Hey There []


Cast: Park Chanyeol, Byun Baekhyun and other EXO member

Pairing: ChanBaek

Length: Chaptered

Genre: BL/yaoi/boyxboy, romance, drama

Warning: typo, bahasa non baku


BAGIAN 1

So glad to meet you, Hey There….

.

.

Baekhyun tidak tahu pasti sejak kapan kupu-kupu mulai berkembang biak di dalam lambungnya. Ia juga tidak tahu sejak kapan jantungnya memiliki kekuatan untuk bekerja ekstra. Yang ia tahu hanyalah sudah lebih dari setengah hidupnya, ia menghabiskan waktu bersama Park Chanyeol.

.

*O*

.

Baekhyun mengenal Chanyeol saat ia duduk di bangku tingkat empat sekolah dasar. Saat itu Chanyeol adalah ketua kelas sekaligus tetangga bagi Baekhyun. Ya, mereka bertetangga tapi tidak pernah mengenal satu sama lain sebelum dipertemukan dalam kelas yang sama. Chanyeol adalah tipe ketua kelas yang dingin, sangat disiplin dan yang pasti menyebalkan. Entah kenapa semua teman Baekhyun memilihnya padahal Baekhyun lebih senang jika yang menjadi ketua kelas saat itu adalah Jongdae.

Baekhyun suka berteman dengan semua orang, tapi tidak dengan Chanyeol. Baekhyun membenci orang yang mengacuhkannya dan Park Chanyeol sudah mengacuhkannya lebih dari satu kali. Mungkin karena kepribadian Chanyeol yang terlalu dingin, pikirnya.

Usaha Bekhyun untuk selalu menghindari Chanyeol runtuh pada minggu kedua sekolah. Di minggu pertema wali kelas mereka membiarkan semua siswa duduk dengen teman yang mereka inginkan, namun di minggu kedua wali kelas Baekhyun merubah pola tempat duduk yang akan terus digunakan selama setahun ke depan. Dan teman sebangku Baekhyun yang awalnya adalah Jongdae berubah menjadi sosok yang berada di list paling bawah daftar nama anak yang akan Baekhyun ajak berteman, Park Chanyeol.

"Ini adalah batas garis territorial kita, dan kau tidak boleh melewatinya!" Baekhyun mengatakan itu setelah ia menggambar garis putih menggunakan correction pen yang membagi mejanya menjadi dua bagian.

Chanyeol melirik sekilas dan kemudian ia hanya mengedikkan bahu. Park Chanyeol kembali mengacuhkan Baekhyun.

Menjadi teman sebangku Chanyeol adalah neraka. Itu artinya Baekhyun akan melakukan semua kegiatan pembelajaran bersama Chanyeol. Ia akan berbagi buku bersama Chanyeol, mengerjakan tugas bersama Chanyeol, dan berdiskusi bersama Chanyeol-Baekhyun lebih suka menyebutnya diskusi tunggal karena hanya Baekhyun yang berbicara dan Chanyeol lebih banyak diam.

Chanyeol memang pendiam saat berdiskusi bersama Baekhyun, namun jika tiba saatnya presentasi kelompok, Chanyeol adalah tipe orang yang senang mencuri perhatian guru. Chanyeol selalu menyiapkan penjelasan tunggal yang akan ia jelaskan seorang diri dan mengabaikan pekerjaan tangan Baekhyun yang menurutnya sangat payah. Chanyeol akan menjelaskan semuanya dari awal sampai akhir dan hanya memberikan Baekhyun kesempatan untuk menyampaikan salam pembuka dan penutup. Baekhyun memang kesal, tapi laki-laki itu tak sekalipun mengadu kepada guru dan terima-terima saja jika selalu mendapat nilai C di setiap presentasi.

Tapi ada beberapa saat dimana Baekhyun sangat bersyukur duduk sebangku bersama Chanyeol. Chanyeol dengan sadar akan selalu membuka lebar-lebar lembar jawaban ulangannya agar Baekhyun bisa melihat dan menyalinnya. Lelaki itu bahkan mau bekerja dua kali lipat jika soal ulangannya dan Baekhyun berbeda. Pernah sekali Chanyeol di hukum karena ketahuan membantu Baekhyun mengerjakan ulangannya, dan sama seperti Baekhyun, laki-laki itu sama sekali tidak keberatan jika harus berdiri di koridor selama sisa jam pelajaran.

