Hai minna,, salam kenal.. ayica pendatang baru di dunia fanfic ini, mohon bimbingannya bagi para senpai semua.. yak, here we go..
something abou you
by ishikawa ayica
Disclaimer: Naruto selalu punya Masashi Kishimoto-sensei ^_^
Pairing: sakura & sasuke
Warning: Kepanjangan, gaje, and pastinya kalau kurang berkenan jangan dibaca ^_^
Salam kenal
Aku Uchiha sasuke. Banyak yang bilang tubuhku atletis, aku cukup tampan, dingin dan tak berperasaan. Well mungkin tak berperasaan itu menggambarkan diriku yang tidak pandai bersosialisai dengan keadaan sekitar. Meskipun begitu aku memiliki sahabat, bukan mauku, entah karena apa mereka mau saja berteman denganku yang kata si dobe bahwa aku minim ekspresi. Tapi sejujurnya meski kata itu tidak terucap aku sungguh berterima kasih mereka ada di hidupku. Mewarnai hidupku yang membosankan. Kau tau terkadang aku menyesal di lahirkan dari darah uchiha yang begitu di puja. Semua kesempurnaan ada pada uchiha jika minim ekspresi di sebut sebagai kesempurnaan.
Dan disini aku, di tempat dudukku paling pojok kelas dengan jendela yang terbuka, sehingga semilir angin memainkan anak rambutku. Sebelum iris kelamku terbelalak kaget melihat gadis itu, bagaimana tidak, gadis aneh itu tengah berada di dahan dari pohon sakura yang tertinggi berhubung ini musim semi, warna rambutnya yang sewarna membuat ia seperti bunglon tak terlihat, kecuali dari seragam sekolah yang ia kenakan. Ku tebak dia pasti sedang tidur.
Aneh bukan? Gadis itu teman sekelasku. Anak yang aneh kurasa, sebentar sikapnya dingin, sebentar manis dan sering berubah-ubah. Bukannya aku peduli, ku akui dia cukup cantik, dan aku lebih senang memandang wajah alaminya dari pada wajah fan girlsku dengan make-up tebal milik mereka. Akan tetapi aku merasa terganggu dengan kehadirannya yang seolah ada dimana-mana.
Sadar bahwa aku berada di tengah pelajaran maka ku fokuskan diriku untuk mengikuti pelajaran membosankan ini, sebelum guruku kurenai-sensei mengabsen sebelum meninggalkan kelas dan tepat saat itu nama gadis itu di sebut.
"Haruno sakura"
...
"Haruno sakura, apa kau tuli..?"
...
"Haruno sakura" ku lihat wajah kurenai mulai memerah, menahan marah mungkin? Entahlah. Sebelum ia makin marah salah seorang dari kami mengacungkan tangan mengalihkan perhatian guru itu padanya
"Ya, ada apa karin?" tanya kurenai
"mungkin pohon sakura yang ada di samping kelas sekitar 30 meter itu akan menjawab absen sensei" dan dengan galaknya kurenai mengalihkan pandangan sebelum matanya membulat
"HARUNO SAKURAAAAAAAAA!"
Krek.
BRUGH
BUG
"AWWWWWW" gadis itu jatuh tersungkur dari tidurnya, sedikit membuatku heran tidak adakah tempat lain untuk tidur. Dan satu kesimpulanku, gadis ini pencari perhatian. Cih.
"bwahahahahahahahaahahahahahah" dan tawa gempar kelas ini setelahnya membuatku tuli. Memandangnya bosan, gadis itu melihat kearah kelas dengan wajah cemberutnya seolah ia ada dalam posisi untuk bisa membela diri.
"APA YANG KAU LAKUKAN DISANA NONA MUDA, SEGERA KEMBALI DAN TEMUI AKU DI RUANG KEPALA SEKOLAH" dengan sangarnya kurenai meneriakai gadis itu membuat seluruh penghuni kelas diam membeku seketika dari aktifitas mengejek dan tertawa pada sakura . kau ingin tau bagaimana tanggapanku? Masih memutar bola mata bosan.
"MEMANGNYA KAU TAK LIHAT AKU SEDANG APA? AKU LEBIH BAIK TIDUR DARI PADA MENDENGAR CERAMAHMU BERKEDOK PELAJARAN YANG MEMBOSANKAN ITU" dengan lantang atau kurang ajar mungkin keduanya—aku tak peduli—dia balik berteriak.
