Warning : OOC, Gaje, typo dll.

Disclaimer : Masashi Kishimoto

MUSIM DINGIN telah tiba, sebentar lagi sekolah-sekolah akan diliburkan tidak terkecuali Uchikaze High School. Salah satu sekolah favorit di negeri Matahari terbit. Sekolah tersebut didirikan oleh dua perusahaan besar yakni Uchiha Group dan Namikaze Group. Meskipun libur musim dingin tidak lama seperti saat liburan musim panas tetap saja membuat seluruh murid bersorak gembira. Seperti biasa setiap semester akan ada pengumuman hasil belajar siswa. Para murid terlihat sedang mengerumuni sebuah mading yang berisi pengumuman dari peringkat teratas sampai paling bawah.

Di mading tertulis : Untuk peringkat kelas XII.1 – XII.5

1. Shikamaru Nara

2. Uchiha Sasuke

3. Hinaka Nakaza

4. Namikaze Naruto

5. Lee Tenten

...

97. Kiba Inuzuka

98. Haruno Sakura

99. Yamanaka Ino

100. Uzumaki Karin

"Ternyata kau hebat juga ya, Shikamaru" puji Ino sambil berkaca di jendela kelas.

"Aku sama sekali tidak menyangka, padahal kau jarang mengerjakan PR di rumah. Saat guru sedang menjelaskan kau juga tidur" ujar Karin panjang lebar.

"Betul itu! kau mencurigakan" sambung Sakura. Shikamaru tidak terlalu peduli dengan ocehan mereka. Ia sendiri tidak berharap mendapat peringkat I.

"Berisik! Lebih baik urusi saja peringkat kalian itu!" suruh Shikamaru. Mereka bertiga pun menyadari kalau mereka ada di peringkat 3 terbawah. Menyedihkan!

"Hm, ngomong-ngomong Sasuke-kun juga hebat masuk 3 besar! Selamat ya Sasuke-kun.." ucap Sakura sambil tersenyum manis ke arah Sasuke

"Hn." Jawab Sasuke singkat. Sakura, Karin dan Ino memandang dengan tatapan terpesona.

"Hei Naruto! Peringkatmu turun tuh" Ino menengok ke arah Naruto yang sedari tadi diam saja. Naruto mendengus kesal.

"Aku tahu. Sial! Aku tidak masuk 3 besar"

"Apa yang akan kau katakan pada Ayahmu, hm?" Sasuke mulai bersuara.

"Ini semua gara-gara Hinaka! Beraninya dia menggeser peringkatku!" kata Naruto

"Huh, gadis itu lagi? Dia masih belum kapok juga berurusan dengan kita!" seru Karin.

Hinaka gadis yang menjadi korban bully geng Akatsuki yang beranggotakan : Naruto, Sasuke, Ino, Shikamaru, Karin dan Sakura. Semua berawal dari insiden ulang tahun Tenten.

Flashback : ON

"Ayo! Lempar lagi tepungnya, Hinaka!" seru Kiba, sementara Hinaka sedang mengejar Tenten sambil menggenggam tepung yang ada di dalam kantong plastik berwarna hitam yang sedang ia pegang. Hinaka siap melempar segenggam tepung namun ia berubah pikiran dan akan melempar semua tepung yang ada di dalam kantong itu. Pyyarrrrrrrrrr!

Tepung itu sukses mengenai seseorang. Tapi itu bukan Tenten! Melainkan Namikaze Naruto, anak pemilik sekolah ini sekaligus anggota geng yang paling ditakuti di sekolah ini. Akatsuki!

##

Di Horikoshi Gakuen High School. Sekolah paling mahal di Asia. Di sekolah itu hanya ada anak-anak konglomerat seperti chaebol (anak pewaris perusahaan), anak pemilik saham besar, anak dari orang yang berpengaruh seperti anak Presiden, Mentri, Jaksa, Gubernur dll.

Namun ada juga orang biasa yang beruntung bisa masuk di Horikoshi Gakuen, yaitu murid cerdas yang berhasil mendapat beasiswa di sekolah mahal itu. Sama seperti Uchikaze High School, di sekolah itu juga ada geng yang paling populer dan dihormati di sekolah itu yaitu Aikatsu. Beranggotakan 6 orang yang diketuai oleh Hinata Hyuuga.

