Halo semua? Kali ini gue bakal nge-upload/nge-buat/nge-posh atau apalah sebuah fict yang gue juga gak tau dari kapan bakal dimulai dan selesai. Ok deh, karena gue gak bisa buat kata pembuka yang lebih kece lagi, mending langsung baca aja. XD
dan jangan lupa
Naruto punya masashi kishimoto
dan tulisan ini dari tangan saya.
I HEAR YOU
"Awas hoi Sakur—"
Itu kata terakhir yang aku dengar saat kejadian itu. Dan kini, aku hanya bisa memandang langit dengan hujannya yang sangat deras tanpaku, tanpaku yang selalu berlari menemani hujan, tanpaku yang selalu berlari untuk melampiaskan semua masalah dan beban di jiwa ini.
"Haruno Sakura, setelah koma selama tiga hari, sekarang dipastikan anda sudah dinyatakan pulang, dan juga.. anda bisa berlari sekarang karena cedera ditangan dan kepala anda sudah membaik." Suster yang tertulis namanya Susan ini yang nyelonong aja ke kamar Sakura saat ia sedang asik memandang hujan dan membayangkanya ia sedang berlari disana. Huh! Sebel, ini cedera yang paling Sakura benci dan paling memalukan sepanjang ia cedera, gimana engga? Koma tiga hari gara-gara cedera ringan tangan dan kepala, lebih lagi karena ia gejedot tiang samping lapangan saat kena hukuman di jam istirahat, pastinya banyak yang liat dongg? Apa yang harus ia lakukan saat di sekolah? "hn.." kata Sakura datar.
*TAP TAP TAP Sakura benar-benar nggak peduli dengan langkah kakinya yang suaranya memecah keheningan koridor sekolahnya, jelas sekali, detik ini juga ia harus segera berada di kelas karena gurunya yang super galak bak Hulk atau Godzilla ngamuk pun keok kalau sampai ada muridnya yang terlat masuk kelasnya. Sakura ingat, untung dia juara satu olimpiade tingkat Konoha, jadi lumayan, dia bisa lebih cepat dibanding semut yang kesurupan puma sekalipun. DAG DIG DUG DAG DIG Jantung Sakura kini benar-benar terasa lebih cepat dari biasanya. Ia benar-benar tidak bisa membayangkan hukuman apa lagi yang akan dia terima, mengingat rumor yang dibincangkan siswa-siswa sebelum ia pindah dari sini. Hm.. apakah hukuman keliling konoha kali ini? Atau panjat di tiang bendera? Huh, sakura malah berfikir yang enggak-enggak.
JGREEK dan lagi-lagi Sakura memecah keheningan suasana, kali ini suara pintu kelasnya yang ia hasilkan. GLEK air ludah ia telan sekuat tenaga, "mm-ma—maaaaf pak saya terlambat.", Sakura terbata. Awalnya sih Guru yang namanya Orochimru itu tidak apa-apa. Tapi.. 1 detik 2 detik 3 detik, dan yang membuat semua mrinding adalah.. sorot matanya yang tajem-menusuk-silau-lampu senter di mata Sakura.
"hn.. Sakura—kau boleh duduk."
"Terimakasih, sensei" legaaa dan apa lagi yang dirasakan Sakura selain itu—
"Duduk dan dua menit untuk mempersiapkan kau untuk berlari di lapangan sekarang sampai hujan reda"
Whatt? Ditengah hujan ini? Sakura benar-benar berharap ini bulan April, karena ia bisa meneriakkan april mop sekarang. "T-ttapi pak?" huh! Disuruh duduk-lari-dikacangin. Perfecto.
Sakura berlari kencang—sangat kencang, ia melampiaskan semuanya, mulai dari rebutan taxi sama seorang yang menyebalkan itu, huh! Andaikan dia ada di depan Sakura, pasti sudah ia kerek di tiang bendera. Kenapa dirinya malah menyerahkan taxi-nya begitu saja tadi. Dia-lah yang memulai semua permasalahan ini dari awal. Beberapa jam kemudian. Sakura berhenti sejenak. Mulai lelah "cih, kenapa hujannya tidak berhenti-berhenti?"