"APAAAAA..? KESINI KAU. SEKARANG!" ok aku mulai merasakan aura pekat dikelas ini. Dan kurasa bukan hanya aku, terbukti dari mereka yang ada dikelas kini sibuk memperhatikan dengan raut yang sulit diartikan, antara takut dan kaget? Oh ayolah tak bisakah ini segera berakhir..?
"IKUT AKU KE RUANG KEPALA SEKOLAH SEKARANG HARUNO, JANGAN BANYAK MEMBANTAH ATAU KAU AKAN MENYESALI HIDUPMU!" ancam kurenai dengan sangar saat haruno kembali kekelas dengan melompati jendela. Sungguh gadis yang sopan.
"Tanpa kau buatpun, aku telah menyesalinya sejak lama, sensei" tersenyum pilu, emerald yang memudar ia berujar. See? Sudah ku bilang gadis ini aneh kan? Baru beberapa menit yang lalu ia membangkang dengan keras kepalanya, kemudian ia melunak begitu saja seolah ia rapuh dan akan mati setelah ia berbicara. Sikapnya yang seperti inilah yang mungkin membuat ia tak memiliki teman satupun. Kau tau, dikelas bahkan sekolah ini ia tak memiliki teman, tak ada yang mau untuk sekedar menyapanya, kurasa itu semua di karenakan dari caranya yang seperti tadi. Semua orang berpikir gadis ini senang mencari perhatian dan kemudian dia akan melunak seperti kucing manja yang minta belas kasihan kemudian orang-orang akan mengasihaninya. Cih, menjijikan.
"Baiklah, apapun alasanmu kau harus ikut" dan setelah keputusan kurenai, mereka pergi keruang guru atau mungkin kepala sekolah. Dan tak ada ekspresi apapun diwajahnya, ia kembali dingin seperti sedia kala.
Haruno sakura. Gadis itu dijauhi, tak jarang ikut dimaki. Meskipun ia pembangkang tapi dia akan diam saja, bahkan dia sering di bully oleh karin dan genknya. Tidak ada air mata yang mengalir ketika bully itu kurasa cukup keterlaluan untuk seorang gadis. Tidak ada kata-kata. Hanya tatapan benci kemudian melemah. Selalu dalam siklus yang seperti itu. Naruto yang notabene adalah sahabatku adalah satu-satunya orang yang mulai melindunginya, meski tak sepenuhnya, hanya ketika ia muak saja ketika gadis itu diam tak melawan sama sekali. Ino yang juga bersahabat denganku telah melakukan berbagai cara untuk mengajaknya berteman, tapi ajakan itu tidak pernah diterima dan juga tidak ditolak olehnya. Bahkan hinata yang pemalu berani mendekatinya walau sekedar sapaan ringan tapi tidak satupun digubris olehnya. Sudah menjadi rahasia umum disekolah ini bahwa gadis itu bar-bar dan aneh. Dia bisa menjadi gelombang yang menghancurkan tapi kemudian dia bisa menjadi kelopak sakura yang rapuh diterpa angin. Ada kebiasaan darinya yang membuatnya makin dijauhi, gadis itu sering terlihat sendiri, bukan itu yang membuatnya aneh. Lebih tepatnya ia sering berbicara sendiri. Beberapa siswa mengatakan dia gila dan beberapa lainnya justru takut karena menganggap ia psikopat. Aku tak tau yang mana, yang kutau gadis itu aneh. Di antara aku, naruto, ino, hinata, neji sai dan tenten tidak menganggapnya seperti itu. Meskipun ada rasa tak suka dengan gadis ini, kami hanya menganggapnya sedikit tak normal. Yah berhubung selama ini ia tak pernah melakukan keonaran di luar keonaran normal seorang siswa, maksudku kalau memang dia psikopat pasti setidaknya dia membunuh, tapi itu tidak pernah terjadi, disiksa saja dia tak melawan apalagi membunuh.
"haaaah, sakura-chan berulah lagi, kau lihat teme? Aneh rasanya setiap bolos pasti dia tidur dipohon itu, memang kenapa dengan pohon itu, maksudku kalau memang mau membolos dia kan bisa keatap atau ke UKS jika hanya sekedar ingin tidur. Benarkan teme?"
"Mana kutau,? Kenapa tak kau tanyakan padanya?"
