APA JADINYA?
By : Yukari Hyuu-Kei
Desclaimer : Masashi Kishimoto dan Riichiro Inagaki-Yusuke Murata
Pairing : humour, friendship
Warning : OOC! GUAJHE PUOOOL! Don't like? Don't read!
Full Yukari P.O.V.
Chapter 1
Yo! Minna-san! Yukari Hyuu-Kei ada di sini! –dilempar sendal–
"Ngha~! Yukari! Ngapain kami di dunia ninja begini?" sela Mizumachi. Aku terkekeh pelan.
"Kalian semua lagi ngejalanin tugas yang kubikin! Jadi, jangan ada yang protes!" seruku ngaco.
"Ha?"
"Haaa?"
"HAAAAA ...?" seru Ha-ha Bersaudara nggak terima.
"Barusan aku bilang apa? JANGAN ADA YANG PROTES! Nah, kita mulai tugasnya! Ya-Ha!" aku menyalakan kembang api (di siang-siang gini ...) tanda dimulainya kegiatan nggak bener ini.
"Apa maksudnya tugas ini ...? Kau bahkan belum menjelaskan apa-apa ...!" putus Kakei.
"Ckckck! Oke-oke, Kakei-kun, ini adalah tugas khusus bagi para chara anime Eyeshield 21. Penjelasannya," aku mengeluarkan papan jalanku entah dari mana. "Kalian harus melatih diri kalian untuk menjadi ninja selama seminggu!"
"Hieee?" tanya Sena.
"Jangan ada yang protes. Ingat itu, Sena-kun!" tukasku.
"Mukya! Kalau tahu begini, mendingan aku nggak jadi tokoh Eyeshield!" timpal Monta.
"Ya-ya, terserah. Tapi, kalau kalian nggak cepat-cepat latihan, tugas ini akan makin panjang!" kataku lagi. Semuanya langsung mengeluarkan aura death glare-nya.
"Ah ...? Emm ... kita lanjutkan. Sambutlah guru-guru yang akan mengajar kalian," aku menengok ke belakang.
"Mana?" tanya Kotaro sambil menyisir rambutnya.
"Uoi! Kalian! Cepetan keluar! Kan aku udah bilang, habis kata-kata, kita sambut guru yang akan mengajar kalian, kalian keluar!" aku berteriak kesal.
"Tenterentereeen!" seru seseorang gaje. Karena begitu semangatnya, ia malah kesandung kakinya sendiri. "Uaduhh!"
"Di ... dia ..." sela Mamori.
"NARUTO?" tanya Togano histeris. "Aku minta tanda tangannya!" Togano mendekat ke arah Naruto.
"Membosankan~! Mendapat misi seperti biasa saja sudah sangat menyebalkan, sekarang ditambah tugas aneh dari orang aneh ini," Shikamaru menguap.
"Tapi sepertinya akan menyenangkan! Guru Gaaai! Aku akan berusaha!" teriak Lee norak.
"Yosh, dengan ini, tugasku selesai! Silakan bersenang-senang!" aku kabur.
"Uoooi! Yukareee! Balik ke sini! Kuahajar kamuuu!" tuntut Agon.
oOoOo
"Ehm, baiklah, kita mulai pelajaran hari ini!" Sakura mengetuk-ngetuk tongkatnya di papan tulis.
"Eeh ...? Jadi masih ada pelajarannya ...? Membosankan, max!" protes Monta sambil memukul-mukulkan tangan di mejanya.
"Kalau aku, sih, tidak masalah!" seru Taki sambil berputar-putar di kursinya[?].
"Kalian dengarkan!" teriak Sakura kesal dicuekin. Semua langsung diam ketakutan.
"Kamu mungkin harus mulai dari pelajaran akademi, Sakura!" tambahku.
"Eeh? Kapan dia ke sini ...?" tanya Mizumachi.
"Ya-ya. Aku tahu. Nah, kita mulai dari yang dasar. Titik chakra ninja." Sakura menurunkan layar. Naruto menyalakan proyektor.
Munculah gambar Jiraiya ... sedang mengitip cewek di pemandian.
"UOOOH! Bagus, Naruto!" seru Ikkyu. Kelas langsung gaduh.
"Apa yang kau lakukan, bodoh?" Iruka-sensei menjitak kepala Naruto.
"Salah-salah! Yang ini ...! Ehehehh ..." Naruto memasang VCD yang lain.
Keluarlah gambar titik chakra di seluruh tubuh.
"Untuk masalah tenketsu, Neji-san sedikit lebih ahli daripada aku." Sakura memberitahu. "Kalau begitu, biar Neji-san saja yang menjelaskan."
"Di mana dia ...?" tanya Kiba.
"Em, ta, tadi ... dia masih ada misi, tapi nanti sore pasti sudah kembali ..." kata Hinata. Sakura menghela napas.
"Kalau begitu ... biar Hinata saja yang menjelaskan," Sakura menyruh Hinata mengambil alih.
