Sialan! Kaulah Hantu Cintaku!
.
.
.
My special fic for Andromeda no Rei!
.
.
.
Presented strange pairing:
Shino - Sakura
Hopefully it'll be accepted in reader's heart(?)
Genre: Humor/Romance/And it will be Horror for next chapter/
Warning: Semi-Canon-Parody/Full of Gareeenggg Hoax which Overlap Doctor's Estimation in case of Human's Health/Typo(-es) everywhere/Not-recommended for Someone who Always Craves for Perfection/
Please comprehend the warning above. I don't take any anger comment. Just review to encourage and make us become a better person!
Deal?
Last words, happy reading and thanks!
Cheers,
Wataru!
.
.
'Sasuke sialan! Kalo emang dia ga mau lagi tinggal di Konoha, ngapain dia ninggalin gue di sini tengah malem!' batin Sakura, gadis tomboy yang seumur-umur tak pernah pakai rok /dan bahkan tak tahu apa itu rok/.
'Nyebelin! Taman ini kan angker, Sasuke! Mengapa kau buatku pingsan di bangku taman? Dasar chicken butt!' lanjut Sakura merutuk dalam hati.
Dia sangat sengsara. Lelaki yang dicintainya pergi meninggalkannya sendirian tengah malam. Alasannya sih mau merantau, menimba ilmu ke Empu Orochimaru untuk mengalahkan kakaknya, juga sekalian mau belajar bikin keris ke Empu Gandering. Tapi sudah jatuh tertimpa kapas(?), niatnya mau menyeret kembali Sasuke ke kampung halaman mereka, dia malah dibius dan ditinggalkan di bangku taman.
Malam ini, tepat pukul 2 pagi dia terbangun di bangku taman. Dia bingung apa yang harus dia lakukan. Mau pulang tapi jalan ke rumahnya gelap banjed. Mau tetap tinggal di sini tapi ia tahu betul kalau taman ini angker. Hinata dan Neji, teman satu kampusnya, bisa melihat makhluk gaib karena punya jurus Biakugan, mereka sering cerita tentang setan-setan penunggu taman ini yang mereka lihat.
Sakura pun merinding mengingat kata-kata Hinata. Bulu roma dan kuduknya bangun, bahkan bulu hidungnya pun ikut waspada. Tak terkecuali bulu keteknya yang menggeliat-geliat karena kadar keringat bertambah. Bulu mata dan kakinya pun ikutan goyang-goyang gaje(?). Okeh, stop ngomongin bulu!
/Nguuuuuung/
'Ha! Suara apaan tuh! Gosh! Selamatkan dirikyu~!' teriaknya dalam hati.
Ia pun memejamkan matanya rapat-rapat. Ia peluk lututnya hingga menekan dadanya yang rata. Telinganya lalu bermutasi sehingga mampu mendengar suara infrasonik.
/Krriikkk... Kriiikkk.../
'Hah! Cuma jangkrik!' desahnya.
/Nguuuuung.../
'Hah! Apaan tuh? Tawon ya?' ujarnya dalam hati.
/Nguuuuuuuuung... Ngeeeeeeng.../
'Hah! Kok 'ngeeng' sih? Itu suara apaan~?'
/Ngoooooong... Syeerrrrr.../
'Mulai gaje deh nih suara!'
/Sreekk... Drap... Drap.../
Suara langkah kaki lalu terdengar. Sakura yang mulai berani kembali takut. 'Ap-apa itu Yeti? Hinata pernah bilang di sini ada Yeti! Kami-sama! Tolong! Tolong!'
/Drap... Drap... Drap.../
'Tapi Yeti cuma ada di Himalaya. Berarti selama ini Hinata bohong. Ah sialan tuh cewek! Pinter banget bikin gue percaya!'
Sakura memang mudah percaya jika urusan mistis. Ia sangat tertarik tentang dunia gaib sejak dilahirkan ke alam yang fana ini. Hal ini disebabkan karena ibunya pernah kesurupan sewaktu mengandung Sakura.
'Eh! Kalo itu bukan Yeti. Lalu apa dong? Ahhhh! Seeeeyyyyttttttooooonnnnn...!'
Sakura pun seperti mandi. Yap, mandi madu, eh bukan, mandi keringat karena seluruh tubuhnya sudah basah kuyup.
'Genderuwo? Puto ijo? Kolor ijo? Suster ngesot? Suster keramas? Tuyul? Mbak Yul?' tanyanya menebak-nebak dan tebakan terakhirnya pasti salah besar.
/Drap... Drap... Drap.../
Langkah kaki itu semakin terdengar keras, semakin mendekat ke arahnya. Sakura pun semakin berdebar-debar hingga jantungnya pun ikut berdebar-debar(?).
Tiba-tiba bola lampu lima watt menyala di atas kepalanya. Dia ingin pura-pura pingsan agar 'setan' atau apa pun itu tidak mengganggunya. Tapi jika ditinjau lebih jauh, ia takut jika setan itu justru tidak pergi bahkan menculiknya saat dia tertidur. Dia pun mengurungkan idenya.