"ceh, kau selalu begitu teme. Hah, aku jadi penasaran dengan sakura-chan" masih dengan wajah datar aku memperhatikan raut si dobe tengah menerawang sesuatu. Yah ku akui akupun pernah dibuat penasaran oleh gadis tak biasa itu. Karena semuanya makin rumit dan tak kutemui satupun alasan maka aku putuskan untuk tidak berurusan dengan gadis itu.
"Penasaran? Pada siapa naruto? Sakura? Kau menyukainya?" seolah detective ino dengan jari telunjuknya menuding naruto seolah naruto seorang pembunuh, dasar ratu gosip.
"apanya? Kau berlebihan ino, aku hanya penasaran saja bukan suka. Dan hei singkirkan tanganmu dari wajahku. Kau mau membunuhku dengan kuku panjangmu itu, ha?"
"hmm. Seandainya bisa aku sudah melakukannya naruto.. fufufufuf" entah bercanda atau apa, ino malah membuat naruto yang memang dasarnya bodoh itu ketakutan, padahal aku yakin ino hanya bercanda
"a-apa? Ino,! Kau psikopat.. waaaaaaa... hinata-chan tolong aaakuuuu"
Naruto berlari kearah hinata yang baru kembali –entah darimana yang berdiri di depan pintu kelas dengan neji disampingnya—Dengan posisi seolah ingin memeluk, dan hinata telihat seperti kepiting rebus sekarang malah membatu dan memucat, seolah narutolah psikopat yang ingin membunuhnya, sementara ino yang marah dengan teriakan naruto yang mengatainya psikopat segera berlari mengejar naruto, sebelum naruto mendekati hinata, hanya tinggal seinci saja, neji—sang kakak—dengan brutalnya melempar kamus tebal kearah naruto—tepat diwajah—jatuh dengan tidak elitnya tepat di bawah kaki jenjang ino yang berhenti dan tertawa dengan nista melihat pemandangan itu. Sebelum naruto menghentikan tawa ino dengan berkata
"waw, usagi pink"
Disusul dengan bersiul. Bisa kalian tebak apa yang terjadi? Ino memerah menahan marah, hinata memerah kehilangan oksigen sebelum pingsan, dan neji sedikit semburat tipis mewarnai wajahnya, kemudian memapah hinata keluar. UKS mungkin? Detik berikutnya suasana kembali angker dan mencekamm dengan teriakan ino
"NARUTO, MATI KAU SEKARANG JUGA!"
"TIDAK MAU, salahmu sendiri berdiri disitu aku kan jadi melihat dalamanmu ino"
Krik..krik..krik..
Hn, tenang sebelum badai. Sebelum semua menyadari kebodohan masing-masing aku melangkahkan kaki keluar mencari udara segar karena di recoki oleh kebodohan mereka, dan yah. Setelah ku keluar yang terdengan adalah "MATI KAU" milik ino dan "Aaaaampun" lirih milik naruto. Hhh.. benar-benar sahabat yang merepotkan!
Waktu pulang sekolah
"Maaf hinata, tak apakan ku tinggal? Aku harus segera ke dojou milik paman, atau kau mau sekalian ikut?"
"Tak a-apa neji-nii, aku bisa pulang sendiri kok, neji-nii pergilah, jangan buat ayah menunggu, nii-san taukan ayah tak suka menunggu"
"hmm, baiklah hati-hati yah, dan langsung telepon aku kalau ada apa-apa"
"i-iya nii-san, aku akan baik-baik saja"
"baiklah, jaaa ne."
Aku mendengar percakapan antara neji dan hinata, bukan karena ingin tau, tapi karena sekolah ini telah sepi, hanya ada aku, neji –yang sekarang sudah pulang—hinata dan tenten di kelas ini. Agaknya neji pamit untuk ke doujo milik hyuuga, hyuuga memiliki doujo bela diri jyuken khas keluarga itu, kurasa hinatapun sudah diajarkan meskipun gadis itu kelewat lembut dan pemalu.
"hinata pulang sendiri yah? Apa tidak apa-apa? Mau pulang bareng?"
