HOVERBOARD

Author : Mamah Kei

Plot : Earth Teleport (ini bener nggak nulisnya?)

Cast :

Mark Lee

Na Jaemin

Warning :

Typo(s), Alur lambat, Membosankan, OOC

.

.

.

Summary

Jaemin tidak tahu akan menganggap ini keberuntungan atau kesialan.

.

.

.

Mark berjalan melewati koridor sekolah yang sudah mulai sepi. Wajar saja, ini sudah hampir jam lima sore, siswa-siswa pasti banyak yang sudah pulang kecuali yang hari ini ada jadwal ekskul seperti dirinya. Namja blonde itu segera membelokkan langkahnya ke kiri dan menuruni tangga, menuju ke halaman depan. Saat sampai Mark segera menurunkan salah satu tas yang dibawanya. Saat tas berwarna hitam dengan garis merah itu dibuka, nampaklah sebuah Hoverboard berwarna merah.

Rumah Mark memang tidak jauh, karena itu dia lebih suka ke sekolah dengan sepeda, tapi karena sepedanya sedang rusak jadilah dia membawa best buddy nya, Si Hoverboard merah. Hoverboard itu adalah hadiah ulang tahunnya bulan lalu dari kakaknya, Johnny yang saat ini kuliah di Amerika.

Mark memasukkan tas Hoverboard itu ke rasnselnya kemudian menyalakan papan skate elektronik itu. Dengan santai namja kelahiran Kanada itu menaikinya, melaju dengan kecepatan sedang melewati lapangan depan dan akhirnya keluar gerbang sekolahnya.

Saat melewati perempatan Mark segera menekan pelan tap Hoverboar sebelah kanan sehingga Hoverboard itu berbelok ke kiri. Melewati jalan alternatif sepeda yang cenderung sepi. Sebenarnya melewati jalan ini hanya akan membuat jarak pulangnya semakin jauh. Jalan ini memutar, melewati Hangang Park baru tembus ke jalan besar yang jaraknya dua blok dari kompleks rumahnya.

Angin sore menerpa rambut blonde dan baju seragamnya yang tidak dimasukkan saat Mark memasuki kawasan Hangang Park. Mungkin jalan-jalan sebentar tidak masalah, sekalian refreshing. Suasana taman sore itu juga lumayan sepi, mungkin karena sudah hampir malam.

Mark melambatkan laju Hoverboardnya saat melihat sosok familiar sedang duduk di salah satu kursi taman dengan segelas bubble tea di tangannya. Sosok dengan kaos lengan panjang garis hitam-putih dan celana pendek itu tidak sadar saat Mark mendekatinya.

"Jaemin,"

Panggilan lembut itu membuat Jaemin yang sejak tadi menunduk memainkan ponselnya akhirnya mendongak. Senyum manis segera terbentuk di wajahnya saat melihat siapa yang berdiri di hadapannya.

"Hyung~"

Mark segera turun dari Hoverboardnya dan duduk di samping Jaemin. Menggusak rambut karamel pacarnya itu dengan sayang. Sementara Jaemin hanya tersenyum menikmati perlakuan Mark.

"Dari mana?" tanya Mark bingung. Ini hari Sabtu, dan seingatnya Jaemin pulang jam dua sore, makanya dia bingung menemukan pacar manisnya itu di jam seperti ini.

"Pulang les matematika, Hyung."

"Bukanya lesnya hari Jumat?"

"Tentornya tidak bisa, makanya diundur jadi hari ini," jawab Jaemin dengan bibir yang sudah mencembik lucu, membuat Mark tidak tahan dan mencubit gemas pipi putih Jaemin.

"Lalu kenapa bisa disini? Bukannya kalo pulang les kamu selalu dijemput Jaehyun Hyung?"

"Itu lah, Hyung!" seru Jaemin dengan wajah sebal. Mark mengangkat alisnya tanda bertanya, meminta namja manis itu meneruskan.

