Annyeonghaseyoo :)

Aku kembali dengan cerita baru, tapi bukan dari ketiga cerita yang aku minta kalian pilih hehehe. Entah kenapa gak ada semangat buat mikirin lanjutan cerita itu, daripada berhenti ditengah kan? lebih baik dipikirkan dahulu :p Banyak banget cerita yang numpuk dan gak keurus, sampe berdebu hahaha. Mianhae :(( Tapi aku lagi pengen post yang ini,, semoga dapet respon positif ya :D Mungkin cerita ini udah mainstream tapi ini murni dari pikiran aku so hargai dengan tidak memplagiatnya hehehe. Gamsahamnida :)

Selamat membaca ^^

sorry for typo :)


Catatan Author (Harap Dibaca!)

Apa yang terjadi dalam cerita; hanya karangan Author semata, hanya ingin menuangkan pikiran menjadi sebuah cerita, hanya meminjam nama dari anggota EXO dan ex-nya untuk menjadi tokoh, hanya berkreasi tanpa ada maksud apapun :)

...dan hanya berpartisipasi dalam memperkuat cinta HUNHAN 3 ehehe,

.

.

Enjoy!

.

.

After I Met You

.

.

Oh Sehun– mahasiswa bisnis semester 5, bukanlah seseorang yang berpengaruh untuk jurusannya. Ia bukanlah mahasiswa yang juga dielu-elukan karena kepintaran ataupun ketampanannya. Yah dengan kalimat lain ia hanyalah seorang mahasiswa biasa yang sering tidak terlihat keberadaannya diantara ratusan mahasiswa bisnis.

Ah ya, Oh Sehun atau kerap disapa Sehun, memiliki seorang sahabat yang seperti tiang karena tingginya bukan main kkkk, ia adalah Park Chanyeol. Berkebalikan dengan sahabatnya, Sehun, Chanyeol adalah mahasiswa yang cukup diidolakan karena ketampanan dan juga sifat ramahnya.

"Hoy man!" sapa Chanyeol menepuk pundak Sehun lalu ia duduk di samping sahabatnya yang asik berkutat dengan ponsel kesayangannya.

"Kau mengejutkanku sialan! Lihat! Aku game over!" kekesalan terlontar begitu saja dari mulut Sehun yang ternyata sedang bermain game di ponselnya.

"Hehehe, mian" cengir Chanyeol.

"Annyeonghaseyeo Chanyeol sunbae," sapa dua orang mahasiswi yang dengan sopannya membungkuk, tapi keduanya hanya tersenyum dan menatap pada Chanyeol, tidak pada Sehun.

Chanyeol tentu saja cukup kesal melihat tingkah hoobae-nya tersebut. "Apa aku hanya sendiri disini? Mengapa mereka tak menyapamu!"

"Sudahlah Chanyeol-ah, aku tak begitu mementingkan hal seperti itu," jawab Sehun santai.

"Tapi itu benar-benar tidak sopan Sehun-ah, kau kan senior mereka juga!" Chanyeol menopangkan kepalanya menghadap Sehun.

"Jangan melihatku seperti itu, nanti kau jatuh cinta padaku," kekeh Sehun.

Chanyeol memasang wajah ingin muntahnya, "aku masih normal dan setidaknya my baby Baekii adalah bukti aku normal,"

Sehun tertawa, "terserah!" lalu ia lihat pada Chanyeol, "kau itu tampan dan terkenal, pacar saja masih mengaku-ngaku!" sindirnya.

"Sialan kau!" kesal Chanyeol memukul kepala Sehun.

"Tapi Sehun-ah, kau itu cukup–"

Tiba-tiba dua orang mahasiswi lain datang, mahasiswi dengan rambut pendek terlihat mendorong temannya yang berambut sebahu, "A..annyeonghaseyo Chanyeol sunbae, maaf mengganggu waktu sunbae. I..ini untuk su..sunbae" mahasiswi cantik berambut sebahu itu menyodorkan sebuah kotak berwarna biru. Hal yang sangat biasa Sehun lihat, ia hanya melirik sebentar lalu kembali bermain dengan ponselnya.