Baekhyun adalah tipe anak yang memerlukan perjuangan ekstra keras hanya untuk mendapat peringkat 10 di kelasnya, ia selalu berada di posisi belasan dari 32 anak yang berada di kelas. Walaupun begitu, Baekhyun lebih memilih bekerja keras untuk menaikkan skor pada gameboy kuning miliknya di bandingkan pada rapornya. Sedangkan Chanyeol, anak laki-laki itu bisa menjadi juara kelas walaupun dia tidak pernah belajar dan lebih sering menghabiskan waktunya untuk menggambar saat jam pelajaran. Baekhyun selalu berpikir apa yang membuat mereka begitu berbeda walaupun mereka sama-sama memakan nasi saat jam makan siang.

"Chanyeol, kita kerjakan di rumahmu saja."

Baekhyun pernah sekali berkunjung ke rumah Chanyeol dan itu membuatnya ketagihan. Bukan karena rumah Chanyeol yang mewah dengan fasilitas super lengkap, karena memang rumah Chanyeol adalah rumah standar yang dimiliki masyarakat Korea dengan penghasilan menengah ke atas. Melainkan karena Chanyeol memiliki kakak perempuan super keren yang akan selalu membuatkan mereka kue sebagai teman belajar.

"Kenapa tidak di rumahmu saja? Kita kan sudah pernah ke rumahku."

Chanyeol sesungguhnya bukan tipe orang yang suka bermain ke rumah orang lain. Anak itu lebih suka bermain sendiri. Namun setelah setengah semester mengenal Baekhyun, entah mengapa Chanyeol sangat penasaran bagaimana lingkungan hidup Baekhyun sehingga dapat membuat anak laki-laki yang duduk di sampingnya itu tumbuh menjadi pribadi yang sangat berisik.

Baekhyun menggelengkan kepalanya berulang-ulang kali. Tidak, ia tidak suka jika ada teman yang berkunjung ke rumahnya. Karena ada Baekbeom disana dan pasti kakak laki-lakinya itu akan selalu menggodanya.

Chanyeol melipat kedua tangannya di depan dada, terlihat sangat angkuh untuk anak seusianya. "Kalau begitu kita kerjakan di sekolah saja."

"Araseo.. Kita kerjakan di rumahku." Baekhyun akhirnya mengalah karena dia tidak suka berlama-lama di sekolah apalagi untuk mengerjakan tugas mengarang.

.

.

Baekhyun memberi tahu Chanyeol agar datang ke rumahnya pada hari Jum'at pukul dua siang, karena pada hari itu hyungnya akan mengikuti ekskul sepak bola dan biasanya pulang hingga jam makan malam. Chanyeol menurut dan lelaki itu menekan tombol rumah Baekhyun tepat pukul dua siang.

Baekhyun buru-buru menuruni tangga rumahnya, ia bahkan masih menggunakan celana pendek warna biru dengan gambar aladin lengkap dengan kaus yang bergambar serupa. Anak laki-laki itu diam-diam lupa akan janji yang ia buat sendiri kerana terlalu menikmati tidur siangnya. Baekhyun mengucak sebelah matanya sembari membukakan pagar untuk Chanyeol dan mendapati wajah datar teman sebangkunya.

"Kau ketiduran." Kalimat Chanyeol lebih terdengar seperti pernyataan dari pada pertanyaan.

"Yang penting sekarang aku sudah bangun."

Baekhyun berjalan mendahului Chanyeol dan mempersilahkannya masuk. Mereka berhenti sebentar di ruang tamu, membiarkan Chanyeol sedikit melihat-lihat rumah teman yang baru pertama kali ia kunjungi. Baekhyun diam-diam memperhatikan Chanyeol. Lelaki yang lebih tinggi tengah menggunakan celana denim se lutut dengan kaus bergambar kura-kura ninja yang di balut jaket warna coklat gelap. Chanyeol membopong tas ransel berwarna biru di punggungnya, dan laki-laki tersebut juga membawa bingkisan yang membuat kening Baekhyun sedikit berkerut.