Heiress perusahaan terbesar di Jepang sekaligus pemilik saham di hampir setiap perusahaan yang ada di Jepang. Semua orang tunduk padanya karena kekayaan dan kecantikannya. Hinata, gadis yang angkuh dan egois, namun hampir seluruh pria di sekolah itu menyukainya. Tetapi harapan mereka pupus setelah Hinata resmi berpacaran dengan pemuda tampan ketua tim basket yang populer bernama Sabaku No Gaara.

Selain Hinata ada 5 anggota Aikatsu lainnya yaitu : Temari, Tayuya, Guren, Shion dan Konan. Mereka juga anak konglomerat yang jumlah kekayaannya tidak diragukan lagi.

Hinata dan anggota Aikatsu berjalan menuju mading, semua murid minggir memberi jalan pada Aikatsu.

"Minggir!" perintah Hinata pada seorang gadis yang berdiri di depan mading.

Gadis itu melangkah ke kanan bermaksud untuk tidak menghalangi Hinata. Hinata membaca tulisan yang ada di mading dalam hati.

'Apa? Peringkat 100?' batin Hinata kesal, Tayuya menepuk pundak Hinata.

"Apa?!" sahut Hinata sambil menoleh.

"Kau... peringkat 100 lagi?" tanya Tayuya hati-hati takut menyakiti perasaan sahabatnya itu.

Hinata menghela nafas kemudian melirik ke kanan, dilihatnya gadis tadi sedang menahan tawa sambil menatap ke arah Hinata. Hinata tambah kesal

"Kenapa kau tertawa?!" tanya Hinata ketus sambil melangkah ke arah gadis itu. Aikatsu pun ikut menghampiri gadis naas itu.

"Kau menertawakan ku? Hah?" tanya Hinata lagi sambil menatap tajam gadis itu.

Semua siswa yang ada di sana segera merapat untuk melihat kejadian yang menurut mereka seru!

"Aku tidak menertawakanmu!" sangkal gadis itu.

"Lalu apa?!" Temari ikut-ikutan

"Aku tidak menertawakan dia!" bantah gadis itu kekeuh

"Siapa namamu?" tanya Hinata

"Sasame, Fuuma Sasame" jawab gadis itu sambil menunduk.

Hinata melirik ke arah mading berusaha mencari nama Fuuma Sasame, dan sial! Ternyata dia peringkat satu!

"Kau, anak yang mendapat beasiswa itu kan?" tanya Guren sambil melepas headphone yang selalu ia bawa kemanapun.

"I..iya" jawab Sasame takut

"Huh, anak miskin rupanya" ejek Shion dengan nada meremehkan.

Semua murid yang menyaksikan ikut tertawa bersama anggota Aikatsu. Sementara Sasame makin menunduk, sudah dipastikan dia sedang menangis. Sasame menggigit bibir bawahnya kuat-kuat berusaha menahan tangisnya, tapi percuma saja karena semua orang sudah melihat air matanya.

"Hentikan!" teriak seseorang, semua murid menoleh ke arahnya.

"Gaara..." ucap Hinata terkejut,

Gaara segera menarik tangan Hinata untuk pergi dari tempat itu. Temari dan lainnya ingin mengikuti, tapi Hinata segera mengangkat telapak tangannya mengisaratkan bahwa mereka tidak perlu ikut campur. Aikatsu dan murid yang berkumpul di sana pun segera membubarkan diri.

"Kau ini apa-apaan sih?" tanya Hinata sambil menepis tangan Gaara.

"Kau yang apa-apaan! Berhentilah bersikap seperti itu, hime"

"Tapi dia menertawakan ku!" ucap Hinata membela diri

"Apa kau tau apa yang ada dipikiran orang lain? Apa kau bisa membaca pikiran orang lain sehingga kau menyimpulkan sesuatu hanya dari sudut pandangmu saja?"

JLEBB! Kata-kata Gaara menusuk hati Hinata.

"Maaf..." hanya itu yang bisa Hinata katakan.

Gaara menatapnya lembut, "Kau seharusnya minta maaf pada Sasame" Gaara pun segera memeluk Hinata.

