Family Tragedy

MinKris Fanfiction aka EvilDrago | Shim Changmin & Wu Yi Fan Kris

Warning: MxM, AU, typo

Summary:

"Jangan terlalu percaya pada orang yang baru kau kenal." Pesan sewaktu kecil itu seharusnya tetap dipercaya Changmin hingga dewasa. Jika tak ingin mengalami sebuah rasa sakit yang teramat dalam. Sakit berikut sebuah penyesalan dalam.

.

.

.

"Changmin-ah … mulai hari ini, Kris menjadi adikmu. Dan dia akan tinggal diapartemenmu."

Namja jangkung bernama Shim Changmin itu mendengus melirik pada seorang namja yang hampir seusia dengannya. Berdiri sembari menundukkan kepalanya menyembunyikan wajahnya di samping appanya.

"Apa appa kehabisan uang sampai tak bisa menyewa sebuah apartemen untuknya. Aku tak mengizinkan siapa pun untuk masuk ke apartemenku."

"Jaga bicaramu, Shim Changmin. Appa hanya tak ingin Kris kebingungan di Korea. Kau bisa menjaganya kalau dia tinggal di apartemenmu."

"Sebelum appa lupa. Aku calon pengacara bukan seorang baby sitter," ujar Changmin menyampirkan tasnya sembari berjalan meninggalkan appanya yang terpaksa mengurut dada karena ulahnya. Tapi siapa yang peduli.

Salah namja tua itu tiba-tiba pergi meninggalkannya seorang diri dan tiba-tiba sekarang pulang dengan membawa seorang anak. Jangan-jangan anak itu hasil perselingkuhan. Makanya ummanya pergi meninggalkannya. Changmin mendecih di dalam hati.

Hanya bayang-bayang negatif yang ada dipikiran Changmin saat ini. Hidup terpisah dari appanya sejak berumur lima belas tahun membuatnya seakan tak peduli bahkan kalau namja setengah baya itu masih menganggapnya anak. Asalkan atmnya tetap berisi setiap bulannya itu sudah lebih dari cukup.

Apa lagi ummanya tak pernah mengabaikannya sepenuhnya setidaknya yeoja itu masih sesekali mengunjungi ke apartemen. Membuatkan makanan dan beberapa kali menginap di sana. Tetapi yang terpenting ummanya tak pernah absent mengisi tabungannya dengan jumlah yang bahkan lebih besar dari yang bisa diberikan appanya.

Changmin sudah menyerah dengan keluargnya. Bahkan sejak perceraian orang tuanya semua seakan beku termasuk hatinya.

Bahkan semua orang yang mengenalnya lupa kapan terakhir kali dirinya bisa tertawa.

Changmin melemparkan tasnya ke dalam audi hitam miliknya. Hadiah ulang tahun dari appanya yang kedua puluh. Melajukan mobil tersebut ke arah selatan, Changmin bermaksud mengisi perutnya yang sejak tadi sore belum diisi.

Tak lama mobil itu berhenti di sebuah sebuah mini market, sepertinya namja jangkung itu hanya akan menikmati makanan cepat saji seperti biasanya. Sekalian membeli beberapa makanan untuk mengisi kulkasnya yang hampir kosong.

"Changmin-ah?"

Changmin menghentikan tangannya yang menyambar beberapa bungkus snack. Mengangkat kepalanya dan menemukan sesosok namja cantik tengah tersenyum dan berjalan mendekatinya.

"Apa kabar? Kau semakin tampan ne."

"Jaejoong hyung?"

"Ne, ini aku Changminie."

"Kenapa kau kembali?"

Melanjutkan kegiatannya mengambil makanan, Changmin mengacuhkan sosok yang kini terdiam bahkan namja cantik itu meremas kuat keranjang yang dibawahnya. Wajahnya sudah memerah menahan tangis.

"Maaf. Maaf Changmin, maaf." Namja cantik itu menarik erat lengan Changmin yang hendak meninggalkannya. Menggeleng tak rela saat namja jangkung itu mengacuhkannya dan hendak pergi tanpa sepatah kata pun.

"Pergi dan jangan muncul lagi dihadapanku."

Menyentakkan tangan milik Jaejoong, Changmin menatapnya tajam lalu meninggalkan namja cantik yang kini tengah menangis dengan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Seorang Shim Changmin tak akan pernah lagi memperdulikan siapa pun yang pernah meninggalkannya. Termasuk namja itu. Tak akan pernah.

"Shit!" Changmin memukul setir kemudi mobilnya sesaat ia duduk di dalamnya. Menekurkan kepalanya kesal.

