Detective Conan © Aoyama Gosho
.
Warning : OOC, Typo(s), Genre dipertahankan, EyD tidak sempurna, dll.
.
Happy reading minna-san!
.
Halo, kenalin nama gue Amuro Tooru. Ehem, maaf gue bohong. Nama asli gue itu Rei Furuya, keren kan? Orang-orang manggil gue Furuya, biar sopan gitu. Tapi karena nama alias gue lebih terkenal jadi lebih banyak yang manggil gue Amuro daripada Furuya.
Kesimpulannya kalian bisa memanggil gue Amuro atau Furuya, tapi biar mudah sebut saja Bourbon. Nggak ada hubungannya? Biarin. Sengaja gue bikin gitu, biar keren aja.
Dan jangan tanya gue kenapa bisa gue disebut Bourbon. Gue malas mengungkit, tapi bakal gue jelasin. Gue pikir nama Bourbon itu keren aja, daripada sisa nama yang lain. Masa iya gue mau pilih nama topi miring, arak, sake, ciu, kan nggak keren. Anggota lain namanya keren dan go international, jadi gue juga harus dong.
Mungkin kalian bertanya kenapa gue nggak milih nama sake, secara gue cinta mati sama negara tercinta. Gue punya alasan logis guys. Alasannya adalah masa iya nama yang asalnya dari negara gue dipakai sebagai nama penjahat, ya gue nggak rela lah. Secara gue ini warga yang cinta teramat sangat sama negara.
Sebenarnya waktu itu gue kepikiran ambil nama ciu, cukup keren menurut gue. Tapi setelah dipikir-pikir nggak enak juga kalau dipanggilnya sepotong-sepotong, nanti jadinya gue dipanggil ci atau u. Cuma satu dua huruf, coba bayangkan? Nggak kuat gue.
Oke, cukup untuk perkenalannya.
Gue cuma mau cerita aja nih. Berhubung akhir-akhir ini gue semakin terkenal dan sepertinya (sebenernya sudah jadi fakta sih) menarik perhatian banyak orang, jadi gue mau cerita tentang diri gue sendiri.
Gue kan seorang polisi elite ya, PSB gitu loh! Gue dapat misi super sulit tingkat dewa buat menyusup ke organisasi paling berbahaya yang ada di negeri ini, organisasi ini bahkan sudah menjamah dunia internasional. Ngeri gue ngebayanginnya waktu pertama kali tahu. Tapi, semua berubah sejak negara api menyerang—bohong, itu tadi hanya parodi gue aja.
Oke deh, gue ulangi, semua berubah saat gue tahu nama organisasi itu. Organisasi Hitam, Black Organization. Saat itu otomatis gue ngebatin, nggak ada nama lain yang lebih keren apa?. Tapi ya sudahlah, mungkin karena mereka hobi pakai pakaian yang hitam-hitam jadi mungkin ikut kebawa pas milih nama.
Hanya Kami-sama dan mereka yang mengambil nama yang tahu.
Di awal gue masuk organisasi itu gue itu hanya anak baru biasa yang nggak terlalu diperhatiin, tapi demi tujuan gue yang mulia gue harus mendapat posisi bagus di organisasi. Jadilah gue deketin tuh Vermouth, dia kan anggota yang lumayan tinggi jabatannya di organisasi. Nggak salah gue deketin dia, gue bahkan tahu dia itu ada hubungan apa sama si big boss. Kartu AS gue itu, tapi maaf gue belum bisa bilang itu sekarang.
Berhubung gue itu pintar hampir cerdas serta mendekati jenius, misi penyusupan gue lancar- jaya abadi. Pengennya sih gitu. Tapi yang namanya hidup, cobaan itu selalu ada saja. Gue pernah hampir sekali ketahuan, malah sudah di sidang di gudang tua bareng Kir.
Saat itu situasi gawat banget tuh. Tapi seperti gue bilang di awal tadi, gue itu pintar hampir cerdas serta mendekati jenius, gue bisa saja kabur dengan cara gue sendiri. Tapi cukup bersyukur ada yang nyelametin, meski gue males banget harus mengakuinya. Kir selamat juga dan kami lepas dari kecurigaan organisasi.
Kenapa gue nggak mau mengakui aksi penyelamatan itu? Karena yang ngelakuin adalah Akai.
Demi apapun gue nggak mau kerja sama atau urusan sama dia. Tapi karena si bocah detektif yang menyuruh kami jadi gue terpaksa mengalah dari Akai dan menghentikan pertarungan kami. Sekarang gue sudah agak ikhlas sih, habisnya aksi gue menjinakkan bom waktu itu keren banget sih. Terima kasih buat teman gue yang sudah gugur dalam tugas, jasa dan kebaikanmu selalu kukenang friend.
Balik ke masalah Akai, gue itu benci setengah hidup sama dia. Dia itu rival sejati gue di dunia ini. Bahkan gue sempat berpikir kalau dia itu diciptakan hanya untuk jadi rival orang hebat seperti gue. Nggak usah dijelasin kalian juga tahu alasan gue benci sama dia kan?
