Kedua mata Byun Baekhyun berbinar tatkala memandang punggung kekasihnya yang sibuk menyelesaikan persoalan fisika di papan tulis. Siapa yang tidak bangga saat memiliki kekasih tampan, tinggi dan bahkan seorang juara di sekolah? Chanyeol melakukan segalanya dengan baik hingga tidak tersisa celah bagi haters nya untuk mencari kelemahan. Bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan. "Sangat bagus, Chanyeol, silahkan kembali ke tempat dudukmu," sang guru menepuk pundak lelaki berbadan tinggi itu dengan bangga, "Byun Baekhyun, fokuslah dan hentikan khayalanmu!". Tubuh pria mungil itu tersentak, "M-Maaf, seonsaengnim.." katanya dan buru-buru mengambil pulpennya untuk pura-pura menulis. "Kau lebih suka khayalanmu atau aku?" Chanyeol rupanya sudah duduk kembali di sebelahnya. Baekhyun menghentikan akting menulisnya dengan wajah memerah. khayalan atau chanyeol, dua-duanya adalah hal yang sama, karena khayalannya adalah chanyeol. "A-Apa yang kau bicarakan.." Baekhyun berkata seraya menyalin tulisan di papan tulis, "Apa nanti kau latihan basket?" tanyanya, kekecewaan mewarnai nadanya. Sudah beberapa hari ini chanyeol sibuk dengn ekskulnya, walau tidak dipungkiri bahwa baekhyun suka melihat tubuh kekasihnya yang kekar dengan urat yang menyembul dan bercucuran keringat. "Tidak, match nya sudah selesai. Apa kau sibuk? kita bisa pergi berkencan,"
- -Good but Bad- -
Baekkie, buka mulutmu," kata chanyeol sambil menyodorkan sepotong samgyeopsal dengan sumpitnya kepada Baekhyun. Pria bertubuh mungil itu segera membuka mulutnya dan memakan bagian perut babi yang telah dibakar itu, "Mm~ ini enak, kau harus makan yang banyak, yeollie" jemari lentik Baekhyun kini membungkuskan sepotong daging bersama saus didalam daun kol sebelum menyuapinya kedalam mulut chanyeol, "terimakasih sayang". Pipi baekhyun merona atas perkataan chanyeol, walaupun mereka sudah 2 tahun pacaran, baekhyun tetap pemalu. Bisa dibilang wajar berhubung mereka tidak pernah melakukan hal lebih dari ciuman. Sebuah keajaiban mengingat seorang Park Chanyeol adalah lelaki remaja dengan hormon yang tentu saja menggebu-gebu, apalagi ia memiliki pacar secantik baekhyun dengan tubuhnya yang mulus dan mungil, bibirnya yang menggoda, jemarinya yang lentik dan sifat manjanya. "Yeollie, aku kenyang.. tapi aku mau ice cream, boleh kan?" Baekhyun menatap lelaki tampan dihadapannya dengan wajah penuh harap. "tentu, es krim pisang kan?". "Strawberry, Park chanyeol.." rengek baekhyun. Ini selalu terjadi saat mereka hendak membeli ice cream dengan niat memakannya bersama, dan pada akhirnya chanyeol yang mengalah. "kenapa kau sangat suka pisang? kau ini seperti monyet, monyet bertelinga caplang" baekhyun terus mengoceh sambil memakan ice cream strawberry nya, sedangkan chanyeol terus memandangi pacar cantiknya seraya menahan serbuan hormonnya, "Kau sungguh manis, Byun Baekhyun" ujarnya seraya mengelap sisa ice cream disudut bibir baekhyun dengan jarinya yang kemudian ia jilat. Baekhyun terdiam dengan wajah semerah delima, "A-Apa yang kau lakukan..". Chanyeol tersenyum, "membersihkan bibirmu, apalagi? Kau ini, makan ice cream saja belepotan". Baekhyun mengernyitkan dahinya, "diam kau" matanya memicing kepada kekasih rasaksanya yang malah semakin melebarkan senyuman bodohnya, "menyebalkan!" kepalan kecil tangan Baekhyun menghantam lengan atas Chanyeol yang bahkan mungkin lebih keras dari tempurung kepalanya.