"Kenapa … kenapa kau kembali, hyung?" lirihnya.

"Kenapa baru sekarang hyung?"

Changmin menghidupkan mobilnya lalu beranjak pergi tak mau melihat ke belakang. Bahkan saat seorang namja cantik mengamatinya hingga menghilang dari pandangan. Seorang namja cantik yang tengah menangis dan seorang namja tampan datang memeluknya. Menenangkan hati sang namja cantik yang menangis karena di acuhkan oleh adik kandungnya sendiri.

.

.

"Kau … apa yang kau lakukan di sini?"

Changmin mendesis kesal menemukan sesosok mahkluk yang tengah duduk di depan pintu apartemennya. Namja berambut pirang yang ditemuinya di rumah. Bagaimana bisa namja ini sampai ke mari. Shit, pasti ini ulah appanya rutuk Changmin lagi.

"Abeoji yang mengantarkanku kemari. Dan dia pergi ke Amerika lagi."

"Lalu kenapa kau disini?" tanya Changmin acuh, memasukkan kartu apartemennya.

"Tak tahu. Abeoji hanya bilang kalau aku harus bersamamu."

"Kau bisa tinggal di rumah," jawab Changmin dingin membuka pintu apartemennya. Berbalik menghadap Kris yang tengah berdiri didepannya.

Walau Kris sudah menjelaskan kalau rumah mereka sudah dijual appa Changmin karena perusahaan mereka ternyata sedang dalam masalah. Tak menyurutkan niat Changmin untuk tidak menerima Kris di apartemennya.

"Aku tak menerima siapa di sini. Pergi dan jangan pernah datang lagi. Kau bebas melakukan apa pun di luar sana."

Brak

Dan Changmin menghempas pintu tepat di depan wajah Kris. Tak mengindahkan kalau Kris sempat terdiam karena ulahnya. Mood Changmin benar-benar buruk hari ini.

Appanya yang datang dengan seeorang anak entah siapa.

Pertemuannya dengan hyung kandungnya yang telah meninggalkannya.

Lalu kehadiran Kris di depan apartemennya.

Benar-benar hari yang menyebalkan.

Mengambil sebotol air dingin dari kulkas. Changmin membasahi kerongkongannya yang sedikit kering. Menyandarkan tubuhnya ke tembok seraya meneguk habis minumannya.

Melemparkan botol kosong itu ke keranjang sampah, Changmin mengeluarkan seisi belanjaanya. Membawa semua makanan instan itu ke depan tv di ruang tengah. Melemparkannya asal tak peduli kalau ruangannya menjadi berantakan. Siapa yang peduli toh hanya dirinya yang ada di sini.

Suara televisi yang terlalu besar bahkan hampir memekakkan telinga sekitarnya tak menyurutkan hati Changmin untuk mengecilkannya. Bagi pemuda yang hidup seorang diri sejak tiga tahun lalu, suara seperti ini bahkan sedikit memberikan suasanan kalau dirinya tak seorang diri.

Makanan dihadapan Changmin sudah hampir habis. Hanya tersisa bungkus-bungkus kosong saja. Acuh, Changmin naik ke atas salah satu sofa dan merebahkan tubuhnya. Hari ini tak ada tugas yang harus diselesaikannya jadi tidur lebih awal sepertinya tak masalah.

Tak butuh waktu lama untuk Changmin tertidur dalam lelap. Tak sadar kalau namja blonde yang baru saja diusirnya masih berada di depan pintu. Menekuk kedua kaki panjangnya dengan memeluk sebuah tas, tertidur dengan tubuh yang menahan dingin dan bergetar hebat.

.

.

.

Changmin berlari kencang menuju kampusnya setelah memarkirkan mobilnya. Mengumpat bagaimana bisa ia terlambat hari ini. Padahal pagi ini ada seminar penting dikelasnya. Dosennya tak akan memberi tenggang rasa sedikit pun tentang ini.

"Shit ini semua gara-gara appa!"

Changmin masih saja berlari. Sedikit bernapas lega saat melihat sang dosen di ujung koridor dan itu artinya bila Changmin bisa masuk lebih dulu maka semua akan aman terkendali.

Changmin menjatuhkan bokongnya pada kursi kosong di belakang sekali. Jauh dari anak-anak lainnaya yang mengambil kelas yang sama. Menatap sang dosen yang menyusul masuk tak lama sesudah ia masuk.

Sebenarnya Changmin tak begitu suka dengan dosennya satu ini. Terlalu kaku. Namun kehadirannya hari ini bisa menambah nilainya dan membuat kemungkinan untuk mengulang kelas yang sama mengecil.

