DAY: 0
First Page
xxx
Kantor polisi tidak pernah seramai ini. Semuanya berlarian mengangkat telpon dari atasan dan mengetik laporan ini-itu. Beberapa anak baru menjadi sasaran suruhan para senior, ditambah para reporter baru yang ditugaskan disini untuk memuat berita harian terus saja menanyakan apa hari ini ada kasus?
Dan belasan siswa dengan muka cemong sehabis tawuran dihadapannya tidak membuat hari Baekhyun menjadi lebih baik.
"Jangan main-main denganku. Kutanya sekali lagi, siapa namamu?" Bukannya menjawab, para siswa tengik didepannya ini malah tertawa seolah Baekhyun baru saja melawak.
"Hei cantik, tenanglah. Sebegitu inginnya kau mengetahui namaku, ya?" Gurau siswa yang ada didepannya, membuat teman-temannya tertawa. Baekhyun yakin, dia adalah ketuanya.
Malas berdebat, Baekhyun beralih kepada kubu sekolah satunya. Sama-sama memasang wajah tengiknya tapi lebih bisa diajak kerja sama.
"Siapa namamu?" Tanya Baekhyun.
"Park Chanyeol, umur 18 tahun dari SMA Jaeguk. Aku ketua dari mereka semua yang tertangkap dan beberapa lainnya yang berhasil meloloskan diri."
Baekhyun menatap siswa bernama Chanyeol ini takjub. Boleh juga nyalinya.
"Aku terkesan. Bisakah kau memberi tahu seluruh nama teman-temanmu ini?" Baekhyun melirik beberapa anak buah Chanyeol yang tampak menelan ludah gugup.
"Mereka tidak bersalah, mereka hanya melakukan apa yang aku suruh. Biarkan mereka pulang." Lagi-lagi, Baekhyun bisa merasakan aura tegas Chanyeol.
"Tapi, aku membutuhkan data untuk menelpon orang tua mereka. Terlepas ini kemauan mereka atau tidak, mereka sudah terlibat." Chanyeol tampak menghela nafas mendengar itu, ia menatap teman-temannya penuh sesal. Teman-temannya yang ditatap seperti itu hanya tersenyum dan menggeleng pelan tanda mereka baik-baik saja dengan hal itu.
Oh oke, jadi ini semacam solidaritas para kawanan preman sekolah?
Selagi rekannya sibuk mendata dan menghubungi para wali siswa tadi, Baekhyun beralih pada kelompok lain yang salah satu diantaranya ada yang tertidur sedangkan yang lain menatap kantor polisi bosan.
"Kau Jaehyun, Taeyong, Mingyu, Vernon, Daehyun dan Yongguk dari SMA Ilsan. Kami sudah mendatamu dan menelpon orang tua kalian. Bersiaplah karena hari minggu nanti kalian akan melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar tempat tawuran kalian tadi." Ujar Baekhyun tajam membuat mereka semua terlonjak kaget.
"Kenapa kau bisa mengetahui nama kami?!" Seru Mingyu tak percaya.
"Namamu terpampang jelas di sudut seragam sekolahmu bocah. Lain kali, pilih tempat tawuran di gang sepi jangan didekat kantor polisi." Kalimat sarkas Baekhyun membuat mereka merutuk dan mengumpat Baekhyun. Tapi ia tidak peduli sama sekali. Berbalik menatap siswa bernama Chanyeol yang masih bergeming ditempatnya.
"Tinggal kau yang belum mengisi data. Setelah mengisi data ini, kau boleh pulang ketika sudah di jemput. Jangan lupa kau dan teman-temanmu membersihkan jalanan yang menuju kantor polisi hari minggu nanti. Jadi--"
"Bisakah aku mendapatkan hukuman yang lebih berat? Aku mau saja membersihkan panti asuhan atau menjadi relawan tuna wisma dan memberikan makanan gratis. Apapun asal aku tidak mengisi data dan membuat orang tuaku datang kemari," Potong Chanyeol setengah berbisik kepada Baekhyun. Memohon dengan mata bulat namun tajamnya.
