RIVAL

Author: Vienasoma

Remaker: Chickenbear

Main Cast:

Kim Jaejoong (21)

Jung Yunho (23)

Park Yoochun (23)

Kim Junsu (21)

Kim Hyunjoong (26)

Genre:

Abnormal.

Rating:

PG-15

Note: FF INI MURNI MILIK VIENASOMA DAN SAYA HANYA ME-REMAKE NYA SUDAH DENGAN PERSETUJUAN AUTHOR ASLINYA. SO INI BUKAN PLAGIAT/MENCURI KARYA ORANG LAIN ;D

Jaejoong POV

Sial. Kali ini nilai ulanganku dikalahkan lagi oleh yeoja sialan yang sialnya lagi adalah chinguku semenjak kecil Kim Junsu. Yeoja manis bermata teduh dan selalu mengumbar senyum kepada siapapun yang melihatya. Shit manis dari mana? Mukanya itu sangat mengerikan jika berada di dekatku. Kalian tahu.. jinjja. KALIAN TAHU? Dia.. yah Kim Junsu baru saja mengunjungiku dan memamerkan nilai ulangannya dan menyeringai meremehkan pada seorang Kim Jaejoong.

Ini semua gara – gara umma yang memaksaku berbelanja sehingga tidak sempat belajar dan mengulang semua materi ujian. Dan Karena itu nilai ujianku Cuma bernilai 99. Akh. Umma. Demi apa. Pulang dari sekolah ini aku akan membakar semua alat makeupnya.

"Hahahaha, bagaimana Jae? Kali ini kau mau mengakui jika aku lebih unggul?"

"Cih kau sedang beruntung saja Su. Nilai kita Cuma beda satu angka."

Aku menyilangkan tangan di hadapannya memainkan rambutku yang tergerai ikal.

"Tetap saja Jae aku yang mendapat nilai 100 dan kau 99! Semua juga tahu nilai mana yang lebih tinggi"

Dia mau berlagak? Tidak bisa di biarkan! Aku tidak terima dengan kekalahan.

"Sudahlah Jae. Yang jelas kau sudah kalah. Seperti biasa, pulang ini kau harus mentraktir Es krim untukku. Aku tunggu di kafe biasa. Annyeong."

Junsu melambaikan tangan padaku yang masih asik meremas nilai ujian di tangan kiri.

Jangan merasa heran dengan pertemanan aneh kami. Dilihat dari luar kami memang seperti rival abadi. Tapi kami memiliki ketergantungan satu sama lain. Yah, kami hanya memiliki satu sama lain. Junsu hanya memilikiku sebagai sahabatnya dan aku juga hanya memiliki dia sebagai sahabatku. Kami bukannya tidak mau bersahabat dengan yang lain. Tapi mereka yang tidak berani mendekati kami. Mungkin aura kami membuat mereka tidak tahan. PERFECT. Kami adalah yeoja terperfect di sekolah ini. Otak encer. Orang tua kaya. Namjachingu kami juga idola disini. Untung saja soal namjachingu kami tidak perlu bersaing, seleraku dan seleranya berbeda. Yunho oppa bermata seperti musang dan sangat indah. Sedangkan Junsu menyukai mata bulat besar seperti Yoochun oppa.

Kami selalu bersaing dalam segala hal. Ingat! Segala hal. Nilai ujian dan tingkat kepopuleran. kami bersaing dalam segala bidang. Dan sialnya kali ini aku kalah. Kalah? Aku benci. Aku harus membelikannya es krim.

.

.

"Jae, Gwenchana?" Yunho oppa membelai rambutku dan membawanya bersandar pada pundaknya. Membuat beberapa siswa yang melihat kami memandang iri. Dasar single kasian. tidak ada kerjaan lain melihat pasangan yang mesra seperti kami. Aku memberikan pandangan mendelik kepada mereka dan kembali bersandar pada Yunho oppa.