Mengikuti kelasnya dengan malas. Changmin baru teringat kalau tadi pagi ia tak menemukan siapa pun di depan pintu apartemennya. Padahal Changmin berharap namja blonde itu masih ada di sana.

"Mungkin dia sudah pergi," bathin Changmin bahkan tanpa rasa bersalah. Tak memperdulikan bagaimana nanti kalau appanya bertanya kemana Kris pergi. Lagi pula ini bukan urusannya. Bathin Changmin lagi kembali memperhatikan sang dosen yang kembali berkicau dengan indahnya.

"Kau ikut, Min?" tanya seorang namja berambut ikal pada Changmin yang tengah memasukkan netbooknya ke tas. Satu-satunya manusia yang betah berada di samping Changmin sebagai sahabatnya.

"Kemana?"

"Kau tak ada kelas hari ini kan? Siwon hyung mengajak ke klubnya. Kau tahu hari ini Kibum hyung berulang tahun. Jadi kami akan merayakannya di sana."

Changmin berpikir sejenak. Hari ini memang dirinya tak ada kelas lagi. Juga tak ada yang akan dilakukannya. Mungkin tak ada salahnya ikut Kyuhyun lagi pula ini gratis. Terlebih Changmin juga mengenal kedua nama yang disebutkan Kyuhyun walau tak terlalu akrab. Kim Kibum sepupu Kyuhyun dan Choi Siwon kekasihnya.

"Aku ikut."

"Bagus. Naik mobilmu saja ya, Min. mobilku dibengkel."

Mengangguk, Changmin mengikuti Kyuhyun menuju parkiran dimana audinya tengah terparkir manis. Duduk manis di bangku kemudi dengan Kyuhyun yang menyetir karena Changmin sedang malas berada di belakang kemudi.

"Mirotic?" tanya Changmin heran seingatnya club milik Siwon bernama 'SK' dan berada di tengah kota Seoul bukan di daerah pinggiran ini.

Walau terlihat bingung, Changmin tetap mengikuti Kyuhyun turun dan masuk ke klub yang baru pertama kali dimasukinya.

Suasana klub itu sedikit berbeda dengan klub biasanya tak terlalu hingar bingar bahkan terkesan sepi. Ada beberapa lukisan abstrak di dindingnya dengan pagar-pagar bermotif ular di lorong.

Jalan yang diambil Kyuhyun terus naik membuat Changmin bisa melihat ke lantai dasar dimana banyak kursi-kuris berjejer dengan lantai dansa yang masih sepi tanpa musik apa pun. Mungkin karena masih sore jadi klub ini belum buka hingga tak ada seorang pun tamu.

"Ayo masuk." Menarik tangan Changmin yang terlihat bingung, Kyuhyun menggeret tangan Changmin masuk.

Suara tawa langsung masuk ke pendengaran Changmin dan mendapati beberapa orang yang sudah berada di dalamnya.

Meninggalkan Changmin yang masih berdiri Kyuhyun langsung duduk di tengah-tengah Siwon dan Kyuhyun menyambar segelas minuman dan meneguknya tak memperdulikan namja tampan di sampingnya menatapnya kesal.

"Changmin-ah, duduklah. Tak baik berdiri saja." Kim Kibum, namja cantik yang menyadari kalau adik sepupunya tak sendiri meminta Changmin duduk. Walau sebelumnya melerasi kekasih dan adiknya yang berebut minuman dan terpaksa merelakan minumannya untuk kekasihnya.

Duduk di salah satu kursi yang kosong, Changmin tersenyum kecil saat Kibum menyodorkan segelas minuman untuknya. Menikmati minumannya dalam diam, Changmin melirik kecil pada orang-orang di sekitarnya. Ada lima orang termasuk Siwon dan Kibum yang artinya ada tiga orang yang tak dikenalnya.

Seorang namja tinggi dengan lingkar hitam dimatanya duduk sedikit jauh dari mereka diam seorang diri—ah tidak, ada headset ditelinganya. Lalu dua orang namja lainnya yang duduk bersebelahan sembari tertawa dan bercanda. Changmin menebak keduanya adalah pasangan kekasih saat tangan namja itu berada di baju namja satunya.

"Dasar pasangan gay," bathin Changmin pelan.

Tahu begini, Changmin tak akan mau ikut. Kalau hanya Kibum dan Siwon, Changmin masih bisa mentolerirnya karena keduanya tak pernah bermesraan di depan Changmin terlebih ada Kyuhyun yang selalu menggangu keduanya dan mungkin lagi Kyuhyun pernah menceritakan soal dirinya yang tak menyukai hubungan sesama jenis itu.

