As Chanyeol Boyfriend
Length : Chapter
Rate : M (maybe)
Genre : Romance, life-school,friendship,hurt,action (A little).
Author : Ryot64pevensie
Summary : Perhatian Chanyeol melebihi siapapun, ia orang yang pertama bertindak paling cepat hanya untuk membuat seorang Byun Baekhyun tertawa dengan marshamallow ditangan nya. As Chanyeol Boyfriend, tapi masih banyak segudang ketakutan Chanyeol untuk menyatakan perasaan nya. katanya preman sekolah.
Ada sesuatu yang Baekhyun tak pernah percaya, sesuatu itu selalu jelas nampak didepan matanya. Namun ia bersikeras, preman sekolah yang sering bertarung di kolong jembatan atau gang-gang kecil demi memuaskan hati binatang nya. ia tak percaya, ia masih tak bisa percaya. Jika orang-orang memandang nya sebagai sampah masyarakat, dibalik semua itu Baekhyun hanya tak percaya. Ia yakin orang-orang yang disebut sampah masyarakat itu tentunya tak pernah ingin diberikan julukan sehina itu.
Rahang tajam ke bawah, hidung mancung dengan perawakan sempurna yang tinggi. Dua teman setia selalu berjalan dibelakang nya. saat mereka berjalan di koridors sekolah banyak murid yang rela menepikan diri hanya untuk melindungi satu nyawa yang berharga. Berbeda dengan Baekhyun, ia tak takut. Sekilas muka menantang nya di tunjukan pada si preman sekolah. Matanya melirik dari atas hingga bawah.
"Minggir"
Baekhyun menarik nafas, ia yang tadinya sedang berbicara dengan salah satu teman nya. terpaksa harus meninggalkan nya karena takut pada si preman tampan yang garang.
"Ini bukan jalan mu kakek tua" ejek Baekhyun, ia benar-benar sesuatu. Mereka yang tak berani melawan hanya berdiri sebagai penonton. Membisikan sesuatu seberapa gila nya Baekhyun hari itu.
Chanyeol mengusap bawah hidung nya, menaikan tangan hingga pinggang perlahan mendekati lelaki mungil yang sedang berdiri pada dekat tiang penyangga dengan tab di tangan nya. tanpa basa-basi ia merebut tab itu, Baekhyun menunjukan keterkejutan nya. bukan takut melainkan amarah nya.
"Berikan padaku"
"Oh ini? Kau ingin tab mu kembali, anak kecil ?"
Dua lelaki tampan lain nya hanya tertawa, Baekhyun sungguh tak gentar ia tetap saja melawan.
"Sepertinya kau memang sangat membutuhkan nya, baiklah itu untuk mu saja. Aku masih banyak dirumah" sikap nya yang tenang malah menambah intesitas kemarahan pada lelaki jangkung itu. sambil meremaskan tab nya, Park Chanyeol melempar tab itu keras lalu meraih dua pundak yang tak pernah takut melawan nya. membanting nya pada tembok keras, meskipun pada awalnya Baekhyun sempat meringis.
"Kau mau apa? berkelahi ? kau hanya bisa memuaskan hati binatang mu itu dengan kekerasan –"
Chanyeol tersenyum sungging ke samping, ia menggeleng kepalanya.
"kali ini kau salah"
Dan sebuah ciuman mendarat di bibirnya, Baekhyun membelalakan matanya. Kejadian tak terduga itu membuat banyak pasang mata yang melihat saling tak percaya satu sama lain. Seorang preman sekolah mencium anak penerus dari PL Group corporation. Dan yang lebih mengejutkan nya lagi, mereka adalah dua pasang laki-laki yang saling memagut lidah.
Baekhyun meronta, mendorong-dorong Chanyeol agar menjauh. Setelah itu hanya ada tawa mengejek dari sang pelaku. Baekhyun menatap nya dengan penuh emosi. Mengelap bibir dengan kain baju lengan panjang nya.