"Jae Hyung hari ini ada kuliah tambahan di kampusnya sampai malam jadi tidak bisa menjemputku. Aku memutuskan naik bus, tapi busnya lama sekali. Ya sudah akhirnya aku jalan kaki saja, dan mampir beli bubble tea," cerita Jaemin sambil menyeruput bubble tea rasa peachnya yang tinggal sedikit hingga habis dan membuang gelas plastiknya ke tempat sampah.

"Kenapa tidak menelponku, hmm?" tanya Mark. Tangannya menyibak poni Jaemin yang sedikit basah karena keringat, dan mengusapnya sayang. Mark tahu sekali Jaeminnya itu benci olah raga, dan berjalan kaki dari tempat lesnya hingga ke Hangang Park yang jaraknya lumayan jauh adalah sebuah keajaiban.

"Tadinya sih mau menelpon Hyung, tapi Jeno bilang hari ini Hyung ada latihan basket karena minggu depan ada turnamen. Aku tidak enak kalo harus mengganggu Hyung,"

Mark dan Jaemin memang beda sekolah dan berbeda tingkat. Mereka berdua bertemu enam bulan yang lalu saat Mark main ke rumah adik kelasnya, Jeno. Dan disana dia bertemu dengan namja semanis gula yang ternyata tetangga Jeno. Bisa dibilang mereka berdua sebenarnya saling suka, love at the first sigh, tapi sama-sama tidak mau mengaku.

Dan terima kasih pada Jeno yang sudah dengan susah payah mencomblangkan mereka, akhirnya dua makhluk dengan perbedaan karakter seperti kutub utara dan selatan magnet ini jadian tiga bulan setelahnya.

Mark Lee yang tampan, pintar dan setenang air dengan Na Jaemin yang manis, manja dan secerah matahari.

"Aku memang ada latihan basket, tapi aku tidak pernah keberatan bolos latihan untuk menjemputmu,"

Mark menepuk pelan pipi Jaemin, "Lihat! Kamu sampai keringatan begini,"

"Kan aku takut mengganggu, Hyung," bela Jaemin.

"Kamu itu pacarku Jaem, ini sudah berjalan tiga bulan, jadi tidak usah sungkan begitu padaku,"

Jaemin kemudian merasakan tubuhnya ditarik ke dalam sebuah plukan hangat. Mark mengelus punggung Jaemin dan bibirnya memberi kecupan sayang di pelipis yang lebih muda. "Besok lagi tidak usah sungkan, oke?"

Jaemin mengangguk kaku dan wajahnya memerah. Mungkin di kehidupannya yang dulu Jaemin pernah menyelamatkan bangsa ini atau sejenisnya, hingga Tuhan memberinya pacar yang almost perfect seperti Mark.

"Ngomong-ngomong, Hyung tidak bawa sepeda?" tanya Jaemin sambil sedikit mendongak untuk melihat wajah Mark.

"Sepedaku sedang rusak, makanya aku pakai Hoverboard," Jaemin melepaskan diri dari pelukan Mark, kemudian matanya menatap papan skate yang memang sedang ngetrand itu.

"Mau coba?" tawar Mark.

Jaemin langsung menggeleng. Jaehyun, hyungnya, juga punya satu di rumah dan sudah beberapa kali mencoba membujuk Jaemin untuk mencobanya. Tapi namja karamel itu selalu menolak. Jaemin terlalu takut untuk jatuh. Lagi pula sepertinya menaiki Hoverboard sangat sulit.

"Ini tidak sesulit bayanganmu, Jaem," kata Mark seakan membaca pikirannya.

"Aku akan mengajarimu. Ayo!"

Mark kemudian berdiri dan menggandeng tangan Jaemin, menuntunnya mendekati Hoverboard merah yang sejak tadi diabaikan. Jaemin menatap ngeri benda beroda dua itu, seakan benda itu akan memakannya. Mark segera menyalakan Hoverboardnya, membuat lampu LED biru di bagian depannya menyala.

"Errrr~Hyung, ini aman, kan?" tanya Jaemin ragu.