Bukannya tersenyum seperti biasanya, Chanyeol malah memperlihatkan wajah tidak sukanya, "neo! semester berapa kalian?" tanya Chanyeol galak mengejutkan kedua mahasiswi itu.

"Ka-kami di semester 3, sunbae" jawab si rambut sebahu tergagap.

"Kau mengenal siapa dia?" tanya Chanyeol pada mahasiswi rambut pendek sambil menunjuk pada Sehun di sebelahnya. Mahasiswa itu hanya menggeleng membuat Chanyeol mendesah kesal.

Kini Chanyeol beralih pada mahasiswi yang memberinya hadiah "kau, tau siapa dia?"

Mahasiswi berambut sebahu mengangguk pelan "bukankah.. Se-Sehun sunbae?" ucapnya takut, jujur saja ia baru pertama kali melihat Chanyeol marah seperti ini.

"Jika kau tahu mengapa tidak kau sapa juga?!" kesal Chanyeol. Kedua mahasiswi itu hanya tertunduk diam sedangkan Sehun hanya melirik mereka sekilas lalu melirik pada Chanyeol dan kembali pada ponselnya.

"Apa kalian memilih siapa senior yang kalian akan sapa?"

"Ti-tidak," jawab mereka.

"Aku perhatikan, kalian ini para junior hanya menyapa senior yang kalian sukai saja bukan? Tidak hanya pada Sehun, jika kalian masih seperti ini, hanya menyapa yang kalian sukai, jangan harap kalian akan baik-baik saja di kampus ini!" seru Chanyeol.

"N-ne, jeosonghamnida Sehun sunbae," Sehun hanya mengangguk sambil melihat pada mereka sekilas.

"Pergilah!" ucap Chanyeol. Kemudian dengan cepat kedua mahasiswi itu berlalu dari hadapan keduanya.

"Kau tidak takut kehilangan penggemar?" ledek Sehun sambil memasukkan ponselnya ke saku celana.

"Mereka semua tidak penting, aku tidak suka tingkah mereka. Lagipula mengapa mereka tidak mau menyapamu?" heran Chanyeol.

"Kau ini bodoh atau bagaimana! Kau tidak lihat penampilanku? Rambut gondrong, aku tidak pintar, terkenal juga tidak, bahkan Jongdae yang pernah sekelompok denganku awalnya menyangka aku adalah Lee Sung Min. Apa dia gila? Aku dan Sungmin sangat berbeda jauh,"

Chanyeol tertawa, "jinja? Jongdae menyangkamu adalah Sungmin? Sungguh gila!"

"Satu angkatan saja belum tentu kenal siapa aku, bagiamana dengan junior atau senior kita?" kekeh Sehun, "so jangan berlebihan, aku suka tak dikenali,"

"Ya! Memangnya apa yang salah dengan rambut gondrongmu? Mereka belum tahu saja kelebihanmu. Lagipula..." Chanyeol memegang dagu Sehun dan menggerakkannya ke kanan dan kiri, "kau cukup tampan jika dilihat-lihat. Lihat! Bahkan dagumu sangat tajam"

Sehun menghempaskan tangan Chanyeol dengan kesal, "tanganmu sialan! Kau sungguh menggelikan," Sehun bangkit dari kursinya dan melangkah meninggalkan Chanyeol sambil bergidik geli.

"Sehuniiee," panggil Chanyeol dengan suara yang dibuat-buat manja membuat Sehun tak mau lagi menolehkan kepalanya.

"Enyah kau manusia tiang!" kesal Sehun.

"Sehuniiiee~" jadilah keduanya berkejaran seperti anak kecil sambil Chanyeol yang berteriak memanggil Sehun dengan suara manjanya, untung saja di sana sedang sepi, jadi keduanya tidak menjadi pusat perhatian yang lain.

.

.

.

Pukul setengah 1 siang, Sehun dan Chanyeol sudah keluar dari kelas Hukum Bisnis mereka. Seperti biasa mereka langsung menuju kantin.

