Tittle : 13 Andromeda's Boys
Main Cast : All members of SEVENTEEN
Genre : Romance, Friendship, Family, etc.
Length : Chaptered
13 Andromeda's Boys
.
Chapter 1 :
Prolog-[SVT]
.
Andromeda Town Shopping Center
.
Di cerita ini, banyak kisah yang akan disampaikan.
Mereka tumbuh bersama. Ada yang sejak masih di perut ibu masing-masing mereka sudah mengenal, ada yang seiring berjalannya waktu, mereka bertemu…
Mereka berkumpul di sini.
Bukan, bukan di galaksi—well, cerita ini jauh dari genre sci-fi, melainkan di sebuah Pasar. Namanya Andromeda, sama dengan nama galaksi paling indah yang ada di alam semesta. Namanya memang terlalu muluk-muluk hanya untuk sebuah pasar tradisional, tapi itulah daya tariknya. Banyak pengunjung datang ke sana karena mereka menemukan keindahan galaksi di sana.
.
Pasar ini memang bukan pasar biasa. Karena sebagian besar penjualnya tinggal di toko mereka bersama keluarganya. Jadi jangan heran, ketika kau memasuki gerbang pasar, akan berjejer gedung berlantai dua—sampai empat, jemuran di balkon, anak-anak yang bermain di jalanan yang membelah pasar, ibu-ibu mengobrol di depan tokonya sendiri, atau siswa-siswa berseragam baru pulang sekolah. Dari pada dibilang lingkungan kumuh, pasar Andromeda juga dianggap sebagai komplek perumahan yang ramai dan menyenangkan. Setiap penjual ramah ke satu yang lainnya, selalu ada keceriaan, dan mereka semua yang ada di sana sudah seperti keluarga sendiri.
Dan selain karena kehangatan yang disajikan di Pasar Andromeda, beraneka macam toko pun bisa kalian temukan di sana. Mulai dari toko sayur hingga toko elektronik. Di sana hampir lengkap. Apapun yang kalian cari dapat kalian temukan di sana dan jangan tanya bagaimana pelayanan penjualnya. Sudah dibilang tadi, semua yang menjejakkan kakinya di Pasar Andromeda pasti sudah dianggap seperti keluarga sendiri.
.
Lalu,
Ada lagi yang membuat Pasar ini disebut pasar seindah galaksi,
.
.
Banyak orang menyebut mereka sebagai 'Tiga belas pemuda milik Andromeda'.
.
Kenapa milik Andromeda?
Karena mereka semua adalah anak-anak pemilik toko di pasar Andromeda.
.
Kenapa pemuda?
Karena mereka masih muda. Yang tua diantara mereka baru naik kelas tiga sekolah menengah atas, sedangkan yang paling muda kelas dua menengah pertama.
.
Kenapa mereka tiga belas?
Well, karena mereka berjumlah tiga belas. Ini karena setelah kelahiran yang termuda, selama lima tahun tidak ada anak yang lahir dari keluarga besar pasar Andromeda.
.
Kenapa mereka terkenal?
Karena tiga belas dari mereka memiliki rupa yang rupawan, tampan, cantik, imut, dan menarik. Jika ditanya siapa pemuda-pemuda paling tampan di kota, jawabannya tetap si tiga belas pemuda dari pasar.
Lalu yang membuat mereka terkenal lagi? Mereka itu dari pasar Andromeda yang penuh kehangatan. Semua anaknya baik, berbakti pada orang tua lagi, karena sering membantu berjualan.
.
Dan… apa yang membuat mereka menarik?
Ini bukan hanya sebuah kisah tentang kumpulan orang tampan yang berteman. Ketiga belas dari mereka memiliki sifat yang berbeda, perasaan yang berbeda, dan kisah masing-masing.
Mereka berteman lama sekali. Tapi tak ada yang mudah dalam pertemanan itu.
