Yo,, inilah cerita baru yg aku janjikan!
Sebenarnya aku udah mikir-mikir 7 keliling gak dapet ide,, tiba-tiba… TRING! Langsung kepikiran buat bikin cerita Usui dan Misaki,, awalnya sih pengen buat tentang Yukimura. Tapi idenya susah di dapet,, jadinya pilihan terakhir bikin cerita tentang Misaki dan Usui.
Trus kalo judulnya agak aneh maaf yahh, soalnya aku gak pinter bikin judul dan summary~
Udah cukup ngobrol-ngobrolnya,, ayo baca ceritanya sekarangg!
Disclaimer : Hiro Fujiwara
Chapter One
"Em, Ketua!" panggil Yukimura.
"Ada apa?" Misaki menghentikan pekerjaannya dan menatap Yukimura.
Yukimura berkeringat, dia takut akan apa yang terjadi nanti jika dia bilang hal tersebut. "Eh, se-sebenarnya…" ucapannya terputus. "Hem, ada apa? Aku tidak bisa lama-lama, masih banyak yang harus ku periksa." Tanya Misaki lagi.
KREKKK! (bunyi pintu di buka begini kan? Author gak tau soalnya! Hehe)
Pintu menjeblak terbuka, dan seorang cowok bertubuh atletis dan berambut pirang (atau kuning mungkin?) berjalan masuk dengan santainya. Ya, itulah Usui.
"Usui! Sedang apa kamu di sini? Ruang OSIS bukan tempat mainmu!" Misaki berteriak kencang, sambil menunjuk Usui. Yukimura makin ketakutan saja, karena dia melihat bahwa emosi Misaki sedang naik turun.
"Aku ke sini karena melihat laporan OSIS berada di dekat jendela kelasku, jadi aku bermaksud mengembalikannya,"
Yukimura ternganga karena melihat laporan OSIS itu dipegang oleh Usui, itulah hal yang dia ingin katakan pada Misaki. Bahwa dia kehilangan laporannya.
"I-itu kan laporan OSIS yang ku kira hilang tadi! Terima kasih Usui!" ucap Yukimura senang.
"Jadi ini yang ingin kamu katakan tadi? Kenapa tidak langsung bilang saja?"
"Karena dia takut akan dimarahi olehmu, Ketua. Benar kan Yukimura?" sela Usui.
Yukimura mengambil laporan itu dan menaruhnya di meja Misaki. Ia menunduk.
"Kalau memang hilang, bilang saja. Aku tidak akan marah kok," Misaki tersenyum lembut dan mengambil laporannya. "Nah, Usui…" panggil Misaki.
"Hem?" sahut Usui. Yukimura sudah keluar, dia akan pulang karena tugas-tugasnya sudah selesai. "Kenapa kamu tidak segera keluar? Kamu menggangguku! " ucap Misaki ketus.
"Bukankah kamu lebih senang kalau berdua denganku?" Usui tersenyum dan dia duduk di samping Misaki. Dalam sekejap, muka Misaki memerah.
"A, ah… Itu tidak benar," ucapnya lemah lalu Misaki kembali meneruskan pekerjaannya, sambil menutupi mukanya yang terasa hangat. Usui hanya tersenyum.
Selama beberapa saat, mereka terdiam, hanyut dalam pikiran masing-masing. Tapi, bagi Misaki keheningan itu agak menyiksanya. Mau tidak mau, dia pun membuka percakapan.
"Usui, terima kasih…" ucap Misaki malu-malu.
"Untuk apa?"
"Karena kamu sudah mau mengembalikan laporan itu,"
"Ohh…" jawab Usui pendek dan dia kembali menatap keluar jendela. Misaki kaget dengan jawaban Usui, dan lagi dia juga bingung akan sikap Usui akhir-akhir ini.
Usui menjadi lebih sering bengong (hoyy Usui! Jangan banyak bengong! Nanti ayam tetangga mati! Eh, di Jepang ada ayam gak sih? :).