"Aku kalah dari Junsu, oppa! Ujian kali ini aku kalah dengannya." Aku meremas ujung kemejanya dan membenamkan kepalaku disana menghirup aroma tubuhnya yang khas. Bukan parfum, tapi bau badannya, wangi sekali. Aku selalu merasa nyaman dengan Yunho oppa. Aku mengalungkan tanganku pada lehernya dan memeluknya erat.

"Apa sebaiknya tantangan yang kuberikan padanya oppa?"

"Kalian ini apa tidak bosan selalu bersaing hmm?"

Aku merasakan tangan Yunho oppa membelai rambutku. Aku semakin memeluknya erat.

"Itu salah satu cara kami membunuh waktu oppa. Kami harus punya tujuan"

Apa yang harus kusaingkan lagi? Bersaing Menjadi model sudah pernah dan kami malah di pilih bersama – sama, bersaing memiliki namjachingu juga sudah pernah dan pada akhirnya kami sama – sama memilikinya sekarang. Ranking? Kami sama – sama peringkat satu di kelas kami masing – masing. Pamor? Kami sama – sama populer? Kami selalu seri dan kali ini TIDAK. Aku kalah. Tidak bisa dibiarkan.

"Ckck, apakah kalian tidak bisa berhenti mempertaruhkan hal-hal konyol seperti itu, sayang?" dia mengangkat daguku dan menatap mataku lembut. Huaah, mau meleleh rasanya, untungnya Junsu tak mengincarnya dan lebih memilih Yoochun oppa, walaupun aku tak mengerti apa hebatnya dia. Bagiku tetap oppaku yang nomor satu! Huuuh, andai saja ini bukan koridor sekolah, aku pasti langsung mengecup bibir Yunho oppa.

HAH! aku terhanyut dan hampir melupakan niatku! Aku melepaskan pelukanku.

"Gwenchana?" Katanya bingung dengan sikapku.

"Tidak bisa, harga diriku dipertaruhkan disini, oppa. Mana mungkin aku berhenti, dari semua pertaruhan kami baru kali ini aku kalah" Aku menyenderkan diriku di dinding, mengigit – gigit kukuku cemas. Ada rasa aneh yang bergumul di hatiku kalau aku tidak mengalahkan si sialan itu. Aku harus, harus segera menemukan caranya bagaimanapun juga! Yunho oppa menatapku bingung dan diam.

"Yah, terserahmu saja Jae. Hanya jangan memaksakan diri oke?"

Jangan memaksakan diri? Bagaimana caranya? Harga diriku terluka. Aku tidak bisa santai dan tidak memaksakan diri untuk membalas Junsu.

KRIING

"Sudah bel, segeralah masuk, nanti kau terlambat." Dia menyentuh pipiku lembut dan tersenyum. Kemudian berbalik menjauh. Dan aku, dengan langkah gontai masuk kedalam kelas seperti biasa, dengan penduduk kelas yang super biasa ini. Mereka ribut saat aku masuk. Terutama para namja biasa yang standar. Mereka melirikku dengan pandangan memuja. Butuh berabad – abad untuk membuatku tertarik pada mereka. kalahkan dulu Yunho oppa. Dan aku yakin tidak seorangpun namja yang bisa mengalahkannya.

"Eh.. Kau tidak menggunakan pengaman?" Aku mendengar salah seorang yeoja yang berkumpul di ujung kelas berbicara berbisik. Bodoh berbisik tapi masih bisa kudengarkan. Apa mereka sengaja

"Ne.. Oppa tidak tahu jika punyanya habis. Dan kami tidak bisa menghentikannya, kalian tahukan jika sudah sepert itu.. aa…" Dia tidak melanjutkan perkataannnya. Apa maksudnya jika seperti itu? Hei kalian tolong sambung pembicaraan setengah ini. Aku mengangkat kepalaku yang sedari tadi kusenderkan di meja.

"Kalian gawat sekali. Hahahaha, tapi berapa kali kalian melakukannnya seminggu?" Yeoja berkuncir satu melirik satu – satu pada chingunya. Mengedipkan mata nakal.

"Hmm, sepertinya hanya seminggu sekali."

"Aku tiga hari berturut – turut ini melakukannnya terus,"

"Hah? Serius? Tiga hari berturut – turut? Namjachingumu tidak lelah?"

