Summary : Isshin Kurosaki menitipkan anak laki – lakinya yang masih kecil pada Rukia Kuchiki, tetangga sebelah rumahnya. Akankah Rukia menjadi kakak dan babysister yang baik? RnR please...

Disclaimer : Bleach by Tite Kubo, An Orange Child by Nichan.

Rated : T

Pairing : Silakan anda yang menilai.

Genre : Romance/Family

WARNING !!

OOCness

AU

An Orange Child

by : Nichan

-Rukia POV-

Pagi itu, saat aku bersiap – siap untuk berangkat sekolah, tetangga sebelah rumahku, seorang single parent dengan 3 orang anak yang berprofesi sebagai dokter, sedang berbincang – bincang denan Byakuya-nii. Aku hanya mencoba mengintip sebentar lewat jendela, lalu bergegas untuk mengambil sarapanku, roti selai dan susu.

"Rukia...!!"

Suara lembut dan dingin itu, memanggilku datar. Aku kenal suara itu, itu pasti Byakuya- nii. Aku bergegas dari tempat dudukku, meletakkan susu yang tinggal setengah di meja makan dan menuju ke sumber suara. Aku membuka pintu rumahku dengan sempurna yang sebenarnya daritadi sudah terbuka tapi tidak sesempurna sekarang.

"Ya, Byakuya-nii?"

Tanyaku pelan sambil berjalan menuju Byakuya-nii dan paman Isshin (Tetangga sebelah rumah yang kuceritakan tadi). Aku tersenyum sedikit pada paman Isshin dan mengambil posisi dekat dengan Byakuya-nii.

"Ini, Isshin-san mau meminta bantuanmu."

Byakuya-nii memulai pembicaraan dengan wajar. Mencoba menjelaskan alasan dia memanggilku. Aku mengerutkan kedua alisku, lalu merubah arah pandanganku ke paman Isshin.

"Begini Rukia-chan, aku ingin menitipkan Ichigo padamu, bisa tidak?"

Paman Isshin bertanya padaku dengan pandangan seperti aku-harap-kau-bisa-membantuku, aku tertawa kecil, tersenyum, lalu menjawab,

"Tentu saja bisa, mana Ichigo-kun?"

Aku menyanggupi permintaan tetanggaku itu sambil mencari sosok anak laki – laki berambut oranye, dia adalah anak yang memilki warna rambut yang aneh dan kerutan permanen di alisnya tapi sebenarnya dia baik dan lucu. Begitu pikirku.

"Benar, Rukia-chan?"

Paman Isshin bertanya lagi dan menatapku lekat – lekat. Dia mencoba mengecek keyakinanku untuk mengurus anak laki – lakinya itu. Aku mengangguk mantap, menandakan bahwa aku SANGAT bisa membantunya.

"Kalau begitu, tunggu sebentar."

Kata paman Isshin dengan senyumnya yang lebar itu. Dia bergegas masuk ke rumahnya dan memanggil nama anaknya itu.

...XXX...

Beberapa menit kemudian, setelah aku siap dengan tas sekolahku, paman Isshin kembali kerumahku, menggandeng tangan putranya dengan tangan kanan dan membawa beberapa tas dengan tangan kirinya. Aku tidak tahu isinya, tapi kurasa itu adalah peralatan kesehatan dan baju. Seperti yang kukatakan tadi, dia itu dokter. Paman Isshin dan Ichigo berjalan cepat menuju rumah kami, kemudian dia mendekatiku.

"Tolong ya, Rukia-chan!?" kata paman Isshin pelan.

"Ya, sini Ichigo...!!"

Aku menyanggupi permintaan paman Isshin, lalu kuraih tangan kecil Ichigo. Aku tersenyum pada Ichigo lalu mengelus rambut oranye tegaknya sembari menimbulkan semburat merah di pipinya. Imut sekali. Begitu pikirku.