Oke, baru kali ini ada seseorang yang meminta diberi hukuman lebih.
"Mau seberapa berat hukumannya, kau harus tetap mendata baru bisa pulang." Chanyeol terlihat mengerang mendengar nya, menatap para berandal sekolah lawan tawurannya tadi dan beberapa temannya sudah di jemput orangtuanya dengan sedikit omelan tentu saja.
"Kalau begitu, aku tidak usah pulang. Penjara saja aku disitu seharian." Chanyeol menunjuk jeruji besi yang memang ada untuk tahanan sementara dikantor ini.
Baekhyun menatap Chanyeol syok. Siswa didepannya benar-benar, deh. Disaat orang lain tidak betah berdiam diri dikantor polisi, Chanyeol malah ingin berbagi ruangan dengan seorang pemabuk?
Awalnya Baekhyun pikir Chanyeol ini tipekal yang tidak ingin ribet. Tapi kenapa sekarang malah membuat Baekhyun tidak bisa menyelesaikan tugasnya dengan cepat?
"Siswa, yang kau lakukan 'kan tidak separah itu, apalagi disini kau tidak sendirian hingga hukuman dibagi rata. Masa sampai harus dipenjara? Sudah cepat isi datanya dan jangan mengulur waktu!" Seru Baekhyun setengah kesal, meletakkan selembar kertas dan pena untuk Chanyeol menulis datanya. Tapi hanya ditatap tak minat oleh empunya.
"Kalau aku memporak-porandakan kantor polisi, aku akan ditahan tidak?" Tanya Chanyeol membuat Baekhyun frustasi.
"Kau ini benar-benar, orangtuamu tak akan membunuhmu cuma karena kau tawuran. Sangat normal untuk remaja seusiamu. Hanya sedikit omelan saja. Oh ayolah, tawuran saja bisa kau hadapi masa omelan orangtua membuatmu takut begitu?" Respon Chanyeol yang cuek membuat Baekhyun mengerang. Dia sudah lapar dan ingin cepat-cepat ini selesai. Tapi berandalan didepannya ini malah bertingkah.
"Aku tetap tidak mau. Terserah kau mau apa denganku," Kata Chanyeol sebelum siswa itu bersidekap dan menutup matanya. Tidak peduli dengan luka miliknya yang masih basah dan suasana gaduh kantor polisi.
"Loh, dari tadi interogasinya belum selesai?" Suara kaptennya membuat Baekhyun menghela nafas.
"Siswa ini tidak mau memberikan datanya. Sepertinya, ia ada masalah dengan keluarganya atau apapun itu. Tadi bahkan minta dipenjara sekalian. Anak jaman sekarang memang aneh, Kris!" Adu Baekhyun, tidak terlihat seperti pemuda yang berusia 25 tahun yang berprofesi sebagai polisi. Kris melirik kearah siswa yang terpejam tapi sama sekali tidak tidur itu. Memikirkan suatu cara.
"Hey siswa, yang kau inginkan adalah tetap bertanggung jawab atas kesalahanmu tapi tidak memberitahukan orangtuamu 'kan?" Ucapan Kris membuat Chanyeol membuka matanya. Mengangguk setelah itu.
"Oke aku punya jalan keluarnya. Bilang pada orangtuamu kau akan menginap atau pergi karya wisata atau apalah itu selama satu minggu. Sebaliknya, selama satu minggu ini kau akan tinggal bersama Petugas Byun sebagai karantina untuk. merubah sikapmu. Jadi yang kau lakukan sekarang adalah tetap mengisi datanya, pulang kerumah, minta ijin segala macam seakan tidak ada apapun yang terjadi lalu kembali kesini dengan keperluanmu selama satu minggu. Bagaimana?" Jelas Kris panjang membuat Chanyeol berpikir. Tapi tidak dengan Baekhyun, ia pikir Kris sudah benar-benar gila.
