.
Kouka Academy
Four Season : First - Summer
.
Lily berlari menaiki tangga, ia membuka pintu menuju atap dengan napas terengah-engah dan berteriak di depan Yona dll yang tengah makan siang "Yona?! Apa benar kau pacaran dengan Soo Won?!".
Yona sontak tersedak setelah memuncratkan susu strawberry yang ia minum "uhuk, Lily... kenapa kau bisa tahu?!".
Lily duduk di depan Yona dan mulai bercerita "jadi, anak-anak perempuan di kelasku pada heboh, mereka ingin ikut pentas Orihime dan Hikoboshi yang diadakan saat festival Tanabata nanti... nah, pada saat mereka meminta Soo Won menjadi Hikoboshi, Soo Won menolak mereka semua. Setelah itu, Hak bilang...".
"Soo Won, kalau kau tak mau, kenapa tak kau tegaskan saja pada mereka kalau kau sudah mengajak pacarmu, Yona dari kelas 1, apa susahnya?".
Yona langsung mengejar Hak yang tahu-tahu sudah manjat pagar "Hak bodoh?! Bisa-bisanya kau bilang begitu di kelas?!".
"nah, karena Soo Won dipanggil Joo Doh-sensei dan harus mengurus keperluan di Osis, tadi dia selamat dari kejaran para siswi" jelas Lily.
"oh iya... kalau tak salah, Soo Won ketua Osis, Lily wakil ketua Osis dan Yona sekretaris Osis, ya?" ucap Zeno.
Tak lama kemudian, muncul gadis berambut lurus hitam legam, mata biru langit, anak kelas 3 bernama Fong Mulan, wakil ketua klub Nadeshiko "Lily, Yona, ketua klub minta kita untuk kumpul di ruang klub sepulang sekolah...".
Setelah mengiyakan ucapan Mulan, Lily mengajaknya makan bersama "Mulan-senpai, mau ikut makan siang bersama kami?".
Mulan menunjukkan sekantung plastik berisi roti dan susu "sebenarnya aku mau saja, tapi aku harus pastikan Yohime sudah makan kali ini...".
Setelah Mulan pergi, Hak turun dari pagar "Yohime, ketua klub Nadeshiko... kalau tak salah, dia sepupu sekaligus sahabat Mulan-senpai sejak kecil, kan?".
"iya, memangnya kenapa?" tanya Yona heran.
Hak menyalakan rokoknya "tolong suruh dia hati-hati, ada masochist sakit jiwa yang sedang mengincarnya".
Saat Hak menunjuk ke arahnya, Jae Ha tersenyum lebar "jangan begitu, Hak... wajar kalau aku mengincarnya, kan? dia tak hanya cantik, dewasa, seksi, baik hati, dia juga ketua Osis terdahulu sebelum Soo Won, dan lagi dia menduduki peringkat teratas di Kouka Academy selama dua tahun berturut-turut sejak kelas 1. Hanya dua hal yang disayangkan darinya, fisiknya yang lemah dan kisah percintaannya tak pernah terdengar...".
"tapi, aku heran... kenapa Mulan-senpai dan Yohime-senpai malah masuk ke SMA di Kouka Academy? Setahuku, mereka berdua lulusan SMP Kai Tei yang merupakan sekolah swasta yang terdiri dari TK sampai perguruan tinggi. Hanya murid cerdas dan jenius sepertiku yang bisa bertahan dan masuk ke sekolah itu... nilai mereka berdua terbilang tinggi, mereka juga tak bermasalah..." ucap Yun mengemut lolipop.
"darimana kau tahu itu, Yun?" tanya Jae Ha.
Yun tersenyum lebar "jangan remehkan ketua jurnalis ini, dong".
Tiba-tiba, Kija datang sambil menyeret Shina dan membanting pintu atap "Hak?!".
"Kija, caramu muncul tadi sama dengan Lily, lho~ ada apa?" ucap Zeno.
"di papan pengumuman, ada yang menempel fotomu berpelukan dengan Yohime-senpai?!" ujar Kija.
"HAH?!" teriak Yona dll.
Hak menginjak puntung rokoknya "cih, bikin repot saja... papan pengumuman yang mana?".
"jadi... bisa kau jelaskan padaku, kapan ini terjadi?" tanya Mulan yang berdiri di depan papan pengumuman menyandarkan pedang kayu di bahu, melirik ke arah gadis berambut merah kekuningan bermata biru laut di sampingnya.
Yohime menghela napas dan memegang pipinya "ya, ampun... tak sopan sekali, siapa yang memotret tanpa izin?".
"bukan itu yang harusnya dipermasalahkan, kan!?" pekik Mulan.
"oh, tak kusangka... ada yang memotret bahkan memajang di tempat mencolok seperti ini..." ucap Hak muncul dari belakang Yohime kemudian merobek-robek foto itu.
Yohime tersenyum, ia pun membisiki Hak "yang bisa kurang ajar seperti ini hanya mereka, para wartawan dari klub koran sekolah...".
Benar saja, tiba-tiba wartawan dari klub koran muncul dan mengerubungi Yohime dengan rentetan pertanyaan. Mendengar ucapan serta cemoohan atau omongan jelek dari anak-anak di sekeliling mereka, Hak memukul papan pengumuman "berisik?! Dengar, Hime-sama satu ini darah rendahnya kumat di tengah jalan, wajar kalau aku menggendong dan membawanya pulang ke rumahnya, kan? lagipula, apa ada masalah kalau aku mendekatinya!?".
Saat Hak merangkul dan menempelkan kepala Yohime ke bahunya, wajah Yohime memerah.
Mulan mengayunkan pedang kayunya ke arah Hak "lepaskan sepupuku, dasar berandalan?!".
"celana dalammu yang berwarna ungu itu terlihat, senpai..." ucap Hak menyeringai saat sedang berusaha menghindari serangan Mulan.
Tiba-tiba seseorang memukul kepala Hak dengan pedang kayu dari belakang Hak "aku puji semangatmu yang bagus, bocah, tapi ingat, dilarang bermesraan di lingkungan sekolah...".
Yohime terkejut melihat pria berambut coklat kehitaman dengan mata heterochroma yang tak lain adalah guru sastra dan sejarah di Kouka Academy sekaligus kakak Hak yang usianya terpaut 9 tahun dengan Hak.
"terima kasih, Hakuya-sensei..." ujar Yohime lega saat Hak melepaskannya.
Mulan tersenyum, ia mendarat sambil memegang roknya "nice, sensei?!".
"aw, sakit... apa-apaan kau, Hakuya-nii!?" ucap Hak mencengkram kerah baju Hakuya.
"di sekolah, panggil aku sensei, baka otoutou..." ucap Hakuya menyentil dahi Hak.