"Hm, maafkan aku karena berkata kasar padamu Hime"

"Aku memaafkan mu" sahut Hinata

##

Geng Akatsuki menuju ke kelas dengan tampang bengis, kecuali Sasuke yang tetap stay cool dan Shikamaru yang memasang tampang bosan.

"Hei gadis bodoh! Sini kau!" perintah Ino pada Hinaka,

Hinaka segera menghampiri mereka dengan ragu, ia takut kena masalah lagi.

"A-ada apa y-ya?" tanya Hinata terbata-bata

"Ooh jadi gara-gara kau peringkatku turun? Kau ingin mempermalukan anak pemilik sekolah?" tanya Naruto tajam.

"Ti-tidak! A-aku.."

Belum sempat Hinaka melanjutkan ucapannya, Sakura langsung menjambak rambut Hinaka dan membisikan sesuatu

"Kau! Akan berakhir hari ini" ucap Sakura.

Karin melempar tas Hinaka, Shikamaru menangkapnya dan memberikannya pada Naruto. Naruto mengeluarkan semua isi tas tersebut.

"Apa yang akan kau lakukan, Naruto?" tanya Ino heran,

Semua menatap Naruto penasaran. Kecuali Sasuke yang hanya memperhatikan dengan wajah datar.

"Kau bawa korek api, Shikamaru?"

Shikamaru melempar korek api. Cress! Naruto membakar buku Hinaka.

"Tidak! Jangan!" Hinaka menangis, semua orang menertawakannya.

Di kantin Uchikaze High School.

"Aku dengar pemimpin geng Aikatsu itu sangat cantik" Karin memulai topik pembicaraan, Anggota Akatsuki tampak tertarik.

"Iya, dia juga licik" timpal Sakura

"Aku jadi penasaran dengan gadis itu" kata Naruto sambil mengaduk minumannya

"Ku dengar dia sudah mempunyai kekasih" ucap Shikamaru, Sasuke memperhatikan teman-temannya dengan serius sepertinya dia mulai tertarik dengan pembicaraan ini.

"Benarkah? Sayang sekali" sesal Naruto

"Siapa nama gadis itu?" tanya Sasuke

"Hyuuga Hinata" jawab Karin,

Sasuke terkejut, ia seperti pernah mendengar nama itu sebelumnya.

"Aku seperti pernah mendengar nama itu sebelumnya" gumam Sasuke

"Tentu saja, dia kan sangat populer" timpal Ino

"Kau tertarik Teme?" goda Naruto

"Hn. Menarik" ucap Sasuke membuat Karin dan Sakura patah hati

##

"Jadi si cupu itu kehilangan kunci lokernya?" Tayuya tertawa puas sebelum memakan sushi nya.

"Kau tidak pernah puas mengerjai si cupu itu. Menyedihkan." Temari tampak berwibawa, tidak heran semua anggota Aikatsu menghargainya.

"Lain kali kau buang saja kotak bento nya yang terlihat payah" Guren menimpali, mencengkram perutnya untuk menahan tawa.

"Huh, aku bosan mengerjai gadis itu" ujar Hinata.

"Aku juga, lalu korban selanjutnya siapa?" tanya Tayuya, ia memang paling bersemangat jika menyangkut masalah seperti ini.

"Fuuma Sasame, dia sudah membuat Gaara marah padaku" jawab Hinata.

"Ah, gadis itu memang pengganggu" kata Temari.

Guren menguap tanpa menutupinya dengan telapak tangan, dan jelas hal ini membuat Temari memukulkan kipas lipatnya pada tangan Guren.

"Jaga sikapmu!" Temari memperingatkan

Hinata menahan tawa, Temari terkadang terlihat seperti nyonya besar dari kalangan atas yang sangat menjunjung tinggi tata cara menjadi wanita anggun terbaik. Guren hanya nyengir menanggapinya.

"Ngomong-ngomong dimana Shion dan Konan?" tanya Tayuya sambil meneguk minumannya.

"Aku menyuruh mereka untuk menggantikanku piket di kelas" jawab Hinata

"Kenapa tidak menyuruh orang lain saja?"