"Maaf merepotkan kalian, aku harus keluar kota karena pekerjaanku, aku sudah menitipkan Yuzu dan Karin yang belum sekolah ke neneknya, jadi Ichigo terpaksa kutitipkan disini."

Kata paman Isshin panjang lebar pada Byakuya-nii. Aku juga ikut mendengarkan sambil menggandeng tangan kecil Ichigo.

"Tidak apa – apa Kurosaki-san, sebenarnya besok aku juga akan keluar kota, jadi biarkan mereka saling memjaga." jelas Byakuya-nii pada paman Isshin sambil melirik kearahku dan Ichigo.

"Terima kasih Kuchiki-san, Rukia-chan."

Ucap paman Isshin sambil membungkukkan badan. Aku dan kakak membalas paman Isshin dengan melakukan hal yang sama. Kemudian paman Isshin mendekati anaknya, membungkuk sedikit dan mengelus kepala anaknya.

"Baik – baik disini ya Ichi, jangan nakal! Jaga kak Rukia ya..." Katanya sambil menatap mata coklat Ichigo. Aku hanya tersenyum kecil, sedang Ichigo cuma mengangguk.

"Semuanya, aku berangkat dulu."

Paman Isshin meminta izin pada kami sambil melambaikan tangannya, setelah sebelumnya ia mengecup kening putranya itu.

"Ayah, hati – hati di jalan ya!! Aku akan jaga Rukia-nee..." Teriak Ichigo sambil melambaikan tangannya.

Aku yang mendengar hal itu kemudian membungkuk sedikit, mencoba menyamakan tinggi badanku dengan Ichigo, lalu membisikkan sesuatu padanya,

"Apa Ichi-chan bisa menjagaku?" Tanyaku sambil berbisik dan sedikit menyeringai untuk menggoda Ichigo.

"Tentu saja, aku akan menjaga Rukia-nee!!" Jawab Ichigo semangat. Wajahnya yang polos itu membuatku tertawa.

"Hahaha biar Rukia-nee saja yang menjaga Ichi-chan, kau kan masih kecil." Kataku sambil melepas tawa. Ichigo menggelengkan kepala, menggelembungkan pipinya dan membalas perkataanku,

"Aku sudah besar, jangan panggil Ichi-chan." Protes Ichigo sambil memanlingkan wajahnya dariku.

"Iya iya, aku minta maaf Ichi-kun." Aku membujuk Ichigo sambil menunjukkan muka bersalahku padanya. Ichigo melirikku sebentar, kemudian ia memalingkan wajahnya lagi,

"Baiklah, aku memaafkan Rukia-nee."

Aku tertawa melihat tingkah laku Ichigo. Kemudian aku menggandengnya dan bermaksud mengantarkannya sekolah.

-End of POV Rukia-

...XXX...

Haahhh selesai juga,

Pendek ya? Gimana fict nya? Gaje kah? Aneh kah? Gomen, itu karena saya ngetiknya cepet - cepet...

Sebelumnya saya mau minta maaf bagi yang selama ini menunggu lanjutan fict saya yang lain. Karena saya dengan lancangnya menghiatuskan diri saya tanpa ngomong – ngomong. Sabarlah minna, maklumilah saya -ditimpuk batu gara – gara gak tanggung jawab-. Tapi sekarang . . . I`m Back~ -heboh-

Sedikit curhat, sebenarnya saya mengetik fict ini di warnet karena komputer dan flaskdisk saya yang error semua gara - gara virus.

Oiya sebenarnya saya masih bingung, fict ini berakhir disini atau lanjut? Kalau lanjut, enaknya Ichigo umurnya berapa ya? Terus kira – kira harus kubut kelas berapa si Ichi? Bingung saya.

Bagaimana kelanjutan nasib fict ini, lanjutkah? Selesai kah? Itu tergantung readers.

Silakan layangkan saran, kritik, ataupun flame (Saya sangat menerima flame demi perbaikan fict saya) dengan mereview.

Salam Bleach