"Kau menjijikan"
Jika Chanyeol adalah seorang manusia dengan hati binatang, tak pernah takut akan darah yang keluar dari tubuh musuh nya. kali itu ia benar-benar mematung seperti disambar petir. Tak ada kepalan tangan karena amarah. Semuanya seolah lenyap oleh hembusan angin yang tenang. Tatapan mata memudar dari paras nya yang tampan. Baekhyun pergi melarikan diri setelah kejadian itu.
Chanyeol menarik nafas panjang, ia melihat ke bawah. Sebuah tab yang hanya pecah pada bagian ujung nya saja. Lalu memungutnya untuk membersihkan debu-debu yang menempel.
"Hei Kai, apa kau pikir ini masih bisa berfungsi?"
"Eh? Oh entahlah"
Kai nama lelaki yang disebutkan tadi, dan satu lagi yang hanya tercengang oh sehun. Memandang heran pada si ketua geng yang biasanya takan pernah mudah untuk mengontrol emosinya. Tiba-tiba saja luluh hanya karena amarah lelaki mungil tadi.
"Dia kenapa, kai?"
Yang ditanya hanya mengendikan bahunya, Chanyeol membawa tab itu. ia pikir tadi ia sengaja menghancurkan nya untuk memberikan pelajaran pada si makhluk mungil yang memberontak nya. namun berbeda perkiraan 180 derajat, Chanyeol membawa tab itu setelah pulang sekolah untuk dibetulkan pada tukang servis. Biaya yang sangat mahal untuk tab bermerk terkenal keluaran minggu lalu. Sambil mengecek isi dompet nya yang hanya berisi beberapa lembar won.
"Bisa kau betulkan saja tab nya ? aku akan kembali kesini jika sudah ada uang nya"
Nampak nya ada rasa kesal yang berbeda pada si lelaki mungil itu. emosi yang dikeluarkan adalah emosi yang tertahan di dalam ulu hatinya. Sebuah perasaan yang ia tekan selama beberapa tahun.
...
Si lelaki mungil yang sudah ia incar sejak awal, cerita panjang mengenai awal malam itu. ketika ia di kejar oleh beberapa komplotan yang terus mengincarnya karena dua anak buah nya telah ia hajar habis-habisan. Chanyeol babak belur di sekitar dahi dan dagu serta darah keluar dari mulut dan lubang hidung nya. langkah nya terus-terus saja melemah. Hujan turun deras menggenangi seluruh kota. Ia pikir, malam itu adalah malam terakhirnya.
Namun sebuah payung berwarna merah menaunginya. Dan uluran tangan yang cantik menarik nya ke tempat yang lebih aman. Chanyeol masuk dalam sebuah mobil. Ia pun tak bisa melihatnya dengan jelas. Yang hanya ia bisa dengar hanyalah teriakan khawatir dari seseorang yang sedang memeluk nya. menyuruh sang sopir untuk melajukan mobilnya.
Ketika ia baru bisa membuka matanya dan kesadaran telah kembali sepenuhnya, hanya ada ruangan kosong yang bisa ia lihat, dan sebuah infusan menempel di tangan nya. rasa pusing masih menggerogoti kepalanya dan di balik pintu yang baru saja terbuka muncul seseorang dengan pakaian serba hitam kecuali jaket biru yang dikenakan nya.
"Kau sudah sadar yah, baguslah"
"Kau siapa?"
"Aku Byun Baekhyun, kau Chanyeol kan preman sekolah yang terkenal itu. cih, kalau tak bisa berkelahi lebih baik kau duduk manis saja dan belajar yang benar"
Seseorang yang menyadarkan nya, jika ia masih punya pilihan lain untuk tetap bertahan hidup. Senyum manis yang tak pernah ia dapatkan dari siapapun. Karena kebanyakan orang disana hanya akan memandang nya masam dan penuh kebencian. Tapi berbeda dengan lelaki mungil itu.
Detak jantung nya menjawab perasaan yang selalu saja ia pertanyakan setiap harinya, ia mulai jatuh cinta pada pemuda manis itu. sebuah cahaya yang datang pada hidupnya yang gelap. Sinar yang tenang pada gejolak apinya yang terus membara.
...
