Deal To Love

.

Park Jimin / Min Yoongi

And others

Boys Love

.

Happy Reading~

.

.

Chapter 1

.

.

Sinar-sinar blitz menyilaukan terlihat bersahut-sahutan. Suara riuh memenuhi ruangan yang ditimbulkan oleh kerumunan wartawan disana. Mulut mereka tak henti-hentinya menyuarakan pertanyaan pada beberapa orang yang tengah duduk di belakang sebuah meja panjang di hadapan wartawan-wartawan tersebut.

Tampak seorang wartawan yang tengah berjengit dan mengangkat kamera SLR-nya tinggi dari tengah kerumunan. Mungkin karena faktor badannya yang kelewat mungil, ia tidak bisa memotret obyek yang sedang menjadi sorotan diantara wartawan-wartawan lain. Sesekali ia tersenggol, membuat hasil bidikannya menjadi blur.

"Baiklah mari kita mulai sekarang." Suara berat seorang pria paruh baya terdengar melalui pengeras suara di depannya, membuat semua wartawan yang ada disana sontak terdiam.

Menyiapkan kamera masing-masing untuk bersiap meliput. Wartawan mungil tadi memajukan badannya sedikit demi sedikit di antara celah-celah wartawan lainnya. Sesekali ia tersenyum kikuk kepada setiap wartawan yang ia senggol dan memberinya tatapan tajam.

Akhirnya ia sampai pada barisan depan. Menyiapkan kamera SLR yang tergantung di lehernya untuk bersiap membidik obyek di hadapannya.

"Selamat pagi semuanya." Seorang pria dewasa di bagian tengah mulai berbicara pada khalayak di depannya.

"Jadi perusahaan kami, Jeon Company dan Jung Group, telah bekerjasama dalam mendirikan sebuah resort di Nami island. Kami disini akan meresmikan resort tersebut secara resmi. Untuk itu, saya dan Tuan Jung akan memotong pita sebagai simbol peresmian resort yang merupakan hasil kerja sama kami."

Pria tersebut berdiri bersama pria di sampingnya. Mengambil gunting di sebuah nampan dan mulai memotong pita yang melilit di sebuah bingkai bergambar resort di belakang mereka.

"Dengan ini kami nyatakan resort telah resmi dibuka."

Riuh tepuk tangan menggema di seluruh ruangan. Sinar-sinar flash mulai berkilat kembali membidik orang-orang yang tengah bersalaman di hadapan mereka. Tidak lama, orang-orang ber-jas itu pun berjalan meninggalkan ruangan yang masih sangat ramai itu.

.

.

Wartawan-wartawan disana mulai merapikan kamera dan alat-alat lainnya, mengingat acara peresmian resort dari dua perusahaan ternama tersebut telah usai. Begitupula dengan wartawan mungil tadi. Ia mulai berjalan keluar dari kerumunan wartawan lainnya. Poninya terlihat basah menutupi dahinya.

Drrttt Drrttt

Wartawan tersebut merogoh saku celananya, merasa ponselnya bergetar. Dilihatnya siapa yang sedang memanggilnya. Ternyata atasannya. Segera ia menyiapkan suaranya sebelum menerima panggilan tersebut.

"Yeobose-"

"Yoongi! Bagaimana dengan liputannya? Kau berhasilkan? Jangan sampai gagal, ini berita besar. Cepat kembali ke kantor dan laporkan liputanmu padaku!"

"Bai-"

Tut tut tut

Wartawan yang dipanggil Yoongi tadi terdiam. Diturukannya ponselnya dan ditatapnya. Bibirnya mengkerut dan menatap tajam ponselnya. Umpatan-umpatan mulai ia keluarkan pada bos menyebalkannya itu.

Selalu begitu, tiba-tiba memanggilnya, berbicara sangat cepat dan tidak membiarkannya merespon sedikit pun, lalu mematikan sambungan teleponnya dengan sepihak.

"Dasar tua menyebalkan. Kau pikir mencari berita tidak susah ha! Paling tidak ucapkan 'terimakasih Yoongi' begitu! Dasar menyebalkan!" Yoongi berteriak frustasi di depan poselnya. Mengatai atasannya yang sangat menyebalkan menurutnya.

Yoongi segera memasukkan ponselnya kembali ke saku celananya. Ia berjalan keluar ruangan yang baru saja digunakan untuk meresmikan sebuah resort di Nami island itu. Yoongi menyusuri lorong gedung Jeon Company yang lumayan ramai ini. Sesekali ia menyapa wartawan lain yang telah dikenalnya.

Tiba-tiba ia menghentikan langkahnya. Dipegang perutnya sambil meremas kaosnya. "Ah, sepertinya aku harus ke toilet dulu."

Laki-laki itu segera berjalan tergesa mencari toilet. Melihat papan nama masing-masing ruangan yang diewatinya. Yoongi bernafas lega, akhirnya ia melihat papan bertuliskan toilet di ujung lorong dan segera memasukinya.

.

.

Deal To Love

.

.