"Lelah, makanya hari ini kami berjanji tidak akan melakukannya lagi."

"Wah Daebak. Namjachinguku saja hanya sekali seminggu memintanya."

Hei kenapa mereka seperti sedang membanggakan dan berkompetisi tentang kehidupan sex mereka. Apa-apaan? Tidak adakah yang lebih menarik dari itu.

Tunggu dulu!

Kompetisi? Jinjja. Aku mendapatkan ide. Cih. Si Junsu itu kan sangat polos. Ini bisa kujadikan bahan untuk menantangnya. Aku yakin dia tidak tahu menahu tentang sex. Aku ingat waktu masih TK, kami mengintip anak laki-laki pipis dan dia menjerit, dia mengira alat kelamin mereka itu ular. Bodoh! Hmm, tapi bukankah aku juga tidak tahu? Well. Gampang. Ada seseorang yang kukenal sangat pervert mengenai hal ini. Huahauahahahha. Aku kembali bersemangat! Sepulang sekolah nanti, akan kususun rencana besar menghancurkan senyum sombong Junsu!

.

.

"Aku pulang." Teriakku masuk kedalam rumah. Melepas sepatu yang melekat pada kakiku dan masuk mencari umma.

"Umma. Hyunjoong oppa belum pulang?" Aku melihat sekeliling dapur dan melihat menu makanan yang menggiurkan. Ani. Nanti saja. Aku harus mencari yang kucari terlebih dahulu.

"Tumben bertanya tentang oppamu Jaejoong. Bukannya kau tahu dia selalu latihan dengan bandnya setelah pulang sekolah."

Yes. Baiklah tidak perlu aku mengkhawatirkan jika Hyunjoong oppa akan pulang cepat. Aku mencium pipi umma dan beranjak pergi. Menaiki tangga dan berhenti didepan pintu kamar bercat putih, aku menaruh tangan pada handle pintu dan membukanya perlahan.

KLEK.

Pabo. Hyunjoong oppa Tak pernah mengunci pintunya! Langsung saja mataku mencari sebuah benda yang sering dilihat Hyunjoong oppa tiap tengah malam.

Aku membuka laptop berwarna biru dan menyalakannya. Membuka my computer dan masuk pada menu data. Mencari – cari dan memilah. Dimana kiranya disembunyikan? Apa Hyunjoong oppa mengHIDEnya? Ckckckck…

Ada folder aneh, BIOLOGI ILMIAH. Ku klik, namun isinya kosong. Sejak kapan pervert kelas atas itu peduli dengan biologi? Tugas-tugasnya saja aku yang mengerjakan! Tentu saja dengan syarat akhir minggu selalu ada alat make up baru di kamarku! Aku semakin tak percaya, aku klik PROPERTIES, dan kulihat banyak sekali space yang digunakan! Khu khu, pasti ini di hide. Dan tebakanku benar! Saat ku unhide, terbentanglah semua video, gambar dan cerita-cerita nista yang entah dari mana dia mendapatkannya? Oppa…. Ckckckckck.

Aku menjelajahi folder demi folder. Agak sedikit aneh melihat gambar-gambar orang sedang melakukan hubungan sex. Aneh? Tentu saja. Walau selama ini aku sudah lama menjalin hubungan dengan Yunho oppa kami tidak pernah melakukan hal lain yang melebihi ciuman. Otte? apa Yunho oppa yang setampan pangeran itu akan setuju dengan taruhan ini? Huh. Nanti saja di pikirkan

Baiklah, semangat Jaejoong. Aku memilih salah satu dokumen berformat .doc yang berjudul "Rumus Bercinta" jinjja! Seperti matematika. Kubaca paragraph demi paragraph, sedikit konyol dan aku tidak mengerti sama sekali. Mungkin langsung melihat videonya saja, lebih jelas. Hmm, pikiran kotorku bekerja, kira-kira Hyunjoong oppa melakukan hal-hal ini dengan siapa? Aku selalu melihatnya membawa yeoja berbeda setiap minggu. Apa semua yeoja itu dia ajak…? Er, aku tidak mau membayangkan.

