Kuroo dan kenma duduk bermalas-malasan dibangku taman belakang sekolah mereka. Kenma masih asik dengan gamenya dan Kuroo sedang menikmati makan siangnya.
"Kenma buka mulutmu sini aku suapi"
"Tidak mau"
"Baka sekarang latihan kita tambah berat kamu harus makan yang banyak"
Dengan terpaksa kenma membuka mulutnya, membiarkan kuroo menyuapinya.
"Anak baik" kata Kuroo tersenyum mengerikan, memperhatikan kenma mengunyah makanannya.
"Sekali lagi bilang ah"
"aku sudah kenyang " kenma kembali memainkan gamenya.
"Ah, baiklah kalau begitu aku akan menghabiskannya"
"Kenma apa kau tidak bosan?"
"Tidak"
"Ah! Aku bosan sekali" Kuroo mengambil game yang sedang dimainkan kenma.
"Apa yang kau mau?"
"Ikut denganku" Kuroo menarik tangan kenma, hendak membawanya kesuatu tempat.
"Aku tidak ingin latihan di jam istirahat" kenma melepas pegangan tangan kuroo.
"Kita masuk saja dulu"
Ruangan yang selalu berisik sekarang menjadi sangat hening. Hanya ada mereka berdua disana.
"Baringlah" Kenma melirik mengeri mendengar ajakan kuroo.
"Tidak mau"
"Heh, kenapa? Kau bisa merasakan sesuatu yang berbeda loh!"
"Nanti bajuku kotor"
"Kita baru membersihkan tempat ini tadi pagikan?"
"Kenma"
"Tidak mau"
"Kenma"
"Tidak mau!"
"Kenma"
"Aku mau ke kelas saja"
"Tunggu dulu!" Kuroo memeluknya dari belakang.
"Ayolah, kita coba"
Kenma berbaring disamping kuroo. Memejamkan matanya.
"Sepertinya kau menikmatinya"
"Tidak"
"iya"
"Tidak"
"Iya"
"Sebentar lagi aku akan lulus, ini akan menjadi pertandingan terakhirku"
Kenma tidak menjawab. Dia tidak ingin merusak suasana ini dengan perkataannya.
"Aku mungkin akan kuliah di Saitama"
"Kenapa kau tidak pernah bilang!" kenma langsung merubah posisinya menjadi duduk.
"Aku ingin menunggu saat yang pas"
"Kamu sudah bosan sama aku?" Kenma mengalihkan pandangannya ke luar jendela.
"Tentu saja tidak" kuroo juga kini mengubah posisinya.
"Jadi kenapa? Disekitar sini juga banyak tempat kuliahkan. Kenapa kamu harus pilih yang jauh"
Air mata mulai membasahi pipi kenma. Kuroo langsung memeluknya dengan erat berusaha menghentikan tangisannya.
"Jangan menangis. Ini alasan kenapa aku belum kasih tau kamu sampai sekarang"
"Kalo gitu, tetap disini"
"aku udah menenerima tawaran beasiswa Universitas Saitama"
"Kamu di tawari beasiswa?"
Kenma seakan tidak percaya. Kuroo hanya mengangguk lemas.
"Kamu anggap aku ini apa? Bahkan hal kayak itupun kamu tidak cerita" tangisan kenma semakin tidak tertahankan.
"Aku cuma belum dapat waktu yang tepat" kuroo mengeratkan pelukannya, dan satu tangannya mengelus-elus rambut kenma berusaha menenangkan pria berkepala pudding kesayangannya.
Setelah beberapa saat kenma mulai tenang. Tangisannya sudah terhenti.
"Walaupun aku jauh nanti kita akan selalu terhubung, karena sudah ada benang merah yang selalu mengikat kita" kuroo mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking kenma. Kenma menatap dalam-dalam wajah sang kekasih, lalu menyandarkan kepalanya didada bidang kuroo.
"I love you" senyum tipis terlukis dibibir Kuroo mendengar ucapan kenma. Kemudian pelan-pelan dia mencium dahi kenma.
"I love you too" kata kuroo sambil menggenggam kedua tangan kenma lalu mencium bibirnya dengan lembut.
"Nanti kalo aku pergi kamu jangan selingkuh yah!"
"Ngga akan, lagian kata-kata itu juga lebih cocok buat kamu"
"Tenang aja aku ini cowok setia, tapi kalo kamu gimana yah. Ehm, kamu lebih gampang tergoda!"
"Ngga"
"Iya"
"Ngga pernah"
"Hehe aku becanda kok"
"Kayakya bel udah bunyi, kenma ayo"
Kuroo langsung berdiri, dan mengulurkan tangannya kepada kenma.
