Disclaimer: Naruto Belong To Masashi Kishimoto-Sensei. *Sujud*
Covered by: Christopher Mizutto (me)
Genre: Romance For Minakushi, Parody For Cosplay (Maybe)
Rate: T
Warning: OOC, OC, Typo, etc.
Extra Warning: Chapter ini hanyalah sebuah prolog. Jadi sengaja dibuat agak melompat-lompat. Di cerita ini juga akan banyak istilah/bahasa jepang. Tentu saja akan dijelaskan diakhir cerita. Mohon dimaklumi ^^ Mizutto juga sebenarnya gak pinter menjelaskan, sih….#plaked
~AkagamiXOtaku Doki Doki~
[24 juni 2012, 10:34 PM]
Tap.
Tap.
Tap.
Seorang gadis berambut merah sepunggung berjalan santai melewati trotoal jalan kota Shinjuku. Mata violetnyanya menatap jalanan yang sepi. Gadis itu terus berjalan seakan tidak merasakan dinginnya malam yang menembus jaket tipis ataupun celana pendek selutut yang dikenakannya. Tangan kanannya menggenggam erat sebuah tas gitar berwarna hitam yang dihiasi dengan beberapa corak merah.
Kushina Uzumaki, gadis berambut merah itu, memang baru saja selesai latihan bersama bandnya. Ditelinganya masih terpasang sebuah earphone dengan sebuah lagu yang sengaja diputarnya berulang-kali, "ODDS & ENDS" yang dinyanyikan Supercell feat. Miku hatsune. Memang bukan lagu bergenre rock –genre lagu kesukaan Kushina-, tapi lagu ini adalah lagu yang akan dia nyanyikan bersama bandnya. Mau tidak mau dia harus terbiasa menyanyikannya. Mendekati akhir intro, Kushina mengambil nafas dan mulai bernyanyi.
"Itsu datte kimi wa kiraware-mono da
Yaru koto nasu koto Tsui tenakute
ageku ni ame ni furare
Okiniiri no kasa wa kaze de tonde tte
Soko no nora wa gokurō-sama to ashi o fundzuke tetta
Itsumo dōri kimi wa kirawa re monoda
Nani ni mo sezutomo tōzake rarete doryoku o shite mirukedo
Sono riyū nante `nantonaku?' De
Kimi wa tohō ni kurete kanashin deta
(Kamu selalu di tertawakan..
Setiap kali kamu berusaha, selalu tak berjalan dengan baik..
Pada akhirnya hanya akan hanyut oleh hujan..
Katamu payung favoritmu diterbangkan oleh angin..
Yang tersasar di sebelah sana..
Usaha yang keras pun selalu menyertaimu..
Seperti biasa, kamu selalu di benci..
Orang-orang pun menjauhi dirimu..
Namun kamu tetap melakukan yang terbaik..
Karena hal itulah mereka berkata "Apa kamu bisa?"
Membuatmu kehilangan percaya diri dan terluka..)"
"Kau yakin dia orangnya?"
"Tidak salah lagi, kak. Dia yang memukul wajahku kemarin!"
Kushina menghentikan langkahnya dan juga berhenti bernyanyi. Matanya menatap beberapa preman yang berdiri membentuk formasi di hadapannya. Yang berdiri ditengah dengan rambut dicat pirang dan pearching di hidung dan mulut, juga tato di otot lengannya yang kekar itu sepertinya adalah ketua dari gerombolan preman yang menghadang Kushina.
Dan yang berdiri disebelah ketua geng preman itu sambil mengelus-elus perban diwajahnya adalah pria yang dipukul Kushina di depan stasiun kemarin malam. Sebenarnya bukan salah Kushina, preman itu duluan yang berani menggodanya.
"Hei, bocah, berani sekali kau memukul adikku. Kau tau apa akibatnya, hah?" si ketua maju dengan tatapan menyepelekan. Kushina menggertakkan giginya. Dia menggenggam tas gitarnya lebih erat.
"Entahlah. Adikmu itu yang memulai duluan-ttebane," kata Kushina sambil menatap para preman-preman itu. Satu per satu dari mereka mengikuti si ketua maju kedepan. Kushina menatap tajam kearah mereka.
"Dia bohong, kak! Jangan percaya! Dia memukulku dengan tas gitar itu!" elak preman yang masih memegangi perban diwajahnya. Harusnya dia bersyukur karena Kushina telah berbaik hati mengeluarkan gitarnya dan memukulnya hanya dengan tas gitar.
"Heh, kalau begitu, kita hancurkan gitar itu, kak!" seru preman yang satu lagi –yang entah sejak kapan memegang tongkat baseball.