Disisi lain, seseorang yang diumpatkan Sakura. Yaitu si rambut hitam dari bungsu keluarga Uchiha itu merasa bosan, kenapa lagi kalau bukan dari pelajaran yang ia dengarkan sekarang? Jeniuskah dia? Hn.. BUKAN. Tetapi dia sudah mengerti semua perkataan yang akan diucapkan gurunya sekarang, yups, Uchiha Sasuke, dia bisa membaca isi pikiran semua orang dalam sekejap mata. Pandangannya kini teralih pada keadaan luar jendela. Dan, ya.. dia tau hujan. Hei… tunggu, bukankah dia gadis berambut pink yang tadi? Cih, gadis bodoh mana yang berlari di tengah hujan begini? Apa dia kena hukuman? Apakah itu salahku? Tapi kalo tidak begini…? Fikiran Sasuke mulai terbayang mengenai kejadian tadi pagi, ia menyerobot taxi karena ia harus secepat mungkin berada di rumah sakit. Ibunya yang sekarang ini sedang menjalani masa komanya yang semakin hari kian memburuk. Ibunya-lah satu-satunya orang yang mengakui keberadaannya selain naruto. dan Sasuke-pun akan selalu melindungi orang yang akan selalu melindungi,menyayanginya, didekatnya, dan mengakui keberadaannya.
Sasuke tergerak hatinya untuk menolong gadis yang sedaritadi masih berputar-putar di tengah hujan ini. Sebaiknya aku mengajak Naruto!, fikir Sasuke.
"Sstt, Naruto." Sasuke setengah berbisik.
"Yaaaaaaaaaaaa" Yang dipanggil Sasuke bukannya balas bisikan Sasuke malah suaranya menggema kayak speaker masjid. Semua orang dikelas jelas pada ngeliatin. Sasuke keki. Cowo berambut kuning dan bermarga uzumaki ini memang suka seenaknya sendiri, yang lain pada nulis— dia maen PSP, yang lain pada ndengerin— dia malah nyanyi-nyanyi gak jelas. Walaupun dia itu adalah siswa terpandai se-KHS, atau bahkan sedunia, tapi itupun karena kemampuanya yang dapat menyerap tulisan dan isinya di semua , dari kemampuan spesialnya tersebut, Naruto-pun banyak disenangi banyak kawannya, bahkan Sasuke sangat iri dengan itu, karena hanya Naruto yang mau bemain dengannya.
Teringat dulu saat Sasuke menginjak sekolah dasar, semua temannya tidak mau menganggap dia ada, bahkan guru sekalipun, mereka minghiraukannya dan menganggapnya sebagai monster. Dan waktu itu.. "Mau main denganku?" sosok kuning yang selalu ceria mengatakan itu pada Sasuke.
"Kau mmau bermain denganku yang—"
"Haha.. Naruto, kau mau bermain dengan monster ya? Hahaha" semua temannya memang selalu begitu.
"oioioi.. kita itu sama. Jangan membedakan teman."
Yak, Sasuke yang bisa membaca pikiran semua orang termasuk orang yang disekitarnya dan tanpa terkecuali keluarganya, dia bisa membaca segala bentuk seluk beluk pikiran semua orang, mulai dari pikiran dengan hati yang tulus ataupun pikirran dengan hati yang kotor. Hal itu membuat orang yang disekitarnya merasa takut dan was-was hingga menjauhinya, teman-temannya.. sahabatnya.. kakaknya.. dan keluarganya… tetapi ibunya, dia yakin Sasuke yang sekarang masih sama dengan Sasuke yang dulu dipangkuannya. Berbeda dengan ayah dan kakaknya mereka sangat jauh dari jangkauan Sasuke. Dan Sasuke-pun kini tak tau keberadaan mereka berdua. Mereka menjauh karena dia. Dan mulai saat itu juga, ia bertekad akan menjadi orang yang kuat dan melindungi mereka yang peduli pada dirinya bahkan dengan taruhan nyawa.
