Taomio Present ...

~ I'm Sorry, I Can't Be Perfect ~

.

.

.

.

HunTao

GS

DLDR

.

.

.

.

~ I'm Sorry, I Can't Be Perfect ~

.

.

.

.

Aku ingin bernafas lebih

Aku ingin menelan hujan dan menutup akar

Seperti rumput nyata

(AKMU - Artifical Grass)

.

.

.

.

"Ah .. ah .. oppa .. ne .. ne .. right there oppa. ah .." suara desahan itu terus berputar dari sebelah ruangan gadis bermata panda yang tengah menatap sayu cincin pernikahannya. Matanya berkaca – kaca, namun tak ada cairan bening yang keluar dari pelupuk matanya.

"Aku harus kuat." Ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri sambil memegang erat jari manisnya.

Tok tok

Gadis bermata panda itu segera membukakan pintu dengan tergesa – gesa walaupun sebenarnya ia baru tidur sebentar. Dan tak bisa dipungkiri kepalanya sedikit pening karenanya.

"Ah, eonnie? Wae?" tanyanya agak kaget dengan kedatangan wanita yang lebih tua beberapa tahun darinya ini.

"Buatkan aku 2 gelas kopi hangat, lalu bawakan ke kamarku!" perintahnya dengan sedikit membentak.

"Ah, ne eonnie." ia mengiyakan permintaan wanita itu dengan sopan.

Gadis itu segera berjalan menuju dapur dan membuatkan 2 kopi hangat. Setelah selesai membuatnya, ia segera menuju kamar sang wanita tadi yang menyuruhnya membuat kopi. Ia mengetuk pintu dengan lembut berharap sang pemilik kamar tak begitu terganggu dengan kedatangannya.

"Eonnie, kopinya sudah siap." ujarnya lembut.

"Masuklah." ujar seseorang yang dipanggil 'Eonnie' oleh gadis bermata panda ini.

Dengan hati – hati, ia memutar gagang pintu dan membukanya secara perlahan.

Ia menatap sayu pemandangan yang ada di depannya. Matanya menyiratkan kesedihan, kekecewaan dan kerapuhan. Ia melihat suaminya tengah memeluk mesra wanita yang dipanggil 'Eonnie' yang tak lain adalah istri pertama suaminya. Iya, gadis itu adalah istri kedua. Dan mereka berpelukan dengan keadaan telanjang, hanya dibalut 1 selimut besar. Tak tahukah mereka begitu sakit hatinya melihat mereka berdua? Tapi apa daya. Ia tahu posisinya di rumah ini.

"Apa yang kau lihat?!" tanya eonnie-nya dengan ketus.

"Ah, ania eonnie." ujarnya berbohong.

"Letakkan kopi itu di meja!" perintah eonni-nya.

"Oh nde Luhan eonnie." ujarnya patuh.

.

.

.

.

Hari demi hari , aku mencintaimu

Tapi aku sakit tanpa henti

Larut malam , aku tidak bisa tidur karena memikirkanmu

Aku merasa tidak bisa tertidur bahkan setelah hari ini saat aku merindukanmu

(Ailee - Day By Day)

.

.

.

.

Gadis bermata panda itu kini tengah menyiapkan sarapan pagi untuk suami dan kakaknya.

"Ah, chagi-ah .. kemari, biarkan aku merapikan dasimu." ujar Luhan dengan gembira sambil menarik lengan Sehun.

Laki - laki itu tersenyum manis, lalu mengangguk menandakan bahwa ia mengiyakan permintaan istrinya tercinta itu.

Gadis itu menatap sedih pemandangan yang ada didepannya ini, walaupun setiap pagi ia selalu melihatnya. Namun, tak bisa dipungkiri kalau hatinya selalu sakit jika melihat itu. Ia sangat ingin melakukannya, sangat ingin.

"Nah, selesai yeobo." ujar Luhan dengan senyuman ceria terpampang jelas diwajahnya.

"Euung .. itu .. uhm .. euung .. sarapannya sudah siap." ujar gadis itu dengan canggung, jika dilihat – lihat, ia seperti pembantu bukan seperti istri seorang presdir terkenal se-Korea Selatan itu.

~ I'm Sorry, I Can't Be Perfect ~

Gadis itu mencuci piring dan peralatan memasak dengan berlinangan air mata. Air mata itu mengalir begitu saja tanpa bisa dicegah. Tangisannya semakin deras dan kini isakan mulai keluar dari mulut kucingnya. Ia sakit, ia sangat sakit. Apakah dirinya ini tak dapat dilihat? Apakah dia bukan termasuk dalam keluarga ini? Mengapa mereka selalu mengabaikannya?

Flashback

"Zizi, kenalkan ini Sehun, Oh Sehun, calon suamimu."

"Kami, kami sebenarnya kesini ingin meminang Zitao, apa kau bersedia untuk menjadi pasangan hidup anak kami ini, Oh Sehun?"

"Apakah Anda bersedia untuk mengambil dia, Oh Sehun sebagai suami yang sah, selama masa hidup Anda berdua? Bersediakah Anda nona Huang Zitao?"

"Aku tak akan menyentuhmu! Jangan berharap lebih dengan pernikahan ini! Aku tak mencintaimu!"

"Sudah ku bilang aku tak mencintaimu, jadi apapun yang aku lakukan jangan pernah ikut campur!"

"Dengar! Kau hanya istri kedua Sehun oppa. Jangan berharap lebih padanya, karena cintanya hanya untuk aku seorang."

"Sehun oppa tak mencintaimu, jadi lebih baik kau terima itu."

"Jika bukan karena paksaan ayahnya, kau pasti sekarang bukan Nyonya Oh!"

Perkataan – perkataan itu terus berputar dalam otaknya. Memori – memorinya kembali bermunculan, dari bagaimana pertama kali ia bertemu dengan Sehun, bagaimana ia dilamar oleh keluarga Sehun, bagaimana saat ia dan Sehun mengucapkan janji suci di gereja, bagaimana laki - laki itu dengan tegas dan tanpa perasaan menolaknya, bagaimana cacian – cacian yang dikeluarkan oleh Luhan atas cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Semua itu berputar - putar di kepala Tao layaknya film.

"Eomma .. hiks .. aku akan .. hiks .. bertahan. Aku akan bertahan eomma .. hiks. Aku mencintainya .."

~ TBC ~

.

.

.

Baiklah, ini baru permulaan yeth :v

Pengen liat dulu reaksi kalian. Apakah harus dilanjut ape dihentikan ajeh.

Buat yang HunHan, plis jangan nge-bash ye ;) ini pan cuma cerita :p hehhe