"Ti-ti-dak usah tenten-chan, lagipula rumah kita kan berlawanan arah, aku bisa sendiri kok"
"ya sudah, aku duluan yah,"
"um, hati-hati dijalan"
Dan tinggallah aku berdua dengan hinata di kelas ini sambil mendekatinya yang juga sudah berdiri melangkah ke pintu dengan aku di belakang menyusulnya. Kami keluar dari kelas dan berjalan hingga gerbang, tidak terjadi pembicaraan apa-apa antara kami, karena aku terlalu malas untuk memulai dan hinata yang pemalu, bukannya ada apa-apa antara aku dan hinata, hinata sudah mengetahui sifatku, karena dia sudah seperti adik bagiku, keluarga kami sahabat, meski aku yakin ada sesuatu di antara persahabatan keluarga kami, bukan karena perjodohan atau apa tapi sesuatu yang lain di luar nalar manusia. Ketika tepat keluar dari gerbang aku melihat sakura dengan mobil lexus hitam yang telah di modifnya, well ku rasa jika orang lain yang melihat mobil itu akan berpikir bahwa pengemudinya laki-laki, sayangnya tidak bagi gadiis ini, ceh, tomboy sekali sih.
"hinata"
Aku terkejut dia memanggil hinata, selama ini dia kan tidak pernah mau berbaur, kenapa hari ini tiba-tiba?
"y-ya, ada a-a-a-apa sa- haruno-san?"
"sakura saja, aku lihat kau sendiri, tidak bawa mobilkan? Aku akan mengantarmu pulang sekalian memintamu memilihkan sesuatu untukku"
"ta-taapi ha- sakura-san, a-a-aku.."
"apa maumu haruno?" aku sudah tau sejak awal hinata takut dengan gadis ini, meski ia teman sekelas tapi tidak pernah dia mau berbiacara dengan kami—maksudku temanku selain aku—yang pernah mencoba mengajaknya berteman tiba-tiba datang seperti ini bukankah mencurigakan? Dan apa-apan itu, jadi dia tidak melihatku yang jelas-jelas tepat di hadapannya saat ini? Tch. Karena hanya ada aku dan hinata saat ini dan hinata terlihat cukup ketakukan aku bertanya dengan dingin padanya, untuk menegaskan –jangan main-main dengan kami—.
"DIAM KAU PANTAT AYAM, aku tidak bicara denganmu"
Tch, sial gadis ini mulai membuatku naik pitam, sebelum aku membalas perkataanya ia telah melanjutkan lagi
"aku tau kau takut hinata, aku cukup tau itu, tapi ini penting demi hidup juga nyawamu."
"Jangan dengarkan dia hinata, gadis ini gila! Justru kau akan membahayakan nyawamu jika kau bersamanya" masih menunduk hinata mulai berfikir akan ikut sakura atau saranku, ku rasa saat ini dia cukup cemas, dan apa-apan si pink itu, maksudku raut wajah dinginnya berubah melembut, emerald itu lagi-lagi menatap sayu tepat kearahku
Deg.
Dia tersenyum rapuh
Deg.
"aku tau itu uchiha-san, tapi aku datang untuk mengatakan sesuatu pada hinata sebelum semuanya terlambat, aku mungkin memang tak lebih dari gadis gila yang kau sebutkan, tapi aku masih cukup waras untuk membahayakan nyawa orang, tidak lagi."
Senyum getir itu, mata sayu itu. Ceh, aku tak suka di pandang begitu olehnya, dengan terpaksa ku palingkan wajahku kemana saja asal tak memandang emerald miliknya, hatiku merasa tercubit saat emerald itu meredup, seperti ada kesakitan tertahan disana. Che, aku ini kenapa
"Baiklah sakura, aku akan ikut. Maaf merepotkan" dengan tersenyum hinata masuk kedalam lexus itu, dan terbelalak kaget meski wajahku masih datar ingin melarangnya namun yang kukatakan justru sebaliknya
"Hn, aku tak mau tau jika terjadi apa-apa denganmu hinata"
"Dia tidak akan apa-apa dasar pantat ayam jelek. Wleee"
Apa-apan gadis ini, tadi dia seolah terluka dengan perkataanku dan kini dia malah mengejekku seolah tidak terjadi apa-apa.