Hak mengelus dahinya "dasar guru kasar, kau mengajar sastra dan sejarah, terus ngapain bawa-bawa pedang kayu?".
"apa boleh buat, ini karena aku diminta menjadi guru pembimbing klub kendo oleh Mulan" sahut Hakuya menunjuk Mulan yang mengangkat ibu jarinya sebelum melirik Yohime "daripada itu, Yohime Kisaki, wajahmu agak merah dan bibirmu pucat, kau demam, ya?".
"lah? Wah, benar, kau demam?!" ucap Mulan memegang dahi Yohime kemudian menyeret Yohime "cepat kita ke ruang kesehatan?! Akiko-Sensei!?".
"tunggu dulu, Lan, jangan lari-lari, kepalaku pusing..." pinta Yohime.
Setelah Yohime dan Mulan tak terlihat lagi, Hakuya mengusir murid-muridnya "ayo, bubar, bubar... kenapa masih disini?".
Setelah semua murid-muridnya bubar, Hak yang tertinggal garuk-garuk kepala dan melewati Hakuya berbisik "lain kali lebih hati-hati, bikin repot saja".
"ya, terima kasih..." ucap Hakuya.
Diam-diam, Yun mengumpulkan potongan foto yang dirobek oleh Hak dan menyusunnya di kelas saat sepulang sekolah.
"sudah kuduga, ini bukan Hak..." gumam Yun menempelkan kedua tangannya ke atas meja.
"kenapa berpikir begitu?" tanya Jae Ha.
"pria di foto ini lebih tinggi sedikit dari Hak, kira-kira 2 cm lebih tinggi, perbedaan seperti itu tak terlalu mencolok, kan?" jawab Yun.
"tinggi Hak sama dengan Jae Ha, 188 cm, berarti pria itu tingginya 190 cm? Tapi siapa dia?" gumam Yona.
"untuk apa repot-repot mencari tahu identitas pria itu?" tanya Hak yang muncul di pintu kelas.
"Hak? Kau belum pulang?" tanya Yona berdiri.
Hak mengambil tasnya dan pergi "aku ketiduran di atap... dah".
"tunggu, Hak... kau tak boleh pulang sampai kau cerita siapa orang itu?" ujar Jae Ha memegang bahu Hak dan menahan Hak "dan jangan harap aku akan melepaskanmu sampai kau mau jujur~".
"lepaskan aku, daras mesum?!" pekik Hak yang merinding.
Hakuya yang membuka pintu kelas pun shock melihat Jae Ha memeluk Hak dari belakang "...maaf, kalau aku mengganggu, aku hanya ingin bilang kalau malam ini aku mengajar les privat di rumah Mulan, jadi tak perlu menyisakan makan malam untukku, panaskan saja bahan yang kusiapkan di kulkas. Sampai jumpa".
"kau salah paham, onii-sama?!" teriak Hak.
Tak lama kemudian, Yohime muncul lalu memberi tas kecil berisi baju "Yona-chan, kostum Orihime ini milikmu, kan? tadi ketinggalan di ruang klub...".
Yona menghampiri Yohime, mengambil tas itu dan membungkukkan kepala "oh, benar?! Terima kasih banyak, senpai?!".
"sama-sama, sampai jumpa..." ucap Yohime tersenyum dan membungkukkan kepala sebelum pergi.
Yun beranjak "kita ikuti Yohime-senpai...".
"hentikan saja, tak perlu mengikutinya" ucap Hak menghalangi mereka di pintu masuk.
"kau serius padanya, ya?" tanya Jae Ha.
"tunggu, kita belum selesai" ujar Yona memotong pembicaraan Hak dan Jae Ha, meminta Hak menutup pintu kelas.
Setelah Hak menutup pintu kelas atas permintaan Yona, Yona mengeluarkan sepucuk surat "yang lebih penting, kita punya tugas baru, Yun... seperti biasa, terletak di locker milik klub Nadeshiko".
Klub Nadeshiko yang isinya perempuan semua itu menawarkan bantuan pada para murid yang ingin berkonsultasi atau memiliki masalah. Tapi, klub Nadeshiko hanya penyalur, karena yang sebenarnya beraksi adalah Yun dkk sebagai anak-anak yang memiliki kemampuan khusus (dan Author rasa gak usah dijelasin udah pada tau, kan?).
Yona membuka surat itu "dari para lelaki yang mengagumi Yohime-senpai, tolong selidiki apa hubungan Yohime-senpai dan Hak? By X kelas 1 sebagai perwakilan.
Hak menghela napas, sorot matanya berubah menjadi serius "karena aku sudah berjanji... untuk melindungi mereka berdua, salah satunya Yohime-senpai".
.
FlashBack...
.
Dalam perjalanan pulang ke rumah sambil berjalan kaki, Yohime membetulkan syalnya dan meniup kedua tangannya "dingin sekali...".
Yohime melihat hasil rapotnya dan tersenyum, ia kembali meraih peringkat tertinggi, tak hanya di kelas, tapi juga di sekolahnya. Saat tiba ke rumah, Yohime bergegas menuju ruang keluarga yang lampunya menyala "ayah, hari ini...".
Yohime terkejut saat melihat pria berambut hitam dan bermata ungu yang duduk di samping ayahnya, pria yang mirip dengan ayahnya itu adalah sepupunya, anak dari bibinya.
Ayah Yohime, Dal meminta Yohime duduk dan memulai pembicaraan "jadi, Himiko, bibimu akan menjadi ibumu. Dan sepupumu ini, Kou Koryu... sebenarnya dia adalah kakakmu, meski kalian kakak beradik seayah...".
"aku tidak mau?!" ucap Yohime berdiri "musim gugur kemarin ibu baru saja meninggal, kan? sekarang ayah sudah menikah lagi?! Sejak awal, ayah tak mencintai ibu, kan?!".
Dal menampar Yohime "jaga ucapanmu?!".
"dengan mudahnya ayah melupakan ibu, bagaimana aku tak mempertanyakan hal itu?", Yohime memegang pipinya dan mulai menangis "ibuku hanya ada satu... aku benci kalian semua?!".
Setelah mengambil tasnya, Yohime langsung berlari keluar sambil menangis dan tak melihat arah hingga ia menabrak seseorang di tengah jalan.
"maaf, kau tak apa-apa, kan?" ucap Hakuya membantu mengumpulkan barang-barang milik Yohime.
Yohime membungkukkan badan dan bergegas pergi "terima kasih...".
"apa dia baik-baik saja? gadis itu pelamun..." pikir Hakuya yang kemudian melihat beberapa berandalan menggoda Yohime.