Apa-apaan keputusan kaptennya yang sepihak itu? Mana mau ia menghabiskan waktu dengan bocah berandal yang pintar bicara seperti Chanyeol ini?
"Kapten Wu! Kenapa begitu? Kenapa aku harus tinggal dengannya? Kenapa kita berbohong begini, dia kan cuma siswa--"
"Lakukan atau jangan berharap apapun tentang kenaikan pangkat. Anggap saja tugas tambahan dengan gaji tambahan," Ucap Kris dengan senyuman tajamnya. Membuat Baekhyun menelan ludah gugup tidak bisa membantah.
"Baiklah aku setuju." Dan ucapan Chanyeol membuat semua keputusan final.
Baiklah, demi kenaikan pangkat dan gaji tambahan.
"Sialan kau Kris, aku tidak bisa berkata tidak."
xxx
Oke ini buruk.
Siswa itu bukan anak nakal biasa.
Namanya Park Chanyeol, usianya 18 tahun dari SMA Jaeguk. Pernah terlibat lebih dari 5 kasus tawuran--Kasus yang pertama karena sekolahnya sendiri yang menantang dan sisanya karena ditantang, terjaring kedalam kelompok balapan motor liar, tertangkap beberapa kali sedang berada di klub malam, dan berkelahi juga memberontak merupakan kebutuhan primer Chanyeol disekolah.
Tapi sialnya, dia anak dari kepala departemen kepolisian Seoul. Pantas saja anak itu tidak ingin orangtuanya tau. Pantas juga Kris begitu lemah terhadap anak ini, latar belakangnya orangtuanya adalah atasan atasannya Kris!
"Petugas Byun?" Suara berat itu mengalihkannya dari ponsel berisikan data siswa dihadapannya. Masalah bertambah, anak ini bahkan jauh lebih tampan dan tinggi dari Baekhyun. Dunia memang tidak adil.
"Oh sudah? Apa kata orangtuamu?" Baekhyun berdiri dan membersihkan celananya--omong-omong dari tadi dia duduk ditepi trotoar depan kantor--menatap Chanyeol dari atas kebawah.
"Mereka cuma bilang apakah aku membutuhkan uang saku atau tidak," Jawab Chanyeol entah kenapa terdengar polos di telinga Baekhyun.
"Hanya itu? Mereka tidak bertanya tentang luka yang kau dapat?" Tangan Baekhyun terangkat memegang dagu Chanyeol sebelum melihat kiri-kanannya memastikan luka di wajah Chanyeol. Tidak begitu buruk, darah mengering disudut bibir Chanyeol, lebam di bawah mata dan pelipis.
"Mungkin karena sudah malam, penglihatan orangtua jaman sekarang semakin memburuk." Alasan macam apa itu, Baekhyun jadi sedikit kasihan. Sepertinya hubungan Chanyeol dengan orangtuanya tidak begitu bagus.
"Oke, sebelum kerumah kau tidak keberatan menemaniku ke kedai ramen 'kan?" Baekhyun membuat gestur memasukkan tangannya kedalam mulut, tanda ia harus makan sesuatu.
"Tentu saja."
Satu lagi masalah, siswa ini memiliki senyuman sejuta pesona. Gawat.
xxx
Chanyeol menatap keseluruhan rumah Baekhyun yang didominasi warna soft ini. Begitu masuk kedalam, ia langsung disambut dengan pemandangan sofa ruang tengah yang super berantakan dengan TV didepannya. Bungkusan makanan ringan ditendang begitu saja oleh Baekhyun lalu dengan asal mencomot sepotong pizza diatas meja makan yang entah dari kapan sudah ada disana.
"Sayang~" Suara mendayu serak itu membuat Chanyeol terlojak kaget begitu melihat seorang pria tinggi keluar dari salah satu kamar dengan hanya menggunakan boxer dan langsung memeluk Baekhyun erat.
"Berhenti bertingkah menjijikan atau selangkanganmu ku kunyah sampai habis." Ucapan Baekhyun membuat Chanyeol ngilu, tapi pemuda tinggi berkulit putih itu malah tersenyum seraya menelusupkan wajahnya ke leher Baekhyun.
