Disclaimer : Masashi Kishimoto
By : Rachel Octavia
Prolog Pertama
The Capture
Hinata menatap bayangan dirinya di cermin.
Suasana ruangan yang remang-remang tidak menghentikannya untuk membenahi dirinya. Ia memakai jubah hitam dan celana panjang serupa. Ia juga memakai sepatu boots berwarna gelap dan topi koboi andalannya. Semuanya sempurna kecuali wajah manisnya yang masih kelihatan.
Sudah lama ia tidak di panggil lagi. Sudah lama ia tidak berkubang dengan buronan yang selalu dicari. Sesungguhnya kesempatan ini adalah kesempatan emas untuk menunjukan kemampuannya.
Tersenyum di depan cermin, ia masih dapat mendengar seruan ayahnya yang kejam, menyuruhnya melawan pria itu dengan tangan kosong, mendaratkan tendangan keras kearah pipinya saat ia tersentak jatuh dan pingsan. Selama ini, ia tidak mengira latihan itu akan bermanfaat.
Di usia yang kelima tahun, ia dihadiahi kalung permata dari ibunya. Tepatnya didetik-detik terakhir ibunya hidup. Kalung itu yang dapat membuat dia bertahan dari siksaan keras ayahnya dua tahun kemudian. Pernah sekali ia terkulai dan lemas karena kehabisan berliter-liter darah. Ia ditendangi dan dipukuli dengan ganas seperti biasanya, dan pada akhirnya ia jatuh dengan kondisi hampir pingsan.
Seperti biasanya, ayahnya menendangnya, namun ia tidak bergerak atau bangkit. Ayahnya meninggalkannya tanpa memanggil siapapun untuk membantunya. Dan pada akhirnya, ia pingsan.
Hinata hanya dapat melihat kegelapan, sebelum cahaya lembut dari kalungnya menyembuhkan dan memulihkan keadaannya. Ia bersyukur karena ibunya masih menjaganya dengan kalung ajaib itu.
Walaupun begitu, penderitaan tak habis-habisnya tiada berhenti. Sampai pada akhirnya, invasi itu terjadi, seluruh clannya mati di tangan para buronan yang jahat. Dan walaupun begitu ia merasa bersyukur. Ayahnya tidak dapat menyiksanya lagi.
Hinata tersentak saat ingatan tentang kejadian dimana buronan itu datang dan mulai membunuh. Kalung itu mengeluarkan cahaya lembut dan mengamankannya. Membuat dirinya tidak kelihatan dari siapapun yang ada disana. Ia kabur dan mulai bertahan hidup sendiri.
Selama bertahun-tahun, ia mengasah kemampuannya bertarung dan bertahan, mencari makan dengan menangkap buronan atau memecahkan misteri yang tidak biasa.
Hinata sempat menghilang dari permukaan.
Menghilang.
Dan seluruh korban kejahatan mencarinya bagai singa kelaparan.
Hari ini, ia tidak akan menghilang lagi. Ia akan bertarung dan menyingkirkan mereka sang penjahat dengan tangan kosong atau panah andalannya.
Di umur 16 tahun ini. Dia akan menunjukan kemampuannya sebagai Hyuga. Sebagai seorang The Capture.
Hinata Hyuga berbalik dengan enggan. Dirinya sudah terlihat sempurna untuk kembali memulai karirnya. Dan itu berarti, ia memerlukan topeng yang dapat menutup wajahnya dan semua fakta yang menjadikan dia seorang perempuan.
Telepon berdering nyaring saat Hinata selesai memakai topengnya.
"Halo..," Sapa Hinata dingin
"Selamat Malam…, Apa aku dapat meminta bantuan ?"
Nada suara yang sudah sangat familiar di telinga gadis itu. Putus asa. Ia menyeringai sebelum menanyakan alamat dan tempat bertemu.
"Aku tinggal di King Street nomor 56. Kau dapat bertanya kepada orang-orang. Apa kau keberatan jika kita bertemu di belakang rumahku Di sana ada ruang gelap yang nyaman untuk berbicara."
"Siapa namamu, Tuan ?"
Hinata terdiam menunggu jawaban dari sang penelpon.
"Namaku, Kankuro. Kau dapat memanggil namaku dengan apapun yang kau mau."
Hinata mengangguk dan menutup telepon. Sebelum ia beranjak, ia menggenggam kalung yang ada di lehernya.
"Aku berangkat ibu…"
TBC
Hai Semuanya...
Cerita yang pendek, kan ? Tapi ini masih prolog. Aku ingin kalian menilai cerita ini. Bagaimana ? Menarik ? tidak ? Atau apa ? Aku pastinya tidak memiliki inspirasi pula jika [ara readers tidak memberikan ide yang cemerlang. Aku terbatas dan aku berharap sekali kalian membantu.
Jadi, Di review yah ? :)
Salam.
Rachel