Saat Yohime terduduk lemas dan dipegang oleh salah satu berandalan, Hakuya menepis tangan berandalan itu, melepas kacamatanya sehingga mata heterochroma yang unik itu dimana mata kirinya berwarna merah dan mata kanannya berwarna hijau dedaunan terlihat oleh para berandalan itu dan menggenggam lengan Yohime "pergilah, jangan ganggu dia...".
Hanya dengan tatapan mata kirinya yang merah, para berandalan itu kabur.
"rumahmu dimana? Biar kuantar..." ujar Hakuya membersihkan rok Yohime.
Yohime langsung menangis dan memeluk Hakuya.
Di taman dekat pohon natal, Hakuya memberikan minuman hangat yang ia beli pada Yohime yang baru selesai menangis "sudah baikan? Nih, coklat hangat...".
"maaf, saya malah menangis tiba-tiba dan merepotkan anda..." ucap Yohime dengan wajah memerah.
"tak masalah, aku sering melihat murid-muridku menangis saat ditolak laki-laki...".
"anda guru apa?".
"sejarah dan sastra di Kouka Academy".
Tiba-tiba, Mulan yang kebetulan ada di dekat situ menyapa Yohime "lho, Hime? Kau ngapain? Kok masih pakai seragam?".
Melihat Mulan yang memakai baju bebas, Yohime balik bertanya "kau lagi jalan-jalan? Sendirian?".
"tidak, aku baru pulang dari karaoke bareng yang lain... ternyata mereka malah kencan buta, payah... jadi aku pulang duluan saja menyelinap tadi" ucap Mulan mengangkat bahu sambil menggelengkan kepalanya sebelum menunjuk Hakuya "siapa dia? Pacarmu?".
"bukan..." ucap Yohime dan Hakuya mengayunkan tangan dan menjawab bersamaan.
"apakah kau temannya?" tanya Hakuya.
"aku sepupu sekaligus sahabatnya sejak kecil... apa yang terjadi?" tanya Mulan memegang tangan Yohime.
"tadi kau bereaksi saat aku menanyakan rumahmu... apa ada masalah yang membuatmu tak mau pulang ke rumah?" ujar Hakuya.
Yohime meminta Mulan duduk di sampingnya dan menceritakan kejadian di rumahnya barusan.
Mulan berdiri dan berteriak "dasar pak tua sialan?!".
Yohime tertawa melihat reaksi Mulan "hei, kenapa malah kau yang marah?".
"lha kau sendiri, memangnya nggak marah?!" ucap Mulan.
"gadis yang energik, ya..." komentar Hakuya kemudian menepuk kepala Yohime "menikah untuk kedua kalinya bukan berarti ayahmu tak pernah mencintai ibumu. Tapi, sebagai ayah, ayahmu juga salah karena ia menikah dengan selingkuhannya dalam rentang waktu tak lama setelah ibumu meninggal... coba bicarakan baik-baik dulu...".
Yohime mengalihkan wajahnya pada Hakuya "...apa anda tahu bagaimana rasanya orang tua menikah lagi?".
Hakuya terdiam sesaat, setelah menggerakkan jari-jarinya menghitung sesuatu, Hakuya mengangkat 7 jarinya "ditambah mendiang ibuku, total pernikahan yang dijalani ayahku sudah 7 kali...".
"HAH?!" ucap Mulan dan Yohime.
"mendiang ibuku adalah istri pertamanya, beliau meninggal saat aku berusia 5 tahun, jadi aku tak terlalu ingat selain warna matanya yang sama denganku... setelah itu, ayahku menjalankan bisnisnya yang membuatnya beberapa kali melakukan pernikahan politik, sebelum ia berkali-kali menikah dan bercerai, aku minta dititipkan saja. Sekarang aku tinggal di rumah kakekku, masih ada 4 adik lelaki yang harus kuurus, jadi aku tak terlalu peduli pada ayahku yang kawin cerai... yah, meski dibilang adik, mereka berempat adik sepupuku... dua di antara mereka mirip denganku, jadi sudah terasa seperti saudara sendiri" tutur Hakuya.
"hee... hebat juga, ya... kalau aku sih, ibuku sibuk mengurus apartemen dan hotel miliknya sementara ayahku jarang pulang dari luar negeri... jadi ada mereka atau tidak, rasanya sama saja... soalnya yang biasa mengurusku adalah pamanku yang bekerja sebagai pelatih atlet sumo, ditambah ada 2 adik sepupuku yang suka mengerjaiku karena kesulitan membedakan mereka berdua yang anak kembar, jadi rumah kami cukup ramai..." ucap Mulan.
Yohime melihat ke atas "saudara, ya... yang kutahu, dia sepupuku yang usianya 8 tahun di atasku, tak kusangka dia kakak laki-lakiku, hasil hubungan ayahku yang berselingkuh dengan bibiku... suami bibi memang mandul, tapi kakek kami begitu keras... karena itu, sebagai adik, meski tahu suaminya selingkuh, ibuku diam saja... aku tak membenci kakakku, hanya saja aku tak bisa memaafkan apa yang telah ayahku perbuat pada mendiang ibu...".
"aku juga bakal marah kalau aku ada di posisimu atau ibumu... lagipula Hime masih terlalu baik, kalau aku ada di posisimu, akan kutampar mereka berkali-kali baru aku puas" ucap Mulan berdecak pinggang dan mendengus.
Yohime tertawa kecil sebelum melompat dari kursi "baiklah, aku pulang dulu... terima kasih, Mulan, sensei juga... hati-hati di jalan...".
Tak lama setelah Yohime hendak menyebrang jalan, Hakuya berniat berbincang-bincang sejenak dengan Mulan "dari seragam gadis tadi, kalian dari Perguruan Kai Tei, ya?".
Setelah Mulan mengangguk, Hakuya melirik sesaat ke belakang, melihat Yohime tengah menyebrang. Tiba-tiba terdengar suara tabrakan dari belakang. Keduanya menoleh, Mulan langsung berlari menghampiri Yohime yang terkapar berlumuran darah setelah ditabrak dan terseret sejauh 2 meter dari zebra cross.
Sementara Mulan menangis memeluk Yohime, Hakuya segera menelpon ambulans "kecelakaan lalu lintas di daerah X, tolong segera kirimkan satu ambulans?!".
Di loby rumah sakit, selagi menunggu Yohime di depan ruang operasi, Mulan yang baru selesai menelpon rumahnya menemani Hakuya yang terlihat stres.
"sensei... apa maksud ucapanmu tadi? bisikanmu yang berkata 'kenapa tak terlihat?', memang apa yang tak kau lihat?" tanya Mulan duduk di samping Hakuya.
Hakuya yang dari tadi diam, menatap Mulan setelah ia berdiri "akan kuceritakan sekalian saat gadis itu sudah sadar, aku harus menelpon keluargaku dulu".
Tak lama setelahnya, Dal datang bersama Kou dan Himiko.
