See The Future

.

.

Prologue

.

.

Suara jangkrik yang terdengar nyaring ditengah kesunyian menandakan jika malam gelap telah menyergap. Dingin mulai terasa dan kabut tipis mulai menyelimuti sang malam. Suara semilir angin khas pegunungan pada malam hari yang terdengar jelas semakin menandakan sunyinya malam itu.

Bahkan suara rintihan kesakitan terdengar cukup jelas dari radius sekian belas meter.

Tak dapat dipungkiri, bulu kuduk setiap orang yang mendengarkan akan berdiri dengan spontan. Ditambah mitos jika kawasan dimana suara rintihan itu terdengar merupakan tempat bersemayamnya para roh cenayang yang masih enggan melanjutkan perjalannya menuju alam selanjutnya dikarenakan beberapa alasan.

"Jeonha, bukankah lebih baik kita kembali ke istana?" lelaki berperawakan tinggi besar dengan sebilah pedang yang berada di genggamannya berucap pada lelaki lain di depannya.

Tetapi tak dihiraukan.

Sang Jeonha memilih mendekati sumber suara untuk memastikan apa yang ia dengar. Langkah kaki tersebut sontak berhenti.

'Kurasa cukup, lagi pula aku yakin racun yang ia minum tadi sudah bekerja'

"Jaehyun-ah"

"Ye, Jeonha?"

"Cukup panggil aku Chanyeol Hyung untuk beberapa kesempatan, mengerti?" lelaki bernama Jaehyun tersebut mengangguk, lalu berlari menuju sumber suara yang tadinya ia ragukan keberadaan pemiliknya.

Terlihat seorang gadis yang masih lengkap dengan hanbok sutera berwarna cerah yang tergeletak dengan mengenaskan di atas rerumputan malam itu. Bulan yang bersinar cukup terang malam itu memudahkan Jaehyun untuk mengetahui jika sebuah kain hitam yang menutup sepasang mata, lalu sebuah kain lain yang melilit bibir pucat, serta dua buah tali lain yang mengikat erat kedua tangan dan kaki si gadis.

"Agassi, anda bisa mendengar suara saya?" ujar Jaehyun dengan suara yang terdengar cukup jelas sembari membuka kain yang menutup kedua mata dan mulut si gadis.

Chanyeol ikut berjongkok sambil memusatkan atensinya pada si gadis yang masih merintih kesakitan dengan mata yang enggan untuk membuka.

"Agassi, saya Park Chanyeol dan temanku Jung Jaehyun akan membawamu ke tempat kami. Semoga kau tidak keberatan untuk menerima keadaanmu selanjutnya"

Setelah semua tali terlepas, tubuh mungil si gadis seketika berpindah pada kedua tangan Chanyeol yang kokoh.

'Malam purnama bulan ketiga, hutan pinus di kaki gunung, kau akan menemukannya'

.

.

To Be Continue

.

.

Jeonha : Yang Mulia

Ye : ya

(Nama)-ah : panggilan akrab

Hyung : panggilan honorifik kepada laki-laki yang lebih tua oleh laki-laki yang lebih muda

Agassi : nona

.

.

#cuapcuap

Kurang begitu yakin sih bisa konsisten buat nulis ini apa nggak, ya semoga konsisten wkwk!

Jadi ini ceritanya saiguk gitu teman-teman semuanya. Masih permulaan, dan gantung. Iya gantung kaya perasaan doi ke aku, !abaikan. Semoga kalian suka ya. So see yaaa in the next chap!

p.s mungkin ada yang tanya kk chanyeol bisa jadi lee chan dan suho jadi lee jun. jadi setahuku jalur suksesi joseon itu dipegang oleh marga lee (hangeul 이 bisa dibaca i, yi, lee) dan biasanya nama mereka hanya terdiri dari 2 suku kata. sehingga saya membuat nama baru dengan marga lee nama tengah dari park chanyeol (chan) dan kim junmyeon (jun). kalau ada kesalahan dalam cerita ini bisa langsung comment saja ya, saya juga masih belajar dalam menulis :)