"Lakukan sesuka kalian. Kalau sampai kalian kalah dengan cewek ingusan seperti dia, kalian akan tahu akibatnya." Si ketua mundur beberapa langkah kebelakang sambil melipat kedua tangannya di dada. Sementara itu, beberapa preman mulai mengelilingi Kushina dengan sebuah tongkat baseball.
Kushina tersenyum kecut. Mungkin hari ini dia harus berkelahi lagi.
[08 juli 2012, 11:24 AM]
Akihabara.
Sebuah daerah yang berada disekitar stasiun Akihabara, distrik kota Taitou dan kawasan Soto-kanda, Tokyo. Akihabara bukan hanya terkenal sebagai pusat elektronik. Disana juga merupakan surganya para Otaku. Otaku, orang aneh yang mendalami hobinya lebih dari seorang maniak, yang tidak peduli lingkungan, yang memilih menghabiskan masa lajangnya dengan berbagai hal seputar hobinya. Seorang yang tidak mau memiliki pasangan karena terlalu terobsesi pada hobinya.
Disebuah tempat di Akhihabara, berdiri sebuah café yang bernama "Doukaku café" dengan slogan ' the most unique café' yang tertulis dengan huruf kecil disamping nama café itu.
Wajar jika pemilik café berani memberi slogan seperti itu. Karena, walaupun café itu sekilas terlihat seperti Maid café*, ada perbedaan antara Doukaku Café dengan maid café, yaitu, pelayannya tidak semuanya perempuan dan tidak ber-cosplay dengan baju ala maid. Laki-laki maupun perempuan dapat bekerja menjadi pelayan di café itu. Dan kostumnya merupakan kostum dari tokoh-tokoh anime. Sayangnya, disana hanya ada 2 pelayan, 1 pegawai kasir dan 2 koki. Untuk berbagai alasan, sang pemilik café sangat selektif dalam mempekerjakan seseorang.
"Okaerinasai, goshuujin-sama*. Ini daftar menunya dan juga sapu tangan, goshuujin-sama." Seorang gadis dengan rambut hitam panjang dan mata coklatnya tersenyum ramah kepada pria paruh baya dengan kacamata bulat yang benar-benar terkesan jadul. Dengan penampilan seperti itu, jelas sekali kalau pria paruh baya itu adalah seorang otaku.
Gadis yang mengenakan blazer hitam, dasi biru tua, rock diatas lutut dan stocking hitam yang menutupi kaki jenjangnya itu menyerahkan sebuah buku panjang dan selembar saputangan kepada si pria jadul dengan sebuah senyum ramah.
"Hari ini jadi Kuroyukihime, ya, Miko-chan? Padahal aku berharap kau memakai kostum Black Lotus*…." Pria itu membaca buku menu sambil sesekali melirik kearah Mikoto Uchiha, gadis yang melayani pria itu.
"Maaf, tapi, kalau pakai kostum itu, saya akan susah melayani anda, goshuujin-sama. Jadi, anda ingin pesan apa?" tawar Mikoto. Diapun berlutut disisi meja makan dan tersenyum ramah lagi. Hari ini dia memang mengenakan kostum Kuroyukihime dari anime "Accel World". Pemilik café ini yang melarangnya memakai kostum yang ribet-ribet seperti kostum Black Lotus. Yang terpenting adalah membuat pelanggan puas dengan pelayanan yang cepat.
"Em…aku mau yang ini dan yang ini, Miko-chan."
"Kashikomarimashita*, satu porsi nasi kari dan segelas kopi moccachino. Mohon tunggu sebentar."
Setelah mencatat pesanan pria itu, Mikoto berlari-lari kecil kearah meja panjang yang memisahkan dapur. Di sana duduk seorang pria berambut kuning berkacamata yang sibuk dengan laptopnya. Entah apa yang dilakukannya, tapi pria itu dari tadi terus tersenyum tidak jelas.
"Nee, Boss, ini bukan waktunya istirahat. Satu porsi nasi kari dan segelas moccachino untuk meja nomor 14." Mikoto menepuk pelan kepala pria kuning itu diakhir kata-katanya. Pria berambut kuning yang dipanggil boss itu mau tak mau mengangkat kepalanya.
"Aku lelah, Mikoto. Inoichi sudah bersedia menggantikanku didapur. Sepuluh menit lagi aku akan kembali bekerja." Pria itu kembali menatap laptopnya dan tersenyum mencurigakan –yang pasti dia tidak sedang menonton apapun yang berbau hentai*. Mikoto menatap kelakuan bossnya itu sambil menggeleng pelan. Dia mengangkat tangannya dan menekan tombol bulat –tombol off dilaptop itu- lalu tersenyum kecil.
