Disclaimer
Naruto belongs to Masashi Kishimoto
UNDERCOVER
Matahari mulai bersinar menerangi, dan cahayanya pun tak luput melewati salah satu jendela kamar seseorang. Didalam kamar tersebut masih gelap dan nampak ada sebuah ranjang double dengan seseorang yang berada diatasnya yang masih tertidur pulas dengan selimut yang menutupi tubuhnya hingga ke kepala dan suasana kamar yang masih gelap. Lalu...
*KRIIIING!
BRAAK!
Sebuah tangan terlihat tengah mematikan jam weker yang terletak disebelah ranjang.
"grr... jam menyebalkaan!" ucap seorang gadis dengan kepala yang agak menyembul dari balik selimut. Wajahnya terlihat masih mengantuk dan kusut, rambutnya pun terlihat berantakan. Kemudian gadis itu kembali menutupi wajahnya dengan selimut dan kembali tidur lagi, walaupun jam weker telah berbunyi menunjukkan pukul 06.05 pagi.
*HIHIHIHIHHIHIIII...
Kali ini terdengar sebuah suara tertawa menyeramkan seperti nenek sihir yang berasal dari sebuah hp yang terletak dimeja tersebut. Gadis itupun kembali terbangun lalu mengambil hpnya untuk mematikan alarmnya. "hhh... padahal aku masih mengantuk...".
Dengan tidak niat gadis itupun akhirnya bangkit dari ranjangnya dan pergi menuju kamar mandi.
Gadis tersebut adalah diriku, Haruno Sakura. Aku memiliki rambut pendek sebahu berwarna pink dan bermata hijau emerald. Tinggiku 179 cm dan aku merupakan salah satu murid yang paling tinggi di kelasku. Aku berumur 16 tahun dan bersekolah di SMA Konohagakuen, kelas 2-G.
" Selamat pagi papa" ucapku pada seorang pria berambut putih yang tengah duduk di meja makan sambil membaca koran.
"Hmm..", jawab orang itu. Orang itu adalah ayah angkatku. Namanya Hatake Kakashi dan dia adalah seorang dokter bedah di sebuah klinik kecil. Bisa dibilang klinik itu agak illegal, karena klinik itu menerima orang-orang 'buangan', dan ayah kadang-kadang melakukan operasi di kliniknya. Orang tua kandungku mati karena terkena ledakan saat mereka menginap di sebuah hotel ketika aku berumur 4 tahun. Jadi Kakashi-lah yang selama ini membesarkanku.
Aku segera mengambil roti panggang yang ada dimeja dan langsung memakannya.
"Ittekimasu", ucapku kemudian mencium pipi ayahku.
"Itterashai...
hati-hati jalannya"
"Hai...", lalu aku segera keluar rumah dan segera berangkat ke sekolah.
"Oii Sasuke! Kau hari ini akan ikut pertandingan basket kan?"
"Mungkin saja"
"Ayolah! Aku sudah berkata kepada mereka kalau kau akan ikut bertanding"
"Itu urusanmu sendiri Naruto, aku tidak mau ikut campur".
Sayup-sayup terdengar suara para lelaki yang duduk bergerombolan sampingku.
Uchiha Sasuke. Orang yang menjadi pusat perhatian dikelasku, bahkan di seluruh sekolah, dia duduk di bangku sebelahku. Aku tidak suka dia.
Sasuke tipikal murid yang suka berkelahi dan membuat onar. Dengan kata lain dia adalah preman. Selain itu dia juga suka merokok dan minum-minum disekolah. Walaupun begitu, hampir seluruh siswi menyukainya karena dia tipikal pria bad boy dan dia juga memiliki wajah yang sangat tampan dan mempunyai tubuh atletis yang sempurna. Wajahnya terlihat maskulin dengan tulang pipi yang tinggi, hidung mancung, juga mata yang tajam namun indah. Tetapi tidak dengan diriku. Aku bahkan tidak mau berurusan dengannya karena hanya akan membawa masalah.
"Berdiri", Iinchou memerintah kami, yang berarti guru sudah masuk ke kelas.
"Beri hormat"
"Duduk"
"Anak-anak tolong buka buku kalian halaman 23..."
"Oi!". Sasuke tiba-tiba memanggil. Aku pura-pura tidak mendengar.
