Fanfic : One Piece
Genre : Romance
Fanfic ini menceritakan kisah cinta saat Luffy dan kawan-kawannya masih berumur 7 tahun jadi, jangan bayangkan mereka dewasa, ya! ^_^
*Pandangan Pertama* (Chapter 1)
By: Resthu
Terlihat seorang anak yang berlari-lari dipinggir pantai sambil minta tolong. "Tolong…tolong…tolong…". Luffy kecil terus berteriak minta tolong walau pun ia tahu tak ada orang yang akan menolongnya. Tak lama kemudian, Luffy menyerah. Luffy pun memakai cara terakhir. "Ibu-ibu…obral besar-besaran sudah dimulai…! Bapak-bapak…ada janda nyari bujangan…!". Semua rumah dikampung itu bergetar. Orang-orang keluar semua. Ibu-ibu, Bapak-bapak, Janda, Duda atau pun Bujangan semuanya sudah berkumpul disekitar Luffy. " Mana obralnya, Luffy?". "Mana jandanya?". Luffy dengan tenang menunjuk kearah tukang jamu yang sedang ngupil. Tukang jamu kebingungan melihat para penduduk yang sedang memandanginya. "Jamu, Pak? Bu?". Luffy tertawa. Para penduduk marah. "Luffy! Untuk apa kamu membangunkan kami pagi-pagi begini hanya untuk melihat tukang jamu ngupil?" "Ah, enggak kok! Dia memang janda dan dia juga sedang mengobral jamunya yang tidak laku". Luffy masih tertawa hingga air matanya bercucur keluar. Tukang jamu masih mengupil dengan serius. "Trus, alasan apa kamu membangunkan kami?". Luffy menenangkan dirinya. "Ada anak yang pingsan dipinggir pantai". "Pingsan? Anak kampong ini?". "Bukan! Kayaknya dia hanyut". Pak Kades memimpin dengan gagah. "Semuanya! Ayo kita tolong anak itu". "Siap! Grak!". Jawab para penduduk serentak. Para penduduk berjalan bak anggota PASKIB kearah pantai.
Sesampai dipantai, mereka semua melihat tukang jamu yang kini duduk diatas batu karang sambil bernyanyi lagu 'Mbah Dukun'. "Jamu mbak?". Luffy menunjuk kearah lain. "Itu dia!". Para penduduk berlarian kearah yang ditunjuk Luffy. Tukang jamu memanggil "Mbak! Jamunya jadi?". Para penduduk mengangkat anak yang hanyut itu. Luffy penasaran dengan wajah anak itu. Luffy segera menerobos kerumunan itu. Luffy hampir mencapai barisan depan. Anak kecil itu keburu dibawa ke PUSKESMAS. Luffy mengejar. Anak itu dibaringkan ketempat tidur. Ia dijaga oleh Mbok Darjono. Mbok Darjo memakaikannya baju. Bajunya yang basah dikeringkan. Luffy mengintip dari jendela karena penasaran akan wajah anak itu. "Anak mesum! Tukang ngintip". Mbok Darjo memarahi Luffy. Luffy lari menghindari tangkapan tangan lebarnya Mbok Darjo. Tapi, Luffy kembali setelah melihat Mbok Darjo menutup gorden jendela. Luffy mengintip melalui sela-sela gorden yang belum tertutup habis. Ia melihat Mbok Darjo yang tertidur pulas diatas kursi dengan ilernya yang menetes. Luffy membuat rencana diatas pasir agar dapat masuk dan melihat wajah anak itu. Sewaktu ia berbalik, ternyata anak itu sedang memandanginya lewat jendela. Dia seorang gadis yang cantik. Luffy berkhayal melihat sayap dibelakang gadis itu, bunga disekelilingnya dan sambil memegang seikat bunga mawar ditangannya. Tapi, khayalannya berubah. Ia berkhayal gadis itu ditangkap monster raksasa pemakan daging yang mengerikan. Luffy tersadar dan melihat Mbok Darjo berdiri dibelakang gadis itu menatap Luffy dengan tajam serasa ingin memakannya hidup-hidup. "Kyaaa…!!!". Luffy menjerit sekuat-kuatnya. Ia kabur tanpa melihat dinding didepannya. Luffy menabrak dinding tersebut. Gadis itu tertawa geli.
