu anggota rambut pelangi menggunakan pelindung pada kaki dan duduk sepanjang lagu, merasa usahanya tidak percuma karena berhasil menemukan senyum Dongmyeong di depannya

"Aku yang tidak pandai menari saja, kau sebut tampil dengan baik. Kalau kau yang pandai menari, tentu kau akan tampil dengan sangat keren" Tangan Dongmyeong berada diatas tangan Hangyul, memberitahu kalau ada orang lain yang ingin melihat Hangyul tampil dan melakukan bagiannya dengan baik (selain Hangyul sendiri)

"Apakah aku tidak tampan pada saat lainnya?" Hangyul bermaksud mencandai Dongmyeong dengan pertanyaan itu, tapi ekspresinya kaku karena wajah Dongmyeong yang berjarak tidak lebih dari satu jengkal dengan wajahnya

"Kau tampan, tapi menjadi sekian kali lipat saat kau berada di panggung" Balas Dongmyeong seraya memundurkan wajahnya, memasang ekspresi jahil yang menyebalkan namun juga menggemaskan

"Ucapanmu kedengaran seperti kau adalah penggemarku" Lagi, Hangyul bermaksud mencandai Dongmyeong dan mengharap ekspresi sebal milik Dongmyeong untuk dilihat olehnya. Tapi, Dongmyeong masih tersenyum lebar di depannya

"Memang, aku adalah penggemarmu" Jantung Hangyul berolahraga dengan keras pagi ini karena Dongmyeong tidak lelah tersenyum juga menatap telak padanya, Hangyul memberi senyum balasan dan melempar jauh pandangannya dengan gugup.

.

Hangyul menyukai kegiatan menari dan antusias untuk melakukan pertunjukan, orang berpikir kaki Hangyul cepat pulih karena kesenangannya untuk menunjukkan tariannya. Bagi Hangyul itu tidak salah, tapi alasan utama dirinya segera sembuh karena Dongmyeong menempel padanya dan memberikan ucapan semangat hampir setiap waktu. Tentu ini bukan seperti 'Hangyul harus lekas sembuh untuk terlepas dari Dongmyeong'.

Tidak ada kalimat mengenai Dongmyeong adalah vitamin bagi Hangyul, orang yang melihat mereka bisa menyimpulkan dari tatapan terkesan acuh Hangyul yang enggan berpindah dari Dongmyeong. Kalau melihat sebentar seperti Hangyul merasa bosan dengan celotehan Dongmyeong, tapi nyatanya Hangyul tidak melakukan apapun dan masih memperhatikan Dongmyeong hingga belasan menit setelahnya.

Pertunjukan Hangyul berhasil diselesaikan tanpa masalah, menjadikan Hangyul juga kelompoknya sebagai bahan pembicaraan hangat di Sekolah hingga beberapa hari setelahnya . . .

"Aku memiliki teman populer, sekarang" Hangyul tidak perlu melihat untuk mengetahui si pemilik suara, tapi dia menoleh untuk menemukan senyum cerah Dongmyeong di sebelahnya. Tangan Hangyul menutup loker tanpa melepas pandangannya dari Dongmyeong

"Terima kasih" Ucap Hangyul secara singkat, tidak menjelaskan maksud dari ucapannya dengan rinci

"Sama-sama. Aku sudah yakin, kalau kau akan melakukan pertunjukannya dengan saaangat baik" Dongmyeong tidak senang disebut 'menggemaskan', tapi Hangyul pikir tidak masalah untuk menerima tinju di lengannya karena dia berpikir kalau Dongmyeong itu menggemaskan

"Kau memiliki kemampuan membaca pikiran, atau apa?" Hangyul melanjutkan percakapan mereka selagi mengambil langkah menuju kelas, bersisian dengan Dongmyeong. Tinggi tubuh mereka tidak berbeda jauh, tapi Dongmyeong kelihatan lucu saat bersisian dengannya (Hangyul mendengar ini dari Woosu, bukan pendapat pribadinya)

"Aku tidak melakukan banyak hal yang membuatmu perlu mengatakan 'terima kasih', jadi tentu kau mengatakannya karena aku percaya padamu untuk pertunjukan kemarin" Dongmyeong berujar dengan yakin, Hangyul memberi tatapan tidak setuju padanya

"Tidak, kau melakukan banyak hal yang membuatku perlu berterima kasih" Pemuda yang memiliki marga Lee itu melontarkan ketidak setujuannya