"Aku tidak membawa buku, bisa pinjam punyamu tidak?", tanyanya sambil berbisik-bisik. Namun aku tetap tidak menghiraukannya.
"Hei! Aku sedang bertanya padamu! Lihat wajahku kalau aku sedang berbicara padamu!".
"Sasuke!", tiba-tiba Orochimaru-sensei memanggil. Sedangkan yang dipanggil hanya melihat sensei saja dan tidak membalas panggilan Orochimaru-sensei.
"Apa-apaan kau tidak membawa buku lagi! Kalau kau tidak berniat mengikuti pelajaranku lebih baik keluar kelas saja! Jangan mengganggu yang lain!", bentak Orochimaru-sensei.
Sasuke sambil mendorong meja dengan kakinya akhirnya keluar dari kelas Orochimaru-sensei.
"Baiklah kita lanjutkan pelajarannya".
*Lunch Time*
Aku dan teman-temanku menghabiskan waktu istirahat dengan memakan bekal kami di mejaku.
"Hei Sakura, kau tadi kenapa tidak meminjamkan bukumu ke Sasuke saja?" tanya Ino yang sedang makan bentounya di depanku.
"Aku hanya tidak mau berurusan dengannya."
"Tapi bukankah dia dulu itu temanmu waktu di chugakko?" kali ini yang bertanya Tenten.
"Itu tidak ada hubungannya kan. Lagipula sifatnya sudah sangat berbeda dari yang dulu. Aku tidak mau mencari gara-gara". Ya dulu aku memang satu sekolah dengan Sasuke. Sejak dari TK malah. Hanya saja hubungan kami tidak pernah dekat. Hanya sebatas mengenal saja. Kami bahkan jarang bertegur sapa. Saat SMP kelas 1 dia tertimpa musibah. Semua keluarganya dibunuh dan hanya Sasuke dan Kakaknya saja yang tersisa. Keluarga Uchiha merupakan salah satu klan di Konoha yang sudah ada sejak lama, dan sudah keluarga Sasuke sangat kaya raya. 1 tahun kemudian dia tiba-tiba saja pindah sekolah ke Otogakure. 3 tahun kemudian Sasuke kembali lagi ke Konoha dan bersekolah disini.
"Tetapi dengan tidak meminjamkan bukumu bukannya sama saja mencari mati dengannya? Sasuke bisa menghajarmu dan bisa-bisa kau dihajar fansnya Sasuke." Kata Ino.
"Aku tidak takut dengan fansnya dan Sasuke. Sasuke terlalu cuek jadi dia tidak mungkin menyimpan dendam padaku hanya karena masalah tadi."
"N-Ngomong-ngomong te-tentang Sasuke, ku-kudengar d-dia s-sudah ti-tidak bersama Miho-senpai lagi", kali ini Hinata yang dari tadi diam akhirnya angkat suara.
"Eeh! Masa sih?", seru Tenten.
"Yang kudengar sih Sasuke melakukan 'itu' dengan Karin, lalu kemudian Sasuke sudah tidak mau berhubungan lagi dengannya". Jelas Ino.
"Dari mana kau mendengar kabar itu?" tanyaku.
"Aku memiliki banyak sumber tentu saja. Hohohoho...". Aku, Hinata dan Tenten langsung sweatdrop. Yah Ino memang si Ratu Gossip. Tetapi tidak semua gossip yang Ino dengar benar.
"Ayo kita bersiap-siap. Habis ini kan pelajaran Olahraga. Aku tidak mau disuruh lari keliling lapangan 10 kali oleh Gai-sensei", kata Tenten.
Setelah bel masuk berbunyi, kami semua segera ke ruang ganti.
"Baiklah anak-anak , untuk olahraga hari ini putra bermain basket sedangkan putri bermain volley", kata Gai-sensei.
Para siswa dan siswi segera berpisah dan menuju lapangan masing-masing.
"kyaa Sasuke-kun!"
"Dia keren sekalii"
"Woow! Dia berhasil memasukkan bola sejauh itu.."
