Banana Moon
Riku Kaitani & Sena Kobayakawa ©Riichiro Inagaki & Yusuke Murata
Banana Moon © RYTHEM
Plot ©Signy Siv Stivlana, 2010
Dedicated for Riku Kaitani's birthday
~*~*~*~*~
Apa yang kau harapkan kini, hm?
Malam, duapuluh April. Sepasang manik coklat menatap pijar-pijar cahaya yang bertaburan di langit malam yang bersih dari awan. Gemerlapan, berkilau. Mereka terkesan angkuh dan riya. Berlomba untuk bercahaya seterang kejora yang dipuji sejuta umat.
Kosong. Kedua manik itu menatap kososng. Pemandangan langit di atasnya seolah tak pernah merasuki kornea matanya, meskipun ia tengah menatapnya.
"Selamat ulang tahun, Riku."
Ingin ia mengatakannya. Menggumamkannya dengan raut merah jambu, seperti dulu. Mengulurkan sebuah kado. Dan wajah sang penerima yang tak dapat menyembunyikan senyum bahagianya.
Andai. Ya, andai sang penerima itu masih ada. Bersamanya, di sisinya, menatap takjum gemerlap bintang. Sekarang.
Andai ia masih ada, apa yang akan kau lakukan kini?
Segala yang telah tiada tak akan pernah dapat kembali lagi.
Apa yang kau harapkan kini, hm?
Air mata meluncur cepat. Meliuk di pipinya yang terasa begitu dingin. Berkilau.
Jika ia masih ada, air mata itu pasti sudah disekanya.
Namun ia membiarkannya. Membiarkan cairan itu meleleh hingga dagunya. Ia tak peduli. Malam mulai beranjak fajar. Setidaknya, saat ini biarkan ia sendiri.
Atau, sejak awal dia memang sudah sendiri?
Kepalanya tetap mendongak. Visual terarah ke langit malam. Kosong, namun tak goyah. Seolah-olah ia mengharapkan orang itu terjun dari langit malam sana dan berkata, "April Mop!". Namun, tidak. 1 April telah berlalu. Karena kini 20 April.
Ia lelah. Dua hari ia tidak tidur, kau tahu? Rona wajahnya memucat. Ia lelah. Bisakah ia mengambil waktu istirahat sejenak, kini?
Mencoba untuk merebahkan tubuhnya di ranjang yang saat ini tak menawarkan kenyamanan baginya. Menarik selimut tipisnya. Mata yang biasa memancarkan cahaya penarik hati itu kini redup dan sembab.
Dan dalam satu tarikan nafas panjang, ia tertidur. Tidak, ia tidak ingin tertidur. Namun, matanya terasa begitu berat—seolahhal itu berada di luar kuasanya sebagai pemilik kelopak mata itu. Seolah ada yang menutupnya dengan paksa.
Angin berdesir…
~*~*~*~*~
Moon is hiding
You sleep. Time passes. The morning approaches.
I'm in heaven.
In your place, I gently pat and kiss you.
You don't have to worry
Don't be scared even at night, since I'll be beside you.
~*~*~*~*~