'Andai aku punya chidori! Andai aku punya rasengan! Ah! Alangkah tidak bergunanya diriku! Aku memang ninja yang tidak punya kemampuan! Naruto punya Jiraiya. Sasuke punya Orochimaru. Oh, Tsunade-sama... Ajarkan aku awet-muda-no-jutsu dan dada-besar-no-jutsu-!-!-!-!-!-!' jeritnya dalam hati dan jurus yang diminta Sakura sepertinya tak akan menolongnya saat ini dengan catatan setan yang mengganggunya sekarang bukan setan hidung belang.
/Drap... Drap... Drap.../
'Gasp! Hantu itu semakin dekat! Tuhaaannnn...'
Sakura lalu mengantongi ide. Apakah itu? Mari kita simak: Sakura akan melempar hantu itu dengan sandal jepitnya dan hantu itu akan pingsan saat menciumnya!
Bagaimana? Ide yang briliant bukan? Jika Sakura yang pingsan, hantu akan menculik dirinya. Tetapi jika setannya yang pingsan, maka Sakura bisa kabur! Oh! Tricky girl! Gotcha!
Sebelum melempar sandal, Sakura melihat siluet hantu itu. Hantu berjubah. Seram sekali! Ia pun semakin merinding. Ia sempat menimbang-nimbang dulu akan ide gilanya. Ia berpikir jika hantu itu mungkin tak memiliki hidung sehingga bau sandalnya yang tak pernah dicuci selama 7 tahun, lebih 7 bulan, lewat 7 hari itu akan percuma. Tapi, ah, jika ia tidak pernah mencoba, dia tak akan pernah tahu.
"Wahai sandal, ucapkan permohonan terakhirmu sebelum kulempar kau ke setan itu," perintah Sakura saat mencopot sandalnya.
"Aku hanya ingin kau rajin mencuci kaki! Rajin-rajinlah pedikur! Dan hilangkan kutu airmu!" jawab sang sandal dengan dramatis. "Aku tak ingin ada sandal lain yang bernasib sama, menjadi korban kakimu yang bau, paska tewasnya diriku di pertempuran ini!"
"Baik! Akan kulaksanakan amanatmu! Selamat jalan wahai sandalku! Semoga arwahmu tenang dan diterima di sisiNya..." sahut Sakura seraya menahan air matanya yang mulai tergelincir.
Dengan keteguhan hati, Sakura akhirnya mampu mengikhlaskan sandal satu-satunya itu. Menurutnya, sandal itu patut dijadikan pahlawan dan berhak dikebumikan di Taman Makam Pak Lawan(?).
Dengan taktik, Sakura melempar sandalnya itu. Sandalnya yang pertama ia sengaja lempar ke arah wajah sang setan. Saat sang setan sedang fokus menghindari wajahnya, Sakura lalu melempar pasangan sandalnya yang lain ke arah bawah. Dan strategi ini sukses! Lemparan sandalnya yang kedua telak menghantam kemaluan sang setan dengan sangat indah(?).
Sakura pun melompat-lompat bahagia sambil mengacung-ngacungkan pom-pom yang entah didapat dari mana.
"Berhasil~berhasil~berhasil~Hurray! We did it! We did it! We did it! Hurray!" Sakura menyanyi-nyanyi tak karuan dengan tape recorder yang menyetel themesong Dora the Explorer /yang lagi-lagi tiba-tiba ada di sini/.
Suasana pun berubah seketika. Boots si monyet tiba-tiba ikut hadir dan berjoged ria bersama Sakura. Ada juga Beny si sapi, Isa si iguana, Tico si tupai, dan tak lupa si peta aneh yang suka nunjukin alamat tapi dia nanya dulu ke penonton. Oyah, dan yang terakhir adalah tiga serangkai pemain musik, bekicot, kecoa, dan cangcorang, yang ikut meramaikan suasana.
"Hey Sakura! Sakit tahu! Kenapa kau malah joged-joged!" teriak sang setan sambil sweatdrop.
"OH MY GOD! KAU BISA BERBICARA DENGANKU!" Sakura terkaget, begitu juga Boots, Beny, Isa, Tico, Peta, dan kawan-kawannya. Tape recorder pun dimatikan.
"Ya bisalah!" sahut sang setan masih dengan nada jengkel. Sang setan pun tak henti-hentinya mengelus barang istemewanya yang terluka.
Sang setan lalu melangkah mendekat sehingga dirinya tepat di bawah cahaya lampu jalan. Sakura akhirnya mampu melihat siapa orang, ups, maksudnya setan itu.
"HAH! SHINO! ABURAME SHINO!" Sakura kaget lagi.
"Iye, jidat!" balas Shino kecut.
Sakura pun berlari mendekati Shino yang sedang membuang muka. Sakura yang panik lalu mengeluarkan jurus chakra penyembuhnya yang belum sempurna ke arah, ummm, aaaa, iiiii, itunya Shino.
"HEY SAKURA! APA YANG KAU LAKUKAN!" teriak Shino panik, kaget, dan histeris karena perlakuan Sakura.