"Kau mau mati ya?" kata Sasuke setelah semua orang berbalik pada keadaan semulanya masing-masing.
"Maaf Sasuke, aku dalam perjalanan menuju rekor high score-ku yang ke-2786 dan aku sedang tidak konsen tadi."
Sasuke memandang candela. "kau lihat seseorang yang disana?"
"hn.. Tidak" Naruto sok serius mencari seseorang yang ditunjukan Sasuke. Sasuke memicingkan matanya pada Naruto.
"iya.. iya. Aku melihatnya. Aku tidak bermaksud mengetes kemampuanmu, kok." "Memangnya kenapa? Kau suka padanya?" Naruto nge-lawak. Dan KRIK karena Sasuke menanggapi dengan serius.
"Tidak.. Aku hanya ingin menolongnya." "Ayo!"
"Oioi.. tunggu sebentar. Ini lagi nanggung 15 mnt lagi."
"cih.. bukankah kau sudah menghafal semua yang ada di buku itu minggu lalu? Jadi, untuk apa kau disini?"
"gyaa.. bukan itu. Tapi ini menyangkut keberhasilan rekorku ke-6574."
"huh dasar!"
Sasuke berjalan di koridor samping lapangan olahraga lari. Dan tak lupa dengan si rambut kuning dengan PSP-nya. Sasuke mencari-menengok dimana sosok yang ditemuinya tadi pagi.
"oi Naruto, setidaknya kau mencari dimana gadis itu."
"iyaiya.. bawel mulu. Aku sedang—"
"Jangan bilang kau sedang menuju rekormu yang ke-9245." Hahaa! Naruto bagaikan di skak match! Alias kalah telak. Terkadang kemampuan Sasuke sangat diandalkan saat Naruto membuat alasan yang gak penting.
Setelah beberapa saat. "hn… Aku tidak melihatnya. Mungkin dia sudah—"
"Tidak mungkin. Sakura itu atlit lari Nasional, manamungkin secepat itu berhenti"
"Oioi.. jangan memotong pembicaraanku begitu saja walaupun kau sudah tau apa yang ku katakan sebelum aku mengatakanyaaa" Naruto mengomel gak penting."Sakura? Tapi bagaimana kau tau? Kau kan belum bertemu dengannya?"
"Namanya Haruno Sakura. Aku bertemu denganya tadi pagi saat akan menjenguk ibuku."
Mereka terus berjalan menyusuri samping lapangan lari yang tergolong sangat luas. **"aku.. a-aku gak kuat lagii." Suara itu. Tepat-lurus-di depan mereka berdua tetapi jauh. Sasuke lalu berlari—berlari sekuat yang ia bisa. Sementara si lemot kuning Naruto, baru nyadar 3 detik kemudian setelah Sasuke berlari. Dan langsung refleks berteriak dengan teriakan supernya yang mengalahkan speaker masjid dan tukang baskom komplek sehingga Sakura tersadar akan larinya yang sekarang ogah-ogahan dan akan menabrak tiang samping lapangan.
"Awas hoi Sakuraaaaa"
JGREEK Sakura membuka pintu kamar yang tadinya ia diami di rumah sakit saat ia koma selama tiga hari. Tentu saja ia sangat rindu segalanya yang ada dirumah, selain keluarganya, juga ia ingin sekali berlari. Dan kini segalanya akan terobati. Sakura menutup pintu. Lalu ia berbalik dan mmenemukan seseorang yang kemaren-kemaren nyari perkara sama Sakura sedang meminum soft drink-nya di depan mesin minuman. Cih.. bodo amat. Sakura jalan datar Sasuke, yang menyadari keberadaan Sakura hanya menatapnya saja, hingga Sakura melewatinya.
"hanya datar? Apakah itu permintaan maaf yang sesuai?" begitulah pikiran Sakura yang terbaca Sasuke.
Selang beberapa langkah,Sakura berbalik dan menuju tempat yang ia tinggalkan tadi.
"hah.. aku melupakan ponselku lagi." Sasuke tersenyum atas tindakan Sakura tadi.
