Give Me a Second Chance

.

.

Author : NoonaRyeo

Cast : Lee Hyukjae. Lee Donghae. Cho Kyuhyun. Lee Sungmin.

Warning : Yaoi. Boys Love. Male x Male. Absurd dengan penceritaan yang sangat cepat. Miss (ty) bergentayangan.

Saiia hanya meminjam nama para Cast disini. Ide dan alur cerita murni punya saiia.

Sesuai kebetuhan cerita,jadi saiia mengganti marga Eunhyuk menjadi Kim.

Don't be Plagiat,Don't be flame,Don't be copy paste.

Selalu terapkan prinsip "DON'T LIKE DON'T READ." Okeeehh.

.

.

Enjoy Reading~

.

.

"Annyong haseyo. Kim Hyukjae imnida."

Namja dengan surai hitam itu membungkukan kepalanya didepan kelas. Melangkah kearah bangku yang sudah ditunjukan oleh sang Saenim dengan wajah datar,berhasil membuat semua siswa penghuni kelas XI-3 mendengus sinis karena sikap tidak sopannya.

Tanpa mempedulikan tatapan yang dilayangkan semua teman barunya,namja yang lebih akrab disapa Eunhyuk itu mendudukan diri dibangku kosong yang kini sudah didepan matanya. Mengabaikan tatapan kaget yang dilayangkan oleh seorang namja yang duduk persis dibelakang bangkunya.

Hah~

Membuat Eunhyuk membuang nafasnya kesal. Membung satu keburuntungan dalam hidupnya dihari ini.

Kenapa dari semua kelas yang ada disekolah ini aku harus berada disini! Eunhyuk mendengus. Mencoba berkonsentrasi pada pelajaran yang sudah kembali berlangsung. Tidak mengacuhkan tatapan yang mungkin masih dilayangkan oleh namja yang duduk dibelakangnya.

.

.

Give Me a Second Chance~

.

.

Eunhyuk sedang menyeruput minuman yang dipesannya dikantin sekolah saat kedua mata serupa kucing miliknya menemukan tiga orang gadis sudah berdiri angkuh didepan mejanya. Memilih untuk mengabaikan itu semua,Eunhyuk mengeluarkan ponselnya. Memainkannya dengan santai tanpa peduli tatapan sinis yang selalu dilayangkan semua siswa kepadanya selama sebulan ini.

Hah~

Bahkan ia tidak tau apa masalah mereka dengannya hingga mereka selalu mencari masalah dengannya. Mengusik ketenangan yang seharusnya ia dapatkan disekolah elit ini. Bukan tingkah layaknya anak SD seperti sekarang. Dasar bodoh.

Eunhyuk mendengus pendek. Kesal merasa ketenangannya dipagi ini harus terusik oleh tiga orang yang mengaku sebagai primadona disini.

"Kembalikan." Eunhyuk menadahkan tangannya. Meminta kembali ponselnya. Menatap malas salah seorang didepannya yang sudah merebut kasar ponsel yang sedang ia mainkan.

Prak!

Semua siswa dibuat melongo melihat ponsel yang sepersekian detik masih ditangan salah seorang dari gadis yang berdiri didepan Eunhyuk kini sudah terpecah belah dilantai kantin. Mendengus kasar Eunhyuk mengalihkan matanya untuk menatap sang pelaku pelempar ponselnya.

"Apa maumu?"

"Kau bicara seolah-olah aku menginginkan sesuatu darimu." Sang pelaku yang melempar ponsel Eunhyuk mendengus remeh. Menyilangkan kedua tangannya didada dengan angkuh.

Eunhyuk mengangguk memilih untuk mengumpulkan serpihan ponselnya daripada meladeni yeoja gila didepannya. Mendengus jengkel saat sebuah kaki yang ia yakini siapa pemiliknya,menendang tangannya yang sudah memegang serpihan ponsel.

Berdiri dengan cepat,Eunhyuk memandang tajam sang yeoja yang sedang tersenyum sinis.

"Kau bertingkah seperti orang yang tidak punya aturan saja." Eunhyuk menggumam. Merapikan setelan jas almamater sekolahnya.