"Hey, ada Baekhyun di sana. Aku akan makan bersamanya, jangan mengangguku oke" Chanyeol lalu meninggalkan Sehun yang masih memilih menu. Sehun hanya mendengus kesal karena ia ditinggalkan makan sendiri.

Sehun membawa nampannya menuju meja kosong di dekat jendela, tentu saja ia akan memakannya sendiri tanpa Chanyeol yang sedang sibuk mendekati bidadari kampus itu. Ia melihat ke luar jendela dan banyak terlihat mahasiswa yang berlalu lalang. Suapan pertama sudah didapatnya, dan matanya tetap menyusuri luar kantin itu.

Tiba-tiba matanya menangkap sosok cantik asing melintas di depan matanya. Ia merasa dunianya seolah berhenti dan hanya ada satu fokus di depannya. Jika selama ini ia merasa langitnya berwarna muram, kini langitnya terlihat sangat cerah seketika. Baru beberapa menit lalu jantungnya masih normal, kini jantungnya berdetak tak normal.

Gadis itu berwajah mungil, matanya bersinar, bibir mungilnya terlihat tersenyum, dan langkahnya seperti kapas ringan. Sehun melihat gadis itu melambaikan tangannya pada seseorang di sana membuat Sehun mencari sosok itu, takut hal yang tak diinginkan hatinya terjadi.

Betapa leganya ia saat gadis itu melambai pada sosok gadis lain yang ia tahu sebagai Do Kyungsoo, si cerdas dari jurusannya dan tak lupa di sebelah Kyungsoo ada kekasihnya, Kim Jongin, si tampan yang banyak membuat banyak mahasiswi menggila.

Dengan cepat, Sehun mengangkat nampannya dan menyudahi makan siangnya yang baru satu suapan itu.

"Sehun-ah! Mau kemana?!" teriak Chanyeol yang ternyata membawa nampannya berencana menghampiri meja Sehun, sepertinya ia diusir oleh bidadari kampus itu kkkk.

"Ada urusan!" sahut Sehun lalu berlari keluar kantin. Ia berlari ke tempat ia menemukan gadis itu. Dengan mengandalkan mata elangnya yang menyapu tajam sekelilingnya, Sehun tak juga menemukan gadis itu. 'Semoga aku bertemu dengannya lagi' gumam Sehun dalam hatinya. Ia melirik jam tangannya, pukul 1 nanti ia ada ujian akuntansi, lebih baik menuju kelasnya saat ini walaupun masih banyak waktu.

.

.

.

"Kalian tidak ada kelas?"

"Ada tentu saja, tapi kami merelakan jam kuliah berharga kami hanya untuk menemanimu Luhannie cantik," –Kyungsoo.

"Benar, seharusnya kau meneraktir kami Lu. Aku tahu restoran yang enak, kau pasti merindukan masakan Korea bukan?" –Jongin.

Lu Han– atau orang-orang terdekatnya memanggilnya dengan Lu. Ia adalah gadis Beijing yang baru saja pindah untuk kuliah di Korea. Sejak sekolah menengah atas, Luhan memang sudah bersekolah di Korea. Tetapi saat kuliah ia kembali ke Beijing selama setengah tahun kemudian mengikuti pertukaran pelajar ke Jepang selama satu semester, semester 3 ia memutuskan untuk kembali ke Korea dan meneruskan kuliahnya di sini.

Lalu siapa Kyungsoo dan Jongin? Kyungsoo dan Jongin adalah sepasang kekasih yang tentu saja warga kampus tahu itu. Mereka adalah pasangan yang paling membuat iri seluruh wanita dan pria yang mengagumi Jongin dan Kyungsoo. Mereka berdua adalah sahabat dekat Luhan sejak sekolah menengah atas. Mereka mengambil jurusan yang sama, manajemen bisnis, karena kewajiban untuk meneruskan perusahaan orangtua mereka. Jongin dan Kyungsoo akan menikah setelah lulus dan akan meneruskan perusahaan kedua orangtua mereka yang disatukan.

"Aku tidak bertanggung jawab dengan nilai kalian oke," kekeh Luhan.