"Kalau begitu, boss layani pelanggan. Ingat, hari ini jadwalnya boss melayani para pelanggan, kan?" Mendengar perkataan Mikoto, pria itu mengerucutkan bibirnya dan menutup layar laptopnya. Dengan ogah-ogahan dia memasuki ruang ganti karyawan untuk ganti baju. Kali ini Mikoto tersenyum puas karena berhasil memerintah bossnya.
Pemilik Doukaku Café yang merangkap menjadi koki itu memang sering membolos dari pekerjaannya sebagai koki maupun kewajibannya sebagai seorang boss. Alasan utama yang pasti dikatakan si boss itu adalah, "Aku harus menonton anime ini sekarang!" atau, "Aku capek dan ingin istirahat. Kumohon, 25 menit saja…."
Memang bukan panutan yang dapat dicontoh bagi para pekerja disana. Maka dari itu, mereka dengan iklas menghentikan secara paksa semua kegiatan membolos yang dilakukan oleh sang boss.
"Ini dia Mikoto, satu porsi nasi kari dan segelas moccachino," seorang lagi pria keluar lagi dapur sambil mengangkat sebuah baki yang berisi pesanan pria jadul tadi.
"Kau mendengar pesananku, Inoichi?" tanya Mikoto lalu mengambil baki itu dari tangan Inoichi. Inoichi hanya mengangguk kecil. Tiba-tiba terdengar suara gaduh dari dalam ruang ganti. Mikoto dan Inoichi saling bertukar tatapan. Dan akhirnya mereka hanya menghela nafas sambil mengangkat bahu.
Tak lama kemudian, datang lagi seorang berambut kuning spike dangan gigi runcing dan telinga yang tak kalah runcingnya. Jarinya runcing dengan postur tinggi kurus tapi nggak kurus-kurus banget.
"Kekekeke, cewek sialan itu pesan omurice dan teh hijau, rambut kemoceng sialan!"
Sekilas memang mirip Hiruma Youichi dari Eyeshield 21*. Tapi, sangat tidak mungkin orang dari neraka itu mau bekerja di sebuah café, kan? Entah dari mana si boss mendapatannya. Sampai sekarangpun tidak ada orang yang mempertanyakan hal tersebut pada si boss.
Dan kenapa Inoichi dipanggil rambut kemoceng? Tentu karena rambut kuning panjangnya yang diikat kebelakang itu (dimata orang yang mirip Hiruma) mirip dengan kemoceng. Ok, perbedaan besar antara dia –orang yang mirip Hiruma itu- dengan Hiruma yang asli adalah Hiruma matanya tidak rabun jauh seperti orang itu. Ah, poor Hiruma *ditembakin pake AK-47 ama fans Hiruma*
"Tunggu sebentar, Gen. Aku siapkan dulu omurice-nya." Inoichi berbalik dan kembali berjalan ke dapur. Ok, nama orang yang mirip Hiruma itu adalah Gen, tepatnya Gen Renji. Tapi itu hanyalah code name yang diberikan boss kepadanya biar lebih keren. Mikoto tersenyum kepada Gen lalu berjalan menuju pria jadul yang menunggu pesanannya.
"Maaf, lama menunggu, gojuushin-sama. Ini pesanan anda." Mikoto meletakkan baki itu didepan pria jadul dan berlutut disisi meja makan lagi.
"Apa anda ingin disuapi atau piringnya dihias?" tawar Mikoto dengan senyum ramahnya. Pria itu tersenyum lebar.
"Tentu saja aku minta disuapi, Miko-chan. Tapi sebelum itu, aku ingin tanya, dia itu siapa?" pria itu menunjuk seseorang yang baru saja keluar dari ruang ganti dan melayani seorang gadis cantik berambut hitam lurus.
Pria itu mengenakan kostum samurai bernuansa biru, wig keperakkan juga topi samurai dengan mata sebelah kanan yang dipakaikan penutup mata. Hampir saja pelayan itu sempurna menjadi seorang Masamude Date*.
Hanya saja, rambutnya yang kuning masih terlihat diantara wig keperakkannya -Namanya juga gak niat. Dan langsung ketahuan siapa yang ber-cosplay menjadi Masamune Date itu. Yah, siapa lagi kalau bukan si boss, Minato Namikaze. Anehnya, walaupun tidak rapi, namun tetap terlihat cool.
Mikoto tersenyum lagi lalu mulai menyuapi si pelanggan. Bagaimanapun, ini adalah service yang wajib diberikan di café ini.