Ada cinta, kebencian, iri, keceriaan, kesetiaan, dan kebingungan khas remaja yang orang luar jarang mengerti.
.
.
.
Di dalam pasar ini, kalian akan menemukan beberapa orang menarik, seperti…
.
.
Seungkwan si anak toko beras yang membuat bangkrut tokonya sendiri…
.
Si tampan memabukkan—Jeon Wonwoo anak pemilik toko bir…
.
Hong Jisoo yang membuat lukisan hidup dengan bunga-bunganya…
.
Penjual mie—atau, penggoda dari Cina, Wen Junhui…
.
Atau pemuda paling tampan sedunia Choi Seungcheol yang bisa mengotak atik hatimu seperti alat elektronik.
.
Dan banyak lagi.
Mereka semua menarik. Itulah kenapa sejak mereka lahir, mereka adalah aset Pasar Andromeda yang menjaring banyak pelanggan dari wanita muda, tua, hingga nenek-nenek dan kakek-kakek…
.
.
.
"Hyung, sudah belum?" tanya Soonyoung, sambil melongokkan kepalanya dibalik bahu Seungcheol. Dan yang ditanya, reflek mendorong kepala si remaja sipit menjauh darinya. Lalu ia mendesah frustasi.
"Duuh! Aku tidak bisa jika disuruh menulis sesuatu seperti ini!" ucapnya kesal seraya menjambak rambut hitamnya.
Setelah ucapan si yang paling tua, orang-orang yang berada di dalam ruangan itu ikut mendesah serempak. Well, mereka sebenarnya sudah menduga jika remaja bermarga Choi itu akan menyerah diakhir.
"Sini, aku mau lihat apa yang kau tulis." Ucap Jeonghan.
Remaja yang sedari tadi sedang santai-santai di kursi—hampir ketiduran mulai berjalan mendekat. Namun Seungcheol langsung meremas kertas di hadapannya. Kertas yang sudah ia tulisi selama hampir satu jam "Tidak! Tidak, ini memalukan sekali!" ucapnya agak berteriak. Yang justru membuat perhatian bagi dua belas pemuda sisanya. Ah, tambah satu. Si pemilik bar tempat tiga belas pemuda milik Andromeda kini sedang berkumpul.
"Hyung kebawa perasaan ya? Malah menulis surat cinta ya?" beo Seokmin seraya tertawa keras sekali. Diantara mereka ada yang ikut tertawa, ada juga yang terlihat terganggu.
"Bukan begitu, bodoh" ucap Seungcheol kesal "Huh, kenapa dari awal tidak menyuruh Wonwoo saja, sih? Nilai sastranya kan yang paling bagus dari pada kita." Tambahnya kemudian.
"Hyung, kita ini disuruh menulis diskripsi untuk iklan pasar. Jadi harus menarik! Jenaka! Dan menyenangkan!" kali ini Seungkwan buka bicara setelah menelan makanannya "Kalau Wonwoo hyung itu membosankan, jadi tidak, tidak~!" ucapnya, seraya melirik ke arah Wonwoo, yang untungnya sedang tertidur di atas meja.
"Kalau begitu kau saja." celetuk Jihoon di sudut ruangan.
"Aku sedang makan hyung! sibuk."
"Dan tetua pasar bilang kita harus mengumpulkannya… sepuluh menit lagi" ucap Hansol, cepat-cepat mengalihkan pembicaraan karena tadi beberapa orang hampir ingin melempar sesuatu atas perkataan Seungkwan tadi.
Helaan napas frustasi kembali terdengar. Si pemilik bar langganan tiga belas pemuda itu, Nona Uee panggilannya, hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengelap gelas-gelas "Sudah, kumpulkan saja. dari pada tetua pasar mengamuk lagi dan uang jajan kalian dipotong serempak." Celetuknya, yang bukan mencerahkan suasana, malah membuat pemuda-pemuda itu mengurut dahi masing-masing.