"Daripada dikunyah, bagaimana jika dijilat dan sedikit diemut--AKH SIALAN BAEK!" Ucapan mesum pria itu langsung digantikan dengan jeritannya sambil memegangi selangkangannya yang baru saja ditendang oleh Baekhyun. Chanyeol masih berdiri mematung sambil menggendong tasnya, menatap kearah pria yang menggulingkan dirinya keatas sofa. Meringis melihatnya.
Pria itu berguling sebelum akhirnya berhenti dan sadar ada sosok lain dirumah mereka. "Simpanan barumu Baek? tidak kusangka kau setega ini padaku hanya karena seorang anak SMA."
"Sehun lebih baik kau bereskan semua kekacauan atau kembalilah kerumahmu. Dan Chanyeol jangan dengarkan apa kata pria sinting ini dan pergi ke lantai dua lalu masuk kedalam kamar yang pintunya berwarna peach," Perintah Baekhyun sambil sesekali menendangi si pria albino dari jalannya. Chanyeol hanya mengangguk sebelum pergi kelantai atas.
"Baek, kau bahkan sekarang berbagi kamar dengan anak itu. Jadi karena selama ini kau adalah seorang pedofil makanya kau tidak mau making out denganku, ya?!" Hardik si pria albino merentangkan tangannya didepan Baekhyun.
Baekhyun menyumpal mulut pria di hadapannya dengan pizza, "Berisik Sehun. Bereskan kekacauan ini atau pulang ke mansionmu." Baekhyun pergi menyusul Chanyeol membiarkan Sehun misuh-misuh sendiri.
Begitu Chanyeol keatas, keadaan tidak separah lantai bawah. Terkesan nyaman padahal. Ada tiga pintu diatas, yang satu mungkin kamar mandi, yang satu kamar tidur dan satunya lagi ia yakini sebagai pintu balkon.
"Kenapa diam saja?" Interupsi Baekhyun membuat Chanyeol sedikit tersentak sebelum menoleh kearah yang mengeluarkan suara.
"Hanya merasa tidak sopan untuk masuk duluan." Jawabannya dari Chanyeol membuat Baekhyun terkesan lagi. Untuk ukuran anak berandal, anak ini terlalu pintar bicara.
"Ayo." Baekhyun melangkah membukakan pintu duluan. Sebuah ruangan minimalis berisikan satu kasur tanpa ranjang yang lumayan besar. Dipojok ruangan terdapat lemari pakaian yang tidak begitu besar, buku-buku berserakan dilantai dan meja belajar serta papan tulis kecil yang dipenuhi tempelan post-it yang sudah dicoret-coret.
"Aku hanya memiliki dua kamar disini, sedangkan kamar tamu sudah dijarah oleh si sialan itu. Dan opsi untuk kau tidur dengannya juga tampak buruk. Jadi untuk satu minggu kedepan, kamar ini akan jadi kamarmu dan kamarku." Baekhyun menendang buku-buku yang berserakan kearah kolong meja belajarnya, membersihkan jalan menuju kasurnya.
"Euhmm...tapi apa kekasihmu tidak cemburu?" Bukan kemauan Chanyeol kalau suaranya sekarang terdengar gugup dengan jantung berdebar.
Mendengar itu, Baekhyun melotot kearah Chanyeol. "Mana sudi aku jadi pacarnya si orang kaya manja itu! Dia cuma menumpang dan sebagai imbalannya aku mendapatkan asupan junk food setiap harinya!"
"Oh oke, hanya bertanya." Lagi-lagi siswa ini, Baekhyun berdecak.
Chanyeol meletakkan tasnya di sisi ruangan sebelum duduk ditepi kasur. Menatal langit-langit ruangan yang dipenuhi hiasan bintang glow in the dark yang membentuk formasi melingkar.