Melihat Hakuya ada disitu bersama Mulan, Kou naik pitam dan mencengkram kerah baju Hakuya "kau... jadi karena kau, adikku kecelakaan?!".
Mulan melerai Hakuya dan Kou "tunggu dulu, kenapa kau malah menyalahkannya?!".
Kou terengah-engah "sudah jelas, karena dia dewa kematian?! Dimanapun itu, dia ada saat orang lain mengalami kemalangan, karena itu dia dijuluki dewa kematian?!".
Mulan menampar Kou dengan mata berkaca-kaca "jangan bercanda?! jika bukan karena kalian, keluarganya yang membuatnya menangis, dia takkan keluar rumah dan mengalami kecelakaan ini?! Jangan menyalahkan pria ini, dia justru menemani Hime dan menyuruhnya pulang meski Hime terus menangis karena tak ingin pulang ke rumah?! Jika terjadi sesuatu pada Hime, itu salah kalian yang tak peduli pada perasaan Hime?! Kalian egois!?".
Ucapan Mulan membuat Kou, Dal dan Himiko tak bisa bicara apa-apa. Tak lama kemudian, lampu ruang operasi mati, Yohime dibawa keluar menuju ruang ICU.
"untuk sementara kita belum bisa tenang, masa kritisnya belum lewat. Jika sampai obat biusnya habis, kira-kira sekitar 3 hari lagi, ia belum sadar juga... kemungkinan ia akan koma..." ucap dokter itu.
"pulanglah, sensei... sejak awal... seharusnya anda tak terlibat..." pinta Mulan yang bersandar di dinding, menyeka air matanya setelah menelpon keluarganya untuk mengabarkan bahwa ia takkan pulang hari ini karena ia ingin menjaga Yohime di rumah sakit.
"bisa aku pinjam hp-mu?" tanya Hakuya yang kemudian menyimpan nomor Mulan setelah menelpon hp-nya sendiri "bagaimanapun, aku sudah terlibat... jika terjadi apa-apa, langsung hubungi aku".
Hakuya pulang ke rumahnya larut malam dan Hak yang terkejut melihatnya langsung menghampirinya "nii-sama, darah di bajumu itu...!?".
"tenang saja, ini bukan darahku..." ucap Hakuya melemparkan bajunya yang berlumuran darah ke dalam ember.
.
Meski tak tahu apa yang terjadi, Hak jelas merasa ada yang tak beres apalagi kakaknya selalu pergi ke rumah sakit setelah itu. Karena merasa tak tenang, ia menemani Hakuya yang pergi ke rumah sakit di hari ke-3. Saat sampai di rumah sakit, mereka berdua terkejut melihat Mulan keluar dari kamar Yohime dirawat, berusaha mengusir Kou dengan pedang kayu "keluar?!".
Hak yang memang ikut kendo juga di sekolah, menahan ayunan pedang Mulan "wow, baru kali ini kulihat di rumah sakit ada seorang penjaga yang mengusir orang lain yang ingin menjenguk dengan pedang kayu?".
"energik seperti biasa... bagaimana keadaannya?" tanya Hakuya.
Mulan yang matanya sembab, pengaruh kurang tidur dan habis menangis, melihat ke arah Hakuya dan Hak "oh, anda... masuklah, dia sudah sadar...".
"penglihatan masa depan?" ucap Yohime dan Mulan terkejut.
Hakuya berdiri menatap jendela "mata kiriku yang merah ini bisa melihat masa depan, tapi hanya sekian detik ke depan... aku pertama kali mendapat penglihatan ini saat masih berusia 5 tahun, yang pertama kali kulihat adalah anak tetanggaku yang terjatuh dari ayunan. Tak lama setelah aku menceritakan ini pada orang tuaku, mendiang ibuku jatuh dari tangga, baru diketahui kalau penyakitnya sudah sangat parah. Keesokan harinya, beliau meninggal... kakek kami membawaku karena ayahku menyalahkanku atas kematian ibuku... entah kenapa, sejak itu aku bisa melihat potongan masa depan, terutama saat orang lain akan tertimpa bencana... tapi saat aku ada di dekatmu kemarin, bencana itu malah tak terlihat sehingga kau mengalami kecelakaan ini... maaf...".
Dari belakang, Hak menjitak kepala Hakuya "kebiasaan, kau itu selalu depresi kalau melihat masa depan dan gagal mencegahnya... itu bukan salahmu kalau kau tak sempat mencegahnya... kau sudah menolongnya, kan? buktinya, dia masih hidup...".
"Hime?! Jangan bangun dulu?!" teriak Mulan menahan tubuh Yohime yang terkulai lemas.
Ketika Hakuya mendekat, Yohime menggenggam pergelangan tangan Hakuya dan tersenyum "warna rambut dan matamu... saat kau memintaku untuk tetap sadar seperti Sakura yang berguguran... manusia tak bisa melawan takdir, jangan menyalahkan dirimu atas apa yang tak kau inginkan terjadi...".
Hak mengajak Mulan keluar "Hakuya-nii, kau mau minum apa?".
"sekalian aku mau beli kopi" ucap Mulan.
Sambil duduk di kantin rumah sakit, Hak menatap keluar jendela yang dipenuhi salju "kau apanya gadis itu?".
"aku sepupu sekaligus sahabatnya sejak kecil..." ucap Mulan meminum kopi panas "lalu kau sendiri? Adiknya?".
"adik sepupunya... jujur, aku tak tahan saat melihat Hakuya-nii dalam keadaan terpuruk seperti sekarang, tiap kali ia melihat masa depan dan gagal mengubahnya, ia pasti akan menyalahkan dirinya seperti sekarang" ujar Hak kesal.
"yah, kita biarkan saja mereka berdua dulu. Kurasa, suasana di antara mereka berdua cukup bagus..." ujar Mulan.
Saat mereka berdua kembali, mereka melihat Yohime dan Hakuya tertidur.
.
Di akhir musim dingin, akhirnya Yohime bisa keluar dari rumah sakit. Hakuya dan Mulan yang membantu Yohime keluar mengajaknya pulang ke rumah. Di depan rumah sakit, Yohime menggenggam erat tangan Hakuya, saat Hakuya melihatnya yang menundukkan kepala dengan mata berkaca-kaca, Hakuya memegang wajahnya.
"kau benar-benar tak ingin pulang?".
"aku harus pulang kemana? Aku tak mau pulang kesana, itu bukan rumahku lagi..." isak Yohime.
Hakuya menyentuhkan dahinya ke dahi Yohime "kau tak perlu pulang ke tempat yang hanya akan menyengsarakanmu, akulah yang akan menjadi keluargamu nanti...".
"eh?" ucap Yohime terkejut, ia paham maksudnya "tapi... kenapa aku?".
