Flowers Rock
Summary : Rencana licik apa yang sedang dijalankan Hanamiya 'The Bad Boy' Makoto sampai ia tega menjebak teman sekelasnya sendiri agar terlihat mencontek saat ulangan? [Hanamiya x OC] Flashback tentang awal mula Hanamiya menjadi pelatih klub basket Kirisaki Daiichi.
Disclaimer : I own nothing except the plot :)
A/N : Cerita sama sekali tidak berkaitan dengan lagu milik grup band F.T Island yang berjudul sama. Saya hanya meminjam judul tersebut. Enjoy reading :)
Hana. Nama yang cantik karena berarti bunga. Nama yang seharusnya melambangkan keindahan dan kelembutan. Seharusnya. Tapi hal itu tidak berlaku di kelas 1-1. Dua orang yang bernama Hana di kelas itu sangat jauh berbeda dengan persepsi orang tentang nama yang cantik itu.
"Shirakawa, auramu gelap sekali hari ini. Sebaiknya kau berhati-hati" ujar Hanajima pelan ketika melewati bangku Shirakawa pagi itu. Cowo blonde itu langsung mendekap bahunya karena tiba-tiba udara menjadi sangat dingin saat Hanajima melewatinya padahal pagi itu sangat cerah. Wajahnya langsung pucat seketika. Dia bergidik, merasakan hawa aneh yang keluar dari tubuh Hanajima. Gadis itu seakan bisa melepaskan partikel-partikel listrik yang mampu menyengat siapapun hanya dengan tatapan matanya atau perkataannya.
Mood Shirakawa langsung down. Padahal hari itu dia berniat akan pergi ke maid café langganannya di distrik sebelah. Sepertinya dia harus mengurungkan niatnya itu. Awalnya Shirakawa dan seluruh teman sekelasnya tidak mempedulikan perkataan-perkataan Hanajima yang aneh tentang aura yang gelap, gelombang yang aneh dan semacamnya. Bahkan Shirakawa dan gengnya memanggil Hanajima dengan sebutan 'witch' karena sifat anehnya itu. Dan karena dia mengecat kukunya dengan cat kuku berwarna hitam.
Tapi seiring berjalannya waktu, sebagian dari mereka, termasuk Shirakawa mulai mengakui kekuatan aneh Hanajima itu karena beberapa dari mereka ternyata memang mengalami nasib sial setelah Hanajima memperingatkan mereka beberapa saat sebelumnya. Sementara sebagian yang lain malah semakin menjauhinya karena menganggapnya sebagai pembawa sial. Hanajima 'The Witch' Rei pun akhirnya tidak memiliki banyak teman di kelas 1-1.
Kurosaki mengatakan pada Shirakawa agar tidak terlalu memikirkan perkataan Hanajima barusan. "Tenang saja Shiroyan! Aku akan melindungimu!" serunya dengan semangat. Hari ini mereka sudah sepakat akan ke maid café bersama, dan cowo berkuncir kuda itu tidak mau rencana mereka harus dibatalkan hanya karena perkataan konyol Hanajima. Setelah berdiskusi panjang yang tidak penting, Shirakawa dan gengnya yang dijuluki sebagai 'Trio Bodoh' memutuskan untuk tetap pergi ke maid café.
"Baka!" gumam seseorang yang duduk dibelakang, tak jauh dari Shirakawa dan gengnya duduk. Hanajima bisa mendengar gumaman orang itu karena dia duduk persis didepannya. Gadis itu memandang punggung orang tadi. Punggung yang kekar meski perawakan orang itu tidak sekuat Shirakawa tapi nyatanya hanya punggung itulah yang bisa membuatnya merasa nyaman.
Bila harus memilih, Hanajima tidak ingin memiliki kekuatan aneh seperti itu. Melihat aura dan gelombang energi seseorang bukanlah hal yang menyenangkan baginya. Meski dengan kekuatannya dia bisa membantu orang lain agar terhindar dari kejadian buruk yang akan terjadi dengan cara memperingatkan mereka. Tapi apa yang ia dapatkan? Dirinya malah dicap aneh dan pembawa sial, membuatnya dijauhi semua orang.
Orang ini berbeda. Itulah kesan pertama Hanajima saat bertemu dengan Hanamiya Makoto. Cowo berkulit pucat dengan bentuk alis tebal yang menyerupai ulat bulu. Sama seperti dirinya, Hanamiya juga tidak memiliki banyak teman di kelas 1-1. Hanya Furuhashi, cowo super cuek yang memiliki tatapan dead fish yang terlihat sering berbicara dengan Hanamiya. Selebihnya, tidak ada yang sudi menyapa Hanamiya karena sifat jeleknya yang sering menyebut orang lain'Baka'.
Hanajima juga tidak pernah berbicara padanya meski cowo itu duduk didepannya. Tapi itu tidak penting, karena bagi Hanajima, keberadaan Hanamiya didekatnya mampu menghalau aura dan gelombang energi yang mengitarinya setiap saat. Hanamiya seperti memiliki kekkai tak kasat mata yang mampu menghalau semua aura dan gelombang energi yang ada disekitarnya.