"Apa itu?" Baekhyun bertanya sambil menunjuk bungkusan plastik yang sedang di bawa Chanyeol.

"Ini pie anggur, untunk nyonya Byun. Ibuku yang menyuruhku untuk membawanya."

Baekhyun mengangguk mengerti dan menerima uluran bingkisan dari tangan Chanyeol. Lelaki kecil itu meninggalkan Chanyeol sebentar kemudian menghampiri ibunya yang sedang berada di dapur untuk memberikan bingkisan tersebut.

"Jadi ini yang namanya Chanyeol?" Nyonya Byun berkata ramah sambil berjalan keluar dari dapur menghampiri Chanyeol, diikuti dengan anak bungsunya dari belakang.

Chanyeol tersenyum sopan menampilkan deretan giginya yang rapi. Ia sedikit membungkuk untuk memberi rasa hormat sambil memperkenalkan diri.

"Selamat siang, nyonya Byun. Namaku Park Chanyeol, teman sekelas Baekhyun." Chanyeol masih tersenyum saat menyampaikan kalimatnya. Baekhyun mendengus, anak itu pintar sekali mencari muka, batinnya.

Baekhyun mengajak Chanyeol menaiki tangga menuju kamarnya setelah dirasa lelaki itu cukup berbasa-basi dengan ibunya. Mereka berhenti di sebuah pintu kayu yang di cat putih. Chanyeol tiba-tiba ingin tertawa saat melihat bagaimana pintu itu dipenuhi dengan berbagai macam kertas gambar aneh yang Chanyeol yakin adalah karya Baekhyun, belum lagi dengan tulisan 'BYUN BAEKBEOM' di bagian paling atas pintu yang di tulis dengan font super besar ditambah dengan coretan garis merah ditengah-tengahnya.

Baekhyun membuka pintu itu dan mempersilahkan Chanyeol masuk. Chanyeol bisa melihat tempat tidur dengan tema cars yang sedikit berantakan pertanada Baekhyun baru saja memakainya. Sedangkan dekorasi ruangan yang lain masih tertata rapi-lebih rapi dari kamarnya-dan di dominasi oleh warna biru langit.

"Kau suka warna biru?" Chanyeol tiba-tiba bertanya.

"Aku suka langit."

Chanyeol ingin bertanya kenapa tapi malah justru ia hanya mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.

Mereka berdua duduk berhadap-hadapan di atas karpet berbulu milik Baekhyun. Baekhyun masih menggunakan piama aladin birunya dan tidak mau berganti pakaian walaupun sekarang ia memiliki tamu. Mereka berdua memegang pensil mekanik masing-masing dengan selembar kertas folio di hadapan mereka yang masih kosong. Semenjak tadi, keduanya hanya berdebat untuk memutuskan cerita tentang apa yang akan mereka tulis.

"Aku ingin menulis tentang sihir seperti Harry Potter atau Narnia."

"Narnia itu bukan tentang sihir, itu tentang peperangan, Chanyeol."

"Sihir, Baek! Disana ada penyihir wanita dan singa yang bisa berbicara." Chanyeol kesal karena temannya ini terlalu payah.

"Tapi tokoh utamanya kan manusia biasa seperti kita." Baekhyun ternyata tidak mau kalah. "Pokoknya aku ingin menulis tentang cerita petualangan seperti Home Alone atau Jumanji."

"Itu bukan petualangan!"

Entah siapa yang benar dan siapa yang salah. Mereka berdua memiliki definisi berbeda tentang apa yang dimaksud cerita sihir dan apa yang dimaksud cerita petualangan. Dan pada Akhirnya mereka menulis cerita tentang anak laki-laki yang menemukan kotak permainan-seperti jumanji-kemudian setelah dibuka dan dimainkan, kotak tersebut mengeluarkan sesosok penyihir wanita yang jahat dan seekor singa yang bisa bicara. Cerita itu berakhir dengan penyihir wanita yang mati dimakan oleh sang singa-mungkin karena lapar-dan anak laki-laki itu memelihara singa yang bisa berbicara dan mereka berdua hidup bahagia selamanya.