"Entahlah, aku sedang ingin menyuruh mereka hari ini"

Di kelas, terlihat dua orang gadis sedang membersihkan kelas.

Shion menyapu sedangkan Konan mengepel di belakangnya. Brukkk! Shion menjatuhkan sapunya.

"Doushite?" tanya Konan terkejut

"Aku sudah tidak tahan lagi diperlakukan seperti budak! Sedangkan mereka malah enak-enakkan di kantin!" Shion mendengus kesal.

"Sudahlah, lagipula Hinata hanya minta bantuan kita dan bukan berarti kita adalah budakknya" kata Konan sok bijak.

"Apa kau mau kita terus-terusan begini?" tanya Shion sambil menatap Konan tajam

"Tidak lah" jawab Konan

"Aku akan memberontak!" tegas Shion

"Kalau begitu aku juga, aku ikut berkonspirasi denganmu" ucap Konan yakin, mereka tersenyum licik.

##

Hinaka membersihkan sisa pembakaran bukunya. Tenten menemaninya.

"Mereka benar-benar keterlaluan!" gumam Tenten.

Hinaka melepas kacamata nya dan mengelapnya kemudian memakainya kembali.

"Kau benar. Tapi kita bisa apa? Kita hanya murid beasiswa sedangkan mereka pemilik sekolah ini" ucap Hinaka sedih.

"Kalau aku tidak masuk peringkat 5 besar beasiswa ku akan dicabut, kalau aku masuk mereka tidak terima dan terus mem-bully-ku. Aku harus bagaimana lagi?" lanjut Hinaka, Tenten menatap sahabatnya iba.

"Hari ini kau pulang naik apa?" tanya Tenten mengalihkan pembicaraan

"Aku bawa sepeda"

"Sepedamu sudah betul?" tanya Tenten yang mengetahui kalau kemarin ban sepeda Hinaka dikempesi oleh Akatsuki

"Sudah" jawab Hinaka

##

Hinata berjalan sendirian di koridor lantai 3 sekolah, tiba-tiba ia mendengar suara jeritan!

"Suara apa itu?" ucap Hinata terkejut, ia segera berlari ke ruang musik yang sepertinya adalah sumber suara jeritan itu. Tidak ada siapa pun di sana! Hinata berjalan menuju jendela yang ada di dekatnya. Dia melihat ke bawah, terlihat seorang siswi yang pingsan dan basah kuyup. Hinata sangat terkejut saat melihat gadis itu digendong oleh Gaara!

Gaara menyadari kehadiran Hinata di jendela ruang musik. Hinata bingung karena Gaara menatapnya tajam. Ia pun segera turun ke lantai 1, kemudian menghampiri Gaara dan Sasame ke kolam renang. Di sana para murid sudah ramai untuk mencari tahu apa yang terjadi.

"Ada apa? Apa dia yang barusan jatuh dari lantai 3?" tanya Hinata

"Lihat! Tadi Hinata yang ada di ruang musik. Pasti dia yang sudah mendorong Sasame" tuduh Shion. Hinata bingung, kenapa malah dia yang dituduh?

"Iya, aku juga melihatnya! Pasti dia balas dendam gara-gara insiden tadi pagi" sambung Konan

"Untung saja Sasame jatuhnya di kolam renang, kalau tidak dia pasti sudah mati. Dan kau, Hinata! Kau akan dipenjara karena percobaan pembunuhan!" seru Shion sambil menatap tajam Hinata.

"Kalian brengsek! Apa yang kalian inginkan hah?!" umpat Hinata, marah.

Shion dan Konan memasang wajah tidak bersalah, sementara itu anggota Aikastu yang lain datang dan menyaksikan kejadian itu.

"Apa maksudmu Hinata-chan? Aku tidak mengerti, aku hanya mengatakan yang sebenarnya" ucap Shion dengan nada sok sedih.

"Hentikan semua ini, Hinata! Cukup!" suara Gaara terdengar menakutkan

"Apa maksudmu? Aku tidak melakukan apa-apa! Aku bersumpah!"

"Aku tidak percaya lagi padamu, kau sudah mengecewakanku Hinata" Gaara tampak menarik nafas kemudian mengatakan sesuatu yang membuat Hinata lemas, "Kita PUTUS!" ucap Gaara.