"Sakit?" sang kapten basket tertawa kecil sambil menggenggam tangan baekhyun yang tengah meringis. Chanyeol lalu mengecup tangan mungil itu. "Kau jahat". "Aku baru saja memberimu makan dan kau bilang aku jahat?" Chanyeol menghela nafas, menampilkan raut wajah yang kecewa dan sedih. Baekhyun mengigit bibir bagian bawahnya, merasa bersalah. Ia melingkarkan lengan kurusnya di tubuh chanyeol, memeluknya dekat, "maaf.." ujarnya sambil menatap mata chanyeol. Pemandangan di sebelahnya sungguh menggemaskan, chanyeol mungkin akan menerkam si mungil ini jika ia tidak peduli dengan orang-orang disekitar mereka. "cium aku". Mata Baekhyun membulat, "k-kau ini.. Disini banyak orang.." bisiknya. "Biar saja," dengan itu, Chanyeol langsung menempelkan bibir mereka dan segera melumat bibir tipis baekhyun dengan lembut. Pipi baekhyun semakin merona saat kekasihnya memiringkan kepalanya dan memperdalam ciuman mereka seraya menekan tengkuk Baekhyun. Jemari lentiknya mulai mengepal kembali dan memukul lemah dada chanyeol yang menjadi penyebab utama pasokan oksigennya terblokir. Dengan tidak rela, Chanyeol melepas pagutannya, tersenyum saat ia mendapati bibir dan pipi baekhyun yang dengan kompak merona. "K-Kau ini tidak punya malu ya.." wajah Baekhyun kini bersembunyi dibalik kedua telapak tangannya. "Ayo kita pulang, kau bilang ingin ku ajarkan materi fisika tadi, kalau pulang terlalu larut, nanti kau keburu mengantuk," ucap chanyeol dengan penuh perhatian.
Untuk sejenak Baekhyun terdiam, memutar kembali memori otaknya ke waktu dimana mereka pertama bertemu. Awal dari kisah cinta seindah dongeng
- -Good but Bad- -
Sebuah senyum tersinggung di bibir baekhyun kala memasuki kelas barunya. Baru ada satu siswa disana, siswa bertubuh cukup besar dan tinggi, rambutnya tertata rapi dengan poni yang rata, ia mengenakan kacamata dan sedang sibuk membaca buku di mejanya sampai-sampai keberadaan baekhyun tidak ia hiraukan. Haruskah aku mulai?. Baekhyun berdiri didepan lelaki itu, "Hey.. Bolehkah aku duduk disampingmu?" tanyanya dengan lembut. Lelaki itu memalingkan pandangannya dari buku dan menatap baekhyun, "tentu saja, duduklah". Seketika tubuh baekhyun merinding, suara serak nan rendah yang mengalun kedalam telinganya benar-benar diluar dugaannya. "A-Ah baik, terimakasih.." pria bertubuh mungil itu dengan segera menaruh tasnya dan duduk disebelah pria yang kembali asyik dengan bukunya. "Kau suka membaca ya? Apa ini buku pelajaran?" jiwa bawel Baekhyun mulai menampakkan dirinya. "ini ensiklopedia. Kau mau lihat?". Pria mungil itu sedikit mengernyitkan dahinya seraya meregangkan lehernya untuk melihat buku yang dibaca teman sebangkunya, "sepertinya menarik. Aku suka kupu-kupu." "bukan hanya kupu-kupu, tetapi semua serangga" terangnya sambil menunjukkan gambar lebah, ulat, kumbang, lalat, dan lainnya yang berada di halaman lain. Mata Baekhyun melebar kala menangkap gambar menjijikan dari ulat bulu berwarna mencolok disana, "astaga! singkirkan itu! aku tidak akan membacanya!" Baekhyun hampir memekik jijik, jujur saja sebenarnya ia takut akan serangga, beberapa membuatnya takut dan sisanya membuatnya jijik. Lelaki disampingnya tertawa dengan nada bass nya, "kau ini sangat lucu. Kau lelaki, tapi takut serangga". Wajah baekhyun terasa panas, pipinya terbakar rasa malu, "Aku tidak takut! Aku jijik!" sahutnya, berusaha mempertahankan image itu berjalan lambat, tapi baekhyun senang karena ia langsung mendapatkan teman baru, terlebih ia adalah orang yang pintar, jadi baekhyun bisa bertanya kepadanya jika ada yang tidak ia mengerti. "Hey, Byun Baekhyun, butuh tumpangan? Kurasa kita searah" seorang pria bersepeda menghampiri baekhyun dengan senyum di wajahnya. Baekhyun hampir tidak mengenali teman barunya itu karena ia telah melepas kacamatanya dan rambutnya yang agak panjang telah ditata ulang oleh semilir angin. "B-Baik, terimakasih.." baekhyun tergagap, bahkan dengan telinganya yang menonjol, lelaki itu terlihat sangat tampan, dan sayangnya baekhyun baru menyadarinya. Lelaki mungil itu lalu segera menginjak besi khusus untuk membonceng orang di bagian belang sepeda, kedua tangannya menggenggam pundak lelaki bertubuh besar didepannya, "siap?". "s-siap.." sahutnya, sedikit kaget dengan apa yang disentuh telapak tangannya. Dia terlihat seperti kutu buku, apa mungkin ia memiliki tubuh yang kekar?. Tubuh baekhyun tersentak kedepan saat sepeda yang ia tumpangi mengerem mendadak, kedua lengannya secara otomatis memeluk apapun yang ada dihadapannya, "Oh Tuhan! Tolong aku!" pekik Baekhyun. "Dasar mobil bodoh! Ini kan jalan searah!""maaf atas kejadian tadi, kuharap besok kau mau pulang bersamaku lagi," lelaki itu tersenyum dengan percaya diri. Baekhyun tersenyum dan mengangguk, "tidak apa-apa, lagipula itu bukan salahmu.. terimakasih ya". Lelaki bersepeda itu mengangguk, "baiklah, aku pulang dulu,""Tunggu! Siapa namamu?!"