Hanajima tersenyum tipis. Hari ini pun aku tetap tidak bisa melihat auramu maupun gelombang energi tubuhmu, Hanamiya Makoto. Gadis itu menopang dagunya dengan tangan kanannya. Menatap lurus kedepan, menatap punggung favoritnya.
xoxoxo
Furuhashi semakin yakin kalau Hanajima memang tertarik pada Hanamiya. Wajah gadis itu selalu terlihat berbeda saat duduk dibelakang Hanamiya atau saat Hanamiya berada didekatnya. Hanajima memang selalu terlihat kalem dan tenang sih. Tentu saja dia bukan tipe gadis pecicilan seperti Kaori.
Tapi gadis berkepang itu tidak bisa menipu mata ikan Furuhashi yang mampu menebak ekspresi wajah seseorang dengan mudah. Tatapan mata Hanajima berubah tenang dan hangat saat berada didekat Hanamiya. Berbeda jauh dengan yang biasa ia perlihatkan kepada orang lain.
Dia memandang Hanamiya dengan lembut, meski cowo itu sama sekali tidak pernah melihatnya. Furuhashi tidak pernah melihat kedua Hana itu saling bicara. Hanajima tampak nyaman bersembunyi dibalik punggung Hanamiya dan Hanamiya pun tampak tidak terganggu dengan aura dingin yang terpancar dari tubuh Hanajima. Aneh. Bahkan dari tempatnya duduk yang berseberangan dengan kursi Hanajima, Furuhashi sangat bisa merasakan hawa dingin itu.
Tiba-tiba Hanajima menoleh kearah Furuhashi, menatapnya tanpa ekspresi. Gerakan kepalanya sangat kaku, seakan dia boneka. Dia sedang mengamatiku, batin Hanajima. Hanajima sudah terbiasa dipandang aneh tapi Furuhashi tidak memandangnya aneh.
Cowo itu mengamatinya seolah dia adalah objek penelitian. Furuhashi jadi salah tingkah karena Hanajima menatapnya lekat-lekat. Kenapa dia tiba-tiba menoleh kearahku? Mungkinkah dia bisa membaca pikiranku? Furuhashi menelan ludah kemudian memalingkan wajahnya dari Hanajima.
"Selamat pagi anak-anak!" suara Pak Kubota menyelamatkan Furuhashi dari tatapan dingin Hanajima. Gadis itu langsung mengalihkan pandangannya kedepan kelas. Shintani, sang ketua kelas, memimpin teman-temannya untuk memberi salam pada guru biologi itu.
"Kalian punya waktu lima belas menit untuk membaca materi sebelum kita mulai ulangannya" kata Pak Kubota seraya menggulung lengan kemeja kirinya yang terlepas. Penampilan Sakuya Kubota bisa dibilang sangat santai untuk seorang tenaga pengajar di sekolah menengah atas. Dia hanya mengenakan kemeja lengan panjang berwarna polos dan celana panjang hitam saat mengajar. Meski selalu membawa jas tapi dia tak pernah memakainya.
Dia mengikat rambut hitamnya yang agak panjang dan berombak kebelakang dan sengaja memperlihatkan rahangnya yang kuat. Pak Kubota cukup populer dikalangan siswi karena wajah tampan dan usianya yang masih terbilang muda. Sikapnya pun ramah dan perhatian pada anak-anak didiknya.
Satu lagi nilai plus dari guru yang mengendarai mobil Ferrari keluaran terbaru ke sekolah adalah karena dia menjabat sebagai pelatih klub basket Kirisaki Daiichi dan berhasil membuat klub basket itu masuk sepuluh besar tim terkuat di Tokyo.
Tapi bagi Furuhashi, gurunya itu terlalu tebar pesona. Entah kenapa intuisinya mengatakan kalau sikap yang ditunjukkan Pak Kubota hanya topeng dan kepalsuan. Itu baru pendapatnya sih. Furuhashi belum menemukan bukti apapun yang bisa mendukung pendapatnya tentang Pak Kubota. Terlalu banyak membaca novel suspense membuat cowo itu mudah mencurigai orang lain. Furuhashi menghela napas.
Sakuya Kubota seperti menyembunyikan sesuatu dari orang lain. Tapi apa? Dan kenapa? Furuhashi memainkan pulpennya, dia selalu seperti itu bila mengalami kebuntuan saat memikirkan sesuatu. Harusnya dia menggunakan waktu selama lima belas menit untuk membaca materi yang akan keluar saat ulangan nanti tapi pikirannya malah asik berspekulasi tentang rahasia yang mungkin dimiliki guru biologinya. Dia tampak tak terlalu mempedulikan ulangan biologi yang akan dilaksanakan lima belas menit lagi.