Chanyeol masih tak berubah, julukan si preman sekolah membuat nya tak pernah mau berhenti untuk mendalami profesi kelam nya. namun tak sembarangan orang ia hajar sepuasnya. Hanya jika kau berurusan dengan nya, maka tamatlah riwayat mu.
"Yeol sepertinya sudah cukup kau berhibernasi, ada sekolah lain yang menantang mu untuk balapan motor di jalanan baru yang sering kosong tiap tengah malam"
Chanyeol hanya mendengarkan dengan respon yang tak terlihat, meskipun begitu ia sudah tahu jika sebenarnya Chanyeol itu mendengarkan.
Sehun kembali dengan dua es krim di tangan nya, ia bilang tak akan pernah kenyang jika memakan satu.
"Oh aku mendengar jika ada arena baru untuk kau balapan Yeol"
"Aku sudah memberitahu nya"
"Ah, dan uang yang mereka tawarkan cukup banyak. Mungkin mereka hanya anak-anak orang kaya yang kesepian"
Chanyeol masih saja diam, tatapan dua bola matanya masih fokus pada sepiring nasi putih dan kuah daging.
"Kau hanya memakan itu saja?"
"Kenapa? kau tak suka ?"
Kai cepat-cepat menggeleng kepalanya, tersenyum selebar mungkin untuk mengalihkan atensi boss nya.
Satu panggilan masuk pada ponsel Chanyeol.
"Sepertinya itu mereka"
Chanyeol menatap ke arah Sehun sambil menggeleng kepalanya. Ia tak biasanya meninggalkan mereka berdua hanya karena panggilan masuk. Ini bahkan terasa semakin aneh sejak Chanyeol dua tahun yang lalu kini berubah.
"Chanyeol-ssi, tab nya sudah diperbaiki kapan kau akan kesini?"
"Kau yakin ? ku dengar itu tab yang mahal keluaran baru, kau tahu konsekuesi nya kalau berani-berani menipuku"
"Hei, aku sudah baik hati membantu mu. Kau lupa aku ini pernah bekerja di salah satu perusahaan teknologi US. Jadi mau diambil tidak ?"
"Baiklah, beri aku waktu satu minggu lagi"
"Ck, itu terlalu lama. 3 hari bagaimana?"
"Brengsek ku bilang satu minggu yah satu – "
Ucapan terpotong kala sebuah pemandangan mengalihkan perhatian nya, tatapan tajam si lelaki mungil yang sedang mendekatinya dengan lipatan tangan di depan dada.
"Nanti aku telpon lagi" Chanyeol menyudahi panggilan nya begitu saja. Si lelaki mungil itu semakin mendekatinya.
"Kenapa kau mematikan panggilan nya?"
"Itu bukan urusan mu"
"Hei, aku ingin berbicara dengan mu"
Senyum sungging nampak pada wajah yang lebih tampan si pria jangkung.
"Kau ingin berbicara dengan ku atau kau ingin ku cium lagi"
"Diam kau, ku dengar kau membawa tab ku kan ?"
"Iyah, memang nya kenapa? kau sendiri yang mengatakan bahwa benda itu boleh untuk ku kan ?"
"yah memang aku mengatakan nya, tapi – boleh ku ambil kartu memori nya. aku lupa mencabutnya"
"nanti"
Chanyeol hanya memberikan jawaban singkat lalu segera pergi, menyuruh dua anak lelaki yang masih duduk disana untuk segera pindah ke tempat lain.
"Boss itu bukan nya Baekhyun kan?"
"Wah aku tak menyangka kemarin kau menciumnya"
Sementara itu Baekhyun masih berdiri disana dengan tatapan kesal, ia sudah mencoba memberanikan diri 'tuk bertemu dengan seseorang yang sudah hilang akal sehat nya kemarin. Menciumnya begitu saja tanpa berpikir apa konsekuesi yang akan didapatkan nya.
...
Sudah seharusnya perkiraan mustahil akan meminta kembali tab nya adalah hal yang paling penting untuk di pikirkan lebih utama. Baekhyun kembali ke kelas dengan perasaan berkecamuk, bibir mengerucut juga alis berkerut tidak senang.