Changmin berdiri saat melihat pasangan yang tengah bercanda itu kini saling memakan bibir mereka membuat perutnya mual.

"Kau mau kemana, Changmin-ah?" Siwon yang menyadari kalau Changmin beranjak dari kursinya bertanya.

"Keluar sebentar hyung."

"Ada apa dengan anak itu?" tanya Siwon heran padahal biasanya Changmin tak sekaku itu bersama mereka.

"Gara-gara ikan dan monyet itu hyung." Kyuhyun yang berada di samping Siwon menunjuk pada pasangan yang tengah berciuman di sudut ruangan tak memperdulikan kalau ada orang lain bersama mereka.

"Apa tak sebaiknya kau susul Changmin, Kyu?" tanya Kibum khawatir bagaimana pun juga Kibum sudah menganggap Changmin sama seperti Kyuhyun walau sang empunya tak pernah mau mengakrabkan diri. Terlebih saat Changmin keluar karena tak enak melihat kedua sahabatnya.

"Biarkan saja hyung. Toh Changmin bukan anak kecil dia bisa menjaga dirinya sendiri."

"Ya, Cho Kyuhyun jangan menghabiskan minumanku lagi,"Siwon menarik gelas yang hendak diminum Kyuhyun lagi. Mendeatglare namja setan yang selalu menganggunya bersama Kibum.

"Dasar kuda pelit." Kyuhyun berniat menyambar gelas Kibum lagi saat namja cantik itu lebih cepat menarik gelasnya.

"Kau sudah hampir mabuk, Kyu. Sana minum air mineral saja,"ujar Kibum saat melihat wajah Kyuhyun yang memerah. Entah berapa banyak yang diminumnya padahal minuman yang dipesan Kyuhyun mengandung alkohol semua.

"Hyung aku keluar dulu." Namja panda yang sedari tadi sibuk dengan dunianya berdiri. Melepaskan headsetnya dan memasang topinya.

"Kau mau kemana, Tao?"

"Temanku di luar hyung."

"Bawa saja nanti kemari."

"Ya." Namja bernama Tao itu lalu keluar meninggalkan dua pasang manusia plus seeokor evil di dalamnya.

"Hei kalian yang di sana, bisakah hentikan acara kencan kalian sebentar," Siwon yang berada paling dekat dengan keduanya hanya bisa memijit keningnya pusing. Acara ulang tahun kekasihnya hampir berantakan dengan para tamu yang bahkan sudah melarikan diri sebelum acara di mulai.

"Memang kami kenapa, Kuda? Seperti kau tak biasa saja."

"Kami memang biasa tapi ada yang tidak bahkan ada anak dibawah umur di sini," ujar Siwon lagi menyindir Kyuhyun yang kini malah meracau di pelukan Kibum.

"Hahaha kau bercanda. Mana aku tak melihatnya bukan evil itukan yang kau maksud."

"Dia sudah pergi," ujar Siwon mengalihkan pandangannya dari keduanya.

"Bagus kalau begitu kami bisa melanjutkannya, bukan?"

Tawa keduanya membuat Siwon sedikit kesal. Tahu begini lebih baik dia merayakan ulang tahun Kibum berdua saja di kamar. Kalau tidak mengikuti permintaan Kibum. Bahkan sekarang namja cantiknya sudah dimonopoli oleh evil yang mabuk terlalu cepat.

.

.

.

Changmin berjalan pelan menelusuri lorong yang dimasukinya bersama Kyuhyun tadi. Berhenti sejenak bersandar pada sebuah tiang penyangka berukiran ular. Menatap ke bawah dimana orang-orang sudah mulai berdatangan

Maniks Changmin melebar saat menyadari klub apa yang dimasukinya. Hanya ada namja di sana dan bisa dipastikan klub apa yang dimasukinya.

Merutuk pelan pada Kyuhyun. Changmin berjalan dengan tergesa keluar. Tak ingin terlalu berlama di ruangan dimana sesuatu yang dibencinya berada.

"Shit!" Changmin mengalihkan matanya saat melihat dua orang namja yang sedang berciuman panas di tengah lalu lalang orang. Seakan itu hal yang biasa.

Wajah Changmin tertekuk dan mencoba mengabaikannya saat melewatinya. Dan bernapas lega saat berhasil melaluinya keduanya. Namun langkah Changmin terhenti saat merasa mengenali keduanya.

Salah satu dari mereka adalah namja yang sama di ruangan tadi terlihat dari pakaian yang dipakainya. Dan yang satu lagi adalah … Changmin menghentikan perkataanya tak ingin percaya kalau namja itu adalah dia. Mustahil.