"aku lupa bilang, kekuatanku untuk melihat masa depan takkan berfungsi saat aku mencoba melihat masa depan keluargaku... dan aku tak bisa melihat masa depanmu saat aku mencoba melihatnya... mungkin, sejak melihatmu yang menangis di bawah salju itu, aku telah jatuh hati padamu... kau yang begitu dingin, tapi lembut seolah meleleh jika disentuh, bagaikan salju..." ucap Hakuya tersenyum dan memeluk Yohime.
Yohime memeluk Hakuya dan tersenyum sambil memegang wajah Hakuya "aku juga... padamu yang begitu tegar dan kokoh, seperti pohon Sakura...".
Dari balik pagar rumah sakit, Hak dan Mulan yang mengintip mereka berdua pun melakukan toss.
Mulan duduk berjongkok di pagar "sepertinya berjalan dengan lancar... ah, aku suka sekali senyuman Hime yang seperti itu... akan kulindungi dia, karena Hime orang yang penting bagiku...".
Hak tersenyum dan mengadu tinju dengan Mulan "kalau begitu, sama denganku... ah, tapi mereka belum bisa menikah kalau Yohime belum lulus SMA, kan? ini janji di antara kita, kita lindungi mereka berdua sampai mereka bisa bersatu...".
"setuju..." ucap Mulan mengadu tinju dengan Hak "tapi kakakmu hebat juga, itu tadi lamaran secara tak langsung, kan? baru pertama kali lihat~".
"yah, aku rasa adik-adikku juga tak akan keberatan, tapi sepertinya kami harus bersiap menolongnya agar kakek kami tak membunuhnya saat tahu kalau Hakuya-nii menjalin hubungan dengan muridnya sendiri".
"...kakekmu sadis, ya?".
Setelahnya, Yohime dititipkan di rumah Mulan.
.
Mulan masuk ke kamar "kau tidak jadi masuk ke SMA Kai Tei... karena pria itu mengajar di sana?".
"jadi kau bertemu Kou onii-san... benar, aku tak bisa sekolah disana dengan tenang selama ada orang itu di sekolah... Mulan, kau tak perlu mengubah pilihan SMA-mu hanya gara-gara aku..." ucap Yohime yang tahu kalau tadi siang Mulan pergi melihat-lihat SMA Kai Tei sementara ia dan Hakuya pergi ke rumah sakit untuk check-up sekalian melihat-lihat SMA yang akan ia masuki.
"jangan salah paham, aku sudah menganggapmu sebagai saudara sendiri, sudah sewajarnya jika saudara bersama, kan?" ucap Mulan memegang tangan Yohime.
Yohime mengangguk, tersenyum lebar "terima kasih... gantinya, panggil aku Yohime saja...".
.
Musim semi tiba, upacara penerimaan murid baru di Kouka Academy berlangsung, Yohime yang merasa pusing pun hampir jatuh pingsan.
Mulan duduk sambil memegangi Yohime yang lemas "Yohime!? Bertahanlah...".
"ada apa?" ucap Hakuya berdiri di depan mereka.
Mulan terkejut saat melihat Hakuya, tapi ia pura-pura tak kenal "oh, maaf, mungkin kondisi sepupuku belum pulih benar akibat kecelakaan yang ia alami. Dimana ruang kesehatannya, sensei?".
Hakuya membopong Yohime yang hampir tak sadarkan diri "kau sepupunya, kan? Kalau begitu, kau bisa temani dia di ruang kesehatan...".
Saat Mulan ikut bersama Hakuya, ia bisa mendengar bisik-bisik dari murid lain.
"siapa guru itu?".
"tingginya... tampan pula...".
"keren banget?!".
"enaknya, dibopong bak Hime-sama...".
.
"darah rendah... istirahatlah, dan jangan lupa makan roti dan susu yang kami sediakan" ucap Akiko, dokter ruang kesehatan yang keluar ruangan sebentar.
"kaget aku, tak kusangka anda mengajar disini..." ucap Mulan.
"Yohime tak memberitahumu?" ucap Hakuya.
Mulan melirik Yohime sambil tersenyum usil "hoo, jadi ini juga sebabnya kau memilih sekolah ini?".
"diam, biarkan aku tidur dulu..." ucap Yohime.
Setelahnya, Hakuya keluar sebentar dan memberi 2 buah susu strawberry dan roti "kalau sudah bisa bangun, makanlah... aku harus mengajar dulu sekalian memberi salam...".
"sensei, anda wali kelas berapa?" tanya Mulan.
"Hakuya Rentaro, guru sastra dan sejarah, wali kelas 3-1...".
Saat naik ke kelas 2, Yohime dan Mulan bertemu Hak, Lily dan Soo Won. Di sekolah, hanya Mulan dan Hak yang tahu hubungan Yohime dan Hakuya yang sebenarnya. Tentu saja mereka berdua merahasiakannya, baik Mulan yang sudah berjanji untuk melindungi Yohime, juga Hak yang tak mau lagi melihat Hakuya terpuruk.
.
FlashBack End...
.
Yona berdiri di depan Hak, mengayunkan tangannya di depan wajah Hak yang melamun "Hak? Dari tadi diam aja, jadi... kau sudah janji pada siapa?".
"bukan urusanmu... lebih baik, kau urus saja pacarmu..." jawab Hak pergi meninggalkan ruang kelas.
"seperti biasa, dia dingin sekali dan selalu menghindar saat membahas soal percintaannya" ucap Jae Ha memainkan rambutnya dan melihat jam tangannya "sudah sore, mungkin lebih baik kita pulang dulu".
.
"terus, kenapa kita malah membuntuti Hak?" tanya Kija pada Jae Ha yang menyeret mereka.
"memangnya kau nggak penasaran atas sikapnya yang barusan? seperti laki-laki yang berusaha menghindari saat didesak soal topik perselingkuhannya" ujar Jae Ha.
Shina yang penglihatannya paling tajam dan bisa melihat jarak sampai bermeter-meter dalam radius 180 derajat, menunjuk ke sebuah kafe "Hak... bersama Mulan-senpai...".
"APA?!" ucap Yona dkk.
Kali ini Yona juga ikut serta karena Soo Won tak bisa pulang dengannya, alasannya kepala sekolah dan para guru memintanya datang dalam rapat sebagai ketua Osis.
.
Saat Hak menemani Mulan yang berbaring di padang rumput di tepi sungai, Hak hanya berdiri melihat indahnya matahari terbenam.
Melihat Hak termenung, Mulan mengulurkan tangannya pada Hak "Hak, pegang tanganku...".
Hak bukannya memenuhi permintaan Mulan, malah menoleh ke arahnya sambil mendelik "tidak mau, kau pasti mau melihat masa lalu atau isi hatiku, kan?".