Orang yang sedang meminum susu kotak dengan sedotan kecil di tengah belah mulutnya hanya mematung dan tak merespon ketika Baekhyun datang dengan emosi jiwa yang merauk-rauk pernafasan nya. satu tangan menepuk bahunya, Baekhyun hanya diam. Rupanya ia masih kesal pada Chanyeol yang selalu mempermainkan nya.
Susu kotak rasa pisang itu disimpan, dan memilih untuk fokus pada sahabatnya yang sedang di landa emosi jiwa.
"Baekhyun-niiiiii~ kau kenapa sayang ?" seseorang yang sedang berbuat aegyo, lelaki yang hanya memiliki pipi lisung di sebelah kanan. Lay.
"Yah Lay hentikan, kau tahu dia tidak suka bercanda kalau sedang 'emosi jiwa' seperti ini"
Lay kecewa, ia berharap wajah imutnya akan membantu hidup orang lain lebih bahagia. Tapi nyatanya tidak semua. Pengecualian untuk Baekhyun.
Kyungsoo, pria lain yang menjadi sahabat Baekhyun mengambil tempat duduk disebrang mejanya. Memerhatikan Baekhyun serius karena ia sudah melihat air mata mengalir pada sudut mata Baekhyun.
"Heol ~ kau menangis Baekhyun. kenapa ? apa yang sebenarnya sedang terjadi?"
Baekhyun bermaksud untuk menutupi tangisan nya, ia menggeleng-geleng kepala. Tapi itu bukan berarti Kyungsoo akan langsung percaya. Ia terlalu susah untuk di tipu.
"Hey, ceritalah. Kau tahu aku dan Lay mencari mu ke sekeliling sekolah. Kau sudah mengambil seragam mu belum ?"
Hanya terdengar suara tarik nafas yang serak, Baekhyun beranjak berdiri.
"Aku harus pergi ke ruang guru"
"Hey, Baekhyun" pundak Kyungsoo langsung mengendur, tarikan kepalanya kode untuk Lay agar segera mengejar Baekhyun.
Tapi Di tengah jalan Lay langsung menarik tangan Kyungsoo kembali.
"Kau kenapa sih Lay?"
"Kyungsoo, apa kau tidak tahu kejadian yang kemarin?"
"Soal apa?"
...
Seperti yang diberitahu Kyungsoo, Baekhyun hanya tinggal mengambil seragam barunya di ruang guru. Ia begitu bergegas pergi kesana. Entah kenapa akhir-akhir ini ia begitu mudah menangis dan emosi nya juga mudah terpancing. Mungkin kali ini ia benar-benar dalam kondisi stress. Belum lagi, Chanyeol yang merusak tab dan katu memori nya yang direbut bersamaan dengan tab nya. bukan karena masalah di dunia ini banyak yang membuat kartu memori berapa gigapun yang kau mau. Tapi isi didalam sana.
TUGAS BAHASA INGGRIS YANG SUDAH IA PERSIAPKAN SEMINGGU YANG LALU.
tentu saja bukan hal yang mudah untuk ia melupakan nya begitu saja, jika harus mengulang lagi dari awal. Baekhyun lebih baik mengambil cuti dari sekolah –absen.
"Cha~ Baekhyun ini baju mu ukuran M. Kkk kau dan Kyungsoo adalah size yang paling kecil untuk anak laki-laki"
Baekhyun tersenyum malu, malu – memalukan.
"Terimakasih sonsaengnim"
"Mmm sama-sama"
Dan setelah menunduk untuk kembali izin pergi ke kelas. Seorang guru pria baru saja tiba dan Baekhyun harus memberi hormat dua kali sekaligus.
"Han Sonsaengnim , anak didik mu kabur lagi dari sekolah"
"Apa? siapa pak?"
"Siapa lagi kalau bukan Park Chanyeol"
Baekhyun langsung menutup kedua telinga nya, ia tak ingin mendengar nama itu. benar-benar tak ingin.
...
