Annyeonghaseyo! Mianhae disini perannya cuma Yesung dan sedikit Siwon aja. A ne, Shin Min Rin itu nama korea-nya author^^

Read and Reviews please!

-Minrin POV.-

Hari ini adalah satu bulan pertamaku sekolah disini. Sudah sejak lama aku memimpikan sekolah ini. Ya! Sekolah paling terkenal di kotaku. Tempat dimana banyak namja dan yeoja pintar berkumpul.

"Apa benar namamu Shin Min Rin?" tanya seseorang di sebelahku.

"Ne. We yo?" jawabku.

"Cepat ikut denganku.."

"Ada apa, oppa?" ada apa ya? Mengapa Yesung oppa memanggilku? Ku fikir hanya mengabsent, namun mengapa tidak ada kertas absent-nya? Aku mengikuti saja kemana jalan Yesung oppa. Tidak biasanya ketua OSIS memanggil murid biasa sepertiku.

Yesung oppa membawaku ke depan laboratorium tiga. "Besok aku akan mendatangi sebuah pesta. Aku minta kau menemaniku ke pesta tersebut! Dan kau harus mau."

"Mengapa aku harus mau?" tanyaku. Sebenarnya ini adalah mimpiku. Sudah sejak lama aku ingin berbincang-bincang dengan Yesung oppa. Namun aku sadar, aku hanya murid biasa. Mana mungkin aku bisa berbicara dengan Yesung oppa. Berbicara saja tidak mungkin, apalagi berjalan bersamanya. Namun saat ini? Aku diajak pergi ke pesta olehnya? Aaaaaa.

"Kau tak lebih tua dariku. Mengapa kau menolak perintahku?" apa maksudnya? Memaksaku? Aarrgh. "Ingat! Ini perintah, bukan ajakan!" lanjutnya. Arrggghhh dia benar-benar semakin menjengkelkan. "Yak! Begitu banyak perempuan yang ingin ku ajak, namun kau menolak ajakkanku, mengapa?"

"Sebenarnya kau mengajak atau memerintahku sih?" kataku dengan muka sok bingung. Hehe.

"Ingatlah, aku hanya memerintahimu! Bukan mengajak! Mengerti?!" kata Yesung oppa dengan marah. Mungkin ia sudah meledak. Oh no!

"Ne.. Hahaha… Mianhae oppa… Ne… Ne… Ne.."

"Jadi?" tanyanya padaku tanpa tertawa sedikitpun. Padahal aku sejak tadi sudah sangat tertawa. Argggh!

"Jadi apa?"

"Kau mau tidak datang ke pesta bersamaku? Besok malam?"

Aku berfikir. Berfikir keras. Mengapa tiba-tiba Yesung oppa mengajakku. Padahal sebelum ini dia sama sekali belum mengenaliku. Aarrghhh! "Tunggu-tunggu. Mengapa kau mengajakku? Mengapa kau tidak mengajak wanita lain, yang ummm lebih cantik dariku? Mengapa kau begitu memaksaku. Mengapa—"

"Shut up!" katanya lembut dan pelan. Dengan menempelkan jarinya di bibirku. "Aku hanya ingin kau menemaniku disana. Kau mengerti?"

Seketika aku meleleh. Seperti lilin yang terdapat api diatasnya. Nggak berdaya. "Ne, oppa…" jawabku seperti dihipnotis.

"Coahyo. Besok akan ku jemput kau di rumahmu."

"Bagaimana kau bisa tau rumahku?" tanyaku yang masih seperti terhipnotis. Namun, dia memutar bola matanya dan langsung meninggalkanku? Dasar namja pabo.

-Minrin POV end-

-Yesung POV-

"Cobalah sepatu ini!" kataku sore ini di sebuah toko sepatu bersama yeoja itu. Minrin. Wajahnya nampak sekali bahwa ia sedang ketakutan. Mungkin ia malu dan belum terbiasa menggunakan sepatu seperti ini.

"Kau bisa kan?" Lanjutku. Ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tidak yakin. "Josim hasipsiyo.. nanti jatuh.." kataku lagi. Aku tidak tau, bagaimana cara meyakinkannya agar mau mencoba berjalan dengan sepatu ini.