Mulan berdiri dan membersihkan roknya "kalau begitu, bicaralah... apa yang membuatmu resah? Cinta sepihakmu lagi?".
Saat jarak wajah Mulan dengannya hanya tinggal beberapa senti, Hak memalingkan wajahnya "...salah satunya".
Mendengar jawaban Hak, Mulan tersenyum puas dan menari di tengah padang rumput yang diterpa hembusan angin.
"kau tahu? Aku beranggapan kalau terkadang... yang namanya cinta itu mirip dengan candu, membuat siapapun ketagihan, dosis yang kita pakai makin lama makin bertambah, tapi bisa juga berkurang bahkan menghilang saat kau sangat ingin lepas darinya... sensasi yang paling ingin kau rasakan adalah sesuatu yang timbul dalam benakmu, kau ingin terus mencicipinya, tak peduli itu pahit, berbahaya, bisa merusakmu atau..." ucap Mulan yang kini berdiri tepat di depan Hak, mencengkram kerah bajunya "itu terlarang... dan bisa saja kau mati karenanya...".
"...kau nggak lagi nge-fly, kan?" tanya Hak memegang wajah Mulan, ia amati pupil mata, nafas serta detak jantung Mulan yang normal, suhu tubuh serta getaran tubuh Mulan pun normal.
Saat gadis yang lebih tua setahun darinya itu tertawa, Hak langsung kesal dan melepaskannya "ah, kau menipuku lagi!?".
"tenang aja, aku cuma konsumsi obat-obatan itu saat aku SMP, kok... obat penenang apapun yang kupakai, aku tetap tak bisa menghilangkan perasaanku..." sahut Mulan mengambil tasnya.
Sambil mengantar Mulan pulang, Hak kembali membuka obrolan "yang kau maksud, cinta sepihakmu pada pria itu lagi? Kurasa tak ada masalah dengannya, kecuali soal itu...".
"benar, rasanya aku seperti mengkhianati Yohime jika aku menjalin hubungan dengannya... akan lebih mudah untuk melupakannya seandainya ia yang pria brengsek..." sahut Mulan menundukkan kepala, menghela napas berat, mengatupkan kedua tangannya merutuk dirinya sendiri "oh, Tuhan!? Dari semua pria yang ada, kenapa aku harus jatuh cinta pada pria itu, sih!?".
"hm, aku pikir aku mungkin bisa jadi pelampiasanmu, kalau saja di sekolah tak beredar gosip tentangku dan Yohime-senpai..." gumam Hak yang mengelus-elus kepala Mulan, merasa kasihan pada Mulan yang terlanjur jatuh cinta "tapi aku penasaran alasannya, jika kuingat pertama kali kita bertemu di rumah sakit, kau sedang mengusirnya keluar kamar Yohime-senpai dengan pedang kayu, kenapa tahu-tahu kau malah jatuh cinta padanya?".
"benar, kenapa, ya? hanya satu yang terlintas di benakku, saat kita bertemu..." pikir Mulan dengan tatapan menerawang.
.
FlashBack...
.
Mulan melihat-lihat desain interior di SMA KaiTei, gedungnya dicat merah tua dipadu warna kuning gading, nuansa Jepang terasa kental ketika ia memasuki kuil yang disediakan khusus untuk para siswa berdoa di tahun baru atau kalau-kalau mereka mengadakan upacara yang juga memerlukan kuil. Meski kuil ini berada di bukit belakang gedung SMA yang dipenuhi hutan, area ini masih masuk kawasan sekolah mereka. Mulan merasa sayang sekali, Yohime tak bisa ikut bersamanya untuk melihat SMA yang ingin ia masuki dengan alasan ia akan check-up, diantar Hakuya. Mulan pun mendoakan kebahagiaan sepupunya, agar kelak hubungan mereka bisa langgeng sesuai ucapan Hakuya. Selesai berdoa, Mulan berbalik dan menubruk seseorang sehingga berkas yang dibawa pria itu berserakan.
"wakh?! maaf" ujar Mulan setengah panik, berusaha mengumpulkan berkas yang berserakan di tanah.
Sibuk merapikan apa yang ia jatuhkan, pria itu tak sengaja menyentuh tangan Mulan yang menyodorkan hampir setengah dari apa yang ia jatuhkan. Saat itulah, Mulan sempat melihat masa lalu Kou dan gemetar, ia langsung meminta maaf, membungkukkan badan dan pamit pulang. Apa yang ia lihat dari Kou, tak boleh diketahui Yohime.
"tunggu!?" ucap Kou memegang pergelangan tangan Mulan.
Lagi-lagi masa lalu Kou terlihat, dimana Kou mengintip sebuah ruangan, Dal duduk terdiam sementara Tae Yang (ibu kandung Yohime) dan Himiko (ibu kandung Kou) bertengkar mulut. Meski emosi, Tae Yang tetap anggun, layaknya wanita aristokrat, dia hanya meminta agar Dal bisa bersikap adil padanya, pada anak-anaknya serta bibi Yohime yang saat itu masih menjadi simpanannya. Sementara Himiko, ia ingin agar ia dan anaknya mendapat perlakuan adil dari Dal, dimana ia ingin Dal lebih perhatian padanya dan Kou. Tak mau melihat lebih lanjut, Mulan menepis tangan Kou dengan kasar.
"JANGAN SENTUH AKU!?".
Untungnya saat ini tak ada siapapun di sekitar mereka berdua karena saat itu tengah jam makan siang. Kou tak mengerti, kenapa mata gadis yang mengusirnya setiap kali ia ingin sekedar melihat kondisi Yohime, kali ini ia malah tampak ketakutan. Setelah mendengar bentakan Mulan tadi, Kou garuk-garuk kepala dan merasa bersalah melihat Mulan yang masih mengepalkan kedua tangannya, memegangi dadanya untuk menenangkan diri.
Kou pun menyodorkan sekotak bekal "maaf, aku takkan menyentuhmu lagi, tapi... bisa kita bicara sebentar? Sekalian makan siang, meski aku hanya punya onigiri...".
Setelah merasa sedikit tenang dan menyantap satu onigiri, Mulan membuka pembicaraan "jadi, mau bicara apa?".
"bagaimana kabar Yohime?".
"tidak heran, karena ia mencintainya... tanpa tahu mereka kakak beradik seayah" pikir Mulan yang sedikit simpati pada Kou.
Tiba-tiba, Kou berdiri, seolah menahan amarahnya Kou mendesak Mulan "kenapa kau bisa tahu, kalau aku, terhadap Yohime... apa sejelas itu terlihat?".
"duh, apa yang harus aku jawab? Apa kujawab saja aku tahu dari Hime?" pikir Mulan yang detak jantungnya tak karuan seolah mau melompat keluar.