.

.

Baekhyun dan Chanyeol mendapat gelak tawa yang keras dari seluruh teman sekelasnya saat mereka membacakan tugas karangan mereka. Bagaimana tidak jika Baekhyun membacanya dengan sok dramatis ditambah dengan jalan cerita yang berantakan belum lagi ending yang aneh dan terkesan menyeramkan. Nyonya Jung-guru bahasa mereka-hanya bertepuk tangan riang sambil memasang senyuman hangat di wajahnya, walaupun aneh tapi hanya Chanyeol dan Baekhyun yang mampu menulis cerita fiksi sedangkan teman-temannya yang lain lebih memilih untuk menulis cerita pengalaman mereka semasa liburan. Sedangkan Chanyeol, anak laki-laki itu berdiri dengan angkuhnya tepat di sebelah Baekhyun. Tangannya kembali ia lipat di depan dada dan pandangan matanya seolah memandang tidak suka kepada semua teman sekelasnya. Anak laki-laki itu tidak suka jika hasil karyanya ditertawakan, dan kali itu ia jauh lebih tidak suka saat orang lain menertawakan teman sebangkunya, Byun Baekhyun.

Mereka kembali duduk di bangkunya. Kali ini Nyonya Jung sedang membagikan selebaran questioner tentang liburan wisata yang akan di adakan beberapa bulan lagi. para murid diberi kesempatan sendiri untuk menentukan tempat wisata apa yang ingin mereka tuju, dan tempat wisata yang paling banyak di pilih akan menjadi tujuannya.

Baekhyun memandangi lama kertas di hadapannya. Di situ ada empat pilihan. Pilihan pertama sampai ketiga bertuliskan tempat wisata yang telah direkomendasikan oleh pihak sekolah, sedang pilihan keempat hanya berisi titik-titik yang bebas diisi oleh para murid. Baekhyun diam-diam tersenyum, kemudian jari-jari kecilnya mulai menuliskan sesuatu di pilihan nomor empat.

"Budapest?"

Baekhyun menagngguk riang saat Chanyeol menanyakan apa yang dia tulis.

"Bodoh. Tidak mungkin kita akan pergi kesana. Pilih tempat yang ada di dalam negri saja." Chanyeol berkomentar.

"Tapi aku ingin kesana." Baekhyun mengerucutkan bibirnya. "Memangnya kau memilih untuk berwisata kemana?" Baekhyun dengan tidak sopan langsung mengambil kertas yang berada di tangan Chanyeol dan membaca kalimat yang berada di pilihan nomor empat "Seopji? Apa bagusnya?"

"Pemandangan disana bagus."

"Aku bosan dengan pemandangan laut dan tebing."

"Memangnya seminggu berapa kali kau pergi ke pulau jeju?" Chanyeol menggeram kesal.

"Hhmm.." Baekhyun bergumam mencoba untuk menghitung. "Dua kali. Saat aku masih bayi dan saat liburan kenaikan kelas dua."

Chanyeol membulatkan matanya untuk beberapa detik dan kemudian memilih untuk kembali mengacuhkan teman bodohnya. Mereka mengumpulkan kertas yang telah mereka isi kepada Nyonya Jung, dan seperti dugaan, Nyonya Jung akan tertawa begitu ia melihat kertas Baekhyun.

"Baekhyun-ah." Nyonya Jung memanggil Baekhyun untuk membuat anak laki-laki itu menoleh padanya. "Apa yang membuatmu ingin berkunjung ke Budapest?"

Baekhyun nyengir lebar merasa bahwa ada sedikit kemungkinan bahwa tempat tujuan wisatanya akan di setujui. Sedangkan teman sekelasnya mulai tertawa karena berpikir bahwa Baekhyun terlalu delusional dan sekali lagi itu membuat Chanyeol kesal.

