~ Anything For You ~

.

.

.

YeWook Drabble Fic © R'Rin4869

.

.

.

Rated : T

Pairing : Yesung x Ryeowook

Genre : Romance, Humour, Family

Diclaimer : God, Their Family, Fans, but the story is Mine

Warning : OOC, YAOI, Typos, M-Preg, etc, because my fic isn't perfect~

Don't Like Don't Read!

This fic is dedicated for my beloved OTP - The Turtle & The Giraffe

.

.

.


One : Attacked

.

.

.

Ini sudah berbulan-bulan semenjak Ryeowook sekamar dengan hyungnya yang berbeda tiga tahun lebih tua darinya itu. Tentu saja itu bukan masalah. Yesung jelas namja yang baik dan hyung yang perhatian untuknya, walaupun terkadang melakukan tingkah aneh yang benar-benar tak bisa dinalar olehnya, tapi Ryeowook merasa dia tak masalah dengan hal itu.

Namun kali ini dia lah yang punya masalah dengan Yesung hyungnya. Err, benar-benar masalah maksudnya.

Yah coba kita deskripsikan sedikit apa masalahnya sekarang ini.

Ryeowook sedang bersembunyi di balik selimutnya, meringkuk, mungkin itu bukan hal yang wajar di tengah hari seperti ini, tapi itulah poinnya! Dia meringkuk di sana karena tak memakai sehelai pakaian pun!

Baiklah, lalu?

Dan dia terpaksa meringkuk seperti itu karena tak ingin sesorang yang juga sedang berada di dalam kamarnya itu melihat keadaannya sekarang. Yap! Yesung. Namja itu tiba-tiba saja masuk kamar saat Ryeowook melepas handuknya dan hendak memakai pakaian setelah dia mandi. Itu memang kecerobohannya karena lupa membawa baju tadi. Lalu tanpa sadar Ryeowook malah melompat ke tempat tidur dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Dalam keadaan benar-benar malu, namun tak yakin dia bisa meneriaki Yesung agar keluar dari kamar itu dan membiarkannya memakai pakaiannya dulu sebelum Yesung bisa masuk lagi dan Ryeowook sudah merasa 'aman'.

Ryeowook sendiri tak mengerti mengapa dia merasa malu untuk berganti pakaian langsung di depan Yesung. Entahlah, dia malas memikirkannya. Tapi yang jelas, untuk kali ini dia benar-benar merutuki rasa malunya yang terkesan berlebihan itu. Untuk apa malu jika Yesung juga memiliki apa yang dimilikinya? Bukankah seharusnya benar begitu? Tentu saja logikanya pasti benar, tapi egonya tak mau mengalah. Dia tak ingin Yesung melihatnya, dan itu lama-lama seperti perintah mutlak di benaknya.

Yesung memandangi kasur Ryeowook dengan bingung. Ada apa dengan dongsaengnya satu itu?

Dia mulai khawatir kalau-kalau Ryeowook sedang sakit atau apalah sehingga tingkahnya jadi tidak beres begini, jadi dia memutuskan untuk menyentuh pelan gundukan di balik selimut itu.

"Ryeowook?" suara Yesung terdengar berat.

Tubuh Ryeowook seperti dialiri listrik sekarang ini. Bingung untuk menanggapi. Dia menyembulkan kepalanya sedikit dan menatap penuh iba pada Yesung.

"Hei, ada apa?" nada suara Yesung kali ini jelas panik. Apalagi melihat pipi Ryeowook yang agak bersemu merah begitu.

"Bisakah hyung keluar dulu dari sini?" cicit Ryeowook, penuh permohonan.

"Kenapa? Ryeowook, jawab hyung, kau sakit?" Yesung nampak makin panik sekarang ini.

Ryeowook menggeleng. Kesalahpahaman Yesung membuatnya mendapat dorongan untuk membenturkan kepalanya ke tembok terdekat. Rasa terlalu peduli namja itu kali ini benar-benar menyusahkannya.

Yesung menatapnya dengan frustasi. "Lalu kau kenapa? Kau terlihat tidak baik-baik saja."

Kali ini Ryeowook malah menggigit bibirnya, membuat Yesung makin tak sabaran. Tangan namja itu bergerak untuk menyibak selimut yang dikenakan Ryeowook.

"Hyung! Jangan!" Cegah Ryeowook dengan nada panik.

Kening Yesung berkerut. Bukannya menuruti perkataan Ryeowook, tarikan Yesung di selimut itu malah makin kuat. Membuat Ryeowook mati-matian menahan pegangannya.