"Tenang saja, kami ini cukup pintar," sahut Jongin. Kyungsoo hanya menganggukkan kepalanya.

"Kalian benar-benar tak berubah,"

"Kalau begitu kau harus coba makan di kantin Lu, makanan di sana benar-benar enak," tawar Kyungsoo.

"Call!" setuju Luhan.

"Kau yang bayar?" tanya Jongin.

Luhan menatap malas pada sahabat laki-lakinya itu, "Kyung, kau sungguh ingin menikahi pria hitam ini? Mengeluarkan uang saja ia tak mau," Luhan menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Bukan Kyungsoo yang menikahiku Lu, tapi aku yang akan menikahi Kyungsoo bagaimanapun caranya," Jongin menyahutinya dengan santai.

"Dia sakit jiwa?" tanya Luhan.

"Sudah Lu, tinggalkan saja," Kyungsoo tertawa sambil menggamit lengan Luhan.

"Kyungiii" panggil Jongin menyusul keduanya.

Ketiganya sedang ada di kantin menyantap makan siang mereka sambil berbincang banyak mengenai kehidupan mereka selama berpisah. Di tengah perbincangan seru itu, seorang pria tinggi dengan rambut pirangnya menghampiri meja mereka.

"Oh, hai hyung! Kau di sini?" sapa Jongin senang.

"Boleh aku bergabung?" tanyanya.

"Tentu saja oppa, ayo duduk," ucap Kyungsoo. Luhan menggeser tempat duduknya dan tersenyum pada pria itu.

"Apa dia mahasiswi baru?" tanyanya.

Keduanya mengangguk, "Kenalkan ia sahabat kami, Luhan" Kyungsoo memperkenalkan.

"Annyeonghaseyo, Luhan imnida. Aku di semester yang sama dengan Jongin dan Kyungsoo" Luhan memperkenalkan dirinya.

"Aku Kris, senang berkenalan denganmu," Luhan mengangguk.

"Hyung, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Jongin.

"Tidak apa, hanya ingin mengunjungi kampus," jawab Kris.

"Benar. Minggu depan kau wisuda bukan?" Kris hanya mengangguk.

"Chukhae Oppa!"

"Chukhae Hyung!"

"Chukhaeyo sunbae,"

"Hey, jangan terlalu formal padaku, Luhan, tidak nyaman rasanya," ucap Kris.

"Aku yang merasa tidak enak sunbae," cengir Luhan.

"Eyy, Luhan belum berubah ternyata. Sikap kakunya masih ada," kekeh Jongin.

"Sifat kaku?" tanya Kris menaikkan satu alisnya.

Kyungsoo mengangguk, "ia terbiasa berbicara pada orang yang lebih tua darinya dengan bahasa formal, uri Luhannie terlalu sopan oppa" Ketiganya pun tertawa melihat wajah Luhan yang memerah menahan malu.

..

..

Sementara itu di kelas akuntansi–

"Hey! Darimana saja kau?" tanya Chanyeol saat Sehun baru saja masuk ke kelas dan langsung duduk di sampingnya.

"Aku hanya ada sedikit urusan," jawab Sehun santai.

Chanyeol mengangkat satu alisnya, ia antara percaya dan tak percaya. Masalahnya adalah, sahabatnya ini tak akan pernah mau berurusan dengan kampus selain pelajarannya tentu saja, "kau bercanda? Apa yang kau kerjakan?"

"Yah hanya begitu," Sehun mulai mengeluarkan penanya, siap untuk mengikuti ujian. Sekilas Chanyeol menangkap senyum tipis Sehun yang aneh dimatanya.

"Katakan padaku, kau mencurigakan Hun-ah. Apa yang kau lakukan tadi?" desak Chanyeol.

"Ssst, dosen datang"

Chanyeol berdecak sebal saat dosennya memasuki ruang kelas.

.

.

.