"Aku dengar disana kotanya bagus dan rapi. Lalu setiap tahun akan diadakan Sziget Festival yang diadakan setiap bulan Agustus, bukankah itu bertepatan dengan libur kenaikan kelas? Oh, aku ingin sekali kesana." Baekhyun berkata dengan mata berbinar dan suara yang lantang, jangan lupa kaki kecilnya yang sedikit di hentak-hentakkan menunjukkan betapa ia bahagia hanya dengan sekedar menceritakannya.

Chanyeol diam-diam mengambil pensil mekaniknya dan membuka sebuah notes kecil yang selalu ia letakkan di dalam kotak pensilnya. Anak lelaki itu menuliskan kata tentang 'Budapest dan Sziget Festival' disana, rencananya sepulang sekolah ia akan menanyakan pada noonanya tentang kedua hal tersebut.

.

.

"Chanyeol, ajari aku matematika."

Baekhyun kembali merengek entah untuk keberapa kalinya pada hari itu. Seminggu menjelang ujian semester adalah hari-hari terberat yang harus dilalui Chanyeol, bukan karena ia harus belajar ekstra agar dapat nilai maksimal, melainkan teman sebangkunya akan menghantuinya seminggu penuh dan minta diajari ini itu.

Chanyeol sebenarnya mau-mau saja membantu Baekhyun, tapi anak laki-laki itu semacam memiliki trauma tersendiri. Semester lalu Chanyeol bersedia membantu Baekhyun untuk menghadapi ujian semester, namun setelah itu Chanyeol menyesal karena Baekhyun nyatanya tidak pernah sungguh-sungguh belajar. Anak laki-laki itu akan lebih banyak bergurau dari pada mengerjakan soal latihannya, pada akhirnya Baekhyun akan menyuruh Chanyeol menuliskan prediksi soal yang akan keluar saat ujian semester dan menghafalkannya di rumah.

Kali ini Chanyeol tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Lelaki itu hanya menyuruh Baekhyun belajar sendiri dan selebihnya dia akan mengacuhkan Baekhyun selama di sekolah. Chanyeol akan datang lima menit sebelum bel masuk dan pulang lebih awal tanpa menunggu Baekhyun. Chanyeol juga tidak mau mengangkat telpon dari Baekhyun dan tidak mau menemui teman sebangkunya itu jika sedang berkunjung ke rumahnya.

Di hari pertama ujian semester Baekhyun datang ke sekolah dengan penampilan berantakan. Matanya terlihat sayu dan diameter kantungmatanya juga semakin melebar, anak itu seperti habis menangis dan begadang semalaman. Baekhyun tiba-tiba menendang kaki Chanyeol sebal sebelum ia meletakkan tas ranselnya dan duduk. Tempat duduk mereka akan dipisah selama ujian semester dan itu artinya Baekhyun akan duduk sendirian tanpa Chanyeol disampingnya.

Chanyeol memandangi Baekhyun yang sedang menenggelamkan kepalanya di atas meja lama-lama. Ia membuang nafasnya kasar dan tiba-tiba tahu apa yang harus ia lakukan. Selama ujian Chanyeol sama sekali tidak menoleh ke Baekhyun walaupun anak itu tepat berada di sebelah kirinya dan berulang kali memanggil namanya dengan nada berbisik. Chanyeol bahkan tidak mengizinkan Baekhyun untuk sedikitpun mengintip lembar jawabannya. Baekhyun sebal, ingin rasanya ia menangis saat itu juga karena ia hanya bisa mengerjakan kurang dari setengah soal yang diujikan.

Bel berbunyi menandakan ujian telah usia. Baekhyun memandangi lembar jawabannya dengan mata berair menahan tangis. Ia tidak tega membayangkan berapa nilai yang akan dia peroleh, tapi dia mencoba untuk tidak peduli dan pasrah. Baekhyun bangkit dari kursinya, namun dengn gerakan cepat Chanyeol mengambil lembar jawaban Baekhyun dan meremasnya secara kasar kemudian memasukkannya kedalam saku celana yang ia kenakan. Chanyeol kemudian memberikan lembar jawaban baru kepada Baekhyun tanpa berbicara sedikitpun. Baekhyun tertegun, Chanyeol memberinya lembar jawaban yang telah terisi penuh dengan nama Byun Baekhyun tertera disana. Dan begitulah selama seminggu penuh Baekhyun menjalani ujian semesternya.