"Apa yang sedang kau sembunyikan, Kim Ryeowook?" Mata Yesung menyipit.

"Ti-Tidak ada." Ucap Ryeowook. Tentu saja dengan nada gugup, dan itu diasumsikan sebagai kebohongan oleh Yesung.

Yesung menatap Ryeowook dengan tajam, kemudian membuat keputusan. Dalam satu tarikan napas Yesung menghentak selimut itu kuat-kuat, yang berbuah pekikan nyaring dari Ryeowook.

"HYUNG!"

Tanpa sadar tangan Ryeowook meraih benda yang terdekat dengannya dan melemparnya ke arah Yesung untuk menghentikan aksi namja itu.

Suara-suara kasar antara gesekan gerakan keduanya dengan selimut, ditambah dengan suara gedebuk pelan saat entah benda apapun yang dilempar Ryeowook mendarat tepat di kepala Yesung dengan cukup keras dan sama sekali tak terduga oleh namja itu. Yesung langsung kehilangan keseimbangannya dan melepas pegangannya pada selimut yang dikenakan Ryeowook dan terjatuh di lantai, sementara Ryeowook masih menampakkan wajah syok.

Saat itu juga pintu kamar mereka menjeblak terbuka dengan keras.

"RYEOWOOK! YESUNG! APA YANG KALIAN LAKUKAN?"

.

.

.

"Jawab! Apa yang kalian lakukan tadi?!"

Leeteuk memandang dua dongsaengnya itu dengan wajah super galak.

Jika ini adalah keadaan biasanya, mungkin Ryeowook akan berteriak untuk berargumen atau bahkan melompat kesal karena dituduh macam-macam. Tapi ini berbeda. Dia dalam keadaan malu total karena separuh isi dorm yang telah mendobrak pintu kamarnya dengan tak beradab telah melihatnya setengah telanjang dengan selimut berantakan, wajah merah padam, dan Yesung yang tergeletak di dekat tempat tidur. Walaupun tentu saja sekarang dia sudah berpakaian lengkap dan duduk dengan nyaman di sofa ruang tengah dorm, tapi yah, kalian pasti tahu apa yang sudah diasumsikan teman-teman satu grupnya itu kan?

Ryeowook melirik Yesung yang kini masih mengelus-elus pelipisnya yang berwarna keunguan dengan tekstur yang agak menonjol. Lebam parah akibat lemparan sembrononya pada Yesung yang setelah dilihat dengan baik ternyata dia tadi melempar Ddangkoma, peliharaan Yesung yang bernilai ratusan ribu won itu. Ryeowook meringis-ringis dalam hati. Setengah menyesal telah membuat luka itu di kepala Yesung yang sebenarnya sudah berukuran lebih dari normal dan kini dia malah menambah ukurannya.

"Kami tidak melakukan apa-apa!" Ujar Ryeowook dengan nada tinggi, pasti akibat paniknya yang masih tersisa.

Mata Leeteuk seakan mengintimidasi keduanya. Beralih dari Ryeowook ke arah Yesung, meminta penjelasan lebih lanjut. Jadi untuk memperbaiki keadaan, Yesung mencoba bicara walaupun nada suaranya agak mengerang.

"Aku tadi hanya ingin memeriksa Ryeowook. Kupikir dia sakit atau apalah karena dia berada di dalam selimut dan menolak keluar, dan aku benar-benar tak tahu jika Ryeowook ternyata sedang telanjang. Dia kaget karena selimutnya kutarik jadi dia melemparku dengan...akh dengan Ddangkomaku."

Yesung mengelus pelipisnya lagi, ekspresinya sangat menderita dan jelas membuat Ryeowook bersalah.

Tak sampai dua detik kemudian tawa meledak di ruangan itu. Semua yang ada di sana tergelak dengan keras dan menatapi mereka berdua dengan tatapan campuran. Antara kasihan, mengejek, dan geli. Eunhyuk memukul bantal saking kerasnya dia tertawa dan Shindong berguling-guling di lantai seperti babi besar, sementara Leeteuk yang tadi marah-marah malah tertawa sampai menangis, wajah Kyuhyun merah padam karena tak bisa berhenti tertawa dan suara Siwon yang menggelegar dalam tawanya. Membuat Ryeowook maupun Yesung dongkol seketika.

"Kalian ini benar-benar..."

Sungmin yang pertama kali bicara, menatap Ryeowook dan Yesung bergantian.

"Lain kali kalian berdua sebaiknya berpikir sebelum bertindak." Sungmin terkikik.

Ryeowook memasang wajah dingin dan Yesung tetap mengerang kesakitan.