Seru-seruan para siswi selalu saja terdengar saat pelajaran olahraga berlangsung. Dan bisa dipastikan mereka menyerukan Sasuke Uchiha lagi. Saat ada Sasuke pasti akan selalu ada perempuan-perempuan yang meliriknya, berbisik-bisik sambil berblushing ria, bahkan ada yang sampai mimisan hanya karena melihat wajahnya.
Dari sudut mataku aku memperhatikan Sasuke yang sedang melakukan lay up. Tubuhnya sekarang penuh dengan keringat karena dari tadi bermain. Matanya menatap tajam ke arah ring bola basket. Kemudian dia berjongkok lalu melompat sambil melempar bolanya. Sudah pasti bolanya kembali memasuki ring. Naruto lalu memberi high five pada sasuke dan saling merangkul. Dia lalu menuju kepinggir lapangan untuk beristirahat.
Aku melihat Karin yang menuju kearahnya sambil membawakan handuk dan minum. Sasuke lalu menerima handuk dan minuman tersebut.
.
.
"Sasuke kau tadi hebat sekali bisa memasukkan 10 bola kedalam ring". Karin berkata sambil bergelayut manja pada Sasuke yang sedang minum.
"..."
"Hei bagaimana kalau kita pacaran saja?"
"Aku tidak bisa Karin"
"Eeh kenapaa? Bukankah kau sudah putus dengan tante-tante itu?"
"Aku hanya sedang tidak mood berpacaran saja". Sasuke lalu langsung melepas rangkulan Karin dan segera berlari kembali ke lapangan.
"Ah! Hei Sasuke, tunggu!", karin memanggil-manggil Sasuke, namun Sasuke tetap menghiraukan Karin. Akhirnya dia kembali ke lapangan volley dengan muka bersungut-sungut.
"Karin sama sekali tidak mau menyerah ya", tiba-tiba Ino berkata di sebelahku.
"Bukannya kau dulu juga mengejar Sasuke?", tanyaku.
"Ya memang.. hanya saja Sasuke sangat susah didapatkan. Lagi pula walaupun aku sudah melakukan cara apapun dia tetap tidak melihatku. Apalagi aku mendegar kabar tidak enak kalau Sasuke sudah sering melakukan 'itu' dengan banyak gadis. Jadi aku menyerah saja."
"Memang lebih baik begitu". Lalu kita kembali melakukan olahraga.
Saat pulang sekolah tiba-tiba saja aku ingin menghampiri ruangan musik.
Aku bebas bermain piano disana tanpa ada yang mengganggu. Walaupun ruangannya tidak terlalu kedap suara tetapi jarang ada siswa yang lewat, sehingga membuat suasana menjadi damai.
Aku lalu segera meletakkan tasku dilantai dan menuju grand piano. Lalu aku memainkan lagu favoritku. Beethoven piano sonata no. 8 op. 13 "Pathetique" 2nd movement. Lagu ini selalu membuatku merasa damai dan tentram.
.
.
.
"Aah sial! Kunciku tertinggal!", seru Sasuke.
"Tertinggal dimana memangnya?" , tanya Naruto.
"Entahlah. Sepertinya tertinggal di ruang ganti. Aku kesana dulu".
Sasuke lalu segera berlari kembali ke ruang ganti meninggalkan Naruto.
Di tengah perjalanan, dia tiba-tiba mendengar suara permainan piano seseorang. Larinya langsung melambat seketika. Sasuke lalu mengikuti arah suara piano tersebut berasal.
Sasuke tiba di depan ruangan musik. Arah suara tersebut berasal. Sasuke lalu mengintip dibalik kaca pintu. Dibaliknya terdapat seorang siswi berambut pink sebahu yang sedang bermain piano dengan mata terpejam dan ekspresi yang damai.
'Sakura?'
Sasuke sepertinya terpana dengan pemandangan yang ia lihat. Dan entah kenapa Sasuke merasa damai dihatinya.
'Aku baru tahu kalau gadis itu bisa bermain piano'.
Awalnya Sasuke ingin masuk. Namun saat dia memegang handle pintu, tiba-tiba dia urungkan niatnya. Dia lalu mendudukkan diri di depan pintu sambil mendengarkan lantunan melodi yang mengalir.
TBC
Hi Guys!
I'm kind of a newbie here so be easy on me okay
This is actually my second work, although the first one is rather disastrous but I really hope this story could amuse you guys.
Please Review and give some ideas too