"Eh, emm ... aku tidak begitu pandai mengajarkan sesuatu ... tapi ... aku akan berusaha. Walau begitu ... ehm ... aku ..."
"Sudahlah, Hinata! Ayo cepat jelaskan!" sela Naruto. Hinata menunduk.
"Ma ... maaf. Biar aku lanjutkan ..."
Semuanya memperhatikan layar screen.
Hinata menjelaskan panjang-lebar. Beberapa menit kemudian, waktunya istirahat.
"Fuu ... aku tidak pernah menyangka jadi ninja harus mengerti hal serumit itu," Akaba membetulkan letak kaca matanya.
"Mempelajari pelajaran biasa saja sudah begitu susah ... ditambah pelajaran tentang ninja begini ..." Julie menghela napas.
"Hah! Kalau orang smart seperti aku, sih, nggak ada masalah!" seru Kotaro sambil menyisir rambutnya.
"Apanya yang smart? Pelajaran kelas saja kau dapat ranking terendah kedua!" Julie menjitak kepala Kotaro.
"Kau mengerti penjelasan tadi, Kakei?" tanya Mizumachi kebingungan. Ia, Kakei, Maki, dan Kobanzame sedang ada di atap akademi.
"Sedikit ..." jawab Kakei pendek.
"Sepertinya jadi ninja tidak semudah yang kita pikirkan ..." Shibuya Maki, sang manager Kyoshin menanggapi.
"I ... iya! Aku juga mau bilang yang kayak Shibuya tadi!" seru Kobanzame.
Beberapa saat istirahat, akhirnya jam masuk lagi.
"Pelajaran prakteeek!" seru Lee semangat.
"Tidak perlu sesemangat itu, kan ...? Lagi pula, yang akan mengajar itu bukan kamu ..." Shino mengingatkan.
"Benarkah? Aah ... guru Gai! Aku gagal lagii!" teriaknya.
"Praktek pertama adalah melempar kunai dan shuriken. Aku ingin tahu seberapa jauh kalian bisa melempar dengan tepat," Kakashi-sensei berseru.
"Kekeke ...! Ini bukan sesuatu yang sulit! Biar para ninja sialan itu melihat kemampuanku!" kata Hiruma sambil memakan permen karetnya.
"Dimulai dari kau, anak monyet," Kakashi menunjuk Monta.
"Siapa yang anak monyet? Mukyaa!" Monta mengamuk, hendak menghajar si Kakashi. Tapi Sena sudah cepat-cepat menarik bajunya dengan ketakutan.
"Ahahah, maaf-maaf. Nah, mulai!"
Monta melempar kunainya no control. Alhasil, malah menuju ke arah Kurita. Kunai tersebut mental di perutnya.
"Pelempar yang luar biasa ..." sindir Ino.
"Berikutnya, Rambut pirang,"
Para anggota Deimon langsung terangkat bulu kuduknya. Dia benar-benar nggak tahu apa jadinya kalau Hiruma marah ... mungkin masa hidupnya tinggal 5 detik lagi ...!
Hiruma nyengir lebar. "Setelah aku berhasil melempar ke titik paling tengah, aku benar-benar akan membunuhmu, masker sialan!"
"Hii ...! Ternyata benaaar ...!"
"YA-HA-!" Hiruma melempar tiga buah shuriken ke arah papan. Ketiga Shuriken itu membentuk segitiga kecil. Lalu, ia melempar lagi sebuah kunai, dan kunai itu menancap tepat di tengahnya.
"Uwaa ...! Orang itu hebat sekalii ...!" seru Tenten kagum. "Kalau aku tidak berlatih lagi, mungkin kemampuanku akan dilewati olehnya ...!"
Latihan terakhir!
"Baiklah para anggota Eyeshield 21! Ini adalah latihan terakhir kalian di dunia ninja!" aku menjadi MC di sebuah stadian (olahraga ...? Bukan!) pertarungan.
"Hiii? Apa ini ...? Kami disuruh melawan ninjaa ...?" Sena merinding.
"Yosh, kau benar, Sena-kun. Nah, kita mulai dari kamu! Melawan tokoh utama di anime Naruto!"
"Hiii ...?" teriak Sena.
"Baiklah, Sena! Tunjukkan kemampuanmu!" teriak Naruto. "Aku nggak akan menggunakan jurus ninja! Tenang saja!"
"Tapi tetap saja mengerikaan ...!"
"Kalau begini, kira-kira apa yang akan terjadi, ya?" tanya Yamato (yang di Eyeshield 21) antusias.
"Aku tidak berharap banyak ..." Taka membalik halaman bukunya.
"Ta, ta, tapi, apa tidak akan apa-apa ...?" Karin khawatir.
"Baiklah! MULAII!" teriakku pake mic.
"Hyaaaah!" Naruto berlari ke arah Sena.
"He, hentikaaaan!" Sena langsung lari menghindar. Semua anggota anime Naruto melongo.
"Dengan kecepatan itu, mungkin kau bisa tersaing, Lee," Neji tersenyum kecil sambil melipat tangan di dadanya seperti biasa.