"Park Chanyeol! Sudah ya,
- -Good but Bad- -
Baekhyun si tukang khayal," ujar Chanyeol seraya menjepit hidung Baekhyun dengan jari telunjuk dan jempolnya, membuat sang pemilik gelagapan. "Ayolah Chanyeol, ini tidak lucu!" rengek baekhyun yang kini mengusap-usap hidungnya. "Pegangan yang benar, kau bisa jatuh, sayang." Begitu indahnya kata 'sayang' meluncur dari lidah seorang Park Chanyeol, membuat sebuah senyum merekah dengan lebar di bibir tipis kekasihnya yang langsung memeluk Chanyeol dengan erat. Pasangan itu masih setia dengan sepeda yang membantu mempererat hubungan mereka. "Jangan cepat-cepat ya.." pesan baekhyun yang kini memejamkan matanya seraya menikmati kehangatan dari jaket chanyeol yang ia kenakan dan tubuh mereka yang saling berhimpit. Ia bisa merasakan otot perut chanyeol dengan lengannya yang hanya dibatasi kaos berwarna hitam yang Chanyeol kenakan. "Kalau tidak cepat, nanti kau kedinginan," ucap chanyeol sambil mengayuh sepedanya. "Tapi aku hangat disini". Chanyeol tertawa kecil saat merasakan betapa erat dekapan baekhyun, mungkin kekasihnya itu kini tidak perlu lagi menginjak besi belakang itu dan cukup bergelantungan di punggung chanyeol, "kau ini.. Dasar koala,"
- -Good but Bad- -
"Baiklah baiklah aku mengerti.."
rengek baekhyun sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk kesayangannya. "Serius lah sedikit.. Aku tidak mau kau mempermalukan kekasihmu yang jenius ini di sekolah dengan ranking mu yang menurun". Baekhyun pura-pura terkisap, "astaga, Park Chanyeol, kenapa kau tidak mengatakannya dari awal? kau fikir aku tidak capek menjadi kekasih seorang kapten basket yang harus rela di-dua-kan dengan jadwal latihan nya?" balas Baekhyun yang membuat chanyeol tertawa, "Jadi kau cemburu dengan bola basket?" ia menggoda kekasih bertubuh mungilnya dan menatap baekhyun dengan posisi merangkak diatas tubuhnya. "Menyingkir!" gerutu baekhyun dengan wajah yang semerah tomat, tangan mungilnya berusaha mendorong sang rasaksa menjauh. "Kenapa kau tidak bilang saja kalau kau mau lebih banyak menghabiskan waktu denganku?" chanyeol lanjut menggoda baekhyun, merendahkan kepalanya ke tengkuk Baekhyun dan mengecupnya pelan, menghasilkan gelak tawa dari pemiliknya. "Chanyeol, geli!" jemari baekhyun kini bertautan dengan rambut kekasihnya, berusaha menarik kepala chanyeol menjauh tanpa membuat kepalanya botak. Tawa Baekhyun semakin menggelegar saat chanyeok mulai menggesekkan ujung hidungnya ke leher sensitif baekhyun, "C-Cukup! C-Chanyeol! Geli!" menghentikan aksinya dan menatap mata kekasih tercintanya, aroma manis yang menguar dari tubuh Baekhyun mungkin sudah memengaruhi otaknya. Seulas senyum masih tersungging di bibir Baekhyun. Sang kapten basket lalu menutup ruang diantara bibir mereka, mengecup bibir baekhyun lembut selama beberapa saat sebelum ia menghisap bibir atas baekhyun dan memperdalam ciuman mereka, tangan besar chanyeol menyusup kebawah seragam Baekhyun yang sekarang bergelinjang dalam geli dan nikmat.
"C-Chan.. yeol.."
.
.
.
TBC