Seolah tahu apa yang baru saja dipikirkan Mulan, Kou berdiri dan menghela napas lega "ah, benar... tentu saja dari Yohime, ya... termasuk soal aku yang telah menyatakan cinta padanya? karena itu kau tahu kalau aku mencintainya? Rupanya dia sangat mempercayaimu, Fong Mulan...".
Mulan tak menjawab, hanya terdiam sambil menundukkan kepalanya "bodohnya aku, kenapa aku harus deg-degan? Tak mungkin pria yang baru kutemui ini tahu kalau aku bisa membaca masa lalu atau isi hati orang lain hanya dengan menyentuhnya? Paling tidak dia tak mungkin tahu dari Hime karena Hime tak mungkin melanggar janjinya dan memberitahu pria ini".
Saat Mulan kembali melirik Kou, ia awalnya terkejut melihat Kou menatapnya lekat dengan jarak yang dekat, kemudian heran karena Kou tersenyum dengan ekspresi kemenangan "hoo, rupanya kau punya kemampuan seperti itu, ya? menarik... Hakuya yang bisa melihat masa depan, Yohime yang tak bisa kubaca pikirannya, dan kau... itu sebabnya kau bereaksi seperti tadi hanya karena aku menyentuhmu...".
Kali ini Kou berbalik dan menunjuknya "katakan, apa saja masa laluku yang kau lihat? Sayang sekali aku hanya bisa mendengar isi hati orang lain, bukan melihatnya".
Mulan tersentak, kali ini ia merasa kesal dan berdiri "kau... membaca pikiranku, ya!?".
Saat Mulan hendak pergi dari tempat itu secepatnya, Kou berdecak pinggang "kalau kau mau aku tutup mulut soal kemampuanmu, kabari aku bagaimana keadaan Yohime!?".
Mulan tak bisa menahan emosinya lagi dan langsung menampar Kou "aku benci padamu!? rugi aku bersimpati pada pria sepertimu!?".
Tanpa menghiraukan Kou lagi, Mulan langsung pergi dari tempat itu. Di stasiun kereta, ia tak sengaja menabrak seorang berandalan yang tak sengaja ia lihat masa lalunya, sangat buruk dan membuat Mulan mual, karena pria itu adalah pecandu narkoba sekaligus penjajal seks bebas yang bahkan tega memperkosa adiknya sendiri.
"kalau jalan pakai mata, dong!?" hardik berandalan itu yang heran ketika Mulan langsung meringkuk sambil menutupi mulutnya, matanya berusaha keras menahan bulir air yang seolah siap jatuh kapan saja.
Sialnya, saat ia belum bisa mengendalikan perasaannya, berandalan itu berkumpul di dekatnya.
"oi, gadis itu kenapa?".
"eh, tapi manis juga...".
"kalau begitu, sebagai permintaan maaf karena tadi menabrakku, kau tak keberatan kalau main dengan kami, kan?".
Ketika tangan salah satu berandalan itu hendak menyentuh Mulan, Kou menahannya "jangan sentuh dia...".
"om siapa? jangan ganggu kami, dong!?" hardik berandalan itu kesal.
Saat berandalan itu hendak memukul Kou, sebuah tangan lebih dulu menangkap kepalan berandalan itu.
Pria itu Aruma, dia baru akan kembali ke kantor setelah makan siang bersama istrinya "kau ngapain, sensei?".
Kou menyeringai dan menunjuk para berandalan itu "yo, Aruma~ kebetulan, berhubung kau polisi divisi kenakalan remaja, bisa kau ceramahi para berandalan ini? Aku hampir ditonjok mereka padahal aku hanya ingin menolong muridku yang cantik ini... kasihan, dia diganggu mereka padahal dia sedang sakit...".
Aruma mengangguk setelah melihat Mulan yang pucat "kau benar, lebih baik kau antar gadis ini ke rumahnya... apa boleh buat, kali ini akan kupenuhi permintaanmu sebagai teman lama, meski merepotkan... padahal kau bisa saja balas menghajar mereka dengan karate dan 23 yang kau kuasai, kan?".
Kou tertawa renyah dan menepuk bahu Aruma "ah, itu tak ada apa-apanya dibandingkan dengan Judo sabuk hitam serta Karate dan 27 yang kau kuasai, kan?".
Mendengar ucapan Aruma, berandalan-berandalan itu pasrah saja menerima ceramah darinya. Sementara itu, Kou menggendong Mulan sampai rumahnya.
"...kenapa kau menolongku?".
"kau rela marah dan menangis demi orang yang kau sayangi, hanya orang-orang yang tulus yang bisa begitu...".
.
FlashBack End...
.
Melihat Mulan terdiam, Hak pun tak memaksanya bicara "ya sudah, kalau kau tak mau bilang alasanmu... tapi Yohime-senpai khawatir padamu, katanya hari minggu kemarin seharusnya kau diajak kencan tapi kenapa wajahmu malah kelihatan susah?".
"...dia sudah tahu perasaanku padanya".
Hak refleks menoleh ke arah Mulan "...lalu?".
"kami bertengkar...".
"kalau begitu, berbaikanlah... untuk apa dibuat rumit?".
"setelah dia menciumku dengan paksa sambil menahan tubuhku ke dinding?".
Hak sampai terjungkal saking kagetnya, bukan hanya karena ucapan terakhir Mulan, tapi juga karena apa yang ia lihat barusan, ekspresi Mulan yang dijamin bakal bikin siapapun yang belum kena imunisasi seperti Hak agar kebal dari perempuan manapun selain perempuan yang ia cintai, merasa kalau Mulan sangat manis dengan wajah merah padam karena menahan malu.
"...kenapa diam?" ujar Mulan menutupi telinga dan wajahnya yang sudah merah padam.
"onii-sama!?" ujar gadis SMP yang berambut coklat kemerahan dan bermata hijau, memeluk erat Hak dari belakang.
"ohok?! Yasmine, sudah kubilang berapa kali, jangan menerjangku dari belakang?! Punggung itu nyawa laki-laki, tahu?! Baka Imoutou?!" protes Hak.
.
"Imoutou?!" ujar Yun dkk refleks menutup mulut.
"iya, itu adik kandung Hak, kenapa?" ujar Yona.
"cantik banget?!" puji Kija.
"beneran adik kandung? Kok kita nggak pernah lihat setiap main ke rumah Hak?" tanya Jae Ha.
"itu karena... setelah kedua orang tua Hak dan Yasmine meninggal akibat kecelakaan, keduanya dibesarkan secara terpisah. Hak dirawat oleh Mundok, kakeknya yang berasal dari pihak ayah dan Yasmine diadopsi oleh paman Azurite, saudara kembar ibu mereka... tentu saja, hal ini dirahasiakan karena paman Azurite itu ketua dari klan Yakuza".