"bukan urusanmu jidat"
"hahahah, dan oh iya, katakan pada kakkakmu untuk berhaati-hati malam ini ketika ia melintasi perempatan diujung kompleks rumahmu, beritahukan dia untuk sedikit menunda waktu keberangkatannya 10 menit saja"
"apa maksud—hei aku belum selesai gadis bar-bar"
Nihil, aku seolah berbicara pada angin, gadis itu telah melajukan lexus miliknya. apa maksud gadis itu? Dari mana ia tau aku punya kakak, kami tidak dekat, aku bahkan tidak tau rumahnya dimana dan tiba-tiba dia memberi peringatan pada kakakku? Ada sesuatu yang aneh, aku harus segera pulang,
"semoga saja itachi-nii ada di rumah" gumamku seraya berlari meninggalkan pintu gerbang
"Tadaima" salamku sesampainya dirumah
"Okaerinasai sasu-kun, baru pulang?" diluar dugaan ibukulah yang menyambut biasanya para yang akan menyambut kepulanganku
"hn, kaa-san, aniki ada dirumah?" kulihat ibuku sedikit cemberut tidak suka, ku rasa aku tau apa maksudnya
"hei, aku ini ibumu sasu-kun, dan jarang sekali kan aku ada dirumah dibanding itachi yang selalu ada kalau kau pulang, seharusnya kau bertanya kapan kaa-san pulang atau hal lain sejenis itu."
Hhh,, sudah kuduga kaa-san pasti cemberut karena hal itu
"bukan begitu kaa-san, aku senang kaa-san ada dirumah, tapi aku harus bertemu aniki secepatnya"
"Yo baka no otouto, merindukanku eh?" ini dia orang yang dicari, merindukan apanya aku malah bosan memandang wajah keriputmu.
"hh, sudahlah baka, aku bukan merindukanmu, dan bicaralah dengan serius. Ikut aku" melangkah menaiki lantai dua—kekamarku—meninggalkan wajah bingung kaa-san dan itachi.
"ada apa dengan anak itu itachi? Setauku dia tidak akan diam saja dengan godaanmu"
"aku tidak tau kaa-san, kalau sasuke sudah begitu pasti ini hal yang serius"
"hn, sebaiknya kau temui dia"
"ha'i"
Tok..tok..tok
Baru saja aku selesai berganti baju, terdengar suara ketukan dari luar pintu kamarku
"masuk saja"
Melangkah masuk, aniki menatapku dengan wajah heran bin lebaynya, baru saja aku akan berbicara sebelum kurasakan telapak tangannya meraba keningku dengan wajah serius ia mengatakan
"Siapa kau? Kembalikan sasuke-ku"
GUBRAK! Aku hampir saja jatuh terduduk dari berdiriku, ceh, itachi bodoh
"Apa yang kau lakukan bodoh" menepis tangannya kasar kemudian ku lanjutkan
"Kau kenal haruno sakura?" tanyaku penuh selidik padanya, kudapati dirinya menggeleng pelan
"tidak, siapa itu? Apakah dia artis? Atau mungkin dia pacarmu? Waah, selamat otouto aku tak menyangka ternyata kau normal" cih, sial perempatan mulai berkedut dikepalaku, aniki ini benar-benar
BUG
"Ittai sasuke, kenapa kau menonjokku, aku kan hanya memberi selamat"
"Baka, aku serius jawablah saja pertanyaankuu"
"kau ini kenapa sih sasuke? Aku tidak kenal dengan sakura-chanmu itu, nama yang bagus ngomong-ngomong dan juga kenapa kau menanyakannya padaku? Memangnya aku kenal semua temanmu? Yah itupun kalau kau punya"
Tanpa menghiraukannya aku segera memotong pembicaraannya sebelum makin ngaur
"Dia teman sekelasku, dia gadis yang aneh, ini jelas bertambah aneh ketika dia memperingatkanku padamu tentang malam ini, dia mengatakan untuk berhati-hatilah malam ini ketika kau keluar melewati perempatan di ujung kompleks rumah, jika ingin selamat tunda keberangkatanmu 10 menit"
"eeeeeeeeh? Appaaaaa? Pertama, dia mengetahui aku dari mana? Atau mungkin dari siapa? Mungkin kau yang memberitahukannya? Tapi itu tidak mungkin juga karena aku belum meberitahukanmu rencanaku keluar untuk bertemu akatsuki malam ini, bahkan aku belum mengatakannya pada kaa-san dan tou-san, lalu kenapa dia bisa tau? Apa jangan-jangan dia semacam pembunuh bayaran atau apa sih sasuke? Dan kenapa kau bisa punya teman seaneh itu?
"Baka! Kau bertanya atau mau membunuhku? Pertama aku jelas bukan orang yang terbuka soal uchiha di depan orang asing, jadi hentikan pemikiran konyolmu itu, kedua, kalau kau ikut bertanya padaku aku harus bertanya pada siapa? Dan ketiga, dia bukan temanku!"