Lima belas menit pun berlalu. Pak Kubota menyuruh para murid untuk mengumpulkan ponsel dan buku biologi mereka ke mejanya setelah itu dia pun mulai membagikan kertas ulangan. Pak Kubota hanya membagikan lembaran ulangan dibaris paling depan, murid yang duduk paling depan kemudian memberikan kertas itu kebelakang, begitu seterusnya hingga berakhir dibaris paling belakang.
Hanamiya sama sekali tidak membalikkan tubuhnya saat memberikan lembaran ulangan terakhir pada Hanajima. Cowo itu hanya mengangkat tangannya sebatas bahu agar Hanajima bisa mengambil kertas ulangannya.
Dua puluh menit berlalu dan para murid masih mengerjakan ulangan biologi dengan tenang. Hadeeeh~ kenapa soalnya malah essay semua gini?! keluh Furuhashi dalam hati. Dia sedikit berharap akan menghadapi soal pilihan ganda. Cowo itu pun akhirnya pasrah kalau dia harus mengikuti remedial minggu depan.
Dia melirik kearah Hanamiya yang tampak santai mengerjakan ulangannya. Menurut Seto, Hanamiya selalu mendapat nilai bagus saat ulangan meskipun dia gak belajar. Furuhashi setengah berharap bisa menukar otaknya dengan otak Hanamiya sehari saja.
Kemudian dia beralih kearah Hanajima yang juga tampak tenang mengerjakan ulangannya. Hanajima juga merupakan murid yang pintar dan rajin belajar. Melihat keduanya Furuhashi jadi merasa minder. Kelas 1-1 memang kelas yang mengerikan! Harusnya Seto yang berada disini. Bukannya aku! Furuhashi melengos. Akhirnya cowo kalem itu menarik napas sejenak berusaha membuat pikirannya fokus agar dia bisa mengerjakan ulangan biologi dengan benar. I can do it!
Hanamiya melirik jam dinding yang bertengger diatas papan tulis. Dia menyeringai tipis. It's time, katanya dalam hati. Dan secepat kilat ia melempar gumpalan kertas kecil keatas meja Hanajima, kemudian membuat sedikit suara gaduh dengan menendang kaki mejanya hingga perhatian Pak Kubota yang tengah berkeliling didalam kelas untuk memeriksa pekerjaan para murid, tertuju kearahnya.
Saat itu pula dia pura-pura menjatuhkan penghapusnya lantas mengambilnya sehingga memudahkan Pak Kubota memergoki Hanajima yang sedang membuka gumpalan kertas tadi yang ternyata berisi materi ulangan yang diketik rapi. Timing yang tepat!
Hanajima membelalakkan matanya begitu melihat isi kertas itu. Wajahnya semakin menegang saat Pak Kubota melihatnya membuka kertas itu dan menghampiri mejanya. Guru itu menatapnya tajam, menatap Hanajima seolah gadis itu baru saja melakukan kejahatan yang keji.
"Boleh aku lihat kertasmu, Hanajima?" Pak Kubota mengulurkan tangannya. Hanajima memberikan gumpalan kertas itu. Tangannya sedikit gemetar dan wajahnya tertunduk takut seakan Pak Kubota akan membunuhnya saat itu juga.
Pak Kubota membuka gumpalan kertas itu. Ekspresi wajahnya tidak berubah seakan dia sudah tahu isi kertas itu. Seperti para guru yang lain, Pak Kubota tidak mentolerir tindakan mencontek. Dia lantas mengambil lembaran ulangan Hanajima dan menyuruh gadis itu keluar kelas.
Eh? Hanajima mencontek? Masa sih? Furuhashi masih setengah tak percaya. Tapi dia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau gadis itu memang membuka sebuah gumpalan kertas kecil dimejanya. Hanajima tidak pernah melakukan hal tidak terpuji seperti itu sebelumnya. Jadi kenapa kali ini dia melakukannya?
Furuhashi melirik kearah Hanamiya dan terkejut dengan ekspresi cowo itu. Hanamiya menyeringai lebar, ekspresi yang sama ketika dia berhasil melukai Kiyoshi Teppei. Jangan-jangan! Furuhashi memijat dahinya pelan. Mungkinkah ini semua taktik Hanamiya? Menjebak Hanajima dengan membuatnya seolah melakukan tindakan mencontek? Tapi kenapa dia menjebak Hanajima? Untuk apa? Mereka berdua bahkan tidak pernah saling menyapa.
Furuhashi jadi semakin frustasi. Pertama, Pak Kubota dan sekarang Hanamiya. Dia sama sekali tidak bisa lagi berkonsentrasi mengerjakan ulangan biologi hari itu. Kini pikirannya kembali terusik. Rencana licik apa yang sedang dijalankan Hanamiya 'The Bad Boy' Makoto?
To be continued…
A/N : Karakter Hanajima Rei terinspirasi dari Hanajima Saki (Furuba) walaupun sedikit berbeda karena saya menggambarkan Rei lebih ekspresif daripada Saki :) Feel free to critic and review. Thanks :)
