Pada tahun 1992 sebuah Kapsul Waktu dikubur di sebuah kota kecil yang bernama Konohagakure. Yang rencananya akan digali kembali 100 Tahun kemudian. Namun baru 20 Tahun, tanah tempat Kapsul itu dikubur digali seseorang dan Kapsul Waktu itu hilang, diikuti kematian satu persatu kontributor Kapsul Waktu secara mengerikan.
Sebagai penyelidik, Uchiha Sasuke bertugas mengurai pembunuhan berantai tersebut. Tetapi Sasuke tiba-tiba saja dikejutkan oleh kehadiran seorang wanita yang mengakui dirinya adalah seorang penyidik dari FBI, nama wanita itu Haruno Sakura. Sasuke merasa takjub saat wanita itu berhasil menyakinkan dirinya. Bahwa penyelidik wanita itu adalah seorang agen FBI dari masa depan. Dari masa 200 tahun yang akan datang.
Haruno Sakura melakukan perjalanan menembus waktu untuk menangkap seorang penjahat dari zamannya yang kabur ke zaman Sasuke. Yang kelihatannya berhubungan dengan Kapsul Waktu yang raib itu. Keduanya, Sasuke dan Sakura saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas menyidik tentang pembunuhan yang terjadi. Dan saat Sasuke mulai merasakan debaran-debaran lain saat dirinya berdekatan dengan wanita itu, dia seperti merasakan hal itu lagi, dia seperti seorang pria yang jatuh cinta, jatuh cinta pada agen FBI itu.
Namun saat perasaan cinta itu menyergap, Sasuke seperti merasakan keraguan, keraguan pada wanita itu. Sasuke manganggap Sakura bukanlah seorang manusia? Semua tingkah laku wanita itu sangat terkendali seperti Robot, tapi badannya hangat dan lembut seperti manusia? Sebenarnya apa kah dia?
Selengkapnya ... silahkan membaca kebawah ... selamat membaca readrs sekalian
.
.
.
Killing Time
Naruto punya Kishimoto-sensei
Ada baiknya jika saya mengingatkan, fic ini mengandung AU, OOC, dan cerita semau gw
Jadi bagi yang memang tak suka silahkan keluar dari halaman ini, terima kasih^
Author: Tachibana Mio
Pair : SasuSaku
Crime, Romance
.
.
Gedung pengadilan Konohagakure, Konoha 1 Januari 1992.
Sekelompok warga tampak sedang berkumpul, sekitar lima puluh orang sedang menyaksikan penguburan sebuah kapsul waktu, yang dikubur di sebelah tiang bendera di depan gedung pengadilan. Acara itu dihadiri oleh walikota, Anggota dewan kota, Hakim, empat pengacara, anggota komisaris kota, anggota satuan kepolisian, kepala polisi dan seorang pelatih basket. Beberapa wanita juga hadir di sana. Dan juga ada seorang wartawan dari surat kabar setempat yang tampak hadir untuk mencatat sekaligus mengambil foto penguburan kapsul waktu.
Uchiha Fugaku, pemilik toko besi, juga hadir bersama anaknya yang berusia sepuluh tahun. Mereka berada di sana hanya karena gedung pengadilan berada tepat di seberang jalan tempat tinggalnya. Anak laki-lakinya yang benama Uchiha Sasuke tampak sedang merapatkan jaket yang dikenakannya, karena embusan angin dingin yang menusuk kulit. Anak laki-laki itu dengan cermat memperhatikan setiap wajah orang-orang yang hadir di tempat itu.
Sasuke dan Ayahnya pindah ke Konoha sekitar lima tahun yang lalu. Fugaku adalah seorang duda dengan satu orang putra, dia tidak berminat untuk menikah lagi. Karena dia memang masih mencintai istrinya. Fugaku berniat untuk menyekolahkan Sasuke sampai keperguruan tinggi dahulu, baru kemudian memikirkan kembali masalah pernikahannya. Untuk saat ini dia ingin berkonsentrasi membesarkan putranya dulu.
"Tiga belas," ujar Sasuke tiba-tiba dengan suara rendah.