"hh,, baiklah.. untuk membuktikannya mari kita lakukan sesuai rencananya. Aku akan memberi tau akatsuki aku sedikit terlambat dari waktu perjanjian"
"memang jam berapa kau berangkat?"
"8.30 malam ini"
"hn."
Ku renggangkan punggungku di atas ranjang king size milikku, menatap langit-langit kamarku mencari jawaban dari semua kegilaan ini. Gadis itu, gadis yang tidak ingin ku lihat, aku tidak peduli dia disakiti atau bahkan dicaci. Dia terluka aku tau itu, mata sayup itu.
Deg
Senyuman lirih itu
Deg
Tatapan kebencian yang melemah
Argggg,, hatiku sakit setiap kali menatapnya seperti itu, terlebih sore tadi selepas sepulang sekolah, ada apa sebenarnya denganku? Keanehan ini bersumber dari mana? Ataukah aku memang benar-benar telah gila? Aku biasa saja ketika menatap kesedihan dan kesendiriannya selama ini, tapi entah mengapa ada satu perasaan di sudut hatiku yang merasa bersedih, semuanya menjadi serasa benar dan tidak benar dalam waktu yang bersamaan.
Hampir saja aku terlelap ketika kudengar suara gaduh seperti sesuatu yang bertubrukan dengan sesuatu yang lain, teringat itachi aku segera melangkah keluar kamar dan menuruni tangga tergesa-gesa—kalau melangkahi 4 sampai 5 anak tangga sekaligus dapat dikatakan menuruni tangga—kudapati semua orang ada diruang tamu, kaa-san , tou-san, dan itachi-nii. Syukurlah semua orang ada didalam rumah. Aku dan itachi berpandangan kemudian berlari keluar rumah mencari sumber suara
"Itachi, sasuke kalian mau kemana?"
Teriak kaa-san yang sayup-sayup masih kudengar. Dan disinilah kami, di perempatan ujung jalan kompleks perumahan, jalan raya. aku terbelalak kaget dengan apa yang kulihat. Sungguh aku tidak percaya ini, ada 2 kontener yang bertubrukan satu sama lain, yang satu melenceng dan terlempar sehingga menindih beberapa mobil pribadi yang aku yakin tengah melintas saat itu, dan satu lagi menabrak tiang listrik terdekat. Dengan segera mobil pemadam kebakaran dan polisi datang, tempat kejadian telah dibanjiri manusia, bersama beberapa orang tengah terisak, mungkin sanak keluarga yang selamat atau mungkin tetangga yang melihat langsung kejadiaan naas ini. Aku segera melihat ekspresi itachi, sudah kuduga ia shock, meskipun bagi orang selain uchiha mungkin tidak terlalu terlihat tapi aku dapat melihatnya dengan jelas, sangat jelas. Satu yang kutau pasti aku harus tau siapa itu Haruno sakura setelah ini. Kejadian ini bukanlah suatu kebetulan aku yakin itu.
"Benar-benar bukan kecelakaan yang kecil"
"tentu saja, kau ini bicara apa fugaku? Kecelakaan seperti itu, hh, aku bersyukur itachi dan sasuke ada di rumah saat kejadian, dan aku turut berduka atas para korban"
Kaa-san dan tou-san berbicara sementara kami diam saja. Mungkin telah biasa keluarga ini dengan sifatku yang diam, akan tetapi itachi? Ia tiba-tiba diam saja, tentu saja membuat kaa-san dan tou-san mengernyit heran.
"Ada apa itachi?" suara khas tou-san terdengar seolah mengintimidasi
"kau sakit nak?" ibuku mulai panik dan memeriksa keadaan itachi namun dia masih diam. Hh,, menghela nafas sebelum ku lempari ia dengan bantal sofa yang sedari tadi kujadikan sandaran
"woaaaa,, apa itu?"
Ck, aku hampir tertawa melihatnya ketakutan oleh bantal sofa, baka. Aku melihat ia tengah melihat dengan gusar kearahku yang tengah menyeringai—kau takut eh?—padanya.
"baka otouto, jangan mengagetkanku!"
"kau kenapa nak? Kau sakit? Melamun tiba-tiba seperti bukan dirimu saja" ibuku mulai berbicara serius kali ini
"tidak apa-apa kaa-san, aku hanya shock dengan kejadian tadi"
"sudahlah, jangan diingat lebih dalam, kaa-san dan tou-san juga sangat kaget, dan ingat itachi,sasuke, ini menjadi peringatan, hati-hatilah dalam bepergian, kalian tidak akan tau apa yang akan terjadi, untuk itu tolong berhati-hatilah" kata kaa-san mulai khawatir. Yah itu benar kaa-san tidak ada yang tau apa yang akan terjadi tapi tidak dengan 'dia'.