Selain itu masih ada satu alasan lagi sob. Dia itu kekasihnya Akemi, tapi nggak bisa menjaganya dengan baik. Akemi mati itu karena dia nggak becus menjaga kekasihnya itu. Bukannya gue suka sama Akemi atau apa ya, tapi dia itu kan anak dari Elena Miyano. Dokter baik hati yang cantik dan suka nolong gue waktu kecil. Akemi yang pertama kali ngebuat gue ketemu sama malaikat yang dikenal dokter itu.
Tapi Akai tega-teganya hanya memanfaatkan gadis baik hati dan periang seperti Akemi. Demi sahabat gue dan Akemi tangan gue gatal ingin membunuhnya saat kami ketemu.
Gue juga benci gaya sok dingin dari Shuichi Akai. Memangnya dia pikir dia itu keren? Nggak sama sekali. Misterius sih iya, tapi kadang orang menyebut laki-laki misterius itu keren. Jujur gue bingung sama pemikiran ini. Kan jauh lebih mendingan gue yang ramah, baik hati dan selalu ceria ke setiap orang. Lebih keren gue lah.
Gaya rambutnya itu lho. Masa laki-laki punya rambut lurus panjang yang ehem—indah gitu, seperti gadis aja. Dan itu membuat gue tersiksa men, rasanya mata ini sakit setiap melihat penampakan rambut panjangnya. Tapi gue sedikit bersyukur dia sudah potong rambut setelah keluar organisasi. Mata gue sudah nggak sesakit dulu dan dengan begini kalau nembak dia kan jadi tepat sasaran.
Itu kan tentang musuh bebuyutan gue ya. Ada juga lho orang yang menganggap orang sebaik dan setampan gue ini musuhnya. Namanya Edogawa Conan, bocah yang nggak bisa disebut bocah itu. Dia ngebongkar identitas gue, dia sudah tahu siapa gue sebenarnya, tapi bukan masalah buat gue.
Sekarang gantian gue yang mau membongkar siapa dia sebenarnya. Gue tahu kok dia itu bukan bocah biasa. Dan gue duga dia itu adalah Shinichi Kudo yang menyusut akibat APTX—apalah itu buatan Shery. Hanya saja gue belum menemukan bukti yang pas untuk menjebaknya jadi gue simpen dulu saja pendapat gue. Untuk kalangan pribadi lah.
Gue rada suka rada benci sama itu bocah sebenarnya. Dia banyak membantu gue, tapi kadang menyulitkan rencana gue. Menurut gue dia itu berpihak sama Akai, mana pakai pinjemin rumah segala. Dan menurut analisis ditambah perasaan gue yang bikin gagal rencana gue di rumahnya waktu itu ya si Conan juga. Sialan memang satu bocah itu.
Tapi gue seneng bisa menghabiskan waktu sama dia, asik aja gitu.
Hidup gue semakin ke sini semakin serius nih. Gue pikir misi super sulit tingkat dewa gue bakal segera berakhir, tentu saja dengan keberhasilan yang gue raih. Itu artinya cerita gue hampir berakhir dan gue bakal ketahuan juga kalau selama ini adalah anggota PSB. Nama Amuro Toruu gue bakalan nggak kepakai lagi, sebutan Bourbon juga enggak. Gue mungkin juga nggak bakal kerja di cafe Poirot lagi dan nggak bisa lagi berpura-pura jadi asisten detektif super bodoh Kogoro Mouri.
Mungkin hanya sampai situ kisah gue. Tapi kalian jangan ngiri sama kehidupan heroik gue ya, soalnya itu berat. Kalian nggak akan kuat, biar gue saja.
Itu aja sih cerita hidup gue—eh tunggu, gue lupa menceritakan ciri-ciri gue di awal perkenalan tadi. Bukannya apa-apa, takutnya kalau ada yang punya nama sama seperti nama gue takut pada salah negnalin aja.
Gue itu orangnya masih muda, tampan dengan kulit eksotis (Jepang asli nih), rambut pirang pucat, senyum manis, ekspresi menggemaskan. Selain itu seperti yang gue bilang tadi, gue itu pintar hampir cerdas serta mendekati jenius, gue bisa melakukan apa saja dan tahu banyak hal. Secara gue detektif gitu loh, agen ganda juga kali. Keren kan?
Yah kalau ngomongin bagusnya gue nggak ada habisnya sih. Tapi gue juga cuma manusia biasa yang punya kekurangan. Kekurangan gue itu satu, yaitu terlalu sempurna.
Ini beneran berakhir. Segitu aja cerita dari gue. Bukannya mau pamer atau apa ya, gue juga masih seorang manusia yang kadang ingin berbagi.
Sampai jumpa dan terima kasih sudah mendengarkan cerita dari gue. Salam sayang dari Amuro, Furuya serta Bourbon. Sayonara!
.
.
.
The End
.
.
.
Typo sudah saya perbaiki. Terima kasih untuk Adrien (Guest) yan sudah memperingati, jujur saja saya nggak nyadar kalau saya salah tulis nama. Rum sudah diganti jadi Kir. Terima kasih sudah memberi tahu.
Maaf kalau saya malah buat fic yang seperti ini. Ini debut saya di fandom Detective Conan, jadi mungkin masih banyak salah dan kurangnya, tolong dimaafkan.
Salam kenal, Efsatmar Enn.
