Fairy tail milik mas Hiro Mashima di jepang sana

Tapi jalan cerita ini milik saya

Rated T

Erza S x Jellal F

.

Happy Reading

.

Matahari begitu terik, dia masih ada disana, menyendiri. Masih dengan rambut scarlet indahnya yang tergerai, melambai lembut kearahku untuk menggapainya, membelainya, dan mencium aroma strawberry latte yang menguar darinya. Benar-benar deh, jantungku selalu berpacu cepat saat dekat dengan anak itu.

"Erza, hanya Erza." jawabnya singkat, saat aku mengajaknya berkenalan suatu hari.

Aku lalu berjalan mendekatinya, menyentuh rambut merah gelap indahnya. "Apa yang kau lakukan?" bentaknya galak, sembari menggelengkan kepalanya ke arah lain, namun sama sekali tiddak menepis tanganku.

"Rambut scarlet yang indah, aku suka. Ah iya, bagaimana kalau nama belakangmu Scarlet?"

"Scarlet, Erza... Scarlet?"

"Ya, Scarlet, warna rambutmu. Jadi aku tidak pernah lupa."

Yah, saat itu aku masih kecil. Masih tidak tahu apa itu cinta, tapi sudah bisa merasakannya. Gadis scarlet itu.. entah mengapa aku selalu ingin melindunginya. Aku tidak mau dia terluka, walau sedikitpun.

Kakek Rob bilang, aku dan Erza adalah cinta monyet kecil. Hanya sebatas suka antar anak-anak. Tapi aku punya satu tekad yang pasti, aku berjanji bahwa cinta kecil itu akan menjadi cinta yang sejati. Suatu saat aku akan menikahi Erza Scarlet, karena dialah aku bertahan sampai saat ini. aku sangat yakin, dia juga akan mencintaiku.

Kini umur kami berdua sudah cukup untuk itu, aku berumur 18 dan dia 17 tahun. Kami sekolah di Fairy Tail Gakuen, sekolah unggulan yang ada di kota Magnolia. Aku dan dia sahabat, masih sama seperti dulu. Tapi aku dan dia sangat berbeda, bagaikan langit dan bumi. Dia adalah gadis idola sekolah. Cantik, pintar, juga kuat. Hampir semua laki-laki dikelas, bahkan disekolah sampai sekolah-sekolah lain di Fiore menyukainya. Menginginkannya jadi pacar.

Itu membuatku sangat iri, dia sangat berbeda denganku. Aku hanyalah seorang cowok menggelikan dengan rambut baby blue, berkacamata, dan tatoo aneh di pipi sebelah kananku yang sudah ada sejak aku lahir ke dunia. Meskipun aku juga tak kalah pintar dengan Erza, aku sangat penakut dan juga lemah. Aku memang tinggi, bahkan sedikit lebih tinggi dari Gray Fullbuster si seeker sekolah. Tapi aku sangat cupu, itulah yang membuatku mundur dari 'persaingan memperebutkan Erza Scarlet'.

Suatu hari aku menyerah untuk mendapatkannya.

14 Maret, itu adalah hari yang selalu aku tunggu, dan juga termasuk hari terburuk bagiku. White day. Setiap hari ini aku selalu menyiapkan sebuah hadiah untuk Erza, meskipun aku tahu apa dan bagaimana keadaan loker dan bangku-nya saat white day tiba. Bisa kalian bayangkan, para pemuda jomlo –maupun yang sudah punya pacar- berlomba-lomba memenuhi tempat Erza dengan berbagai hadiah yang dibungkus kertas berbagai warna.

Aku hanya merenggut, berjalan kembali menelusuri lorong dengan senyum tertekuk menuju kantin. Kecewa, yah... habis bagaimana lagi? Aku kan cupu. Tidak ada yang mau mendekatiku. Anak-anak cowok saja menganggapku seperti kotoran busuk, anak-anak cewek menganggapku penyakit menular, yah, mereka saja begitu apalagi seseorang hebat seperti Erza Scarlet...

"Jellal..."

Aku menoleh, lalu menunduk dalam-dalam menyembunyikan wajahku yang memerah. Erza. baru saja kupikirkan kini dia sudah ada didepanku. "H-hai, Erza-san. Ohayou." Ucapku kikuk, terdengar aneh? Aku menyadari itu.

"Ohayou Jellal, apa yang kau bawa? Apa itu untukku?" tanyanya lagi sembari meraih bingkisan yang hampir kujejalkan kedalam tas lusuhku. Aku langsung mengangguk. Dia lalu membukanya dengan bersemangat, untunglah pagi ini lorong kantin sangat sepi. Kalau tidak, pasti setelah ini para cowok 'kanibal' itu akan memakanku.

"Kirei~~"pujinya pada sebuah gelang kecil berwarna perak yang dia temukan dari bingkisanku. Dengan tergesa-gesa Erza memakaikannya di tangan kanannya, "lihat, aku menyukainya. Arigatou Jellal, jangan cemberut dong!" katanya bersemangat, aku mencoba mengangkat kepalaku namun masih tetap menunduk malu, dia menepuk pundakku pelan setelah melihatku tersenyum senang.

"Douita."

Satu hal yang membuatku bertahan, dia adalah sahabatku. Dan dia tidak pernah mau menjauhiku seperti yang lain.

.

.

.

.

.

.

Bersambung...

Sebenarnya fic ini untuk white day, namun karena tanggal 14 nanti ada acara jadi di pub dari sekarang. Semoga kalian suka. Jangan lupa REVIEW ya!...