"Kupikir kau bisa bertingkah dengan sopan mendengar kau mengaku sebagai primadona disekolah ini. Tapi aku tau sekarang. Kau bahkan tidaklah lebih baik dari orang-orang yang tidak memiliki sopan santun sekalipun." Eunhyuk mendengus remeh. Melangkah meninggalkan tempat. Berjalan pelan kearah pintu kantin. Mengabaikan tatapan dan bisikan-bisikan sinis yang selalu mengiringi langkah kakinya.

.

.

.

.

Eunhyuk membanting penanya. Mendengus pendek dan menyenderkan punggungnya disandaran kursi. Kepalanya mendongak untuk melihat siapa yang lagi-lagi mengusik ketenangannya. Menaikan sebelah alisnya melihat seorang namja yang sudah mendudukan diri diujung meja didepannya.

"Ada perlu denganku?" Eunhyuk menggumam malas.

"Tidak. Hanya penasaran dengan orang yang sudah menjadi topik pembicaraan semua siswa disini."

Eunhyuk diam. Matanya melirik kecil kearah nametag yang tersemat didada sebelah kiri jas yang digunakan namja didepannya.

"Kau sudah melihatnya Cho Kyuhyun~shi?"

Namja yang ternyata bernama Cho Kyuhyun mengangkat bahunya. Sudut bibirnya terangkat sebelah,menyeringai menatap namja yang diduduk didepannya sedang menatap kearahnya.

"Kau cukup berani ternyata." Eunhyuk menaikan sebelah alisnya.

"Tidak ada yang berani menatapku dengan cara seperti yang kau lakukan sekarang."

Eunhyuk mengangguk."Lalu?"

"Kau tidak merasa takut?"

"Untuk?" Kyuhyun mengangkat bahunya cuek.

"Harusnya kau tau dengan siapa kau bicara sekarang." Kyuhyun berdiri. Menarik jasnya yang sedikit terangkat keatas.

"Kau yang memulai."

Kyuhyun mengangguk."Aku tau." Menyeringai sebelum memutar tubuhnya dan melangkah meninggalkan kelas Eunhyuk. Membuat semua siswa kontan langsung menghunuskan tatapan sinis kearah Eunhyuk.

Eunhyuk masih menatap kedepan. Tak mengambil pusing semuat mata yang memandang kearahnya. Lebih memilih memperhatikan seorang namja yang berjalan paling belakang diantara empat namja yang tadi menyambanginya. Mendengus kecil dan kembali melakukan kegiatannya untuk mengerjakan tugas. Kim Saenim memberi tugas,mengingat sang wali kelas harus menghadiri rapat diruang guru.

.

.

.

"Ada apa denganmu?"

Namja yang merasa sebagai terdakwa hanya menggumam. Membuat ketiga orang yang duduk mengelilingi meja kantin menatap bingung kearahnya.

"Jangan menganggunya." Tiga namja yang ternyata Kyuhyun dan bersama kedua temannya mendongak menatap seseorang yang baru saja berbicara.

"Apa maksudmu Lee Donghae?" Lee Donghae mendongak. Menatapkan kedua orbs beningnya untuk memandang namja yang sudah menyahuti omongannya.

"Aku tidak ingin kau mengganggu Kim Hyukjae Kyu." Jelas Donghae tanpa menatap sang pemilik nama. Membuat Kyuhyun yang merasa namanya disebut pun mendongak. Menaikan alisnya memandang Donghae.

"Kenapa aku harus menuruti omonganmu?" Kyuhyun menyahut santai.

"Karena aku memperingatimu." Sahut Donghae tenang.

"Kau bicara seolah-olah aku akan menganggunya." Kyuhyun menyilangkan kedua tangannya. Menatap angkuh kearah Donghae.

"Karena aku tahu bagaimana kau."

Terkekeh mendengar ucapan Donghae, Kyuhyun mengangguk."Kau memang sangat tahu bagaimana diriku. Bahkan kau tau bagaimana cara membuat seseorang pergi dari sisi seorang Cho Kyuhyun."