"Aku tidak mau tidur dengan orang sakit." Begitu Chanyeol menoleh, sebuah kapas dengan bau alkohol menyentuh lukanya. Membuat nya sedikit meringis merasakan sensasi perih lukanya terkena dinginnya alkohol.
"Aku akan mulai dengan peraturan tinggal disini." Chanyeol melirik kearah kotak P3K yang tiba-tiba sudah ada dipangkuan Baekhyun. Kapan petugas ini mengambilnya?
"Bangun pagi jangan pernah terlambat kesekolah. Beres kan bagian tempat mu tidur. Kau boleh makan apapun yang ada dikulkas selain yang terdapat post-it bertuliskan milik Sehun, si pria sialan itu. Jangan pulang lewat jam 7 malam tanpa ijin atau kau akan berurusan dengan orangtuamu. Tidak ada perkelahian, tawuran, pergi ketempat-tempat aneh selama tinggal disini. Kau bukan sedang liburan disini, cuci piringmu, cuci bajumu sendiri. Setiap harinya saat kau senggang aku akan memberikanmu beberapa pekerjaan. Mengerti?"
Sejujurnya selama penjelasan yang terbilang panjang dan cepat itu, Chanyeol tidak terlalu memperhatikannya. Yang ia perhatikan malah wajah Baekhyun yang sangat dekat, kulitnya yang sehalus bayi, bibir kecilnya yang bergerak-gerak lucu dan mata indahnya.
"Iya aku mengerti."
xxx
"Bisakah ahjussi berhenti menatapku?" Chanyeol menatap balik Sehun--Pria yang suka dibilang sialan oleh Baekhyun--Kesal. Nasi goreng kimchi buatan Baekhyun jadi terasa tak enak jika dimakan bersamaan dengan ditatap seperti itu.
"Jadi kau berandal pembuat masalah yang memanfaatkan situasi untuk menggoda Baekhyun?" Suaranya penuh intimidasi tapi entah kenapa Chanyeol tidak merasa ciut sama sekali.
"Bukannya ahjussi yang memanfaatkan situasi untuk menggoda Petugas Byun?" Ucap Chanyeol datar. Tatapan intimidasi Sehun semakin menjadi sebelum akhirnya berubah menjadi senyuman idiot.
"Hey Baekhyun, dimana kau temukan anak ini? Aku menyukainya!" Seruan Sehun dibalas oleh pukulan dikepalanya oleh Baekhyun.
"Jangan ganggu Chanyeol, cukup makan dengan tenang." Baekhyun duduk disamping Sehun, entah kenapa merasa dirinya adalah seorang ibu tunggal dengan dua orang anak bermasalah. Yang satu berandal yang satu autis.
Ampun deh.
"Serius hun, kau tidak akan pulang? Aku sedang menjalankan tugas tambahan sekarang." Baekhyun memicingkan matanya kearah Sehun yang sedang asik melahap nasi gorengnya.
"Nah, karena dari itu aku disini untuk menjagamu. Bagaimana jika kau dilecehkan oleh berandal ini?" Sehun menjawab dengan muka santainya, mengabaikan muka ingin mencekik Baekhyun yang kini duduk dihadapannya. Tidak juga menyadari raut tidak suka Chanyeol.
"Aku akan pura-pura tidak mendengar itu."
"Nah ini yang aku suka darimu, ayolah menikah denganku!"
Tidak mengindahkan ucapan absrud Sehun, Baekhyun beralih menatap Chanyeol yang sedang makan dalam diam. Tapi Baekhyun berani taruh bahwa nadi goreng buatannya pasti enak sekali melihat Chanyeol yang begitu lahap.
Teringat sesuatu, Baekhyun beranjak dari kursinya dan beberapa saat kemudian kembali dengan sebuah buku binder sedang ditangannya. Menuliskan sesuatu dihalaman pertama sebelum diberikan kepada Chanyeol.
"Apa ini?" Tanya Chanyeol mengangkat buku itu.