Kalian tahu Baekhyun dan Chanyeol itu satu kelas, mendengar Chanyeol tak ada di kelas adalah suatu keuntungan bagi Baekhyun sendiri. Setidaknya emosi nya tak akan meledak di jam ketiga pelajaran matematika sedang berlangsung. Sementara itu, dua teman lelakinya yang selalu duduk dibelakang terus melirik ke arah jendela.
"Ahh dia nekat sekali pergi"
"Dia tidak memberitahu alasan nya pada mu Kai ?"
"Aku pergi ke toilet dan tau-tau dia sudah pergi"
"Aishh, paling tidak dia ajak kita berdua untuk kabur dari sekolah"
Suara gebrakan dari papan tulis langsung menggema, dua lelaki yang sedang mengobrol dengan suara keras itu langsung mendapatkan hukuman. Berdiri dibelakang kelas selama jam pelajaran sedang berlangsung.
...
"Oh hi Chanyeol, kau bawa uang nya ?" sosok lelaki berambut botak dengan jaket off white c/o obgail 2013. Keluar dari sebuah pintu tersembunyi dan harus melewati gang kecil untuk bisa menemukan nya. Chanyeol dan motor nya selalu bisa.
"Tidak, tapi berikan dulu kartu memorinya padaku"
"Ah ? kartu memori apanya Sih?"
Mimik wajah Chanyeol sudah berubah, ia benar-benar tahu dan bisa membaca kapan ketika situasi sedang memanfaatkan nya di keadaan yang tidak tepat. Tangan Chanyeol langsung menarik kuat kerah lelaki didepan nya itu.
"Di dalam tab itu ada memori kecil, kalau tidak ada aku akan benar-benar mem – "
"A-ah baiklah-baiklah, aku mengaku salah. Tapi lepaskan dulu tangan mu ini sakit tau"
Berharap lembut ? Chanyeol melepaskan nya dengan kasar.
"Aishh kau benar-benar tidak bisa di ajak bercanda, sejak kapan aku menipu mu. Nah"
Dalam kantong plastik kecil, benda berwarna hitam mungil itu sudah berada di tangan nya.
"Jadi kau akan mendapatkan uang nya 3 hari kedepan kan ?"
"Siapa yang bilang tiga hari, ku bilang satu minggu"
"Yah, kau tau. Benda itu sangat-sangat susah untuk diperbaiki. Aku tak bohong"
"Maka dari itu satu minggu dan kau akan dapatkan uang nya"
Chanyeol langsung meloloskan diri dengan motornya, ketika lelaki yang terus-terusan menagih uang darinya itu berteriak kencang ia tak menggubris sama sekali.
"Ah sial, shh dan kenapa aku bisa takut pada anak kecil sekolahan seperti dia"
...
Jam istirahat kedua itu lebih lama dari sebelumnya, kali ini Kyungsoo yang mengajak dua teman nya untuk pergi ke kantin. Dan ditengah jalan Baekhyun mendapatkan serangan mendadak pada pencernaan nya.
"Ahh kau ini, yasudah kalau gitu kita tunggu di kantin ok?"
"I got it, sorry guys i have to poop"
"YAH ! aughh menjijikan"
Kyungsoo dan Lay hanya tertawa satu sama lain, dan ketika mereka sedang berjalan menuju kantin. Seseorang yang begitu ditakuti seantero sekolah menghampirinya – mereka berdua.
"Kyungsoo doa keselamatan"
"P-percuma lay"
Meneguk ludah kasar, tangan gemetaran, ini bahkan lebih seram dibanding harus membayangkan zombie train to busan keluar dari gerbong kereta dan lompat menangkap mereka berdua seketika.
"Hei, bisa kau berikan ini pada Baekhyun?"
"Hah? O-oh yah akan ku berikan padanya"
"Se-segera mungkin" tambah Lay.
"Terimakasih"
Nyawa kembali setelah sosok itu akhirnya pergi, Kyungsoo menggenggam benda di tangan nya itu lemas.
"Kyungsoo Lay, kalian menunggu ku disini huh?"
Dan dua anak itu berbalik dengan wajah membara.
"YAH!"
"K-kalian kenapa teman-teman ?"
