Hello minna, Stephenson here. Well, sebenarnya ini bukan debutku di ffn tapi bisa dibilang debut dengan pen name baru, karena yang lama gak aktif lagi. So, please be happy with ma debut, cause i'm still a newb :3. Dan juga ini sebenarnya unfinished dalam bentuk cerita original ku yang malas kupost, jadi aku langsung saja ganti jadi ff.
Guilty Love, Guilty Pleasure, Guilty Kill
A Naruto Fanfiction
Sakura Haruno X Sasuke Uchiha
Genre : Romance, Hurt/Comfort
Rated : T
Alert : Typo, abal - abal dan sejenisnya
DLDR, RnR
.
.
.
Summary : Pernahkah anda berpikir akan kehancuran oleh yang terkasih? Atau pernahkah kalian berpikir tidak bisa melupakan partner kalian? Jika iya, apa anda ingin membunuh mereka untuk menyelesaikannya?
.
.
.
.
.
Ah ya, Naruto itu milik Kishimoto – san, tapi ceritanya milikku
.
.
.
Happy Reading
Prolog : The Past
Pernahkah kau terpikir bahwa seseorang yang paling kau sayang meninggalkanmu? Pernahkah pula kau terpikir akan hadirnya sahabatmu yang mempengaruhinya untuk meninggalkanmu? Pernahkah jua kau terpikir teman - temanmu yang membantunya mempengaruhi lelaki yang kau sayangi? Jika iya, apakah kau terpikir untuk membunuhnya? Jika tidak, maukah kau membantu orang yang mendapatkan musibah tersebut apapun akibatnya?
Saat ini, Sakura sedang memandang sebuah cermin yang berada didepannya. Keadaan cermin itu sangat menyedihkan, penuh retakan dan pecahannya banyak yang jatuh menjadi beling –beling di lantainya, serta darah yang mengering yang terdapat di setiap retakan di cermin itu. Sama seperti cerminnya, Sakura pun tampak sangat menyedihkan. Tubuh putih sintalnya itu penuh dengan luka lebam, serta pakaiannya sobek-sobek. Bagaimana tidak, gadis berambut pink itu baru saja diperkosa oleh pacarnya sendiri, tepat setelah pacarnya memutuskannya. Entah apa yang membuat Naruto, pacarnya sejak 3 tahun lalu, mendadak berubah menjadi beringas dan memperkosanya seperti orang kesetanan.
Tubuh Sakura menggigil, rasanya tak berdaya lagi tubuh wanita jantan itu untuk hanya sekedar berdiri dan menggantungkan diri, ataupun mengambil pisau dan menusuk dirinya sendiri, bahkan hanya sekedar mengambil baygon yang ada 10 langkah didepannya dia tidak sanggup. Yang bisa ia lakukan hanyalah memegang smartphonenya, dan menelepon polisi, suatu yang sia – sia mengingat sang lelaki telah mengambil simcard dan memutuskan koneksi di rumah Jennifer yang cukup terpencil ini. "Kenapa sekarang, Kenapa harus sekarang kau melakukannya? Tak bisakah kau meminta baik – baik kepadaku? Bukankah kukatakan padamu aku akan memberimu segalanya? KENAPA KAU BERKATA INGIN MENJAGA KESUCIANKU PADAHAL ENGKAU JUA YANG MENGHANCURKANNYA?!" Teriak keluhnya yang diiringi suara serak itu, menjadi satu – satunya suara yang memenuhi rumah besar yang selalu kosong itu.
Sudah lima tahun sejak orang tua Sakura menelantarkannya di rumah besar itu, meninggalkannya hanya dengan pembantu dan uang bulanan, yang bahkan hanya cukup untuk uang kuliah dan makan pas - pasannya. Sakura, yang kini berusia 19 tahun, sudah terbiasa akan perangai orang tuanya yang membedakannya, karena ia berasal dari hasil hubungan gelap antara ibunya dan lelaki lain. Ayahnya, atau yang sering disebut bajingan olehnya, seorang pejabat terkemuka dan memilih menyembunyikan kasus ini dengan mengasingkan Sakura dan membuangnya setelah ia cukup dewasa, dengan dalih untuk memandirikannya.