"Gomawo…" katanya begitu aku menolongnya ketika ia akan tersandung. Terlihat sekali muka paniknya. "Aku tidak bisa, oppa. Mianhae."

"Anio.. Kau pasti bisa. Bantu aku…"

"Ne oppa. Akan Minrin coba.."

Aku mencoba menuntunnya berjalan. Oh no. Mengapa jantungku… arrrgghhh. Mana mungkin aku jatuh cinta dengan yeoja seperti ini?

-Yesung POV end-

-Minrin POV-

Aaaaaiiihhhh, siang ini aku habiskan waktuku bersamanya. Ketua OSIS sekolah yang terkenal sangat jutek sekali. Benar-benar terkejut. Mana mungkin namja yang terkenal paling jutek itu, mampu memanjaiku. Benar-benar memanjaiku hari ini. Kamsahamnida, oppa!

Sekarang, aku sedang di salon. Sedang berdandan. Yesung oppa meminta petugas salon ini untuk membuatku cantik. Whoaaaa! Aku nggak tau akan jadi apa mukaku ini. Oh god, Bantu aku.

"Sudah. Kau nampak cantik sekali Minrin.." Kata petugas salon itu.

"Ne.. Gamsahamnida, eonni…" jawabku lembut. Aku keluar menuju Yesung oppa.

"You are so beautiful. Ne. You're really-really beautiful, now…." Kata Yesung oppa. Tolonglaaah, jangan membuatku meleleh. Bantu aku.

Aku hanya terdiam. Masih bingung akan merespon apa. "Kau juga namja yang tampan." Aku berkata apa? Kata-kata itu keluar begitu saja. "Um, maksudku kau saat ini terlihat tampan, Yesung oppa."

"Sudahlah, katakan saja kalau kau menyukaiku sejak dulu, bukan?" tanyanya padaku. Apa maksudnya ini?

"Mana mungkin? Aah sudahlah, apakah kau siap jalan menuju pesta bersamaku, Yesung -sshi?"

"Siap! Minrinnie"

-Minrin POV end-

-Yesung POV-

Sebenarnya aku tidak tahu, mengapa aku memilih Minrin menjadi pasangan di pesta ulang tahun Siwon ini. Aku juga tidak tahu, mengapa aku bisa sesabar ini mengajarinya menggunakan high heels, membelikannya banyak baju, membantunya memilih baju, menunggunya di salon, dan yang penting mengapa aku bisa memujinya setelah ia dimake-up. Namun sekarang, aku memasuki pesta ulang tahun Siwon dengan menggandeng seorang yeoja cantik ini.

Dan jika aku boleh jujur, ketika aku menggandeng yeoja ini, jantungku jadi berdegup lebih kencang. Mana mungkin secepat ini aku jatuh cinta dengannya? Dia sangat amat tidak mungkin dicintai, apalagi namja sepertiku. Seorang yang akan meneruskan perusahaan ayahku. Perusahaan terbesar nomor dua di kota ini. Seharusnya aku jatuh cinta kepada yeoja yang anggun. Namun aku begitu nyaman di sampingnya.

"Siwon-ah!" teriakku begitu melihat Siwon. Aku dan Minrin—aku masih dalam menggandeng tangan Minrin— mendatangi Siwon.

"Annyeong Yesung -ah. Oooh, jadi ini yeojachingu-mu yang baru? Ireumi mwoyeyo?" tanya Siwon pada Minrin.

"Anio… Aku bukan yeojachingu Yesung oppa. Aku hanya temannya saja. Shin Min Rin imnida. Sebut saja, Minrin." Jawab Minrin lembut. Dan aku hanya melemparkan senyum pada Siwon.

"Mwo? Ah untunglah kalian tidak berpacaran. Kau nampak cantik sekali, Minrin.." kata Siwon. Apa maksudnya?

"Mulon imnida. Baiklah, kami akan berkeliling terlebih dahulu. Gamsahamnida, Siwon." Responsku dengan menarik tangan Minrin untuk menjauhi Minrin dengan Siwon. "Sepertinya dia mulai menyukaimu." Bisikku pada Minrin.