"Tou-san harap, kalian jangan bertindak gegabah itachi, sasuke. Meskipun ini hal sepele, tapi kecelakaan yang terjadi tidak akan sesepele anggapan kalian yang gegabah soal mengendarai kendaraan terlebih mobil"
"Hai, kaa-san, tou-san. Aku mengerti"
"Ha'i" jawabku asal.
Setelah makan malam aku segera menuju kamarku. Kulihat tou-san dan kaa-san segera mengunjungi tetangga pasca kejadian barusan. Itachi jadi tidak pergi menemui akatsuki, dan disinilah dia ikut mengganggu waktuku. Cih.
"ini benar-benar aneh sasuke, kejadiannya 8 menit setelah aku sedikit mengulur waktu keberangkatanku, dan akhirnya malah tidak jadi"
"hn, apapun yang sedang terjadi, ini tidak masuk akal, nii-san"
"kau benar, bolehkah aku bertemu dengan temanmu itu?"
"tidak tau, aku masih akan menyelidikinya dulu, semua pertanyaanmu simpan untuk nanti, aku dan naruto akan mencari tau siapa gadis ini sebenarnya"
"hn,aku mengerti"
Besoknya di sekolah waktu istrahat
"oy teme, jangan menghayal terus"
Suara berissik ini pasti naruto tapi aku tak memandang kearahnya, aku tengah mencari sosok merah muda satu-satunya di kelas ini. Nihil, aku tak mendapatinya, kulayangkan pandanganku kearah pohon sakura kemarin, tidak ada. Dia benar-benar tidak ada selepas istrahat ini. Dan tiba-tiba saja aku teringat tentang hinata.
"hinata" kupanggil gadis ini, mendekatinya dan duduk di kursi depan dari tempat duduknya berhubung sang pemilik tempat duduk sedang tidak berada di tempat.
"apa yang sakura lakukan kemarin padamu?"
Mendengar pertanyaanku, hinata semakin dalam menunduk, memegang gelang yang baru kali pertamanya aku lihat dia kenakan. Gelang itu cukup aneh, gelang putih dengan ukiran yang saling menyambung sepanjang gelang dan berhenti di sebuah mata gelang tersebut, lebih tepatnya batu, batu ruby. Mungkin aku bertanya cukup keras hingga mengundang perhatian ino, sai, naruto, tenten dan neji. Mereka mulai mendekat. Tak ada yang bertanya selain pertanyaan yang ku ajukan pada hinata, sedikit ragu ia mulai mengangkat pandangan dan menjawab pertanyaanku.
"sakura-san tidak melakukan apa-apa, dia hanya mengajakku kesebuah departemen store katanya membeli baju, kemudian melihat-lihat sedikit pernak-pernik dan membelikanku ini, katanya ini akan melindungiku."
"apa maksudnya itu hinata?" neji mulai menekan hinata agar memperjelas jawabannya
"Jadi sakura benar-benar mengantarmu pulang?" ino si ratu gosip sepertinya ,mendapatkan info entah dari mana sehingga ia tau hinata pergi bersama sakura.
"Kalian kenapa bertanya begitu, meskipun sakura-chan itu aneh, aku rasa dia tidak jahat" kali ini sidobe iku-ikutan memberi tanggapan
"Tapi apakah itu tidak terlalu tiba-tiba? Maksudku, kalian taukan bagaimana dinginnya sakura itu" tenten dengan gaya menerawang mulai mencari sesuatu yang mungkin akan menjelaskan perubahan sikap sakura.
"apa tidak terjadi apa-apa setelah itu hinata?" dan voila, pertanyaan sai adalah pertanyaan yang membuat hinata membulatkan mata dan cukup ketakutan.
"ceritakan pada kami apa yang terjadi hinata" pintaku.
"itu, setelah aku kami berpisah dengan sasuke-kun di depan gerbang"
FLASHBACK ON
Sakura segera melajukan lexusnya, sedikit melirik ke hinata yang takut-menunduk menyembunyikan wajahnya yang tertutup poni.