Esok harinya, Luffy bermain kepantai setelah puas melihat wajah gadis itu. Ia merasa senang. Serasa hatinya ditumbuhi bunga-bunga yang mekar dengan indahnya. Tak sengaja ia melihat gadis itu sedang duduk dibatu karang. Luffy menghampiri. "Ah, hai! Namaku Luffy". Sang gadis menatapnya dengan seksama. "Kamu yang kemarin, kan?"."Iya! Maaf ya! Aku mengintipmu".Sang gadis heran. "Mengintip? Yang ku tahu kamu nabrak tembok". Luffy menyesal telah meminta maaf. "Jadi…siapa namamu?"."Namaku Vivi. Salam kenal Luffy". Luffy salah tingkah. Pipinya merah dan akhirnya pingsan. Fifi mencari bantuan. Dia memandang sekeliling. Terlihat tukang jamu itu lagi. :Jamu, dek?".
Luffy terbangun. Ia terkejut karena tak tahu bahwa selama ia pingsan, Luffy terus tidur dipangkuan Vivi. Luffy melihat Vivi tertidur pulas. Segera Luffy bangun dari pangkuannya dan duduk disebelah Vivi, menunggu ia bangun. Iler Vivi menetes. Tetes demi tetes diperhatikan Luffy. Tak disangka, yang dibayangkan Luffy ternyata mutiara. Ia membayangkan bidadari yang mengeluarkan mutiara dari mulutnya. Vivi terbangun. Ia terkejut melihat Luffy yang memandanginya dengan mulut ternganga. Luffy masih belum sadar akan dunia khayalnya. Vivi memanggill. "Luffy…Luffy…". Luffy masih belum sadar. "Woii…!!! Lu ngebayangin apa sih?". Luffy sadar. Ia terkejut mendengar teriakan Vivi. Vivi senang akan suara teriakannya. "Ada apa, sih?". Vivi menjawab "Maaf! Habis…kamu dipanggil gak dengar-dengar, sih!". Ah, maaf Vivi!". "Yaudah, gak apa! Mau gak kamu nemenin aku keliling kampung?". Luffy kembali bersemangat. Ia langsung menarik tangan Vivi. Vivi mengikuti langkah Luffy. Dari belakang terdengar suara panggilan. "Dek! Jamunya jadi?".
Luffy membawa Vivi ketaman. Vivi bingung. Ia minta ditemenin keliling kampong tapi malah jadi ketaman. Luffy masih menarik tangan Vivi. Sampailah mereka kepadang bunga yang indah. Vivi terkagum-kagum. Mulutnya ternganga. Luffy senang melihatnya. "Luffy, terima kasih telah membawaku ketempat seindah ini!". "Ah, sama-sama. Habis…jika kamu tersenyum…kamu terlihat seperti bunga-bunga ini".Wajah Vivi mulai berubah merah. Luffy berlari keluar taman. "Tunggu, Vivi! Aku akan membawakan sesuatu untukmu". Vivi tersenyum pada Luffy. Luffy berbalik dan lari. Luffy berhenti disebatang pohon yang ditumbuhi banyak sekali buah apel. Luffy meminta tolong sama Pak Kasim yang kebetulan berada disitu. "Pak, tolong ambilkan apel dong!". "Kamu mau berapa, Luffy?". "Buat dua orang. Aku dan Vivi. He..he..he..". "Wah! Kamu suka dia, ya?". Wajah Luffy berubah merah. Ia tidak dapat menjawabnya. Pak Kasim memetikkan dua buah apel untuk Luffy dan Vivi. Luffy sangat senang menantinya. Pak Kasim memberikan apel ke Luffy. Luffy mengambilnya dan berlari kembali ketaman. "Makasih, Pak Kasim!". Pak Kasim tertawa melihat Luffy kecil yang gembira itu. Luffy berlari sambil tersenyum. Luffy menebak-nebak apa yang akan dikatakan Vivi setelah ia memberikan apel ini. Luffy berhenti sejenak mempersiapkan mental. Ia mulai berbicara sendiri. "Semoga Vivi tahu perasaanku". Luffy berlari masuk ketaman. Ketika dipadang bunga, Luffy tak melihat Vivi dimana pun. Luffy mencarinya kesegala penjuru taman. Setelah lama mencari, Luffy menemukan sebelah sepatu Vivi. Luffy menjatuhkan apelnya. Ia tampak pucat.
Apakah Luffy berhasil menemukan Vivi? Apa yang sebenarnya terjadi pada Vivi? Tunggu saja kelanjutannya di Fanfic One Piece *Pandangan Pertama* (Chapter 2)
~Bersambung~
