.
Yamato & Ayame
Disclaimer: Naruto cuma milik Masashi Kishimoto
romance, K+ rated,
AR, AT, OOC, typo(s), de-el-el
.
.
.
After the End
Everything Starts from a Bowl of Ramen
.
The beginning
.
Yamato sedang krisis keuangan, dengan hari yang dingin karena sejak tadi pagi hujan, dan dia belum makan sama sekali.
Tapi Naruto memberinya kabar gembira. Kedai Ichiraku sedang ada diskonnya. Dengan langkah cepat, malam hari, dia berjalan sendirian sambil memegang perutnya yang keroncongan. Masih berjuang melewati jalanan bolong-bolong yang becek karena desa masih porak-poranda karena habis perang dunia ninja.
Di sana hanya ada anak sang pemilik kedai. Mereka saling tersenyum sama lain, lalu mulai melakukan kegiatan selayaknya penjual dan pembeli ramen.
"Dimana Teuchi-san?" tanya Yamato, basa-basi.
"Beli bahan buat ramen," jawab Ayame. "Sudah dua hari."
Yamato memperhatikan Ayame yang sedang mengelap meja kedai. Mata coklat—nyaris kehitaman, rambut warna senada yang digerai dengan bandana putih, apron yang melingkari pinggang, dan kemoceng di tangan. Sesekali gadis itu mengelap peluhnya yang nyaris menetes di dagu dengan punggung tangannya. Wajahnya tampak kelelahan, tapi dia masih melakukan tugasnya dengan penuh semangat.
Baru kali ini, sejak pertama kali dia beli ramen Ichiraku beberapa tahun yang lalu—karena terpaksa menemani Kakashi atau tim tujuh—mengamati gadis itu dengan serius.
Ayame yang sepertinya sadar dirinya tengah diperhatikan, menghentikan kegiatannya. "Ada apa, Yamato-san?"
Yamato segera tersenyum. "Jadi, kau berjualan sendirian?"
"Iya," kata Ayame sembari tersenyum kecil. "Aku tidak boleh bolos kerja, apalagi aku tahu tou-san sedang pergi jauh untuk membeli bahan-bahan terbaik untuk membuat ramen yang kau makan tadi."
Yamato memandang mangkuk ramennya yang sudah kosong.
"Ah, iya…" ujar gadis itu, "karena kebetulan kau adalah pelanggan terakhir hari ini, ramennya gratis."
Laki-laki itu mendongak, matanya melebar ketika melihat senyum Ayame. Mungkin dia pernah melihat senyum semacam itu dari Naruto, Sakura, atau bahkan Sai. Tapi belum pernah sekalipun ada yang sampai membuat suhu tubuhnya menjadi sehangat itu.
Ayame, gadis pemilik kedai Ichiraku itu, melakukannya.
—"—
Namanya Yamato. Terkadang Ayame mendengar Kakashi memanggil laki-laki yang wajahnya mirip dengan patung Hokage pertama itu dengan sebutan Tenzo. Naruto selalu memanggil dengan sebutan Yamato-taichou. Dan dia memanggilnya Yamato-san.
Setelah dapat informasi dari "seseorang yang terpercaya"—yaitu Kakashi—meskipun perlu diancam bakal dinaikkan harga ramennya segala, akhirnya dia tahu siapa Yamato sebenarnya. Laki-laki itu bukan sekedar seseorang yang punya nama Yamato. Dia seorang ANBU kelas elite, dan mantan kelinci percobaan Orochimaru yang dia kenal sebagai orang jahat yang telah membunuh Hokage ketiga.
"Selamat pagi."
Lamunan Ayame terpecah. Dia langsung berdiri ketika Yamato, dengan Naruto dan Kakashi memasuki kedainya sambil tersenyum ramah.
"S-selamat datang," sapa Ayame.
Matanya menatap mata Yamato selama sedetik, kemudian dia langsung mengalihkan pandangannya ke arah Naruto yang dengan bersemangat berkata, "Ramen, onee-san!"
Tanpa membuang waktu, Ayame segera membuat ramen. Dengan gesit dia meracik bahan ramen yang merupakan resep turun-temurun keluarganya, mencampurkannya dengan mie yang baru saja dia angkat dari panci, menyiramkan kuah, lalu meletakkan berbagai macam bahan pelengkap di atas ramen yang sudah matang.
"Selamat menikmati," katanya setelah menyerahkan ramen pada ketika pelanggannya.
"Teuchi-san belum pulang, Ayame-san?" tanya Yamato tiba-tiba.
Ayame menoleh.
"Belum—" Ayame mengernyit ketika menyadari Naruto dan Kakashi memandanginya dan Yamato bergantian dengan tatapan aneh. "—pulang."
Yamato mengangguk mengerti.
Gadis berambut coklat itu menghela napas pelan. Dia melirik Naruto, yang ternyata sudah menghabiskan lima mangkuk ramen, kemudian matanya beralih ke arah Kakashi yang sedang menikmati makanan, sama seperti Yamato.
Ngomong-ngomong tentang Kakashi, gadis itu baru sadar kalau sekarang dia tidak lagi kagum dengan wajah Kakashi. Maksudnya, beberapa tahun lalu, ketika dia akhirnya tahu wajah lelaki bertopeng itu, rasanya dia benar-benar tidak bisa mengalihkan pandangannya pada yang lain—bahkan ayahnya juga setuju dengannya. Sekarang rasanya berbeda.
"Ayame-san?"
Ayame mengerjap-ngerjapkan matanya. Dia melihat Yamato tengah menatapnya.
"Boleh minta bonnya?" Yamato melirik Kakashi dan Naruto yang tersenyum padanya, membuat Ayame melakukan hal yang sama.
Ayame tersenyum kecil.
Setelah Yamato memberikan uang pada Ayame—dengan agak terpaksa—Yamato, Naruto, dan Kakashi memutuskan untuk pamit. Ayame berdiri, membungkukkan badannya, mengucapkan "Sampai jumpa," dan "Datang lagi, ya," pada mereka yang sudah pergi.
Gadis itu menegakkan badannya, matanya terpaku pada punggung Yamato yang kian menjauh. Perlu beberapa detik baginya untuk tersadar pada apa yang sedang dia lakukan.
"Eh? Kenapa aku melihat ke arah Yamato-san terus?" tanyanya pelan sambil mengusap pipinya yang tiba-tiba terasa hangat
.
—Fin—
.
.
.
.
Saya tahu ini gaje, dan saya minta maaf (_ _) Tapi, terima kasih karena sudah meluangkan waktu untuk membaca—syukur-syukur kalau berkenan mereview :P
Kritik dan saran selalu diterima dengan senang hati, sekali lagi terima kasih banyak ^^
.