"kau bilang ingin berteman, tapi aku tau itu kau lakukan karena didorong rasa kasihan"
"aaku tidak-
"tidak apa-apa hinata-chan, mungkin kau baru pertama kalinya melihat sisiku yang satu ini, aku tidak akan menyakitimu ataupun membunuhmu atau sejenisnya yang di hawatirkan pantat ayam itu, aku hanya tidak ingin ada korban lagi, jika memang ada, itu haruslah aku."
"apa maksud sakura-san? Aku tidak mengerti"
Sambil tersenyum hangat, bukan senyum perih seperti yang sudah-sudah
"Kau tau aku ini aneh kan? Bahkan aku dianggap gila. Terserah kau mau bilang apa, tapi saat ini 'mereka' mulai mengincar korban lagi. Dan itu tidak akan aku biarkan, cukup sudah semua terenggut dari hidupku. Mereka mengikutimu dan semua siswa disekolah hinata, namun kaulah yang paling mereka inginkan menjadi korban berikutnya, selain karena auramu yang menggiurkan, kau adalah seorang hyuuga yang berarti keabadian. Mungkin kau tidak mengerti, dan akan lebih baik bagimu untuk tidak memikirkannya, aku akan membeli sebuah gelang untukmu, gelang yang akan melindungimu, aku tidak akan memantrai gelang itu, aku hanya akan menduplikasikan auramu kedalam gelang sehingga seperti sebuah cermin. Ketika 'mereka' mencelakaimu maka mereka akan mencelakai diri mereka sendri karena cermin itu, kau tau kan? Ketika bercermin, apapun yang kau lakukan pasti akan ikut terpantul di cermin tersebut, dan pastikann memakainya setiap waktu"
Hinata yang terlalu kaget dan tidak mempercayai keadaan yang dijabarkan sakura, hanya diam dan mengikuti apapun yang gadis itu perintahkan, ketika ia di antar pulang memasuki mansion hyuuga, ia bertemu seorang gadis lainnya di pintu gerbang rumah setelah sakura pergi. Gadis itu tersenyum, hinata ikut tersenyum, ketika sang gadis telah 2 langkah melewati hinata ia berkata
"kau diikuti nona, tapi jangan hawatir. Sepertinya kau cukup terlindungi"
Kaget, hinata segera membalikkan badan, dan anehnya ia tidak mendapati sosok gadis beliia tersebut. Takut segera ia masuk mansion dan kamar dan baru keluar pagi ini kesekolah. Berencana menemui sakura lagi.
FLASHBACK OFF
"Benarkah begitu" naruto dengan kelewat antusias bertanya pada hinata, yang ditanya malah makin menunuduk, cih dasar dobe tidak peka.
"sudah kuduga akan ada yang terjadi denganmu" kataku dengan serius, rupanya ini memancing keheranan atau mungkin penasaran dari mereka
"kenapa kau berkata begitu?" ino mulai menyuarakan pendapatnya, sebelum ada pertnyaan panjang lainnya ku ceritakan semua yang ku alami kemarin pada mereka, dan seperti yang kuduga mereka pasti terkejut.
"ini semakin tidak benar" ucap neji
"suulit dipahamii" kali ini naruto dengan pose menerawang
"seperti kau bisa memahami saja naruto" sai dengan senyum palsunya malah mengundang delikan tajam dari si dobe
"tidak akan ada yang terpecahkan jika kita diam saja, satu-satunya cara kita harus menemui sakura dan memintainya penjelasan tentang semua ini" tenten rupanya adalah yang paling bijak saat ini
"aku setuju," ucap ino
"Tapi kita tidak mungkin terang-terangan menanyainya disekolah kan?" tenten menimpali.
"hn, aku rasa kita harus melakukan penyelidikan"
"maksudmu menguntitnya teme?"
"kalau itu diperlukan" jawabku mendapat tatapan mereka—oh ayolah jangan bercanda—padaku.
"teserah kalau kalian ingin mati penasaran"
"haaah, baiklah aku ikut" akhirnya naruto setuju juga. Hn mana ada stok ide dikepalanya saat ini, lagipula ini adalah satu-satunya kesempatan
"kami juga ikut"
"baiklah, kita akan mengikutinya sepulang sekolah nanti"
"Yosh!" teriak mereka minus aku neji dan hinata tentu saja.
Tsudzuku~
Yosh, gomen kepanjangan yah..? nanti aku bikin nggak terlalu kepanjangan lagi deh, dan juga, mohon reviewnya minna-san.. tentu saja seikhlasnya saja.. hehehehe yupz.. see ya to the next chapter of something about you..