"Tentu saja. Tidak usah takut, Jaem, aku akan memegangimu,"

Mark kemudian menginstruksikan Jaemin untuk meletakkan kaki kanannya di tap Hoverboard itu. Tangannya memegangi tangan Jaemin supaya tidak jatuh. Dengan ragu Jaemin mulai meletakkan kaki kanannya di tap Hoverboard, tapi belum sedetik Jaemin meletakkan kakinya, Hoverboard itu sudah bergerak, membuatnya kaget. Reflek Jaemin kembali menarik kakinya dan menoleh menatap Mark dengan mata bulatnya dan wajah ketakutan.

"Hyung, Hoverboardnya bergerak!" adu Jaemin.

"Tentu saja bergerak, Jaem, kan mesinnya hidup," jawab Mark kalem sambil tertawa pelan melihat reaksi lucu Jaemin. "Tidak usah ragu-ragu, kalo ragu-ragu nanti malah jatuh."

Setelah mendapat usapan sayang Mark di tengkuknya, Jaemin kembali mencoba menaiki Hoverboard itu. Kali ini dia dengan yakin meletakkan kakinya di tap. Hoverboard itu memang tidak bergerak tapi justru bergetar membat Jaemin kembali secepat kilat menarik kakinya. Jaemin kemudian menoleh lagi.

"Sekarang malah jadi bergetar, Hyung!" lapornya lagi. Wajah Jaemin pucat dengan dua mata bulat yang berkedip cepat, ekspresinya lucu sekali, membuat Mark ingin memakannya.

"Dengar, Sayang. Letakkan kaki kananmu di tapnya, kemudian langsung letakkan kaki kirimu, jangan satu-satu begitu. Cobalah berdiri tegak dan seimbangkan badanmu," jelas Mark sambil mempraktekkannya.

"Ini sangat mudah, Jaem. Saat sudah bisa menaikkinya kamu pasti ketagihan," pacarnya itu sekarang sudah berputar-putar bahagia dengan Hoverboardnya seakan mengejek Jaemin.

Jaemin cemberut dan mencibir Mark. Mentang-mentang yang sudah bisa!

"Hyung sih gampang bicara begitu, kan Hyung sudah bisa,"

"Makanya aku mengajarimu supaya kamu juga bisa,"

Jaemin masih cemberut, bahkan saat Mark sudah meminta maaf dan mengecup pipinya. Dengan wajah ditekuk namja karamel itu mengikuti instruksi dari Mark hingga akhirnya sukses menaiki Hoverboard itu.

"Hyung!" pekik Jaemin panik saat Hoverboard itu mulai melaju kedepan karena badannya condong ke depan. Secara relek, untuk menyeimbangkan badan, Jaemin menarik tubuhnya ke belakang, membuat si Hoverboard merespon dengan bergerak mundur, membuat pekikan Jaemin makin keras.

Akhirnya Jaemin malah jadi berteriak-teriak memanggil Mark di atas Hovrboard yang bergerak maju-mundur. Sebenarnya Mark mati-matian menahan tawanya. Bukan bermaksud jahat, hanya saja Jaemin yang panik adalah kesenangan tersendiri untuknya. Bagaimana wajah manisnya memucat dan kedua bola mata coklatnya membola lucu.

"Tenang Jaem, kamu membuat kita jadi pusat perhatian," kata Mark.

Setelah berusaha keras, akhirnya Jaemin tenang juga. Mark menghela napas lega, kemudian pelan-pelan mulai menjelaskan cara mengendarai Hoverboard itu. Bagaimana caranya maju, mundur, berbelok dan berputar. Karena otak Jaemin tidak sampai dalam mencerna semua informasi itu, jadinya dia cuma mengerutkan alisnya sambil menatap bingung pada pacaranya.

"Hyung, bagaimana tadi? Kalo aku injak yang sebelah kanan akan apa?" Jaemin jadi bingung. Sebenarnya lebih karena dia takut, makanya otaknya jadi lambat memproses semuanya.

Pelan-pelan Mark mengulang semuanya dan menyuruh Jaemin mempraktikannya. Masih dengan ragu-ragu Jaemin mulai mencondongkan badannya ke depan, hingga Hoverbard itu mulai bergerak maju. Jaemin sudah hampir berteriak tapi dia tahan. Sementara jemarinya menggenggam erat-erat jemari Mark, seakan hidupnya bergantung pada genggaman itu, walaupun benar sih. Kalo genggaman itu terlepas bisa dipastikan wajahnya akan langsung mencium tanah.

