.
.
.
SENJAKU JINGGA
.
.
.
Disclaimer
Naruto © Masashi Kishimoto.
Story Written by Ravensky Y-chan
.
.
.
Prolog
Sore itu seorang anak perempuan menangis di pinggir jalan. Lututnya berdarah karena terjatuh saat bermain sepatu roda.
"Kau kenapa?" tiba-tiba seorang anak laki-laki yang kira-kira sebaya dengan Sakura—nama anak perempuan tadi—berdiri tepat di hadapannya. Bukannya menjawab, Sakura malah menangis tersedu-sedu dan membuat anak laki-laki itu bingung. "Kau kenapa?" ulangnya sambil berlutut dihadapan Sakura.
"Aku terjatuh," jawabnya sambil terisak.
Anak itu mengamati luka Sakura. Hmmm.. cukup parah, pikirnya. "Bisa berdiri?" tanya anak itu lagi, bersimpati. Sakura hanya menggeleng. Memang, kakinya sangat sakit sampai-sampai berdiri saja tidak bisa, apalagi berjalan.
Anak laki-laki itu berpikir sebentar, lalu memutar tubuhnya. "Ayo naik," katanya sambil mengulurkan tangan kebelakang, berniat menggendong Sakura.
Sesaat Sakura bingung dan ragu. "Memangnya kau kuat?" tanyanya tidak yakin. Meski pun laki-laki, tapi tubuh anak itu tidak lebih besar dari tubuhnya sendiri.
"Sepertinya kuat." Anak laki-laki itu meringis. Sama tidak yakinnya. "Sudah lah, cepat naik. Nanti keburu malam," desaknya.
Dengan agak bimbang, perlahan-lahan Sakura memeluk leher anak itu dan naik ke punggungnya. Anak itu sendiri berusaha keras untuk berdiri dengan Sakura berada dalam gendongannya. Ia sadar kalau ia sama sekali tidak tahu harus mengantar gadis kecil itu ke mana. "Hei, rumahmu di mana?"
"Di belokan sebelah sana." Sakura menunjuk pertigaan yang tidak terlalu jauh dari mereka.
Anak itu mengangguk. Ia mulai berjalan, dengan tertatih-tatih tentunya, bahkan ia hampir terjatuh beberapa kali. Sakura merasa tidak enak telah merepotkan orang lain. Dan agak takut sebetulnya. Takut terjatuh.
Akhirnya setelah perjalanan yang mereka rasa panjang itu, mereka sampai di rumah Sakura. Supir pribadi keluarganya yang melihat sang nona kecil terluka cepat-cepat menghampiri Sakura dan menggendongnya.
"Makasih sudah mengantarku sampai rumah," kata Sakura tulus.
"Ya, tuan muda. Terima kasih sudah mengantar nona sampai rumah," tambah lelaki paruh baya itu. "Ayo, tuan, masuk dulu. Biar saya siapkan minuman."
"Tidak usah, Pak, saya pulang saja. Sudah sore. Nanti ibu saya khawatir," jawab anak itu sopan. Setelah itu ia pun pamit pulang.
Sakura menatap kepergian anak itu. Tiba-tiba saja ia ingat kalau ia belum mengetahui nama pahlawannya itu. "Hei, aku Sakura. Siapa namamu?" teriak Sakura ketika anak itu sudah berada agak jauh dari rumahnya.
Anak itu berbalik. "Namaku –uke," sahutnya, balas berteriak bersamaan dengan lewatnya sebuah truk kontainer.
"Apa? Hei, tidak terdengar jelas!" Sakura berseru, tetapi sayang anak lelaki itu keburu menjauh. Meskipun begitu, bagi Sakura, senja itu adalah senja terindah dalam hidupnya.
.
.
.
TBC
.
Author's bacot area
Hai, ketemu lagi dengan Ravensky. Sambil menunggu update-an HYD 3, author coba posting fanfic lainnya. Semoga suka ya minna :D
Review please?