Waktu berlalu begitu cepat, tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5. Baiklah, waktu memang sudah sangat sore tetapi kampus seperti tidak ada habisnya. Mahasiswa masih banyak yang berkeliaran di sekitar fakultas ekonomi jurusan bisnis itu. Mungkin karena akhir pekan maka banyak sekali kegiatan-kegiatan mahasiswa yang terlihat, entah membicarakan acara mereka masing-masing ataupun hanya sekedar berkumpul, mengobrol bersama.

"Mianhae Lu, kita jadi harus menunggu Jongin dahulu. Ia sedang melatih mahasiswa yang akan mengikuti perlombaan dance internasional. Kita hanya disuruh menunggunya di ruang latihan kampus," Kyungsoo merasa tak enak pada Luhan, ia mengajaknya untuk pulang bersama, tapi ia harus pulang terlambat karena ini.

"Gwaenchanha Kyungsoo-ya, lagipula aku jadi lebih mengenal kampus ini. Santai saja," kekeh Luhan.

"Gomawo,"

Keduanya terus berjalan menuju sebuah gedung besar bertingkat dengan banyak jendela. Sebagian jendela itu terlihat terang karena ruangannya masih berpenghuni. Mereka naik ke lantai 3, tempat ruang latihan berada.

"Mengapa sepi sekali?" tanya Luhan saat lantai tiga itu tidak ada satupun pintu ruangan yang terbuka.

"Di lantai ini hanya ada dua ruangan. Satu ruang latihan dan satu lagi masih kosong," jawab Kyungsoo sambil sibuk mencari kunci ruang latihan yang diberikan Jongin padanya, "ah ini dia," seru Kyungsoo.

"Hey, ini tidak terkunci" ucap Kyungsoo. Tapi tubuhnya kemudian membeku karena mengingat ucapan kekasihnya, ruang latihan tidak digunakan hari ini karena semuanya berlatih di aula utama universitas. Pikiran negatif kemudian secara tiba-tiba masuk ke pikiran Kyungsoo, apa ada penyusup? Teroris? Pencuri? Atau ada pembunuhan– ani! Ani! Kyungsoo menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ada masalah Kyung?" tanya Luhan.

"A-ani, sebentar, aku akan menghubungi Jongin. Tunggu di sini oke" jawab Kyungsoo, ia lantas berjalan agak menjauh dari Luhan. Ia sungguh takut tapi ia tak mau membuat Luhan juga ikut takut, Luhan masih baru di sini.

Sedangkan Luhan, ia tidak sedikitpun terbesit rasa curiga saat Kyungsoo agak menjauh karena hanya ingin menelfon kekasihnya. Ia berpikir Kyungsoo sudah membukakan pintunya, jadi ia dengan perlahan menggeser pintu di depannya dan menolehkan kepalanya ke dalam.

Ruangan terlihat gelap, matanya menyusuri ruangan dengan banyak cermin itu tetapi kemudian matanya menangkap bayangan seseorang dari cermin, seseorang itu membelakanginya dan tengah meliukkan tubuhnya dengan cepat dan tegas, suara decitan sepatu yang bersentuhan dengan lantai terdengar begitu Luhan memfokuskan telinganya.

Tidak ada suara musik, tapi Luhan bisa melihat seseorang itu mengenakan headset dari balik rambut sebahunya. Luhan tidak bisa memastikan itu laki-laki atau perempuan. Tetapi ia tidak yakin jika seseorang itu perempuan. Tubuh seseorang itu tidak mencerminkan tubuh perempuan melainkan–

CIIIIT!

Decitan sepatu saat seseorang itu memutar tubuhnya 180 derajat terdengar sangat lambat di telinga Luhan. Akhirnya Luhan mengetahui siapa seseorang itu, ia adalah pria dengan tubuh tinggi, dadanya naik turun karena napasnya yang memburu, dan kedua mata mereka bertemu. Cukup lama keduanya berpandangan hingga Kyungsoo berteriak di belakangnya.

"LUHAN! GWAENCHANHA?!"

"Astaga Kyung! Kau mengejutkanku!" kesal Luhan. Otomatis keduanya masuk ke ruangan yang gelap itu karena Kyungsoo agak mendorong tubuh Luhan dari belakang. Seketika ruangan itu terang benderang.