Melirik ke belakang Changmin memastikan kalau pemuda itu tidak berambut pirang.

"Ck. Kenapa aku harus peduli," ujar Changmin melanjutkan perjalanannya saat mendapati kalau rambut namja itu hitam. Dan berarti bukan orang yang sama dengan yang dikenalnya.

Seharusnya Changmin berhenti sedikit lebih lama untuk memastikannya. Memastikan dengan matanya sendiri wajah namja yang baru saja selesai berciuman itu. Namja yang kini malah menyeringai melihat punggung Changmin yang berlalu. Namja yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya. Namja yang seharusnya menjadi adiknya—Kris.

.

.

.

"Kau kenapa kau masih disini?" Changmin menghentikan langkahnya hendak masuk ke apartemennya saat menemukan Kris lagi-lagi terduduk di depan kamarnya. Namja blonde itu terlihat pucat dengan tubuh yang bergetar. Entah berapa lama ia menunggu kepulangan Changmin.

Sebenarnya pulang dari klub itu Changmin tak langsung pulang. Berputar sepanjang jalan tanpa ada tujuan, Changmin menghabiskan waktu berputar-putar di kota hingga jam menunjukkan tengah malam, Changmin baru berniat pulang.

"Hei … aku bertanya padamu."

Tak mendapati jawaban, Changmin mendekati Kris yang masih menundukkan kepalanya. Menyembunyikan wajahnya dibalik rambut blondenya.

"A—aku." Belum sempat Kris menyelesaikan pertanyaanya tubuh jangkung itu jatuh menimpa tubuh Changmin hingga Changmin terhempas ke belakang dan terduduk dengan Kris dipelukanya.

"Shit! Seharusnya kau jatuh ke lantai saja bukan ke tubuhku, brengsek."

Changmin berusaha mendorong tubuh Kris dari atas tubuhnya. Tubuh yang hampir sama tingginya walau kelihatannya Kris lebih kurus siap menahan Kris makanya Changmin langsung terjatuh bersyukur dibelakang mereka ada pintu jadi keduanya tak menyentuh lantai langsung.

Dengan susah payah, akhirnya Changmin berhasil menyingkirkan tubuh Kris.

Tubuh Kris terasa hangat, sepertinya demam. Membuat Changmin yang hendak meninggalkan Kris seperti malam sebelumnya terpaksa mendecak. Karena tak mungkin meninggalkan orang pingsan di depan kamarnya. Bisa-bisa tetanggannya langsung melapor polisi.

Butuh usaha keras akhirnya Changmin bisa memasukkan Kris ke dalam kamarnya. Meletakkan Kris di ruang tamunya tergeletak diatas karpet berbulu tebal tak berniat lebih. Masih untung Changmin membawanya masuk.

"Kau harus membayar mahal untuk kebaikanku ini."

Changmin segera meninggalkan Kris seorang diri. Setidaknya Changmin masih memberikan selimut pada Kris.

"Kenapa hidupku menjadi sial begini?" rutuk Changmin. Menghempaskan tubuhnya pada ranjang yang langsung berderit karena ulahnya. Melempar sepatunya asal juga pakaian luarnya hingga menyisakan bokser dan kaos tipis, Changmin menutup matanya mencoba untuk tidur. Mengalihkan hari-harinya yang akan berubah sejak pertemuannya pada namja yang kini menghuni ruang tengahnya. Namja yang kini mengulum senyum tipis di dalam tidurnya.

.

TBC

.

A/N:

New Fict yeaaahhhhh*digaplok

Ini ff selingan adja kok Chingu, hehehehe … tapi agak berat fufufu jangan harap yang manis-manis ne di fict Mizu yang ini.

Sekuel key of heart & last chapt our story nya udah publish ne silahkan dinikmati …

Mizu mau nanya ne … ada yang mau forbidden apple dilanjutin jadi multichapter? Posternya bisa dilihat di fb Mizu dan bakal jadi fict dengan crack pair paling banyak. Kris belum direstui lo jadi menantu fufufufu tunangan Minnie juga ada di Amrik nah lo*spoiler* kalau banyak yang mau Mizu publish ffnya Mizu rada takut ntar ada yang ngeflame lagi gegara crack pair. Mian gak ada niat ribut ne.

PS:

Forbidden Apple itu bukan plagiat. Kan udah Mizu bilang itu another vers. Akun sebelah itu juga akun Mizu khusus oneshoot fandom anime. Ok.

Pai … Pai …

See you ini next chapter

Mizuno