Tidak ada suara terdengar setelahnya. Dua namja yang sedari tadi terdiam hanya memperhatikan interaksi Kyuhyun dan Donghae pun menghela nafasnya saat melihat keduanya saling memandang tajam.

.

.

.

.

Eunhyuk membuka pintu rumahnya. Melangkah pelan menuju kamarnya. Tidak menghiraukan tiga pasang mata yang menatap bingung kearahnya.

"Dari mana saja Hyukkie?"

Eunhyuk menulikan telinganya. Mengabaikan seseorang yang berdiri diujung tangga paling bawah menatap kearahnya yang meniti tangga. Membuka pintu kamar dan menutupnya keras. Membuat tiga orang yang menghuni ruang keluarga berjengit kaget.

Mrs. Lee memandang suaminya tak enak. Tersenyum lirih saat Mr. Lee mengulas senyum lembut.

Senyum hambar terukir dibibir bershape M milik namja bernama Lee Sungmin. Mendongak menatap sebuah pintu yang sudah menelan tubuh sang adik. Memilih untuk meniti tangga menuju kamarnya.

.

.

.

.

Mrs. Lee mendongak saat mendengar langkah kaki yang menuruni tangga. Memandang bingung ransel yang tersampir indah dipunggung sang anak.

"Kau mau kemana Hyukkie? Kenapa membawa tas ranselmu?"

Ucapan Mrs. Lee membuat Sungmin menghentikan gerakan tangannya. Mendongak menatap sang ibu dan mengalihkan pandangannya untuk menatap sang adik yang sudah berdiri diujung meja dengan tas ranselnya.

"Mianhae Umma,Appa,Sungmin hyung. Aku sudah menyewa sebuah apartement kecil tidak jauh dari sekolah ku. Dan aku berpikir untuk menempatinya mulai sekarang. Maaf karena tidak membicarakannya lebih dulu. Maafkan aku."

Eunhyuk membungkukan badannya sebentar. Memutar tubuhnya dan melangkah tegas menuju pintu keluar rumah yang selama ini ditempatinya. Mengabaikan teriakan sang Umma yang menyuruhnya untuk berhenti.

'Mianhae Umma.'

.

Sepasang mata yang menatapnya intens membuat Eunhyuk meringis. Setelah sebelumnya mengetuk pintu dengan diiringi teriakan kencang dari seseorang yang membukakan pintu,kini Eunhyuk mendudukan diri disofa panjang. Pasrah menerima tatapan menyelidik yang dilemparkan dua orang dewasa yang duduk didepannya.

Hah~

Mr. Kim menghela nafasnya. Mengurut pelan pelipisnya dan melirik sang istri saat merasakan sebuah elusan dilengannya.

"Jadi apa boleh aku tinggal disini?"

"Tentu saja hyung. Ini juga rumahmu,iya kan Umma?"

Mrs. Kim tersenyum lembut menatap wajah putra bungsunya."Kau bisa tinggal semaumu disini sayang."

Eunhyuk tersenyum."Gomawo Umma Kim."

Mrs. Kim mengangguk. Melirik sebentar sang suami yang sedang menatapnya.

"Wae?"

"Kau yang terbaik." Mr. Kim mencium pelipis sang istri. Memeluknya sebentar dan tersenyum lembut menatap keakraban kedua anaknya.

"Masuklah ke kamarmu Hyuk." Eunhyuk mengangguk. Membungkuk sebentar dan meringis pelan merasakan tangannya yang dipeluk erat oleh adik tirinya,Kim Ryeowook.

"Hyung kenapa tidak sekamar denganku saja?" Ryeowook merengek. Menggoyangkan lengan Eunhyuk dengan manja.

"Ani. Terima kasih."

"Waeyo?"

"Aku tidak mau satu kamar dengan bocah manja seperti mu." Bibir Ryeowook sukses mencebil. Menggerutu melihat Eunhyuk yang sudah lebih dulu memasuki kamar dengan tawa kencangnya.

.

.

.

.