"Tiga belas apa?" tanya fugaku tidak terlalu memperhatikan maksud anaknya.
"Mereka memasukkan tiga belas barang ke dalam kapsul itu, tapi menurut surat kabar seharusnya cuma ada dua belas barang. Satu lagi apa ya?"
"Kau yakin ada tiga belas?"
"Aku menghitungnya tadi," tentu saja sebelumnya Sasuke telah menghitungnya. "Apa ya benda yang ketiga belas itu?" ujar Sasuke lagi, saat itu sang walikota sedang meletakkan kapsul ke dalam lubang yang telah digali satu hari sebelumnya.
Setelah memasukkan Kapsul Waktu, Walikota mengucapkan beberapa kata sebelum menimbun kapsul waktu dengan beberapa tanah, setelahnya dilanjutkan dengan Si pelatih basket yang menguruk tanahnya sampai padat. Satu menit kemudian lubang itu sudah tetutup tanah.
.
.
Sambil mengigil kedinginan Sasuke menggerakkan tubuhnya dengan geliah. "Aku mau menanyakannya," ujarnya tiba-tiba, lalu bergerak mendekati wartawan yang sedang meliput. Sambil mengehela napas Fugaku mengikutinya dari belakang.
"Maksudmu apa?" ujar Shimura Sai sambil menatap Sasuke heran. Fugaku yang memperhatikan pembicaraan putranya itu dari belakangnya hanya menghela napas pasrah.
"Kapsul waktu itu," ujar Sasuke menjelaskan. "Di surat kabar dituliskan hanya ada dua belas barang, tapi nyatanya ada tiga belas barang yang dimasukkan. Aku menghitungnya. Aku ingin mengetahui barang ketiga belas itu."
"Hanya ada dua belas barang, tepat seperti yang ditulis di surat kabar."
"Aku menghitungnya," ulang Sasuke.
Sai melirik Fugaku. "Hai," sapa Sai pada ayah Sasuke sopan, kemudian berpaling lagi kepada Sasuke seraya mengangkat bahu. "Maaf aku tidak bisa menolongmu. Aku tidak melihat ada yang aneh."
Sasuke memandang kesekelilingnya dan langsung mengunci pandangannya pada sang Walikota. Bila Sai tidak bisa menolongnya, maka dia akan langsung bertanya kepada sumbernya. Dengan segera Fugaku menangkap bagian belakang jaket anaknya saat Sasuke mulai beranjak. "Jangan menggangu Walikota," ujarnya datar. "Itu kan tidak penting."
"Aku hanya ingin tahu."
"Kalau begitu tanya pelatih saat sekolah dimulai senin depan."
"Itu kan enam hari lagi!" Sasuke tampak ngeri karena harus menunggu sedemikian lamanya untuk mengetahui sesuatu yang tidak bisa dia temukan hari ini.
"Kapsul waktu itu tidak akan pergi kemana-mana," ujar Fugaku sambil kembali menarik belakang jaket Sasuke. "Ayo kita pulang, masih banyak pekerjaan di toko."
Sasuke melihat ke sekelilingnya dan dia merasa bingung saat menyadari sang Walikota sudah menghilang dari pandangannya dan si pelatih juga sudah pergi. Dengan perasaan kecewa Sasuke mengikuti ayahnya kembali ke toko.
.
.
Dan pada akhirnya, Sasuke memang tidak pernah bisa bertanya kepada sang pelatih tentang barang ketiga belas itu. Karena pada pagi berikutnya sang pelatih ditemukan tergantung di pohon halaman belakang rumahnya. Tidak ada catatan penting tentang kematian pelatih itu. Karena pihak kepolisian langsung mengambil kesimpulan bahwa sang pelatih murni bunuh diri.
Kejadian bunuh diri sang pelatih, sudah mengusir semua pemikiran tentang kapsul waktu dari pikiran Sasuke. Dia malah lebih memilih untuk menyelidiki kematian sang pelatih yang menurutnya sangat mencurigakan. Karena terlalu mengasikkan saat menyelidiki itu dia sampai membuat tekad untuk menjadi seorang polisi dan membuang pemikiran untuk meneruskan toko milik ayahnya itu.
.
.
.
TBC