Sakura memasuki lift setelah tadi mengambil ponselnya yang nyaris tertinggal. Dan lagi, ia menemui Sasuke di lift. Kali ini Sasuke sedang mengotak-atikan ponselnya untuk menyetel lagu di headphone kesayangannya, ya.. mengingat Sasuke terlalu peka dengan pikiran dan perasaan seseorang secara sengaja ataupun tak sengaja yang membuatnya bising-terlalu bising terlebih saat berdesakan di tempat umum. Sasuke akan memakai headphone nya sebelum ia mendengar pikiran Sakura yang memasuki lift.
"huh, dia lagi.. tapi apa boleh buat? Aku sedang terburu-buru." Kali ini Sakura mulai angkat bicara.
"kamu yang waktu itukan? huh! Sebel, Sasuke bukannya jawab, malah datar-datar aja. Sebenernya Sasuke bingung mau jawab apa lagi?
"Aku…" Dia kehabisan kata-kata sekarang.
KRIING "Hall—" "Oi… Sasuke.. cepatlah sedikit.. aku sudah menunggumu di lobi rumah sakit" 'selamat…' dalam hati Sasuke. Belum sempet Sasuke melanjutkan kata-kata 'halo' nya si penelpon malah langsung nyrocos aja kayak bajaj nyadat, yups.. siapa lagi kalo bukan si kampret Naruto. Sementara Sakura makin manyun karena dia dikacangin (lagi).
CEKLING FIRST FLOOR
Suara dari lift yang menunjukan bahwa seseorang yang berada di lift yang akan memasuki lantai satu. Ketika itu, Sai. Sai yang merupakan kakak Sakura yang masih berada di meja resepsionis yang sedang membayar semua administrasi Sakura. Dan Naruto yang sedari tadi menunggu seseorang dan juga sedari tadi mengeluh tentang game barunya yang dianggapnya susah bagaikan kode sandi NASA. Meraka akhirnya melihat seseorang yang meraka tunggu. Laki-laki berrambut biru tua yang memakai kaos hitam dengan kemeja putih celana jins dan dengan heaphone hitam-kehijauan yang menggantung di lehernya, pria itu tinggi sehingga membuat seseorang perempuan berrambut pink yang disampingnya terlihat agak pendek.
Sai tersenyum melihat seseorang yang ia tunggu akhirnya datang, dengan senyum yang membuat matanya ikut menyipit membuat Sakura membalas senyum kakaknya yang menurutnya itu manis.
Sedangkan Naruto—"oi Sasukeeee" sambil melambaikan sebelah tanganya sedangkan tangan kirinya memegangi psp yang sedari tadi dimainkan. Tindakan Naruto membuat perhatian Sai. Sai meletakkan pandangannya kepada seseorang yang tadi menyebut nama Sasuke. Sedang yang ditunggu mereka berdua tiba. Naruto yang melihat Sakura, teringat.
"hey, kau Sakura kan?" Naruto menunjuk-nunjuk Sakura dengan tangannya sendiri.
"ya" sakura menjawab.
Sai menambahi "Kau kenal dengannya sakura?"."oiya, kudengar kau juga ditolong oleh sesorang yang ibunya berada di rumah sakit ini. Kau ingin menjenguknya, Sakura?" Sai mengulurkan tangannya dengan senyum khasnya.
"Tidak usah. Ibuku sedang tidak boleh di jenguk sekarang." Sasuke mengelak dengan senyum tipisnya. Sasuke menambahi. "Ayo pergi, Naruto". Sakura terbengong-bengong mendengar perkataan Sasuke tadi.
Sedangkan Naruto, "Oi Sasukeee, jangan seperti itu."
Dan mulai saat itu, Sakura mengerti sepenuhnya kejadian di hari itu.
bersambung...
ok deh.. cukup dulu. Fanfic gaje pertama gue wkwk XD
sebelumnya maaf banyak typo bertebaran diatas.
review please :)
keterangan :
*flashback on
**/tulisan miring : bentuk pikiran