Kembali menjelajah, ternyata videonya ada ribuan! Puah! Sembarang saja kuklik.

"Ahh…. Ahhh… Huksss…. Ahhh….."

Shit! Suaranya terlalu keras! Aku mencari headset, bisa-bisa umma mengamuk melihat Jaejoongnya yang polos ini ketahuan menonton video porno! Kajja, lets study and beat that bitch!

.

.

Junsu POV

Jaejoong melipat tangannya dan tersenyum simpul. Sendok es krim yang mau kusuapkan kemulutku terhenti.

"Mwo? Kau bilang apa Jaejoong?" Dia membatalkan janjinya mentraktirku es krim kemarin siang dan terburu-buru pulang, Bahkan yang paling aneh mengacuhkan ejekanku, Itu tak seperti biasanya. Kupikir dia shock kalah telak dariku. Dan hari ini di mengajakku kembali ke kedai es krim biasa.

"Ne, kubilang mari kita melakukan foursome. Aku, kau, dan namjachingu kita masing-masing. Ini taruhan dariku."

Foursome?

"Heh, kau tidak bosan kalah dariku?"

"Maaf Junsu, aku baru kalah sekali darimu."

"Dua kali, bungee jumping saat kita di Busan dihitung juga."

Wajah yeoja manis itu berubah merah. Ck, dia marah. Aku tahu dia tak mau mengungkit-ungkit masalah dia termuntah saat bungee jumping dan mempermalukan dirinya di hadapan ribuan orang.

Jaejoong menyibakkan rambutnya, raut wajahnya kembali tenang.

"Otte? Kau menerima tantanganku?"

"I'm Kim Junsu, and I'm unbeatable. I'll take all your bet, bitch."

"Hoh, unbeatable, huh? We'll see, how fast your boyfriend out. Maybe just 15 minutes."

Aku menyuapkan sesendok es krim lagi kemulutku.

"Jadi, kapan? Dimana?"

"Seminggu dari sekarang, di hotel kakekku di Busan. Minta persetujuan dulu dari namjachingumu yang perfect itu, apakah dia sanggup?"

"Tentu saja, pabo. Dia selalu mendukungku. Tidak seperti oppamu itu."

"Memangnya oppaku kenapa?"

Aku menjulurkan lidahku dan mengabaikannya. Kami berdua berdiam diri, aku memandang wajah Jaejoong yang manisss sekali. Siasat apa lagi yang digunakannya ? Serius sekali dia, nampaknya dia benar-benar ingin mengalahkan. Puh, tentu saja, dikamusku tidak ada kata-kata kalah!

"Foursome kali ini apa tantangannya?" Tanyaku. Dan kulihat dia memberhentikan kegiatan menyedok eskrim kedalam mulutnya.

"Junsu jangan bilang kau terlalu bodoh untuk tahu apa arti foursome yang kumaksud."

Hei. Apa ini? Bodoh? Aku? Sejak kapan?

"Tentu saja aku tahu Jae. Foursome .. four = 4 dan some orang. 4 orang kan? Kau dan oppamu aku dan oppaku 4 orang. Yang aku tanyakan kita 4 orang ini akan melakukan tantangan apa?"

Dia menepuk jidatnya dan melihatku kasihan. Wae? Apa aku salah? Bukankan dia mengajakku untuk foursome yang berarti melakukan taruhan 4 orang? Pandangannnya membuatku sedikit tidak suka. Di remehkan? Aku Kim Junsu tidak suka di remehkan. Apa lagi dia sudah kalah lebih dari sekali denganku. Aku lebih hebat dari dia.

"Kau itu. Ckckk! Bagaimana bisa kau mengalahkanku saat ujian kemarin Junsu. Kau bodoh begini. Ah, aku lupa kau memang terlalu polos untuk mengetahui hal semacam ini."

MWO? Apa maksud perkataanya? Dia serius mengatakan jika aku bodoh?