Eunhyuk menghentikan langkahnya. Mengangkat sebelah alisnya melihat seorang namja yang paling tidak ingin ditemuinya berdiri menyandar didinding disamping pintu kelasnya. Tak ingin memperdulikannya,Eunhyuk kembali melangkahkan kedua kakinya.

"Aku ingin bicara denganmu." Ucapan itu sukses membuat langkah Eunhyuk terhenti. Memutar tubuhnya,Eunhyuk menatap sang sumber suara.

"Kau berbicara denganku?" Membuat seorang namja yang ternyata adalah Lee Donghae mendengus sinis.

"Ada yang ingin aku bicarakan." Donghae menegakan tubuhnya. Membawa tangannya untuk bersembunyi disaku celananya.

Eunhyuk mengangguk."Bicara saja?"

"Tidak disini."

"Bicara disini atau tidak sama sekali."

"Kau menang."

Eunhyuk mengangkat bahunya cuek. Menyilangkan kedua tangannya, memandang Donghae,menunggu apa yang akan diucapkannya.

"Jangan berdekatan dengan Kyuhyun." Donghae menggumam tegas. Tanpa basa basi. Menatap wajah Eunhyuk intens. Ucapan yang membuat Eunhyuk menaikan alisnya.

"Apa urusanmu?"

"Tidak ada urusannya denganku. Hanya mencoba memperingatkanmu untuk tidak dekat-dekat dengan Kyuhyun."

"Ada alasan yang membuatmu berkata seperti itu?" Eunhyuk tersenyum sinis. Masih menatap Donghae dengan datar.

"Dia tidak sebaik yang kau pikir. Hanya namja brengsek yang suka membuat orang yang berhasil ditaklukannya mendesah dibawahnya."

Eunhyuk terkekeh."Lucu sekali."

Membuat Donghae menaikan sebelah alisnya.

"Kau berbicara seperti kau lebih baik darinya saja." Ucapan yang sukses membuat Donghae mematung.

Untuk sesaat senyum hambar terukir dibibir Eunhyuk. Tidak lama. Karena Eunhyuk langsung menggantinya dengan tatapan datar khas seorang Kim Hyukjae.

"Ada lagi yang ingin kau katakan?"

Lama keduanya terdiam membuat Eunhyuk lebih memilih untuk memutar tubuhnya. Bersiap melangkah untuk memasuki kelasnya. Mengabaikan denyutan sakit yang bersarang didadanya.

"Mianhae." Langkah kaki Eunhyuk terhenti. Mengepalkan kedua tangannya disisi tubuh. Menghirup nafasnya pelan dan kembali memutar tubuhnya.

"Untuk?"

"Semua hal buruk yang sudah pernah aku lakukan kepadamu." Tatapan Donghae menerawang. Memandang kosong wajah Eunhyuk dengan senyum kecut.

"Hal buruk mana yang kau maksud?" Eunhyuk menyilangkan lengannya didepan dada.

"Apa begitu banyak hal buruk yang pernah aku lakukan padamu?" Donghae membawa matanya untuk menatap Eunhyuk.

Eunhyuk tersenyum. Senyum kecut pertama yang ia tunjukan dihadapan Donghae sejak pertama kali menginjakan kaki disekolahnya sekarang.

"Ani. Hanya satu hal buruk yang pernah kau lakukan kepadaku. Dan itu cukup membuatku seperti layaknya sampah diluar sana." Eunhyuk menggumam lirih. Membawa sorot matanya yang kembali mendatar menatap wajah Donghae.

"Kau sudah memilih jalan ini. Jadi jangan pernah mengatakan padaku jika kau menyesal. Karena itu tidak akan mengubah apapun." Ucapan terakhir sebelum Eunhyuk memutar tubunya dan melangkah pergi. Meninggalkan Donghae yang tersenyum kecut menatap punggung Eunhyuk yang menjauh.

.

.

Give Me a Second Chance~

.

.

Lee Sungmin sedang menyandar didinding pagar sekolah tempat Eunhyuk berada saat matanya menemukan seorang namja yang ternyata juga sedang memandangnya. Wajah kagetnya sedikit membuat Sungmin merutuk. Semakin bergerak gelisah saat ekor matanya melirik sang pemuda yang ternyata sedang melangkah kearahnya.

