Unknown

chapter 1

Ia mengendarai mobil menuju sekolah. Mobil yang atapnya terbuka itu membuat rambut coklatnya menjadi sedikit lebih berantakan. Di tengah jalan ia bertemu dengan orang yang sangat ia sayangi sebagai sahabat, seorang yang berkulit putih, rambut pirang dan 'jabrik'.

"Hei, masuklah ayo kita berangkat bersama." Ajaknya, "baiklah." Ucap sahabatnya sambil masuk ke dalam mobil.

Ya, mereka adalah Antonio dan juga Willem, sepasang sahabat yang bisa dibilang—sangat dekat. Antonio merupakan murid yang sangat tenar dan digilai oleh banyak murid perempuan di sekolahnya karena ketampanannya dan juga kepandaiannya dalam bidang musik. Lain halnya dengan Willem, ia bersahabat dengan Antonio sejak lama dari kelas 10 hingga 13 ini, tetapi ia tidak begitu tenar. Seorang murid yang biasa biasa saja.

Mereka sampai di kelas 5 menit sebelum bel berbunyi. Dan setelah bel berbunyi, semua murid masuk dan siap memulai pelajaran. Guru pelajaran pertama datang bersama seorang gadis yang sepertinya murid baru.

"Kurasa dia murid baru." Kata Willem kepada sahabat yang sekaligus teman sebangkunya itu,

"Mungkin saja."

Ternyata benar, ia memang murid baru, seorang gadis yang cukup tinggi, berkulit kuning langsat, dan rambut hitam yang di kucir berbentuk bunga melati. Guru itu pun mempersilahkan muridnya yang baru itu untukmemperkenalkan dirinya.

"Nama saya Kirana Tiara Pertiwi, panggil saja Kirana. Saya pindahan dari SMA NYAMS dan mulai hari ini akan belajar disini, di SMA SAKURA." Kata Kirana memperkenalkan dirinya dengan suaranya yang lembut.

Setelah ia memperkenalkan dirinya, Kirana mencari tempat duduk, dan yang dipilihnya ialah baris ke 3 pinggir tepat di depan Antonio.

.

.

Bel isitirahat berbunyi, seperti biasa Antonio dan Willem pergi ke kantin dengan sangat repot karena banyak murid perempuan yang selalu mengikuti Antonio. Akhirnya mereka sampai juga di kantin dan mencari bangku yang masih kosong.

"Aah, aku sudah tidak tahan lagi dengan mereka!" Kesal Antonio sambil duduk di bangku kantin yang masih kosong.

"Siapa? Murid perempuan itu?"

"Iya, siapa lagi?"

"Haha kalau menurutku atau mungkin saranku, kau harus—mempunyai seorang pacar agar—mereka tidak lagi mengikutimu, hahahah." Saran Willem sambil mengejek

"Yang benar saja, aku tidak suka dengan semua murid di sekolah ini, mereka terlalu berlebihan."

"Benarkah? Apa Kirana juga seperti itu?"

"maksudmu?" Antonio kebingungan.

"Entahlah, menurutku dia sedikit berbeda dengan yang lain, ia terkesan ramah, baik, dan sangat cantik."

"fusososo, menurutku dia biasa biasa saja, mmm.. apa kau—menyukainya?"

"Ah pertanyaan apa itu? Sudah jelas ti-tidak! Haha." Willem menjadi salah tingkah.

"Ya sudah, ayo kembali ke kelas, sudah hampir masuk."

"Baiklah Antonio ku." Kata Willem menggoda, "Ah ada ada saja."

^bersambung^