"Kalau saja bukan karena kau aku sudah pasti mati tadi"
Kyungsoo mengangguk, kali ini setuju pada opini pemilik nama asli zhang yixing itu.
"Memang nya kenapa ?"
"Nah, dari Chanyeol"
"Kartu memori"
Kali ini Baekhyun yang kebingungan, ia pikir takan mendapatkan nya kembali seberapa keraspun ia meminta nya. tapi – ini begitu cepat terkabulkan.
...
Dibelakang tembok itu Chanyeol tersenyum dan begitu bahagia dengan cara gerakan tangan kepal nya yang menarik ke dalam. Sebuah kata 'yes' lolos secara sembunyi-sembunyi.
...
Baekhyun benar-benar selamat, kata sial yang ia latunkan sedari tadi ia tarik kembali. Presentasi bahasa inggris kali ini pasti tidak akan gagal. Ia sudah menyiapkan nya sangat matang. Guru Han memang belum kesini, tetapi ketika kelas sunyi anak terakhir yang menggunakan pintu belakang kelas baru saja sampai. Baekhyun melirik sekilas. Ia teringat memory ditangan nya.
Berterimakasih ? bukan nya dia yang merusakan tab nya kemarin. Apa nya yang terimakasih. Tapi tetap saja rasa itu masih bekecamuk di dalam hatinya. Baekhyun diam-diam melirik ke arah Chanyeol yang duduk di dekat jendela. Berbincang dengan dua anak lain nya. selalu mereka.
Tatapan Baekhyun kena imbasnya, rupanya Chanyeol menangkap basah Baekhyun yang sedang memerhatikan nya sedari tadi.
"BYUN BAEKHYUN"
Kelas jadi sunyi, suara itu keluar dari mulut yang familier. Nada serak dan bass yang sangat harmonis. Suara di ujung kelas.
"Hei, aku memanggil mu"
Baekhyun meneguk ludah kasar, ia mencoba menegarkan diri sendiri. Yah, tak selamanya ia bisa anti ketakutan terhadap Park Chanyeol. Ada kalanya ia sama seperti anak-anak lain nya.
Baekhyun berbalik pelan-pelan, tatapan Chanyeol langsung menyorot kearah pandangan nya.
"Kau butuh sesuatu dari ku?"
Baekhyun menggeleng kuat, langsung berbalik ke arah asalnya.
"Yah Byun Baekhyun" namanya terpanggil lagi. Kali ini Chanyeol yang menghampiri. Semua anak-anak di dalam kelas cemas. Takut-takut akan ada pertengkaran hebat nantinya.
Chanyeol duduk di atas meja Baekhyun, melirik ke bawah karena Baekhyun terlihat pendek untuk dirinya.
"Kalau kau ada urusan dengan ku katakan saja, apa susah nya. jangan melirik ku seperti itu. mencurigakan"
Baekhyun langsung menenggakan kepalanya.
"Siapa yang ingin berurusan dengan mu memang nya."
"Ah akhirnya kau bisa takut juga, baguslah. Pertahankan itu"
"Aku tidak takut"
Seperti ada burung gagak yang berkicau, Chanyeol yang tadinya akan beranjak pergi kini duduk ditempat nya semula.
"Kalau begitu pulang sekolah nanti di belakang sekolah, kau buktikan itu padaku"
Dua anak dibelakang Baekhyun, masing-masing Kyungsoo dan Lay seperti sudah terangkat nyawa nya kekayangan.
I look to you as it felt
Chapter 1 end – Next?
Terinspirasi dari lagu sih, lagu acak yang lagi falling in love gitu deh. Aku sih rencananya mau SHORT aja. Tapi kalau ada yang request LONG CHAPTERED boleh juga sih. Gimana nanti... tapi meskipun M aku gak janji bakal smut or pwp naena gitu yah. M cuman masih ringan, aku juga masih bingung kkk masa anak sekolah naena nya udah hard banget ckckckck. Disini latar belakang mereka gak aku ceritaiin detail banget takut bosen hahaha. See you soon
I hope you will forgive me if there are some mistakes by me. Peace.