"Kalian siapa?" suara berat menyapa gendang telinga kedua wanita berbeda kebangsaan itu.

"Kami? Kau yang siapa?! Apa kau pencuri? Pembunuh?" cecar Kyungsoo terkejut mendapati seseorang di ruang latihan yang dikelola kekasihnya itu.

"Kyung!" gumam Luhan tajam, ia tidak menyangka Kyungsoo melontarkan pertanyaan yang tidak sopan menurutnya.

"Oh, kau Do Kyungsoo. Pantas saja kau di sini," Sehun berucap dengan pelan, tapi kedua wanita itu masih bisa mendengarnya.

"Apa? Kau mengenalku?" tanya Kyungsoo.

"Memangnya ada yang tak mengenalmu?" jawaban seseorang itu membuat dahi kedua wanita itu berkerut. Seseorang itu melangkah keluar meninggalkan ruangan.

"Sepertinya aku pernah melihatnya, tapi dimana?" gumam Kyungsoo bertanya-tanya.

Kyungsoo menoleh pada Luhan yang sedaritadi tidak bersuara. "Lu?" panggilnya. Luhan bergeming, entah apa yang dipikirkannya.

"Lu?!"

"A-ah ne? Ada apa?" tanya Luhan.

"Aku pikir kau kerasukan, kkajja duduk" ajak Kyungsoo berjalan menuju sofa di ruang itu.

"Ke mana pria tadi?" tanya Luhan.

"Sudah pergi, tidak usah khawatir, mungkin ia salah satu anggota klub" Luhan hanya mengangguk.

"Wow, ruang ini besar sekali," kagum Luhan.

"Tentu saja, klub ini sangat difasilitasi karena mendapat banyak prestasi untuk kampus," jelas Kyungsoo. Luhan mengangguk.

Luhan meletakkan tasnya dan menghidupkan musik dari ponselnya. Ia mengikat rambut sepunggungnya agak berantakan lalu ia sedikit melakukan pemanasan.

"Kau masih menari?" tanya Kyungsoo. Sahabatnya tentu tahu Luhan senang sekali menari sejak sekolah menengah atas.

"Tentu. Sekedar jika hanya ingin." Jawab Luhan lalu ia mulai menggerakkan tubuhnya seirama dengan beat musik yang cepat.

Kyungsoo tak begitu tertarik dengan dunia dance, tapi entah mengapa orang-orang yang disayanginya ada di dunia itu. Jadi, sembari menuggu kekasihnya dan Luhan yang berkutat dengan dunia mereka, Kyungsoo membuka ponselnya dan mulai mencari data mahasiswa jurusannya. Jujur saja ia masih penasaran dengan pria yang tadi dan juga ia agak sedikit khawatir jika pria itu bukanlah pria baik-baik.

Sambil menikmati alunan musik dan sedikit mengikuti lirik lagu dari ponsel Luhan, Kyungsoo menggerakkan jarinya pada touch screen-nya.

"Astaga!"

"Wae Kyung?" Luhan secara refleks menghentikan gerakan tubuhnya dan menghampiri sahabatnya yang terlihat panik itu.

"P-pria tadi..."

"Ada apa dengan pria tadi?" tanya Luhan penasaran, tidak, ia tidak punya pikiran negatif seperti Kyungsoo yang menyangka pria tadi adalah pembunuh.

"Eottokhae Lu?!" histeris Kyungsoo.

"Demi Tuhan Kyung! Katakan ada apa?"

"Pria tadi...ia sunbae kita, Oh Sehun... eotteokhae?!"

"Do Kyungsoo bodoh! Mengapa sunbae-mu sendiri tidak tahu?!" kesal Kyungsoo memarahi dirinya sendiri.

Luhan terdiam, ia menghiraukan umpatan kekesalan Kyungsoo, ia malah fokus pada nama pria itu.

Oh Sehun...

.

.

to be continued/end?

.

.

Mohon reviewnya yeorobeun :)

Gamsahamnida *loveforHUNHAN yeayy!