Misaki memikirkannya sambil memeriksa laporan lagi, setelah selesai dia bereskan laporan tersebut. Usui melihat Misaki sedikit kesusahan menaruh laporan itu di lemari, sambil tersenyum. Usui berdiri dan membantu Misaki.
"Ini di taruh di mana?" Usui mengambil tumpukan kertas tersebut.
"Ah, em… taruh di yang paling atas," ujar Misaki, Misaki sekarang sangat dekat sekaliiii dengan Usui. Membuat dia deg-degan.
Yahh, setelah dibantu Usui… Misaki selesai membereskan laporan, dan dia bermaksud pulang karena hari sudah sore, tiba-tiba…
"Ketua, bagaimana kalau pulang bersamaku?" tanya Usui sambil berjalan di samping Misaki.
"Ha? Ta, tapi kan arah pulang kita berbeda! Dan lagi aku harus ke Maid Latte dulu, memangnya hari ini kamu tidak ke Maid Latte?" Misaki berhenti melangkah, dan melihat Usui yang juga berhenti.
"Mungkin lain kali saja, aku ada urusan. Sampai besok Ayuzawa," pamit Usui dan dia pergi meninggalkan Misaki.
Di Maid Latte…
"Misa-chan!"
"Ah, ada apa manajer?" Misaki tersentak, rupanya tadi dia melamun.
"Kamu kelihatan lelah, bagaimana kalau istirahat dulu?" Manajer mengusap Misaki, tersenyum. "Tidak apa-apa manajer, aku masih bisa kerja kok!" kata Misaki bersemangat.
"Baiklah. Omong-omong apakah kamu tahu kenapa Usui hari ini tidak datang?"
"Ah, katanya dia ada urusan," jawab Misaki ragu. Dia tidak yakin apa yang di katakan Usui benar.
"Sayang sekali, padahal aku ingin minta bantuannya…" Manajer terlihat sedih, "Ya ampun, Misa-chan! Kamu harus membawa pesanan ini ke meja nomor 2!" lanjutnya.
"Ya, baiklah!" Misaki tersenyum, lalu dia membawa pesanan itu ke pelanggan.
Setelah selesai kerja…
"Sampai besok Honoka, Subaru!" pamit Misaki.
"Ya! Hati-hati!" jawab Honoka dan Subaru, mereka melambaikan tangan.
Misaki balas melambai, dan berjalan menuju stasiun. Dia memikirkan sikap Usui beberapa hari ini, dia jadi lebih pendiam, jarang menggoda Misaki dan jarang datang ke Maid Latte.
Memang ketidakdatangan Usui ke Maid Latte, tidak mengganggu pekerjaannya. Tapi, itu sedikit membuat Misaki sedih.
Saat Misaki akan memasuki stasiun, dia melihat seorang cowok yang posturnya mirip dengan Usui di depan stasiun.
Dari rambutnya, tinggi badannya, punggungnya…
Tiba-tiba cowok itu menolehkan kepalanya sedikit, dan ternyata itu benar-benar Usui! Dia sedang memeluk Miyazono-sensei, yang kelihatannya menangis.
Misaki tertegun melihat pemandangan itu, dan dia berlari ke dalam stasiun.
Dia terus berlari, tidak mempedulikan orang-orang di sekitarnya. Dan dia berhenti, kelelahan, juga masih setengah tidak percaya akan apa yang di lihatnya tadi.
Lalu sebuah kereta berhenti, dan Misaki menaiki kereta tersebut.
Air matanya menitik karena melihat kejadian ITU.
To Be Continued…
Uwaa,, agak gaje yahh kayaknyaa! Authornya aja mengakui ceritanya gaje,, menurut kalian sendiri gimana?
Silakan review yahh,, supaya aku tau kekurangan dan kelebihan ceritaku di manaa…
Sampai jumpa di chapter sebelumnya… eh,, berikutnya!