.

.

Lagi, kali ini Chanyeol kembali meraih peringkat pertama di kelasnya. Sedangkan Baekhyun masih tetap menduduki peringkat ke-13. Chanyeol memang mengerjakan semua ujian semester Baekhyun, tapi tidak begitu banyak membantu nilai Baekhyun karena memang nilai harian Baekhyun tidak begitu bagus.

Hari ini adalah hari dimana wisata sekolah diadakan. Dan tempat wisata yang terpiliha adalah lokasi wisata edukasi alam bernama Daraengi Village yang terletak di daerah Honghyeon-ri, Nam-myeon, Namhae-gun, provinsi Gyeongsangnam. Baekhyun datang ke sekolah lebih pagi agar ia bisa memilih tempat duduk yang berada di depan. Dan saat itu Jongdae datang menghampirinya.

"Baek, ayo duduk denganku."

Baekhyun tidak pernah seragu ini saat mendengar tawaran Jongdae. Biasanya dia akan langsung berkata iya, namun kali ini Baekhyun memikirkan Chanyeol. Dengan siapa anak laki-laki itu akan duduk jika Baekhyun duduk bersama Jongdae? Akhirnya Baekhyun menggeleng untuk memberikan jawaban, dan berkata bahwa ia sudah berjanji akan duduk bersama Chanyeol.

Baekhyun memilih tempat duduk nomor tiga dari depan. Ia meletakkan tas ranselnya di tempat duduk yang berada di sebelahnya menandakan tempat itu sudah ada yang memesan. Baekhyun terus menatap ke jendela mendeteksi kehadiran Chanyeol yang ternyata datang paling akhir hari itu. Baekhyun langsung melambai begitu Chanyeol tiba dan menyuruhnya untuk duduk di sebelahnya. Chanyeol datang menghampiri Baekhyun dengan wajah datar yang selalu ia tampilkan. Lelaki itu berulang kali memandangi baekhyun dan satu tempat duduk kosong yang berada paling belakang, sebelah Jongdae.

"Duduk disini." Baekhyun melambai-lambaikan tangannya di depan mukan Chanyeol.

"Aku suka duduk di belakang."

Chanyeol dengan santainya berlalu meninggalkan Baekhyun yang tangannya sudah meremas kesal tas ranselnya. Dan akhirnya Baekhyun menghabiskan waktu tujuh jam perjalanannya dengan duduk disamping Nyonya Ahn, wali kelasnya.

Baekhyun mengacuhkan Chanyeol selama perjalanan. Anak laki-laki yang lebih tinggi berulang kali menghamppiri tempat duduk Baekhyun untuk menawarkan makanan ringan namun Baekhyun sama sekali tidak menoleh kepadanya. Chanyeol berulang kali menebak jangan-jangan Baekhyun tidak suka jenis makanan ringan seperti chocopie atau papero stick yang berulang kali ia tawarkan, namun ia tahu bahwa ini semua salahnya saat Jongdae menanyakan sesuatu padanya.

"Bukannya kau sudah berjanji pada Baekhyun?"

Chanyeol menaikkan salah satu alisnya, "Janji apa?"

"Baekhyun bilang kalian akan duduk bersama. dia bahkan menolak twaranku untuk duduk dengannya."

"Aku tidak pernah menjanjikan itu." Chanyeol berkata dingin.

Ya, Chanyeol memang tidak pernah menjanjikan itu. Kembali berulang kali ia meyakinkan diri sendiri bahwa bukan dia penyebab Baekhyun mengacuhkannya, ini semua salah Baekhyun yang terlalu percaya diri. Namun berulang kali pula ia merasa menyesal karena tidak bisa menjadi teman sebangku yang baik, seharusnya Chanyeol mengiyakan ajakan Baekhyun tadi.

