"Hyung?"

"Hn?" jawab Yunho saat mereka sedang berada di mobil berangkat ke perusahaan—Changmin memutuskan berangkat bersama saja. Changmin duduk di bangku penumpang dengan MiFan dipangkuannya. Memainkan jari MiFan yang juga sedang bermain dengan tangannya.

"Aku akan ke China minggu depan. Mencari Yi Fan."

"Lalu MiFan?"

"Akan kubawa. Kami akan menemukan dia secepatnya. Kalau perlu aku akan ke rumah Tuan Wu dan mengatakan semuanya."

"Kau yakin?"

"Apa pun hyung? MiFan juga butuh ummanya. Dan aku akan bertanggung jawab dengan apa pun yang terjadi nanti."

Yunho tersenyum kecil, tangannya mengelus kepala MiFan. Membuat balita itu mendongak dan menatapnya heran.

"Lakukanlah. Apa pun yang menurutmu baik. Yang pasti aku, Jaejoong, juga umma dan appa mendoakan semua yang terbaik untukmu juga malaikat kecil ini," ujar Yunho kembali menfokuskan pandangannya pada jalanan di depan.

Changmin mengangguk, mengucap terima kasih pada hyungnya.

Menyampingkan semua kesalahannya pada Yi Fan. Changmin tetap harus bertanggung jawab.

Changmin tak akan membiarkan putranya hidup tanpa seorang umma lebih lama lagi. Dirinya akan memastikan MiFan mendapatkan kasih sayang seutuhnya dari orang tuanya.

"Kita jemput umma, ne?" ujar Changmin menegakkan MiFan di pangkuannya. Balita itu hanya memiringkan kepalanya bingung.

"Um … ma?" ucap MiFan terbata sebelum kemudian tertawa. Senang mendapatkan kosa kata baru yang tak pernah diucapkannya.

"Ne, kita akan menjemput umma MiFan di sana. Dan membawanya kemari ke rumah kita."

Changmin tahu kalau MiFan tak akan mengerti sepenuhnya. Tekadnya sudah bulat bahkan bila orang tua bahkan Yi Fan sendiri menolaknya. Namun akan dipastikannya tak akan ada yang menolak putranya. Putra Shim (Jung) Changmin dengan Wu Yi Fan. Juga Cucu dari keluarga Wu dan keluarga Jung.

'Tunggu kami, Yi Fan atau haruskah kupanggil kau Kris sekarang?'

.

.

Back to Ours

(Sekuel Key of Heart)

Cast:

EvilDragon aka Shim Changmin & Wu Yi Fan Kris

With MiFan and YunJae

Genre: Family

Rated: T

Waning:

AU, crack pair(?) gila-gilaan, typo, alur cepat, M-Preg, genderswitch (Just for Kibum & Kris's Umma)

.

.

.

DON'T LIKE DON'T READ

.

Berniat meneruskan? silahkan…

.

.

Kalau tidak suka tolong beranjak dan menjauh, Mizu gak mau ngotori fict Mizu dengan flame bodoh di fandom ini, Ok^^

.

.

Anda sudah diperingatkan dear

.

.

"Jung Changmin!" Teriakan seorang yeoja itu tampak menghentak ke semua penjuru rumah berukuran minimalis tersebut. Yeoja itu terlihat sedang marah terlihat tanduk imajiner yang tumbuh dikepalanya dan wajahnya yang memerah.

"Jung Changmin!" Sekali lagi yeoja cantik itu berteriak kencang di rumah itu tak peduli kalau tetangga kiri kanan akan tergangggu dengan suaranya.

Menghentakkan kakinya menuju ruangan di lantai dua. yeoja itu malah bersmirk ria akan sesuatu yang akan dilakukannya pada putra bungsunya karena kabar yang didengar dari putra sulungnya—Jung Yunho.

"Ya … Jung Changmin tak tahukan kau umma—" kalimat itu terhenti saat melihat putra bungsunya tertidur nyenyak dengan cucu kesayangannya dipelukannya. Wajahnya yang tadi hendak marah-marah melunak hanya melihat wajah keduanya.

'Sepertinya keduanya kelelahan,' bathin namja itu menaikkan selimut keduanya. Benar-benar keajaiban Changmin tak mendengar teriakan umma kesayangannya sedari tadi. Padahal biasanya teriakan itu cocok pengganti alarm untuk bangun paginya.

Tertawa kecil, yeoja cantik itu mengecup keduanya lalu meninggalkan Changmin berniat beres-beres sesaat melihat rumah anaknya yang seperti kapal pecah—berhubung Changmin tak mengerjakan maid dan anak bontotnya yang anti bersih-bersih.

"Jaljayo Chagi-ah~"

Dan pintu pun tertutup perlahan. Meninggalkan dua namja yang tertidur pulas—coret pura-pura tidur sebenarnya. Dan kini malah terkikik senang. Kau benar-benar appa yang nappeun eh, Changmin-ah?

.

.

.

"Baby … bangun ne."

