" Aku sayang kamu."
" Sama."
" Sungguh?"
" Iya."
" Pacaran yuk!"
" Hei?"
" Ehm?"
Aku memutar bola mataku jengah. Kembali melirik rolex yang melingkar di pergelangan tangan laki-laki yang berbaring disebelahnku. Dia teman leaki- lakiku yang sudah menjadi temanku satu tahun belakangan ini. Awalnya aku dengan dirinya hanya saling bertukar senyum dan sapa sebelum takdir menyatukan kami dalam keadaan sangat tidak wajar. Terjebak di dalam gudang kampus hanya karena lupa jalan ke kantin. Maklum jika kami berdua dijuluki pasangan " So freaking psycho" oleh seluruh penjuru kampus.
" Demi tuhan! Kita sudah disini hampir 3 jam. Aku lapar dan kau malah asik tidur. Disini banyak nyamuk!" rengek Yoojin sebal.
" Kau yang ingin kemari kan? Kan sudah ku bilang jangan ke taman malam malam."
" Sekarang ayo makan. Aku sudah tak mau disini"
Alien menyebalkan memang tak pernah peduli sekalipun tubuhnya bengkak karena digigit kawanan nyamuk lapar. Aku memang mengajaknya ke taman malam-malam karena suasana taman sangat sepi, tapi bukan untuk menemaninya tertidur seperti ini.
" Mau makan?" tanyanya lagi sambil bangkit lalu menepuk bokongnya, berusaha menghilangkan debu disana.
" Hell ya. Aku sudah bilang sejak 30 menit lalu, bajingan tengik. Sekarang ayo makan!" dengan sekali hentak Aku langsung berdiri dan melangkah cepat – hampir berlari kea rah selatan.
" Ya! Hei! Aish tunggu sialan!" Dia meneriakiku seperti orang kesetanan.
" Hei?"
" Ehm?"
" Kau tak apa?"
" Memang aku kenapa?"
" Ck, berhenti kembali bertanya saat aku bertanya." Decaknya sebal.
" Iya, baiklah. Kau ingin apa?" tanyaku sabar.
" Selama ini kau bahagia?"
" Bahagia."
" Kalau bersamaku?"
" Bahagia."
" Aku sayang kamu." Dirinya berkata sambil menatap mataku dalam.
Dan tentu kujawab…
"Sama."
" Sungguh?"
Hell…
"Iya."
"Pacaran yuk!"
Nah. Alien itu memang aneh.
" Ini sudah kedua kalinya!" seruku kesal.
" Aku tahu. Aku sudah minta maaf bukan?"
Lelaki aneh itu memang tidak tahu cara mnyampaikan perasaannya seperti apa.
Dua tahun lalu dia hanya bilang "Pacaran yuk!" dan aku langsung diklaim sebagai kekasihnya bahkan sebelum aku menjawab.
Dan hari ini, dia membuat ulah lagi. Mengigit bahuku sampai biru dengan alasan.
" Bahumu itu seperti tofu. Putih dan kenyal. Aku juga gemas, yasudah aku gigit deh."
Hell ya!
2016/02/24/somethings-new
