Disclaimer: Boboiboy milik Monsta
Warning!
AU, Siblings!BoboiboyElemental, alien, OOC, typo, humor receh
Genre: Family, humor, action
Rating: T
Happy Reading!
— QM —
"Aku akan pergi ke supermarket! Ada yang mau nitip?" tanya seorang laki-laki dengan mata kuning emas.
"Kue!" seru laki-laki lainnya dengan pakaian nuansa hijau-hitam.
"Kue melulu, Thorn. Emangnya sehat?" celetuk laki-laki dengan pakaian nuansa merah.
"Iihh! Kak Hali jahat!" kata Thorn sambil menggembungkan pipinya.
Pemuda dengan mata kuning emas tadi menepuk-nepuk kepala Thorn. "Sudah, sudah. Mau kue apa, Thorn?"
"Coklat!" jawab Thorn dengan muka yang sudah kembali ceria.
"Kau ni, Gempa. Lain kali, dia jangan dimanjakan," kata Halilintar kepada adiknya itu ketika mereka berdua sudah berada di pintu depan.
"Tak pa lah. Dia jarang-jarang kok makan kue," balas Gempa. "Kalau begitu, aku pergi dulu ya kak! Dadah!" Gempa melambaikan tangannya seraya berjalan menjauhi rumahnya.
Halilintar membalasnya. Setelah itu, dia masuk kembali.
"Eh? Kak Hali abis dari mana?" tanya salah satu adiknya yang mempunya mata berwarna biru terang.
"Aku antar Gempa sampai pintu depan doang. Dia mau pergi ke supermarket," jawab Halilintar lalu duduk di sofa.
Adiknya tadi, Taufan mengangguk tanda mengerti.
"Ice! Hati-hati!" seru seseorang.
Gedubrak!
Halilintar dan Taufan menengok. Mereka berdua mendapati bahwa salah satu dari adik mereka sudah mencium lantai dengan tidak elitnya.
"Tuh kan! Kamu gak pa-pa?" tanya laki-laki yang berseru tadi.
"Aku gak pa-pa kok, kak," jawab Ice sambil berusaha bangun.
"Ice jatuh? Kenapa tuh, Blaze?" tanya Taufan setelah mendekati mereka berdua.
"Dia mengantuk. Lalu dia turun tangga. Jatoh deh akhirnya," jawab Blaze sambil membantu Ice bangun.
"Makanya lain kali, kalau turun tangga, hati-hati. Gak ada yang luka kan?" tanya Halilintar.
"Enggak kok," jawab Ice. Dia memang tidak kenapa-napa.
Ptak!
Mereka berempat menengok ke sumber suara.
"Ups, maaf," kata seseorang dengan kacamata gaya oranye. Dia memungut barang yang dia jatuhkan tadi, sebuah handphone.
"Ini satu lagi. Sama aja," kata Halilintar sambil geleng-geleng kepala. "Handphone kamu tuh jangan dibuang-buang, Solar. Mahal tau."
Solar hanya nyengir.
"Oh ya, Kak Gempa ada di rumah gak?" tanya Ice.
"Enggak, dia baru aja keluar tadi."
Ice mengangguk lalu berjalan meninggalkan mereka diikuti oleh Blaze dan Solar.
"Kak Hali," panggil Taufan. Halilintar menengok ke arahnya.
"Ya?" Halilintar kebingungan melihat muka Taufan yang kelihatan gelisah.
Taufan tidak menjawab pertanyaan Halilintar. Dia malah menundukan kepalanya.
"Kenapa?" tanya Halilintar. Dia tambah bingung melihat kelakuan Taufan yang aneh.
"Entah kenapa, aku merasakan firasat yang tidak bagus terhadap Gempa," jawab Taufan akhirnya. Halilintar kaget mendengarnya. Tapi dia memilih untuk cuek.
"Perasaanmu saja kali. Gempa orang yang selalu berhati-hati kok," balas Halilintar.
Taufan mengangguk. "Kak Hali benar."
"Nah, kalau begitu, jangan murung lagi! Ok?"
Taufan mengangguk lagi. Dia tersenyum. "Ok!"
Halilintar mengusap-usap kepala Taufan keras sehingga topi Taufan berubah posisi. "Bagus! Nah, sekarang sana pergi!"
Taufan cemberut akibat perbuatan kakaknya itu. "Iya iya!"
Setelah itu, Taufan menyusul yang lainnya menuju ruang keluarga. Halilintar masih merenungkan kata-kata adiknya tadi.
"Entah kenapa, aku merasakan firasat yang tidak bagus terhadap Gempa."
Halilintar menghela nafasnya.
'Gempa akan baik-baik saja kan?' batinnya.
— QM —
Haloo~ Irinaa bawa cerita bersambung baru!
Tenang aja, cerita TAPOPS akan ku update secepatnya.
Draft cerita ini emang udah lama banget. Lalu aku memutuskan untuk mem-publish cerita ini sekarang!
Dan, ngomong-ngomong, aku juga punya satu fanfiction Boboiboy di wattpad! Kalian bisa cek di akun wattpadku @eskrimlalala.
Sampai jumpa di chapter selanjutnya!