"AAHHHH! Maaf-maaf-maaf!" Sakura lalu menghentikan jutsu chakranya itu dan bersemu merah karena malu akibat refleksnya sendiri.
Shino pun ikut blushing dan salah tingkah. Berikutnya suasana menjadi hening, kutegaskan, sangat-sangat-sangat hening. Bahkan mereka berdua seakan tak bernapas. Tak ada tanda-tanda kehidupan. Hingga akhirnya sesosok pocong menampakan dirinya di antara pohon beringin.
"SHINO! ADA LONTOOONG!" teriak Sakura hingga refleks (lagi) memeluk Shino.
"Hah? Mana? Mana? Laper nih!" jawab Shino sambil menjuntaikan lidah (?).
"Maksudnya pocong!"
"Ah! Tak masalah la~ Jangan takut. Itu cuma Anbu yang sedang bertugas," sahut Shino enteng seraya menunjuk ke arah pocong yang Sakura maksud. Sang Anbu pun melepas pakaian putih-putihnya dan berjalan lesu karena penyamarannya berhasil ditebak oleh Shino.
"Hah, syukurlah..." desah Sakura.
"Umm... Sekarang boleh dilepaskan pelukannya?" tanya Shino hati-hati.
"Ah! Go-gomen-nasai!" Sakura pun melepaskan pelukannya dan menundukan badan hingga membentuk sudut siku-siku sempurna!
"Tak masalah," jawab Shino. "Eh! Kau ngapain malam-malam ada di sini Sakura?"
"Ah anu! My lovely chicken butt! Dia kabur dari desa kita. Bilangnya mau ke Empu Orochimaru. Sialan! Aku malah dibius di sini dan ditinggalkan begitu saja!" Dengan penuh ekspresi kesal, Sakura menjelaskan. "Anyway, kau sendiri?"
"Oh, kalo aku sih biasa-"
"Biasa pulang malem? Emang di kampung kita ada tempat dugem? Ah! Aku tak pernah tahu! Kasih tahu dong, Shino-kun," Sakura merengek.
"Eh! Bu-bukan! Bukan dugem! Maksudnya ngelaksanain ritual biasa-"
"Ritual? Ya ampun! Ngapain kau ikut pasugihan! Tobatlah Shino-kun! Sebelum azab Tuhan datang!"
"Aduh bukan lagi! Ini kan malam Jumat Kliwon, makanya-"
"Tuh kan! Apalagi kalau bukan pasugi-"
"Sakura, bisa tidak kau tidak memotong penjelasanku?" Shino kembali jengkel.
"Ah maaf-maaf Shino-kun..."
"Jadi, setiap malam Jumat Kliwon, aku wajib mengajak serangga-seranggaku jalan-jalan. Kalau tidak, mereka bisa mati! MA-TI! KREK!" Shino menjelaskan dengan nada mistis diikuti gayanya yang melintangkan telapak tangan di leher dan menjuntaikan lidah /meski Sakura tak mampu melihat lidah Shino karena kerah bajunya terlalu tinggi terangkat/.
"OMG! Sereem banjeeddd!" jawab Sakura dengan nada gahols. "Berarti suara-suara 'ngung, ngeng, ngong, syeer' yang tadi itu suara serangga-seranggamu dong?"
"Benar!" sahut Shino diiringi kilatan cahaya bulan di kaca mata hitamnya.
"Untung! Kirain setan!"
"Ya! Bukannya minta maaf lagi udah ngira aku setan dan ngelempar sendal butut bau ke anuku!"
"Oh ya go-gomen! Ga usah cemberut gitu dong! Lagian ngapain malem-malem jalan-jalan di taman."
"Wooo! Siapa suruh juga malem-malem pingsan di bangku!" sahut Shino seraya melipat lengan di dada.
"Ah sudah-sudah! Jangan buatku bersedih karena chicken-butt! Ayo kita pulang!"
"Yep! Ayo pulang!" Shino lalu menarik telapak tangan Sakura, bermaksud menggandengnya untuk pulang bersama.
Dan dilaporkan telah terjadi gempa tektonik di jantung Sakura berkekuatan 15 skala ritcher. Diketahui penyebabnya karena Shino Aburame menggandeng tangannya. Belum diketahui kapan gempa ini akan berhenti, yang jelas, gempa ini telah menewaskan sedikitnya lima ratus ribu kupu-kupu cinta atas nama Sasuke Uchiha.
.
.
A/N
.
.
Bagaimana Rei-sama? Gareeeng banget kan? Maaf ya tidak bisa memuaskan hasratmu... Hiks...
Seperti yang sudah saya katakan, saya siap honor saya dipotong untuk bulan ini...
Hiks...
Sekian saja author's note-nya, saya bingung mau ngomong apa lagi di fic yang teramat jayus ini...
Terimakasih sudah membaca sampai selesai. Reviewnya dinanti /khususnya bagaimana cara mengurangi kekrik-krikkan fic ini untuk chapter 2/
Cheers,
Wataru!