"…"

"MiFan …"

"…"

Changmin menepuk dahinya pelan menyadari kalau aksi pura-pura tidur mereka berakhir dengan MiFan yang benar-benar tertidur dengan pulasnya. Aksi untuk menjahili umma kesayangannya berakhir fifty-fifty. Berhasil dan gagal. Berhasil mengerjai sang umma namun putra kecilnya ternyata tidur benaran.

Mengecup pelan pipi MiFan, Changmin menggendong putranya dan memindahkannya ke boks—jaga-jaga kalau MiFan terlalu banyak bergerak—karena ia akan turun ke bawah menemui sang umma di bawah sana.

.

.

.

"Sudah selesai bermain pura-pura tidurnya?"

Changmin menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dan tertawa garing karena aksi jahilnya ternyata tak berhasil. Mendekati seorang yeoja cantik yang tengah duduk di depan tv dengan angkuhnya. Yeoja yang masih kelihatan muda padahal usianya sudah memasuki kepala empat. Namun tak sedikit pun mengurangi aura kecantikannya.

"Kenapa umma kemari?"

Plak

Jung Kibum, yeoja berstatus umma kandung Changmin itu menggeplak kepala anak kesayangannya. Memang apa salahnya datang mengunjungi cucunya sendiri.

"Umma tak mungkin kemari tiba-tiba kalau tak ada yang penting kan?"

"Anak pintar," menjawil hidung Changmin, Kibum terkekeh pelan. Walau tak tinggal bersama ternyata anaknya ini begitu pintar mengetahui maksud sang umma—salahkan sang umma yang tak mau berpisah dari sang appa yang sedang berada di Amerika dan kedua anaknya yang terlalu keras kepala untuk tak mau mengikuti keduanya.

"Saa … jadi ada apa?" tanya Changmin menempati sofa yang berseberangan dengan ummanya.

"Yunho bilang kau akan ke China?"

"Ne."

"Pergilah. Tapi tinggalkan MiFan dengan Umma."

"Apa maksud Umma? Aku harus membawa MiFan." Changmin keukeh pada pendiriannya tak memperdulikan kalau ummanya sudah memasang tampang galak didepannya.

"Tak boleh, Umma ingin membawa MiFan ke Amerika. Sekalian jalan-jalan, bagaimana? Appamu terlalu sibuk. Ck bahkan saat kembali ke Korea dia malah pergi ke perusahaan bukannya menemani umma. Apa tender bahkan lebih penting dari istrinya sekarang."

Changmin memijit dahinya sakit, seharusnya ia mengingatkan Yunho untuk tak mengatakan rencananya pada umma yang terlalu protektif pada cucunya ini. Kibum bahkan lebih menyayangi MiFan dari pada dirinya. Bahkan ummanya rela terbang dari Amerika mendengar cerita hyungnya. Benar-benar berita yang bagus.

"Tak mungkin Umma, aku akan tetap membawa MiFan karena hanya MiFan yang menjadi penghubung dengan Ummanya."

"Kau serius akan membawa MiFan kesana, Min? umma takut mereka akan menyakiti MiFan."

Mengelus punggung ummanya, Changmin tersenyum tipis.

"Umma tenang saja, MiFan dan aku akan baik-baik saja dan kami akan membawa ummanya kembali ke sini."

"Hah … kalau kau umma tak peduli, mau dicincang atau dibakar hidup-hidup. Yang penting cucu umma tercinta baik-baik saja,"ujar Kibum tersenyum tapi menjadi alarm hidup bagi Changmin kalau ummanya tak mau tahu kalau terjadi sesuatu pada cucu kesayangannya.

"Ya … umma. Aku kan anak umma?"

Kibum hanya tertawa melihat wajah menyedihkan putra bungsunya seandainya saja pegawai perusahaan mereka melihatnya semua pasti tak akan percaya. Bagaimana mungkin seorang Jung Changmin yang selalu memasang wajah datar di kantor kini malah merengek bak anak bayi pada ummanya sendiri.

"Kalau sampai terjadi apa-apa dengan cucu umma. Habis kau Jung Changmin."

Changmin meneguk ludahnya susah payah mendengar ancaman sang umma dengan senyuman manis yang sangat cantik. Tidak kalau hawa neraka berada di belakangnya. Seharusnya kau tahu Changmin-ah. Posisi anak kesayangan Jung sudah berganti menjadi cucu kesayangan Jung yaitu putra kesayanganmu sendiri.

Menekurkan kepalanya ke lengan Kibum, Changmin menutup matanya. Sejenak berpikir atau mungkin menenangkan kepalanya. Sudah lama rasanya ia mau menyalurkan hatinya seperti ini. Namun egonya sendiri tak pernah mau mengalah. Dirinya bukan anak kecil yang bisa sesuka hati bertingkah dan bermanja.

Menyadari kebimbangan Changmin. Kibum membiarkan saja anak bungsunya itu sesuka hati. Walau sedikit keras Kibum sangat menyayangi Changmin. Kejadian dimana putranya pulang membawa bayi sempat membuatnya kecewa. Ibu mana yang akan rela melihat putranya menghamili seorang yeoja diluar nikah. Sedikit pukulan dan kemarahan membuat hatinya sedikit lega walau tak dipungkiri hatinya sedikit tersayat.