Sakura yang depresi saat itu memutuskan lari ke sisi gelap dunia, yaitu pergaulan bebas. Memang, Sakura tidak bersetubuh saat itu, namun sudah dihitung berulang kali ia telah merasakan tubuh pria menempel di setiap inchi kulitnya, dan tak terhitung pula jumlah sperma yang telah ia rasakan, baik di kulitnya maupun di mulutnya. Selama 2 tahun jatuh ke dalam kenikmatan duniawi itu, ia bertemu seorang saat SMA. Naruto Uzumaki, menjadi orang yang mengejar – ngejarnya, bahkan membuat Jennifer ilfeel pada awalnya. Namun setelah dikejar selama beberapa bulan, Sakura pun menyerah dan mencoba – coba Naruto untuk menjadi pacarnya, dengan pemikiran bahwa Naruto sama seperti pria lain yang ingin dipuaskan. Namun, bukan sesuai dugaannya, Sakura pun malah merasakan kehangatan dari hati seseorang yang tulus, yang membuat Sakura melupakan dunia gelapnya dan membawanya seperti sekarang, seorang mahasiswi Konoha University yang masuk lewat beasiswa penuh pemerintah, tanpa memohon sedikitpun belas kasihan orang tuanya.
Seharusnya kemarin adalah hari yang membahagiakan bagi Sakura, hari itu adalah hari jadi ke 3 tahun 8 bulan antara dirinya dan Naruto, awalnya berjalan baik saat Naruto datang dengan bunga. Mereka bercerita dengan seru, penuh tertawa akan masa – masa indah mereka. Lalu mendadak, suasana berubah jadi mencekam saat Naruto mendadak mendorongnya ke lantai saat mereka berciuman, melepas ciuman mereka dan meludahinya. Setelah itu, ia membawa Sakura ke kasurnya, memutuskan jalinan kasih mereka, dan memperkosanya 1 malam penuh.
Balik ke situasi saat ini, Sakura memeluk kedua lututnya, tak ia perdulikan sakit di selangkangannya karena telah 'disobek' paksa oleh mantan kekasihnya itu, dan akhirnya jatuh tertidur, menunggu akan seseorang agar setidaknya menyelamatkannya dair kesakitan ini.
.
.
.
.
Di sisi lain dunia itu, seorang lelaki pirang sedang berbicara dengan pria yang sangat mirip dengannya, "Ayah, apa aku tidak boleh menikahinya sama sekali? Aku benar – benar sayang kepadanya, dia adalah duniaku,","Maafkan aku Naruto, dia itu bukan orang yang pantas untukmu,","tidak pantas bagaimana? Dia kan hasil pernikahan dua konglo- jangan bilang ayah tidak bisa melupakan dia?","tentu saja ayah tidak bisa melupakannya, karena saat kami berpisah, dia..." Minato menghela nafas dan menghentikan perkataannya. Naruto menatap ayahnya penuh penasaran, tapi mengurungkan niatnya akan menanyakan hal tersebut. Well, intinya adalah dia hanya menginginkan sang wanita seorang, pacarnya yang baru saja ia campakkan itu.
"Well, ayah tidak lupa janji ayah jika aku mencampakkannya bukan?", sang ayah hanya menjawabnya dengan mengangguk tersenyum, "Haruno Cooperation, ayah sudah mendapat kebobrokan mereka
.
.
.
.
Para lelaki semarga itu sedang duduk di bar, asik bercerita akan apa yang lakukan semalam,"Hey Shisui, kudengar semalam kau mendapat tiga wanita,","tentu saja, aku kan perayu kelas kakap,"Yaampun, kau menggunakan genjutsu bernama perangsang itu, tentu saja," Ujar salah satu Uchiha berkacamata yang freak akan anime, berbicara dengan pria lainnya yang over mesum itu. Sedangkan 2 pria lainnya sepertinya cukup dewasa untuk tidak membahas hal bodoh seperti itu, yang satu asik memerhatikan smartphone yang berisi grafik – grafik yang hanya bisa dimengerti pialang saham sukses seperti dia, sedangkan lelaki lainnya asik melihat bangku kosong, seperti menunggu seseorang yang takkan pernah muncul, "Sasuke, bisakah kau berhenti melihat kursi itu? Mana jiwa playboy tampanmu yang dulu hehh?" Tanya lelaki bernama Uchiha Shisui santai. Yang diapnggil hanya menghela nafas, "damn, i miss that night with her," ucapnya santai. Lalu, ia menerima sebuah telepon, "Yak, Letnan Sasuke Uchiha bertugas,"
.
.
.
.
To Be Continued~
Yo yo, sekian prolog ini, maaf kalau jelek n pendek. Reviews?