Mark melangkah mengikuti laju pelan Hoverboardnya. Perlahan dia melepas genggamanannya, tapi secepat itu juga Jaemin kembali meraih jemarinya.

"Hyung! Hyung, jangan dilepas!" pinta Jaemin panik saat jemari Mark mulai melepas jemarinya.

"Iya, iya, Jaem. Aku tidak akan melepasmu,"

"Berjanjilah tidak akan melepaskanku sampai aku yang meminta!"

"Iya, Jaem, iya,"

"Berjanjilah, Hyung!"

"Iya, aku janji, Jaem,"

Mereka menyusuri jalanan Hangang Park dengan Hoverboard Jaemin yang makin cepat dan Mark yang berlari disampingnya sambil menggenggam tangan Jaemin diiringi suara teriakan Jaemin dan tawa lepas dari Mark.

"Aku lepas, ya, Jaem," kata Mark saat dia merasa Jaemin sudah bisa melaju dengan stabil.

"Andwe! Andwe! Hyung! Andwe!"

Terlambat. Mark sudah melepaskan tangannya dan melihat Jaemin yang sedang melaju lumayan kencang di atas Hoverboard merah miliknya.

"Hyung! Hyung! Hyung! Hyung! Hyung! Mark Hyung!"

Mark tertawa, karena suara panik Jaemin yang menyebut 'hyung' malah terdengar seperti suara anjing laut saking cepatnya pacarnya itu bicara. Tapi senyuman itu tidak bertahan lama saat dilihatnya Jaemin yang gagal berbelok di tikungan.

BRAAAK!

"Arrggh!"

"JAEMIN!"

Mark berlari secepat kilat ke arah Jaemin. Hoverboard merahnya mati karena membentur trotoar. Saking kerasnya menabrak membuat tubuh Jaemin tersentak ke depan dan akhirnya menggelinding di rerumputan.

"Jaemin! Kamu baik-baik saja? Ada yang luka?" Mark bertanya panik sampil memeriksa seluruh tubuh Jaemin.

Mark bisa melihat lutut sebelah kanan Jaemin terluka dan mengeluarkan darah yang lumayan banyak, mengingat namja itu memang hanya memakai celana pendek. Darahnya bahkan sampai mengenai kaos kaki putih yang dipakainya. Sementara kedua telapak tangan putih Jaemin juga memerah karena tergores rerumputan.

"Hyung~" Jaemin memanggil Mark dengan suara bergetar. Digigitnya bibir bawahnya menahan tangis dan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Masalahnya lukanya memang perih sekali. Belum tulang kering sebelah kirinya yang terantuk pinggiran trotoar.

Mark menangkup wajah putih Jaemin dan mengangkatnya. Dilihatnya mata bening Jaemin yang kini dilapisi air mata yang sudah mengalir membasahi pipi putihnya.

"Apa kamu baik-baik saja? Apa rasanya sakit sekali? Mana lagi bagian yang sakit?" tanya Mark bertubi-tubi.

Bukannya menjawab Jaemin malah menenggelamkan wajahnya di dada Mark. Mark kemudian balas melingkarkan tangannya di pinggang ramping Jaemin dan mulai membelai rambut karamelnya, memberikan kecupan sayang di puncak kepalanya.

"Maaf, maaf," bisiknya pelan. Dia merasa bersalah. Karena bagaimana pun ini adalah salahnya. Mark makin mengeratkan pelukannya saat mendengar isakan Jaemin.

"Shhhh~gwenchanha. Kita ke rumah sakit, hmm?"

"Tidak mau. Mau pulang," lirih Jaemin.

"Baiklah, kita pulang,"

Mark melepas pelukannya. Kemudian menggendong Jaemin bridal style dan mendudukkannya di bangku taman terdekat. Setelahnya namja Kanada itu langsung menghidupkan Hoverboardnya lagi dan pergi ke supermarket terdekat untuk membeli obat merah dan plester juga permen untuk Jaemin, tidak lupa Mark juga mengambil ranselnya dan Jaemin.