"Yah Jae. Jangan memutar – mutar pembicaraan. Cepat jelaskan saja kali ini tantangan dari 4some itu apa? Kau menyebut hotel tadi. Apa kita harus melakukan suatu tantangan misalnya mencuri dari hotel atau?

"Kau sungguh bodoh Junsu. Aku tidak yakin jika kali ini kau sanggup menghadapi tantanganku. Sedangkan arti dari 4 some saja kau tidak mengerti. Cih. Sudahlah kita sudahi saja pembicaraaan ini. Kau KALAH." Dia mengambil tasnya dan hendak beranjak pergi.

"Chakkamannyo! Aku mengerti! Tadi aku cuma bercanda, baiklah aku mengerti. Seperti katamu, seminggu dari sekarang di hotel kakekmu di Busan. Kita bertemu disana. Ok?" Aku menarik tangannya dan menyuruhnya duduk kembali. Aku memasang wajah datar dan penuh misteri, mengangguk-angguk mengerti, walaupun diotakku berkecamuk badai, APA FOURSOME YANG DIMAKSUD YEOJA INIIIII? Sudahlah, akan ku search di google.

"Hei Junsu."

Aku mendongak melihatnya yang sibuk dengan benda hitam di tangannya. Sepertinya ada yang baru memPing BBnya.

"Yah?"

"Temani aku ke butik langganan kita yang berada di daerah Namsan. Aku diberitahu kalau ada barang baru!" Dia mengetik-ngetik BBnya.

"Jeongmal? Huee, kartu kreditku disita umma! Tidak mau!"

"Diamlah, kau pilih saja, aku yang bayar. Kajja, pabo. Habiskan es krimmu. Nanti kita keduluan yeoja-yeoja lain" Dia tersenyum manis. Persahabatan ini memang indah dan aneh! Baru beberapa menit kami membahas taruhan dan bersaing sengit, kini kami malah ingin berbelanja bersama.

.

.

.

Author POV

At HOTEL

Dua orang namja tampan tengah duduk di sofa kamar hotel mewah, menunggu yeojachingu mereka yang entah sedang apa di kamar mandi.

"Otte? Apa yang harus kita lakukan pada yeojachingu kita yang keterlaluan itu?" Yunho melempar bantalan sofa pada Yoochun yang tenang-tenang saja membaca komik. Yoochun tersenyum simpul, menutup komik dan bersandar ke sofa. Mereka kaget saat yeojachingu mereka memberitahukan tentang taruhan ini.

"Yaah, lakukan sajalah."

"Lakukan apa? Jaejoongku yang manis dan polos ituuuuu? Tidaaak…. Membayangkanya saja aku sudah gemetaran…." Dia bergidik, tak sanggup membayangkan kekasihnya itu tanpa sehelai pakaian.

"Santailaaah, mereka tak sepolos itu. Kalau mereka seputih salju, tak mungkin mereka mengajak kita kan? Nikmati sajalah, memangnya kau tak pernah berciuman, meraba…"

"Meraba apa? Pikiranmu pervert sekali Yoochun" Yunho mendecak tak percaya.

"Kau ini pacaran seperti apa? Jangan-jangan kau impoten…."

"Tutup mulutmu, Aku tentu saja pernah menciumnya. Itu sudah sering kami lakukan. Tapi kali ini? Aku..?"

"Ckckck, sini ku bisikan sesuatu." Yoochun mendekat pada Yunho dan membisikkan sesuatu yang semakin lama semakin membuat Yunho membesarkan matanya dan bernafas kencang, meneguk salivanya.

"Araso? Mari kita dobrak pintu kamar mandi. Kita berikan hukuman pada yeoja-yeoja nakal itu."

TBC

.

Sekali lagi, ff ini MURNI milik VIENASOMA dan saya hanya me-remake. Bukan plagiat/copas. Karena saya udah minta izin. So, jika berkenan tinggalkan review.

Saya lebih senang jika anda tidak suka, tidak usah mereview. Kalau pun ada kritikan/masukan, anda bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. NO BASH. Dan Jika reviewnya banyak, saya akan lanjut memposting lanjutannya ^^