Naruto Masashi Kishimoto
AU. Ficlet—383 words. Crack.
.
.
Sasuke Uchiha mengerlingkan matanya secara imajinatif. Kebun bunga tak pernah menjadi sebuah tempat yang menarik baginya. Tidak beraneka ragam bunga yang ada, tidak warna-warninya, tidak pula rerumputan hijau yang bergoyang sesuai irama.
Namun selalu saja satu jenis bunga itu menarik perhatiannya. Tak ada yang spesial, sebenarnya. Bentuk dan warnanya tak seindah bunga lainnya. Bahkan Sasuke Uchiha tak habis pikir mengapa tumbuhan itu termasuk salah satu jenis bunga.
Ketika ekor matanya menangkap seorang gadis bersurai indigo berdiri di sana, memandangi jenis bunga yang menurutnya tak layak disebut bunga, entah mengapa Sasuke Uchiha ingin menarik semua perkataannya sebelumnya. Bunga itu indah. Sangat indah jika disandingkan dengan sang gadis manis di ujung sana.
Ia tak tahu apa yang menyebabkan sang bunga begitu indah berada di samping si gadis yang tersenyum ramah. Tak ada persamaan berarti di antara keduanya. Hanya saja kemiripan tak kasat mata didapatinya. Sasuke tak tahu apa.
Sang bunga tidaklah semenarik yang lainnya—itulah sebabnya ia tampak menonjol di sana. Sesuatu yang indah di antara yang indah tak pernah menarik perhatian. Semua seolah terlihat sama. Berbeda halnya dengan sang bunga; ia tak seindah dan berada di antara yang indah. Karena itu ia berbeda.
Sasuke jelas mengenali si gadis indigo yang tengah tertawa ceria. Bukan gadis yang menarik, dan takkan pernah menarik bagi kebanyakan lelaki lainnya. Pendiam dan cenderung menutup diri dari dunia luar. Jelas-jelas bukan tipe yang mencolok di universitasnya. Tapi ia tetaplah indah baginya walau berada di antara yang indah—sifatnya lah yang membuat dirinya terasa berbeda.
Yang Sasuke sadari hanyalah warna ungu pucat begitu cocok pada keduanya. Baik pada sang bunga yang kini bergerak anggun diterpa sang angin, atau pada si gadis yang memejamkan mata; membiarkan angin membelai lembut surai halusnya.
Hanya saja, entah mengapa—
Mengerjap. Onyx Sasuke Uchiha menatap langsung sepasang mata sang gadis yang kini terkejut menyadari keberadaan salah satu senpainya. Sasuke tak berniat mengalihkan pandangannya, hanya tetap memandang lurus, membiarkan si gadis menunduk gugup.
Dan seolah mendapatkan pencerahan, sang Uchiha muda menemukan sebuah kesimpulan.
Bunga lavender bukanlah bunga yang menarik dan indah. Sasuke Uchiha membenarkan pernyataan itu. Tetapi jika bunga itu berada di sekitar seorang Hinata Hyuuga yang sama tak menariknya bagi kebanyakan orang lainnya...
"Se-selamat siang, Uchiha-san."
—Sasuke bersedia menyatakan bahwa keduanya sangatlah indah. Karena bagaimanapun juga, walau keduanya tak semenarik yang lainnya, keduanya berhasil mendapatkan seluruh perhatiannya.
.
.
Fin.
Review?