Bagaimana mungkin putranya bisa melakukan hal begitu. Bahkan tak mengetahui kalau yeoja yang ditidurinya hamil bahkan sampai memilikki bayi. Tapi keterkejutannya semakin bertambah saat dari mulut Changmin sendiri keluar kata namja bukan yeoja.

Bukankah ini akan lebih sulit mengingat bahkan hubungan seperti itu belum diterima sepenuh hati oleh semua orang—walau dalam keluarga mereka Kibum dan suaminya membiarkan anak-anak mereka memilih kebahagiaan sendiri. Apa yang akan dikatakan pihak namja itu bila tahu apa yang terjadi pada putra mereka.

"Apa Yi Fan itu namja yang baik?"

"Sangat umma. Kalau tidak mana mungkin dia memilih mempertahankan kandungannya," jawab Changmin masih tak mengubah posisinya.

"Kalau begitu kenapa dia pergi. Bukankah lebih mudah meminta pertanggung jawabanmu dan kalian menikah?"

"Mungkin karena tak ingin mengecewakan orang tuanya. Umma tahu kalau kedua orang tuanya berasal dari pihak pemerintah?"

"Itu bukan alasan Changmin-ah. Kalau dia benar-benar menyayanngi MiFan tak seharusnya melakukan hal ini, bukan?"

"Apa aku belum mengatakan pada umma kalau umur Yi Fan baru enam belas tahun saat mengandung Yi Fan pikirannya masih belum kesana umma?"

"Apa?"

Brugh

"Appo." Changmin mengusap kepalanya yang terbentur saat Kibum tiba-tiba berdiri dan sekarang memasang wajah mengerikan didepannya. Dan ini pertanda gawat.

"Jangan bilang kau menghamili bocah di bawah umur, little evil?"

Sungguh sudah lama Changmin tak melihat wajah ummanya yang seakan ingin mengulitinya hidup-hidup. Padahal sejak kehadiran MiFan ummanya sangat jarang bahkan tak pernah keluar mode evil begini. Dan kali ini sepertinya Changmin memancing dengan tombol yang tepat. Seorang Snow white dalam mode evil.

"Umma~"

"Jangan merengek. Umma pikir ulahmu yang menghamili seseorang tak akan lebih buruk dan sekarang kau mengatakan kalau dia masih dibawah umur. Ya Tuhan, Jung Changmin apa yang kau lakukan?"

Sepertinya sidang season kedua untuk Changmin akan berlangsung dengan segera.

"Huwwwweeee …"

Suara tangisan yang berasal dari kamar lantai atas membuat keduanya tersadar kalau suara tinggi itu membuat sang malaikat menangis dan terbangun dari tidurnya.

"Umma boleh membunuhku nanti apapun yang umma lakukan aku terima. Aku ke atas dulu."

Melesat tanpa menunggu ummanya Changmin berlari menuju kamar anaknya MiFan mungkin terbangun mendengar suara ummanya. Jauh di dalam hati Changmin tak pernah ingin mengecewakan yeoja itu.

'Mianhae Umma.'

Kibum yang ditinggal pergi Changmin, mengusap keningnya sakit. Bagaimana tidak. Kalau selama ini Changmin tak pernah bercerita tentang sosok umma MiFan tersebut hanya mengatakan kalau ia membuat hamil seorang namja bahkan Yunho juga tak mengatakan apa pun.

Mengambil handphonenya, Kibum menelpon ke seberang sana. Lama hingga seseorang diluar sana mengangkat panggilanya.

"Ada apa sayang?"

"Pulang ke apartemen Changmin sekarang. Bawa Yunho bersamamu."

"Tapi aku ada rapat seben—"

"Pulang. Atau aku akan membuatmu berpuasa selama hidupmu Jung Siwon."

Tek

Tanpa menghiaraukan teriakan protes dari ujung sana. Kibum mematikan handphonenya. Kepalanya benar-benar sakit. Ulah anak bungsunya ini benar-benar. Apa ada hal yang lebih buruk lagi tentang hal ini?

Saa … kau belum tahu saja siapa orang tua Yi Fan, Jung Kibum.

.

.

.

A/N:

Ini prolog buat sekuel key of heart. Mian kalau pendek ne.

Ayo main tebak-tebakan siapa orang tua Kris. Dan berhasil tidak Changmin pergi ke China dengan sang umma yang bahkan hendak memakannya hidup-hidup xDD

Special thanks buat yang udah review di Day Dreaming:

Ekasudaryadi| QyuDev178| MimiJJDragonsomnia| Sholania| Loli93| Juli Constantine| meyminimin| Desty Cassie| Ryu| askasufa| Guest| efa shippernyayewook| hyona21| LoveHenry| Guest| Augesteca| theAKTF| Qusyaka| blove

Pai … pai …

Sampai ketemu di next chapter

Mizuno

_Thanks for reading_