"Sungguh?" Tatapan Dongmyeong menunjukkan kebingungan, didukung dengan pertanyaan terucapnya. Serius, Hangyul tidak masalah untuk menerima tinju ringan karena pemikiran kalau Dongmyeong itu menggemaskan

"Kau mengucapkan selamat juga memberi hadiah pada ulangtahunku" Ingat Hangyul, Dongmyeong memasang ekspresi berpikir selama beberapa saat

"Itu bukan hal besar" Perkataan Dongmyeong hanya ditanggapi gerakan mengangkat bahu oleh Hangyul, masih menganggap post it pemberian Dongmyeong sebagai benda paling berkesan yang dia dapatkan tahun lalu

"Kau tidak menjauhi atau memusuhiku, meski aku menjahilimu" Hangyul memutar ingatannya pada pekan sebelum liburan musim dingin dimana dia selalu mendekati Dongmyeong dan membuat masalah dengannya

"Kau tidak semenyebalkan itu" Sahut Dongmyeong dengan ekspresi lucu, yah Hangyul bahkan menganggap Dongmyeong lucu dengan berdiam diri

"Aku tahu, kau memang sepositif itu" Tidak peduli bagaimana Hangyul memberi tahu dirinya sendiri kalau Dongmyeong baik pada semua orang yang dikenalnya, Hangyul masih merasa istimewa dengan berjalan bersisian juga memiliki obrolan dengannya

"Sungguh. Kau membelikan minuman untukku setelah menghabiskan tegukan terakhir dari minumanku, kau membantuku mengumpulkan buku tugas setelah iseng mengambil penaku, kau menemaniku melakukan piket walaupun kau cenderung mengacaukan pada akhirnya. Lupakan bagian buruknya, kau tidak buruk juga menyebalkan sama sekali" Mata Dongmyeong memindahkan fokus dari Hangyul yang hanya mendengarkan, merasa gugup dengan alasan yang tidak terjelaskan

"Kedengaran seperti, kau menyukaiku?" Hangyul tidak menghentikan langkahnya, meskipun dia ingin melihat reaksi lucu Dongmyeong secara jelas

"Iya, kurasa aku menyukaimu" Merasa familiar dengan situasi ini (dimana dia ingin mencandai Dongmyeong, namun mendapat serangan balik setelahnya), Hangyul menghentikan langkah dan menoleh ingin menemukan ekspresi jahil Dongmyeong. Tapi, Hangyul malah menemukan ekspresi gugup juga canggung dari Dongmyeong

"Uh, aku tidak yakin. Kurasa aku menyukaimu" Sebelum Hangyul bertanya untuk memastikan pendengarannya tidak bermasalah, Dongmyeong mengulang perkataan dan memperjelasnya. Hangyul tidak memberikan reaksi apapun hingga dering bel tanda istirahat berbunyi dengan keras, membuatnya dan Dongmyeong menjeda pembicaraan mereka.

Post it pemberian Dongmyeong berada di laci meja Hangyul, biasa dijadikan pengalih kebosanan pada pelajaran tertentu. Hangyul menimbang sejenak sebelum dia meraih post it, menulis sesuatu dengan ekspresi serius dan menepuk pemilik bangku di depannya untuk menyampaikan pesannya pada Dongmyeong.

Kertas itu sampai di tangan Dongmyeong, Hangyul memperhatikan serius hingga mengabaikan Guru yang memasuki kelas. Dongmyeong menoleh pada Hangyul, wajahnya dihiasi rona kemerahan. Anggukan Dongmyeong menjadi jawaban untuk pertanyaan yang diberi Hangyul melalui post it, 'kencan denganku sepulang sekolah?'.

.~~~KKEUT~~~.

Padahal dari pemilihan unit center pengennya nulis Jun (ACE) sama Rayoon (MVP), cuma gegara temen seumur ini ribut masalah satu teguk minuman malah cerita ini yang selesai duluan. Interaksi Jun (U Kiss) sama Dongmyeong lucu banget, bikin aku sempet bingung harus nulisin pair yang mana, tapi karena ide buat cerita ini lancar ya dilanjutin aja. Liat Dongmyeong berhasil sampai di tahap ini, aku ngerasa jadi Ibu yang bangga (padahal dia cuma lebih muda dua bulan, yaampun). Makasih, buat yang udah baca. Aku tahu masih banyak kesalahan dan kekurangan, jadi silahkan review ^v^