"Terus saja tertawai kami." Ryeowook menghentakkan kakinya, kemudian pergi dari tempat itu dan masuk ke kamarnya. Tak tahan lagi dengan keadaan itu.

Pintu yang terbanting dengan suara keras membuat enam pasang mata menatapi tempat Ryeowook pergi tadi. Menggeleng tak habis pikir. Masing-masing mencoba mengontrol dirinya kembali dan menghentikan tawa mereka. Mungkin memang sedikit keterlaluan, tapi siapapun yang mendengar kisah bodoh itu pasti akan tertawa bukan?

"Kenapa dia yang marah?" Tanya Yesung dengan nada suara bodohnya, membuat tangan Kyuhyun gatal untuk menjitak hyungnya itu.

"Karena kau yang jadi penyebabnya Yesung hyung!" Eunhyuk yang menjawab, memberi tatapan penuh iba pada Yesung.

Yesung menggaruk rambutnya dan menunduk. Menatapi kura-kuranya yang kini aman berada di pangkuannya setelah barusan menyebabkan lebam pada pelipisnya. Mengelus cangkangnya penuh sayang, bergumam pelan,

"Aigo, eottohke Ddangko?"

.

.

.

Tok! Tok!

Pintu kamar itu diketuk.

Yesung merasa bodoh karena harus mengetuk pintu kamarnya sendiri, tapi apa boleh buat, dia tak ingin membuat Ryeowook semakin marah padanya.

Cklek!

Pintu itu terbuka. Diam-diam Yesung tersenyum lega. Jujur saja dia tak mau tidur di sofa malam ini.

Dia memasuki kamar itu dengan perlahan, berniat langsung tidur daripada mencari masalah lain dengan Ryeowook. Berharap anak itu akan segera memaafkannya akibat kejadian tadi.

Grep!

Yesung terhenyak kaget saat tiba-tiba tubuhnya ditarik duduk di tempat tidurnya dan ada sepasang tangan yang menahan bahunya agar dia tetap di posisi itu. Dalam keremangan kamar, Yesung masih bisa melihat kilau karamel di mata Ryeowook yang kini berada di depannya.

"Akh!"

Yesung mengerang. Sesuatu yang dingin menyentuh pelipisnya yang terluka, sensasinya membuatnya kaget tapi sekaligus mengurangi rasa sakitnya.

"Apa ini sakit sekali?"

Sebuah suara tenor bertanya lembut, sekaligus khawatir.

Dengan reflek, Yesung mengangguk. Dia bisa merasakan Ryeowook mendesah pelan di depannya.

"Maafkan aku, hyung. Sungguh aku tidak bermaksud untuk membuatmu seperti ini."

Mau tak mau Yesung tersenyum mendengarnya. Jadi Ryeowook tak marah dengannya kan?

"Gwaenchana, Ryeowook-ah. Kupikir kau marah padaku." Sahut Yesung.

Ryeowook masih membasuh pelan luka Yesung dengan saputangan basah yang disiapkannya sedari tadi, kemudian membaluri luka itu dengan salep. Berharap lebamnya berkurang besok atau penata rias mereka akan benar-benar mendapat pekerjaan ekstra untuk menyamarkan warnanya.

"Ahniyo, aku tidak marah. Hanya saja sikap hyung tadi itu membuatku sangat takut." Ujar Ryeowook jujur.

Yesung meringis saat jemari Ryeowook agak menekan pelipisnya dan membuat nyerinya bertambah.

"Tak apa, aku juga salah karena aku memaksamu tadi. Mianhae."

Dengan cekatan Ryeowook membereskan peralatan di kotak obat-obatan di bawahnya dan menaruhnya kembali di sudut ruangan, berjalan kembali ke kasurnya.

"Ne, sekarang tidurlah. Jaljayo, hyung." Ryeowook menguap pelan.

Yesung tersenyum dalam kegelapan. Naik ke aatas kasurnya sendiri, dia berbisik pelan dalam keadaan mengantuk,

"Jaljayo, Ryeonggu."

.

.

.

- Fin -

.

.

.


Special Drabble ini adalah sekilas pengingat buat satu hari di bulan September ini, dan jumlah drabble di sini akan sama dengan satu tanggal yang bakal dihitung dari tanggal satu ini.

Rencananya drabblenya akan di update setiap hari dan ceritanya akan berkesinambungan untuk ke depannya~ semacam full ff tapi tiap chapternya singkat lah kkk~ dan ngga akan mengekspos tiap konflik dengan full~

So, selamat menikmati~ ^^

- 1 Sept '13 -

.

.

.

Ye & Wook

.

.

.