"Lee Sungmin~" Ucapan mendayu itu membuat jantung Sungmin berdegup kencang. Rasa gugup yang menyelimutinya membuat Sungmun mengepalkan kedua tangannya.

"Apa yang seorang Lee Sungmin lakukan disini? Ah benar! Lee Donghae eoh?" Sosok yang ternyata Kyuhyun itu mengangguk atas ucapannya sendiri. Menatap intens wajah gugup Sungmin dengan tangan menyilang serta senyum kecilnya.

"Aniyo." Gumam Sungmin lirih.

"Hm? Kau mengatakan sesuatu?"

Sungmin menggeleng membuat Kyuhyun kembali menganggukan kepalanya.

"Baiklah. Aku harus pergi sekarang." Kyuhyun mengangkat tangannya. Membalikan badannya meninggalkan Sungmin yang memandang sendu kearahnya.

'Kyu.'

.

.

.

"Hyukkie!"

Eunhyuk menghentikan langkahnya mendengar suara familiar yang menembus gendang telinganya. Memandang diam wajah Sungmin yang sudah berdiri didepannya.

"Aku harus bicara denganmu." Ucap Sungmin cepat. Deru nafasnya saling bersahutan akibat lari yang dilakukannya karena mengejar Eunhyuk.

"Apa?" Eunhyuk membalas singkat.

"Kenapa kau tidak pulang ke rumah. Dimana kau tinggal? Umma mengkhawatirkanmu."

"Aku tidak akan pulang. Dan katakan pada Umma tak perlu mengkhawatirkanku." Eunhyuk kembali akan melangkah saat tangan Sungmin mencekal lengannya. Membuatnya menghentikan gerakannya.

"Waeyo? Kenapa kau tidak mau pulang. Itu rumahmu."

Eunhyuk menyentak pelan lengannya. Membuat cekalan tangan Sungmin terlepas. Menghadapkan wajahnya untuk menatap Sungmin,memandangnya intens dan kembali melangkah setelah menghembuskan nafasnya pendek.

"Pulanglah hyung. Sudah malam." Eunhyuk kembali akan melangkah saat suara Sungmin menghentikannya.

"Mianhae Hyukie. Maafkan aku."

Eunhyuk membuang nafasnya kasar. Memutar kepalanya untuk menatap wajah hyung tirinya yang sedang menunduk.

"Katakan pada Umma tidak perlu mengkhawatirkan aku. Aku tinggal bersama Appa Kim sekarang."

.

.

.

"Aku pulang."

Mendengar suara Sungmin membuat wanita yang kini berstatus sebagai Mrs. Lee melangkah cepat menghampiri anaknya. Mengedarkan matanya untuk mencari sosok lain yang ia harapkan kehadirannya. Dan senyum sedihnya terukir saat tidak menemukan sosok yang dicarinya.

"Mianhae Umma. Minnie tidak bisa membawa pulang Hyukkie sekarang." Sungmin menggumam pelan. Memandang penuh sesal wajah ibu tirinya yang sangat menyayanginya.

"Gwechana." Mrs. Lee mengelus pelan kepala Sungmin. Menggandeng lengannya menuntun kearah dapur.

"Hyukkie bilang,sekarang ia tinggal bersama Appa Kim Umma."

Mrs. Lee mengangguk."Itu lebih baik."

"Maafkan aku." Langkah keduanya terhenti.

"Maaf untuk apa sayang?"

Sungmin menggeleng."Aniyo. Maaf karena Minnie tidak bisa membawa Hyukkie pulang sekarang." Senyum hambarnya terpoles.

"Tidak apa-apa sayang. Mungkin Hyukkie sedang ingin bersama Appanya." Sungmin mengangguk. Tersenyum kecil membalas senyum lembut yang dilemparkan oleh Umma kandung Eunhyuk itu.

'Aniyo Umma. Ini semua karenaku.'

TBC~

Ff yang pernah saiia post di group pesbuk.

Hope U like it :D

Sorry for Typos :)

NoonaRyeo,28 Desember 2014