.
Setelah meminta maaf pada Hak, Yasmine meminta Mulan untuk menemaninya belanja malam ini "soalnya, ayah tiri dan ibu tiri memintaku untuk mengenakan furisode pada perjodohan hari minggu nanti...".
Mendengar ayah tiri dan ibu tiri Yasmine (paman dan bibi mereka), Azurite dan Setia akan menjodohkan Yasmine dengan putra klan Yakuza lain, Hak hanya bisa menepuk bahu Yasmine "...Mine, aku mungkin tak bisa berbuat apa-apa karena bibi Setia dan paman Azurite yang membesarkanmu setelah ayah dan ibu meninggal, tapi aku ingin kau jangan lupa satu hal, kebahagiaanmu ditentukan dirimu sendiri, jangan melakukan sesuatu dengan terpaksa karena itu hanya membuatmu menderita".
Yasmine tersenyum dan memeluk Hak "aku paham, onii-sama... jika aku tak suka, aku takkan menerimanya... ayah tiri dan ibu tiri memintaku mencoba dulu, mereka tak memaksaku, tapi ibu tiri ingin paling tidak kau datang sesekali ke rumah...".
"...malas sekali selama ada pak tua itu" ujar Hak mencibir, yang ia maksud adalah kakek pihak ibu mereka, Jafar. Tak seperti Yasmine yang polos, Hak tahu seluk beluk keluarga mereka, wajar kalau Hak tak menyukai Jafar yang menentang pernikahan ayah dan ibu mereka hanya karena harta sampai-sampai ayah dan ibu mereka terpaksa kawin lari.
Hak mengayunkan tangan "ah, kesampingkan soal itu, memang siapa yang akan dijodohkan denganmu?".
"sebentar, kemarin aku dikasih fotonya..." ujar Yasmine merogoh dompet dan menyodorkan sebuah foto pada Hak "ini, dia putra ketua klan Seiryuu, namanya Shina...".
Mulan menyandarkan dagunya ke bahu Hak dan terbelalak melihat foto itu "...jangan bilang kalau...".
"memang Shina" ujar Hak memiringkan ujung bibirnya.
"kau kenal dia?" tanya Yasmine.
"dia teman sekelasku, usianya setahun dibawahku" ujar Hak mengembalikan foto itu dan menepuk kepala Yasmine "tapi, setahuku dia anak yang baik... kurasa tak masalah...".
.
Festival Tanabata
.
Akhirnya, festival Tanabata di Kouka Academy diselenggarakan selama seminggu. Salah satu event yang paling ditunggu adalah kontes Orihime dan Hikoboshi, sepasang wanita dan pria yang memakai kostum dan berdandan layaknya Orihime dan Hikoboshi akan berpasangan di panggung.
"tapi dua wanita tercantik di kelas 3 malah nggak ikutan?" ujar Hak bertopang dagu di atas kursi.
"kami banyak orderan, mana sempat bikin kostum untuk kami sendiri, kan?" sahut Mulan merasa risih atas pandangan Hak yang agak menusuk, mengarahkan jarum di tangannya "terus, kalau kau nggak ada kerjaan disini, pergi sana sebelum kutusuk dahimu dengan jarum ini?!".
"proteslah pada orang yang memanggilku kemari dan memintaku menunggunya hanya untuk makan siang bersama" ujar Hak menahan jarum di tangan Mulan.
Yohime tertawa kecil "akrab sekali kalian...".
Untungnya, tak lama kemudian Yona dan Yun dkk kembali membawa sejumlah pesanan makan siang.
Tiba-tiba, Hakuya masuk membawa sebuah paket saat mereka tengah menyantap makan siang "tadi ini ada di ruang guru, ditujukan padamu...".
"apa isinya, ya?" ujar Yohime heran karena tak ada keterangan siapa perngirimnya, hanya tertulis di paket itu ditujukan pada Yohime.
Begitu dibuka, ternyata isinya kimono tradisional Jepang, kimono berwarna merah kekuningan berpadu dengan warna ungu gelap yang cocok dengan warna kulit putih pucat Yohime dan rambut merah kekuningan Yohime.
"wah!? Cantik sekali?! Senpai, coba pakai?!" pinta Yona dan Lily mewakili anggota klub lainnya.
Yohime terpaksa memakai kimono itu, dan memang cocok sekali dengannya. Para gadis yang melihat Yohime berteriak karena kagum.
"tunggu, masih ada satu kotak lagi di dalamnya" ujar Lily melihat kotak hitam yang sedikit lebih kecil, ada tulisan di kotak tersebut "untuk... Fong Mulan?".
"untukku?" ujar Mulan heran.
Begitu dibuka, ternyata isinya gaun hitam ekor duyung dengan model Chinese Dress tanpa lengan, terdapat corak bunga Camellia merah dan putih di rok gaun itu. Tersemat sepucuk surat pada sarung tangan hitam pasangan gaun itu.
Lily terkejut melihat kertas itu "wah, bahasa inggris?!".
"mana, coba kulihat?" ujar Mulan mengambil surat itu, ia melipat surat itu dan menyimpannya setelah selesai membacanya "...dari ayahku, rupanya? Baru aku ingat, beliau sedang bertugas di China...".
Yohime baru ingat "oh, iya... ayahmu kan diplomat...".
"APA?!" ujar Yona dkk yang baru tahu, pantas Mulan menguasai bahasa asing.
Malang tak dapat dihindar, para guru juga dipaksa untuk mengikuti satu lagi event yang sudah ditunggu, pesta kostum. Hakuya disuruh berperan sebagai salah satu samurai Jepang, Hijikata Toshizou, wakil komandan iblis. Dengan seenaknya, anak-anak klub Nadeshiko mendaftarkan Yohime dan Mulan pada pesta kostum. Hasilnya, Yona & Soo Won memenangkan juara 1 di kontes Orihime & Hikoboshi, pasangan Yohime dan Hakuya menjadi juara 1 di pesta kostum sementara Mulan & Hak menjadi Runner-Up pesta kostum.
.
Malamnya, setelah menanggalkan kostumnya, Mulan masuk dan menutup pintu ruang ganti "...di surat tadi, tertulis permintaan maaf seseorang, karena telah menciumku paksa".
"...apa yang akan kau lakukan sekarang?" ujar Hak menghampiri Mulan.
"entahlah, aku tak tahu... aku tak mengerti..." ujar Mulan menutup mata dan terduduk lemas "aku tak mengerti... kenapa minta maaf... setelah menciumku?".
Melihat Mulan terisak di hadapannya, Hak tak dapat mengabaikannya dan memeluknya "menangislah, tak perlu menahannya di hadapanku...".
Yona yang berada di luar pintu kelas bergegas meninggalkan ruang kelas.