"Dia pemilik café ini, gojuushin-sama. Boss tidak suka melayani pelanggan. Karena itu boss selalu memilih bekerja didapur. Dia hanya mau melayani pelanggan dihari rabu minggu ketiga. Itupun selama ½ jam saja. Katanya, dia tidak suka pada perempuan yang terus memekik-mekik saat dia melayani pelanggan perempuan," jelas Mikoto panjang lebar. Pria jadul itu hanya mengangguk sambil ber-oh ria.
"Pantas hari ini banyak ceweknya. Cantik-cantik pula…" gumam pria itu sebelum menerima sesuap nasi kari dari Mikoto. Sebenarnya dia masih bisa bercerita lebih banyak lagi tentang boss-nya itu. Seperti alasan kenapa boss itu benci perempuan, sifatnya yang sebenarnya, dan sebuah rahasia bahwa boss-nya itu adalah seorang otaku.
[19 juli 2012, 10:38 AM]
Tap.
Tap.
Tap.
Seorang pria berjalan gontai menaiki satu persatu anak tangga diapartemennya itu. Mata biru safirnya sayu dengan rambut kuning acak-acakan yang dibiarkannya begitu saja. Dia lelah. Minato Namikaze lelah menjalani harinya yang berat. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa dia justru lebih bisa menikmati hari-harinya yang sekarang. Hari-harinya menjadi sebuah pemilik café.
Dia mengulurkan tangannya, menggenggam gagang pintu dan memutarnya searah jarum jam. Minato tersenyum. Kamarnya adalah satu-satunya tempat dimana ia bisa melepaskan segala beban hidupnya. Tidak besar memang. Hanya seluas 6 tatami dan hanya ada sebuah futon, meja, lemari, lampu, dan benda-benda yang dapat memenuhi hobinya (seperti sebuah lemari yang penuh CD anime, atau action figure yang disusun sedemikian rupa, poster, dll). Dia berjalan lagi menuju sebuah meja dan meletakkan laptop yang sedari tadi dibawanya. Ia membuka layarnya dan menekan tombol bulat di laptopnya itu.
Apartemennya memang difasilitasi dengan layanan internet dan telepon rumah. Minato bisa kapan saja berselancar didunia maya. Seperti sekarang misalnya, dia sudah membuka sebuah website –website yang biasa digunakannya untuk chatting, DOLLARS Ikebukuro*. Seseorang telah membuat website yang serupa dengan DOLLARS yang muncul disebuah anime terkenal, "DURARARA!" Ia membuka ruang chatting, dan hanya menemukan "Hibari_monsters" yang masih online malam itu.
Hibari_monsters: Hi.
YellowflasH: Hi, Hibari. Lama kau tidak online. Ada apa?
Hibari_monsters: Adikku menyita laptopku. Susah juga punya adik yangire*
YellowflasH: Lebih baik daripada tidak punya keluarga. Hei, bagaimana kabarmu?
Hibari_monsters: Lumayan. Bagaimana denganmu? Maaf aku jadi jarang datang ke cafému.
YellowflasH: Tidak baik. Berat juga, ya, punya café itu. Yah, untung saja kau tidak datang.
Hibari_monsters: Hehehe. Adikku sejak beberapa tahun ini jadi tidak suka jika kuajak ke Akihabara.
Minato memejamkan matanya. Habari_monsters itu adalah teman SD-nya dulu. Walau berbeda SMP, mereka selalu pergi ke Akihabara setiap akhir pekan. Namun Sejak 10 tahun lalu Habari_monsters jadi jarang ke Akihabara karena dia harus membantu ibunya merawat adik angkatnya. Untungnya mereka bertemu lagi di website DOLLARS ini.
YellowflasH: Lain kali kau ajak dia kesini baik-baik. Aku juga penasaran bagaimana orangnya.
Hibari_monsters: Ah, sudahlah. Di cafému sekarang siapa saja karyawannya?
YellowflasH: Seorang pemain teather, teman SMAku, dan orang yang mirip dengan Hiruma Youichi.
Hibari_monsters: Ah, maaf, aku harus keluar sekarang. Besok kita chatting lagi. Jaa!
[Hibari_monsters keluar dari ruang chatting]
Minato menghela nafas. Dia menatap langit-langit kamarnya yang putih bersih. Seperti sedang berpikir. Beberapa saat setelahnya ia menutup layar laptopnya dan bangkit dari kursi. Dia menggelar futonnya dan tidur disana. Satu lagi hari telah dilewati oleh Minato Namikaze. Yah, semoga saja besok akan menjadi lebih baik. Bukannya itu yang akan diharapkan semua orang?