Baekhyun benar-benar serius dengan acaranya mari-mengacuhkan-Chanyeol. Sesampainya di Daraengi Village, Baekhyun tak sekalipun menolehkan wajahnya ke arah Chanyeol. Anak laki-laki itu akan memilih untuk satu kelompok bersama Junghong dan Daehyun si pendiam dibanding bersama Chanyeol ataupun Jongdae.

Di malam hari, semua murid-murid akan tidur jadi satu di sebuah aula yang luas. Walaupun Baekhyun tidur tepat bersebelahan dengan Chanyeol, anak itu masih tidak mau menoleh ke arahnya. Saat semuanya sudah siap untuk tidur, Baekhyun malah terlihat gusar. Dan Chanyeol tahu apa yang menyebabkannya seperti itu, Baekhyun lupa membawa selimut. Baekhyun berjalan kesana-kemari menanyai semua teman sekelasnya-kecuali Chanyeol-apakah ada yang membawa selimut lebih, namun semuanya menggeleng. Baekhyun akhirnya kembali ke tempat tidurnya dengan wajah lesu. Malam itu ia terpaksa tidur hanya dengan menggunakan jaket dan celana olahraga.

Chanyeol bangun di tengah malam. Ia merasa tidak nyaman dalam tidurnya. Lelaki itu menoleh ke samping dan mendapati Baekhyun sedang tidur dengan ekspresi mengeras serta tangan yang menggenggam kaku seperti kedinginan. Dengan tanpa diperintah, Chanyeol merebahkan selimutnya yang bergambar lambang batman ke tubuh Baekhyun. Ia ingit jika teman sebangkunya itu tidak tahan dingin. Sesaat setelah Chanyeol memberikan selimutnya, ia bisa melihat ekspresi tidur Baekhyun yang mulai nyaman. Chanyeol tersenyum sendiri dibuatnya.

.

.

Baekhyun tidak habis pikir dengan apa yang dilakukannya hari ini.

Seperti biasa, setiap seminggu sekali keluarganya akan pergi ke gereja untuk beribadah. Baekhyun biasanya akan malas ikut, namun hari ini dialah yang paling bersemangat. Baekhyun berjalan memasuki gereja dengan pakaian rapi yang melekat di tubuhnya. Ia memilih tempat duduk paling depan, beranggapan bahwa semakin depan akan semakin membuatnya dekat dengan Tuhan-nya.

Ia beribadah seperti biasa. Mendengarkan wejangan dari pendeta dan menyanyikan lagu rohani bersama-sama. Namun ada sedikit yang membuatnya berbeda. Biasanya Baekhyun akan segera pulang begitu acara tersebut selesai, namun hari ini Baekhyun tinggal sedikit lebih lama untuk menyampaikan do'a terakhirnya hari itu.

Baekhyun kecil menutup kedua matanya, menangkupkan kedua tangannya di depan dada sambil berkata lirih.

"Tuhan, izinkan Chanyeol sekelas denganku lagi tahun depan."

Ya, Baekhyun memang membenci Chanyeol dan beranggapan bahwa anak itu adalah anak paling menyebalkan yang pernah dia kenal. Tapi tetap saja, Baekhyun berharap agar bisa sekelas lagi dengan Chanyeol tahun depan dan tahun-tahun depannya lagi. Ia juga berharap akan memasuki SMP, SMA, bahkan Universitas yang sama dengan Chanyeol.

Baekhyun diam-diam mulai menikmati berteman dengan Chanyeol. Ia bersyukur karena bisa dipertemukan dengannya.

.

.

.

TBC


a/n:

annyeong...

saya kembali dengan ff chanbaek dan semoga kalian nggak akan bosan membaca ff saya yang tokohnya hanya itu-itu mulu -_- kalo nggak Chanyeol, Baekhyun, atau Kris hahaha tp emg saya lebih mudah dapet feel kalo castnya mereka/?

well, semoga ff ini bisa memuaskan kalian.. dan tolong tinggalkan review ya :)

thanks juga yg udah mau baca ff saya terdahulu dan sudah meninggalkan jejak :)

love you :*