"Buku jurnal. Ya sistemnya sama seperti buku harian tapi tentu saja itu bukan berisi isi laporan kegiatanmu. Setiap hari, tulis apa saja yang sudah kau lakukan dan apa yang kau rasakan setelah melakukan semua itu. Saat menulis itu, kau harus mengingat semua kesalahan di waktu lalu dan coba memperbaikinya. Mudahkan? diakhir minggu nanti, berikan padaku lalu hukumanmu selesai," Jelas Baekhyun rinci, persis sepertiyang Kris tulis di pesannya.
"Terdengar seperti buku penebusan dosa, " Komentar Sehun yang juga mendengarkan.
Baekhyun merotasikan matanya, "Kalau buku itu lebih cocok untukmu tau!"
Alunan lagu Forever milik EXO terdengar membuat Sehun mengurungkan niatnya membalas ucapan Baekhyun. Menatap ponsel Chanyeol yang berdering nyaring. Baekhyun melirik ponsel anak SMA itu dan menemukan nama 'Petugas Park' dilayar ponsel mahal itu.
Petugas Park? Maksudnya ayahnya sendiri? Tuhkan aku memiliki feeling hubungan dengan keluarganya tidak baik. Mana ada anak yang memangil ayahnya sendiri dengan sebutan itu, Batin Baekhyun sambil menatap Chanyeol sedikit iba.
"Aku angkat dulu." Chanyeol beranjak dari kursinya lalu pergi ke belakang tangga dimana suara dari sana tidak bisa dijangkau oleh telinga Sehun maupun Baekhyun.
"Kalau dilihat-lihat, Chanyeol kasihan juga ya." Ucapan Baekhyun membuat Sehun menatapnya heran.
"Kasihan dari segi mananya?"
"Ish, dia pasti tidak dekat dengan orangtuanya makanya selalu membuat masalah untuk menarik perhatian kedua orangtuanya. Tapi ketika mendapatkan masalah ia malah takut dimarahi. Kasihan sekali," Baekhyun berucap dengan nada sedih dan bibirnya dimajukan beberapa senti. Terlihat imut membuat Sehun tidak bisa menahan diri untuk mengecup kilat bibir tipis itu.
"YAK!" Seru Baekhyun geram. Kenapa si sialan Sehun tidak bisa mengerti keadaannya yany tengah dilanda rasa iba ini sih?
"Jangan kasihan padanya," Ujar Sehun santai.
"Apa urusanmu?"
"Tidak lihat wajahnya dari tadi? Itu jelas bukan wajah orang yang sedang mengalami masalah berat. Percaya padaku, aku ini dokter lulusan Universitas Seoul loh!!
Baekhyun mendegus, "Sok tahu, dan lagi mana ada orang yang percaya tampang mesum sepertimu adalah psikolog lulusan Universitas Seoul?"
Sedangkan dibelakang tangga, Chanyeol mengangkat telfon dari ayahnya dengan raut malas.
"Ada apa?" Tanyanya malas.
"Menikmati hukumanmu?" Balas suara berat disebrang sana.
Chanyeol tersenyum puas.
"Sangat, tentu saja."
"Demi menghentikan sikap burukmu itu, ayah rela harus menyuruh petugas malang itu menghukummu dengan cara konyol begini."
"Iya-iya, kau sungguh luar biasa petugas Park. Aku berjanji, setelah ini aku takkan berbuat macam-macam lagi dan belajar untuk ujian masuk akademi polisi."
"Kupegang janjimu Park muda. Lagi pula, semenarik apasih dia?"
Chanyeol tersenyum lebar, melirik Baekhyun yang sedang dalam adu mulut dengan Sehun.
"Sangat menarik."
xxx
astoge malah buat cerita baru lg sedangkan yg lain masih terbengkalai huehue
gak bisa nahan tapi ini, salahkan komik yaoi yang tadi aku baca di twitter :(
gimana gimana, pertama kali buat story back ground nya bukan lope lope anak sma nih, eh cy nya masih sma tp -_-
udhlah intinya thanks for reading and don't forget to revieww
adios! chanpawpaw.