Saat kembali, Mark segera berjongkok di depan Jaemin. Dia membersihkan luka Jaemin membuat Jaemin mengerang kesakitan. Mark sebenarnya tidak tega, tapi mana mungkin dia membirkan Jaemin pulang dengan luka terbuka begitu, bisa-bisa infeksi kalo tidak segera diobati.

"Hyung, sakit," rengek Jaemin.

"Tahan, Sayang, hanya sebentar." Dengan cepat Mark segera membalut luka Jaemin dengan perban setelah diberi obat merah.

Mark kemudian menatap wajah Jaemin yang cemberut dengan wajah memerah dan pipi basah. Mark tersenyum, gemas melihat ekspresi ngambek Jaemin yang manis.

"Jangan cemberut begitu, kan sudah selesai mengobatinya,"

"Ini gara-gara Hyung!"

"Iya tahu. Aku minta maaf, oke?" tapi Jaemin hanya memalingkan muka, masih ngambek ceritanya.

Mark kemudian mengambil sebungkus permen stroberi isi coklat kesukaan Jaemin dari kantong plastik. Membuka bungkusnya dan langsung memasukkan kristal manis berbentuk bola itu ke mulut Jaemin tanpa pemberitahuan membuat Jaemin kaget.

"Biar moodmu bagus lagi," kata Mark saat Jaemin menatapnya bingung. Kemudian mendudukkan dirinya di samping Jaemein.

"Aku minta maaf. Seharusnya aku lebih menjagamu lagi jadi kamu tidak jatuh. Atau seharusnya aku tidak usah memaksamu untuk belajar Hoverboard,"

Jaemin menatap Mark. Pacarnya itu sekarang menunduk sambil memainkan pastik permen di tangannya, Jaemin jadi tidak enak. Sebenarnya ini semua bukan sepenuhnya salah Mark, dianya saja yang tidak jago main Hoverboard.

"Aniya. Hyung jangan merasa bersalah begitu," kata Jaemin sambil memeluk Mark dari samping, menempelkan dagunya di bahu kanan Mark. "Ini salah kita berdua."

Jaemin kemudian mengambil sebutir permen dari bungkusan di tangan Mark dan menyuapkannya pada namja tampan itu. "Biar mood Hyung bagus lagi," kata Jaemin menirukan Mark disertai senyum manis.

Akhirnya mereka pulang dengan Mark yang menaiki Hoverboard sambil menggndong Jaemin di punggungnya. Menyusuri jalan setapak Hangang park yang diterangi lampu-lampu taman di kanan-kirinya. Sesekali Jaemin akan bersenandung pelan sambil menggerakkan kakinya. Kadang dia akan meletakkan dagunya di atas kepala blonde Mark atau di bahunya yang lebar. Sesekali Jaemin akan membagi permen stroberi isi coklatnya dan menyuapkannya pada Mark. Hal-hal kecil yang manis seperti ini lah yang membuat Mark jatuh cinta pada Jaemin.

=Kkeut=

Ehehehehe~

Jadi pertama-tama, plot fanfic ini bukan dari aku tapi dari Earth Teleport, bahkan separo jalan ceritanya udah jadi tapi aku rewrite ulang dengan gaya nulisku. Ini udah ijin kok, nggak plagiat. Suer. XD

Buat Earth, makasih udah percaya fanficnya di rewrite sama aku, padahal aku mah apa, cuma butiran nutrisari. Semoga sih suka ya. Buat MarkMin shipper semoga suka juga. XD

Terus karena aku nggak tau caranya main Hoverboard jadinya kalo salah pas penjelasan maafkan ya. Sama itu, sebenernya aku nggak tau bisa nggak naik Hoverboard sambil gendong orang di punggung, tapi demi kelancaran ending anggap saja bisa. *plak

Ngomong-ngomong, rencananya ini mau dibuat jadi kumpulan oneshoot atau drabble gitu makanya judulnya nggak nyambung, gimana menurut kalian?

Ngomong-ngomong lagi, Jaem unyu ya. ,

Jangan lupa RnR yaaaaaaa