"Memangnya kalau Siwon oppa menyukaiku, kenapa?" iya juga ya? Memangnya kenapa kalau Siwon menyukai Minrin?

"Ngg, sudahlah. Lebih baik kita makan saja. Yuk!"

"Ne, oppa…"

"Yyyyeeesssuuunnggg opppaa, bbiissakkah kkita ppullang ssekkarang?" kata Minrin padaku. Kenapa suaranya terputus-putus seperti itu? Dan wajahnya? Wajahnya pucat sekali.

"Minrin… Gwaenchanayo?" menyisir rambutnya ke belakang telinga Minrin dengan jari-jariku. "Gwaenchanayo? Minrin?"

"Ne, oppa. Gwaenchana. Bisakah kita pulang sekarang? Aku sangat pusing."

"Baiklah.. Ayo kita pulang sekarang." Aku menuntunnya ke dalam mobilku. Aku benar-benar takut terjadi apa-apa pada Minrin. Karena tadi siang, saat aku menjemputnya, aku berjanji pada eomma dan appa Minrin untuk selalu menjaganya.

"Sudahlah, kau tidur saja disini.." kataku dengan melepas high heels yang ia gunakan. Lalu menggunakannya sabuk pengaman. Wajahnya begitu terlihat pucat. Dan ia-pun tertidur di jok sebelahku. "Mianhamnida Minrin, aku tidak dapat menjagamu hari ini." Bisikku dengan mengecup dahinya. Sepertinya aku mulai jatuh cinta padanya. Entahlah dalam waktu dua hari aku bersamanya. Namun, ah mungkin ini hanya cinta sesaat saja. Mungkin hari esok aku sudah tidak menyayanginya lagi. Ya, cinta sesaat saja.

Ketika aku sudah sampai di rumah Minrin, aku akan menggendongnya ke dalam rumahnya. Namun tiba-tiba ia terbangun. "Sudah oppa, aku masih bisa berjalan sendiri kok. Gomawo… Oneul jeul gowo seyo, oppa…" kata Minrin.

Aku tersenyum sejenak. Namun tetap saja aku cemas dengan keadaan Minrin. "Kau benar sudah tidak apa-apa?"

"Ne, oppa. Gwaenchana. Sudah malam, lebih baik Yesung oppa kembali pulang saja." Darah. Darah menetes dari hidung Minrin.

"Minrin, kau mimisan."

"Mwo? Mungkin aku hanya terlalu lelah oppa, ini sudah biasa. Sudahlah oppa pulang saja. Gomawo.."

"Baiklah, aku akan pulang sekarang. Josim hasipsiyo.." Minrin hanya tersenyum padaku dan melambaikan tangannya. "Minrin…"

"Ne, oppa?"

"Choaheyo…" Eh apa yang aku ucapkan? Aku menyukainya?

Minrin tersenyum. "Aku juga menyukai berteman denganmu, oppa." Senyumku berubah menjadi datar dan malu. "Good night! Bye-bye!" teriaknya. Aku pun meninggalkan rumahnya.

-Yesung POV end-

-Minrin POV-

A ne, teringat sekali saat ia berkata Choaheyo. Benarkah ia menyukaiku? Ah mungkin hanya kebohongan. Aaaaa! Jangan sampai ia mengetahui perasaanku yang sebenarnya. Eh-eh-eh. Hari ini menyenangkan sekali ya, kalau dipikir-pikir. Ketika ia menangkapku waktu aku terjatuh saat belajar menggunakan sepatu, ketika dia bilang aku sangat cantik, dan sepertinya ia cemburu saat Siwon oppa tanya-tanya tentangku. Aih dia lucu sekali. Eh-eh kok aku jadi terlalu gede rasa sih. Hahaha.

Tapi, kenapa kita harus pisah ketika aku sedang pusing dan mimisan. Jadi dikenangnya nggak enak deh, huh. Cal cayo.

Ah sudahlah, malam ini terlalu indah untuk aku kenang.

-Minrin POV end-