To BE continue…..
Banzaaaai! Akhirnya selesai juga prolog cerita pertama Mizutto (baru prolog, baru prolognya…). Terima kasih sudah dibaca. (m.m)
Tentang lagu yang dinyanyikan Kushina, itu adalah salah satu lagu yang PVnya keren. Miku Hatsune muncul di TV kecil terus ditarik-tarik pake gerobak (?). Terus yang paling menarik itu waktu barang-barang elektronik disana membentuk sosok Miku. Trus pemain bandnya yang mukanya item-item. Gyaaaaa! *ditipuk pake bantal karena teriak-teriak gak jelas*
Mizutto juga akan membagikan link PV yang super keren itu.
Ok, langsung saja. Ini penjelasan untuk beberapa kata bertanda bintang diatas:
Maid café: Café yang pelayannya adalah wanita 16-28 tahun. Pelayannya mengenakan kostum Lolita fashion/bisa dibilang berpakaian dan bertingkah seperti tokoh anime. Cafénya Minato di cerita ini sedikit mengambil ide dari maid café, dimana pelayannya selalu menyapa pelanggan dengan kata, "Okaerinasai, goshuujin-sama". Pelayan di Doukaku café juga menawarkan beberapa service yang dilakukan di maid café.
Okaerinasai, goshuujin-sama: Okaerinasai = selamat pulang ; goshuujin-sama = tuan. Jadi, "Okaerinasai, goshuujin-sama" artinya, "Selamat pulang, tuanku!" Yah, tentu saja di Doukaku café cuma Mikoto yang mengatakannya dengan nada ramah. Sementara Gen atau Minato hanya bilang, "Okaeri."
Kashikomarimashita: Baiklah. Mungkin ini adalah bahasa sopan yang biasa dipakai di jepang. Seperti halnya dengan "Okarinasai, goshuujin-sama," di Doukaku café, kata "Kashikomarimashita" hanya diucapkan sama Mikoto.
Black Lotus: Sosok asli Kuroyukihime di dunia percepatan. Bentuknya kaya robot langsing gitu….
Hentai: Tidak senonoh/porno.
Hiruma Youichi dari Eyeshield 21: SETAN. Sebenarnya sulit menjelaskan Hiruma dengan kata-kata. Lebih baik, bertanyalah pada mbah google bagi yang ingin tahu. Yah, Mizutto yakin sudah banyak yang tahu…keren, sih.
Masamude Date: Tokoh dalam "Sengoku Basara". Dicerita ini, Mizutto mengambil versi dari "Sengoku Basara; Ransen Ranbu" Ada versi anime dan manganya, lho~~
DOLLARS Ikebukuro: Website yang muncul dalam anime/manga/light novel "DURARARA!". Mizutto dulu pernah nyari di google, ternyata beneran ada! Tapi tentu saja mizutto gak ngerti. Disini juga Mizutto ngarang….
Yangire: Sifatnya sadis (psikopat). Bedanya sama yandere, kalo yangire tiba-tiba jahat trus balik lagi jadi baik dan tidak didasari olah rasa cinta/suka pada seseorang. Kata yandere, tsundere, yangire dll biasanya dipakai untuk pencitraan dari tokoh anime atau manga. Waktu belajar gambar moe, Mizutto juga belajar cara gambar moe menurut sifat-sifat begituan. Yah, Mizutto juga gak ngerti pasti tentang begituan…(peace!)
Gimana? Ngerti nggak? (nggaaaak!)
Yah, tak apalah….kalau mau lebih jelas, tinggal tanya mbah google. Ok, ok?
Selanjutnya, di "AkagamiXotaku doki-doki" chapter 1:
"Masalahnya bukan itu-ttebane. Aku mau beli gitar baru dengan uangku sendiri!"
"Kau mau kerja di café yang gajinya besar? Kurasa aku tahu tempatnya."
"Aku selalu menunggu datangnya gadis berambut merah sepertimu, nona"
"okaerinasai-ttebane!"
Terima kasih sudah mau baca, review sangat mempengaruhi kelanjutan dari cerita tidak jelas ini. Mau kritikboleh, share tentang hal-hal berbau otaku boleh, mau nanya lagi tentang hal yang gak jelas dicerita ini silahkan, mau nge-JITAK Mizutto juga silahkan…(?) salah mizutto sudah nge-post cerita gak jelas begini…(meratap dipojok kamar)
Jadi, tolong di REVIEW, ya~~
Jaa ne, minna! *lenyap ditelan bumi*