"Ternyata dia hebat sekali!" kagum Lee. "Aku akan berlatih lebih keras lagi! Neji, Tenten! Setelah pertarungan ini, kita latihan keliling Konoha 500 kali, ya!"
"Aku tidak mau!" Tenten langsung mengelak.
"Sebaiknya kita perhatikan dulu pertarungan ini," Neji langsung serius kembali.
"Gaaaah! Bagaimana kau bisa kabur secepat iniii?" tanya Naruto heran sambil terus mengejar Sena.
"Ng, nggaak! Hentikan pertarungan ini ...! Hiii! Menyeramkaaan!" Sena terus berlari.
"Kalau begitu, aku benar-benar terpaksa menggunakan jurusku!" Naruto membuat kunci-kunci ninja.
"Ja ... jangaaan! Aku masih mau hiduuup!" rengek Sena.
"Kagebunshin no Jutsu!" seru Naruto sambil mengeluarkan klon-klon bayangan. Sena bergidik takut.
Bunshin Naruto mengejar Sena yang lari berputar-putar di lapangan. Karena merasa terpojok, Sena malah lari ke arah lain, yaitu ke arah pintu keluar.
"Ke ... kenapa jadi begini ...?" Sena terus lari ke pintu.
"Hentikan saja pertarungannya, Yukari ..." Shizune mengusulkan. Aku menghela napas.
"Tidak perlu," seruku. "Langsung lanjutkan saja!"
"Eh? Selanjutnya, pertarungan kedua. Ng ...? Hiruma Youichi melawan Inuzuka Kiba ...?"
"Kita tidak sepadan!" kata Kiba percaya diri.
"Kekeke, itu benar! Pertarungan ini adalah pertunjukan pembantaian bagiku!" Hiruma mengeluarkan bazooka dan machine gun-nya.
"Sepertinya ada firasat buruk, menurutku," Marco berkomentar sambil merinding.
"Me ... memangnya bleh pakai senjata begitu?" tanya Kiba protes.
"Kau sendiri juga menggunakan anjing sialan itu! Tapi, kalau cuma anjing, aku, sih juga punya!"
"Ja, jangan-jangan ..."
"GRAOO!" seekor anjing liar datang ke arena lapangan.
"Anjing setan apa ini ...?" Kiba menaiki Akamaru dan langsung lari terbirit-birit dikejar cerberus.
"YA-HA!" Hiruma menembakkan machine gun-nya.
"GYAAA! NANTI ARENA INI HANCUUUR!"
"Tapi, tunggu, cerberus bukan kanibal ..." sela Musashi. "tolong siapa saja hentikan anjing buas itu ..."
"Hirumaa ... hentikaaan!" Kurita melompat dari bangku penonton ke tempat arena pertarungan. Alhasil, ia malah jatuh terguling-guling.
Suara tembakan, anjing yang mengejar anijing satunya dengan ganas, dan makhluk bundar yang terus berguling-guling tak tentu arah.
Di sisi lain, Sena dan Naruto yang sudah lari keliling Konoha 137 kali kembali ke arena.
"Hiii ...! Apa yang terjadii ...?" tanya Sena ketakutan.
Bruk! "Kena, kau! Kau takkan bisa lepas lagi!" seru Naruto sambil menubruk Sena dari belakang. Klon bayangan Naruto ikut menubruk Sena dan Naruto ang asli.
"GYAAA!" teriak mereka berdua.
Lalu, datanglah makhluk bundar (baca : Kurita) tersebut menggelnding ke arah mereka.
"UWAAAA!"
BRUKHH! Dua pemeran utama anime telah meninggalkan dunia ini.
Penonton yang lain ikut membuat keributan ...
Ohira dan Onishi yang tiba-tiba saja bertengkar ... "Aku, Ohira Hiroshi, akan menunjukkan pada Kakei-sensei kalau aku bisa melawan para nnja itu dan menjadi murid utama!"
"Apa yang kau katakan, bodoh? Murid utama Kakei-sensei itu aku!" Onishi membalas. Mereka malah jadi pukul-pukulan ... Mizumachi ikut acara pukul-memukul mereka. "Kenapa jadi gini, seeeh?"
Si sisi lain, Sakura dan Ino bertengkar entah apa masalahnya.
"Dasar Ino gendut!"
"Dasa dahi lebar! Gaaah!"
"Sepertinya di Naruto ada gendut lain yang menandingi si Kurita, ya ...?" tanya Kuroki dan Togano sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ga ... gawat ..." sela Shikamaru. "Jangan sekali-kali kau bilang begitu!"
"Apa katamu? GENDUT?" Chouji menubruk Kuroki dan Togano.
"Mereka berdua bisa mati, tuh ..." kata Jumonji.
"Kenapa jadi begini ...?" tanya Tsunade.
"Ah, sudahlah. Fic ini bersambung" aku garuk-garuk kepala.
*Bagi yang membaca fic aneh ini, silakan nge-review, iahh ... itu WAJIB! Ya-Ha-!*