Yoongi membuka bilik kamar mandi yang sebelumnya dimasukinya dan berjalan keluar. Ia medekati washtafel untuk mencuci mukanya. Ditatapnya wajahnya melalu cermin washtafel. Wajahnya terlihat lelah dengan lingkar mata tipis yang cukup kontras dengan kulit putih pucatnya. Yoongi menghembuskan nafasnya berat dan memejamkan matanya.

"Shh~"

Yoongi membuka matanya lebar seketika. Barusan ia seperti mendengar suara...desahan? Ia melirik arah belakang melalui cermin.

"Pasti hanya imajinasiku, sepertinya aku terlalu lelah." Yoongi mengurut keningnya pelan.

"Shh ah~"

Yoongi menghentikan kegiatannya mengurut keningnya. Ia membalik badannya dan menatap sekeliling toilet. "Toilet ini sepi, mung-"

"Ah!"

"Oke, sepertinya suara pekikan barusan bukan imajinasiku. Jadi, suara siapa itu?"

Yoongi mulai melangkah berlahan mendekati sudut toilet yang terlihat remang. Suara-suara desahan dan erangan kecil terus menghampiri indera pendengarannya membuatnya sedikit merinding.

Sebenarnya Yoongi tahu betul apa yang tengah terjadi disana saat ini. Yoongi hanya ingin tahu siapa pelaku yang melakukan hal mesum di toilet sebuah perusahaan besar yang sedang ramai ini. Manusia sebodoh apa itu yang melakukannya. Apa mereka tidak takut dipergoki oleh orang-orang yang tengah berada di perusahaan ini?

Yoongi sudah berada di balik sebuah bilik kamar mandi. Kepalanya mulai didongakkan sedikit, mencoba mengintip. Matanya menyipit, di hadapannya saat ini telah tampak dua orang yang tengah saling merangkul dengan bibir saling bertautan liar. Yoongi menahan nafasnya untuk persekian detik. Matanya masih manatap lurus dua orang yang tengah melakukan hal yang err...begitulah.

Tanpa sadar, Yoongi mulai mengangkat kameranya. Mengarahkan lensanya pada obyek yang tengah diperhatikannya lalu menekan tombol shoot.

Yoongi yang kaget dengan apa yang telah dilakukannya menggeleng-gelengkan kepalanya dan mengerjab menatap kameranya.

"Apa yang sudah kulakukan?" katanya tanpa suara. Beruntung ia tidak menyalakan lampu blitznya. Yoongi kembali memperhatikan dua orang itu lagi yang masih tidak sadar tengah diintip olehnya. Yoongi tetap memperhatikan mereka, tubuhnya seakan membeku. Sebenarnya Yoongi ingin pergi, tapi wajah kedua orang itu belum sama sekali terdeteksi oleh lensa matanya.

"Hatchiiii!"

Yoongi menutup mulutnya cepat, matanya melebar. Ia melihat kedua orang itu menghentikan kegiatan mereka. Tanpa pikir panjang Yoongi segera berlari meninggalkan toilet. Tentu saja ia tidak ingin tertangkap telah mengintip dua orang yang tengah berciuman.

Yoongi langsung berlari masih dengan menutup mulutnya rapat. Ia segera menuju basement gedung dan memasuki mobilnya dengan nafas memburu dan wajah memerah. Keringatnya mengucur dari dahinya.

Yoongi menenggelamkan kepalanya ke atas kemudi, mencoba meredam rasa gelisahnya. Setelah merasa agak tenang, ia baru mengangkat kepalanya.

"Aku pasti sudah gila mengintip dua orang yang tengah berciuman."desahnya sambil mengacak surainya yang basah karena keringat.

Tiba-tiba ia mengingat sesuatu. Segera dihidupkan kameranya dan mencari foto dua orang tadi yang sempat ia foto.

"Ini dia." serunya.

Yoongi menatap gambar yang ditampilkan kameraya. Agak tidak jelas karena dia tidak menghidupkan lampu blitznya tadi. Yoongi mencoba mengezoom foto jepretannya. Ia menyipitkan matanya saat ia mendekatkan kameranya. Matanya dan otaknya mencoba berkerja sama untuk memastikan siapa yang berada di fotonya itu.

"Ini!"

Yoongi memekik dan melebarkan matanya. Merasa tidak percaya dengan memorinya yang memberi kesimpulan siapa yang telah dia intip di toilet tadi.

"Ini, anak kepala perusahaan Jeon Company kan?"

Matanya masih nyalang menatap wajah yang tengah terpejam di layar kameranya yang di zoom. Yoongi segera menggerakkan jarinya menggeser foto itu untuk melihat siapa lagi satu orang yang tengah berciuman dengan anak kepala Jeon Company itu.

Matanya kembali melebar. Benar-benar tidak percaya dengan siapa yang dilihatnya sekarang.

"Ini artis terkenal itu kan?"

Yoongi mengerjabkan matanya tak percaya.

"Park Jimin?!"

.

.

To Be Continue

.

.

A/N

Hai...

Ketemu lagi di ff baru dengan cast MinYoon –lagi– hehehehe...
Aku tahu kok ini pendek, anggap aja ini hanya prolognya, pengen tahu dulu responnya kayak gimana.

Okelah, sampai jumpa di chapter depan :D

Komen, kritik, dan saran diterima. Review please :D