Jangan kira kehidupan mereka itu bahagia-bahagia saja karena menjadi anak kesayangan pasar. Sebagai aset, mereka juga kadang diperlakukan seperti karyawan. Bekerja, atau uang jajan dipotong. Bekerja, dan dapat kupon belanja gratis di salah satu toko.
"Iya hyung… kumpulkan saja…" ucap Soonyoung, yang paling tak rela uang jajannya di potong.
"Iya, lagi pula iklannya hanya dipasang di papan pengumuman dekat stasiun. Pasti juga tak banyak yang baca" ujar Junhui kali ini, lalu menyengir aneh. Tidak tahu kenapa.
"Yang penting kau sudah menulis kelebihan pasar ini kan?" tanya Jisoo kemudian. Dan Seungcheol mengangguk ragu.
Nah, sebenarnya ini yang membuat ia frustasi. Ia takut tulisannya justru terkesan narsis dan salah orientasi. Padahal ia harusnya membuat paragraf yang mendiskripsikan pasar, tapi justru ia banyak menceritakan soal Tiga belas pemuda dari Andromeda. Well… mereka kan aset pasar, jadi layak, kan? Pikir Seungcheol, yang kemudian ia berpikir betapa kekanakannya ia.
Apalagi ia menulis tentangnya sendiri… bisa mengotak atik hati? Astaga, siang ini otak Seungcheol memang sedang tidak bekerja dengan benar. Ia mengeluh, sambil menatap teman-temannya yang duduk berpencar di sekitar bar. Hampir semuanya terlihat tak bersemangat seperti biasanya.
Inilah masalahnya! Sebenarnya beberapa dari mereka punya daya imajinasi yang tinggi dan sangat kreatif—walau Seungcheol bukan salah satunya. Tapi karena cuaca siang ini dingin, banyak yang mengantuk, soalnya tadi malam mereka begadang main game sampai subuh. Jadi Seungcheol sebagai yang lebih tua jadi secara tidak langsung bertanggung jawab atas tugas ini.
"Hoi! Cheol." Panggil Jeonghan karena melihatnya melamun "Ku tebak, kau pasti menulis sesuatu yang aneh!" tuduhnya, seraya mencoba menggapai remukan kertas yang tadi Seungcheol buat. Tapi pemuda Choi itu langsung melangkah mundur, menjauh dari si teman seumuran.
"Yaa… hyung mencurigakan!" pekik Chan.
Mendadak suasana bar itu menjadi ramai. Terjadi kejar-kejaran singkat antara Seungcheol dan beberapa anak di sana. Cukup untuk membuat Nona Uee mengurut dadanya. Takut-takut barang-barang barnya hancur karena gerak anarkis para pemuda ini.
"Hyung! kau menulis aneh-aneh soal kami ya?" tanya Seungkwan, yang setelahnya membuat Seungcheol menghentikan geraknya.
Ia menyengir. Menyebalkan sekali.
Dan saat itu ia tahu si yang paling tua pasti menulis yang aneh-aneh.
Lengah, Seungcheol akhirnya berhasil keluar dari bar, dan ia berlari menuju kantor tetua pasar dengan kecepatan tinggi, menembus jalanan bersalju tipis. Ia tak tahu kenapa ia jadi bersemangat ini, padahal tadi merasa ragu dengan tulisannya. Mungkin karena melihat reaksi adik-adiknya yang menggemaskan. Haha.
.
Di dalam bar, kedua belas pemuda di sana terdiam setelah Seungcheol melarikan diri. Beberapa dari mereka ada yang melamun, ada yang kembali melanjutkan kegiatan—Seungkwan kembali makan, dan ada yang mendumel kesal.
"Apa yakin kita tak perlu mengejar Seungcheol hyung?" tanya Soonyoung ragu. Pemuda bermata sipit itu mendumel "Hyung pasti menulis satu lembar penuh tentang dirinya sendiri…" ucapnya.
"Itu masih mending. Awas saja kalau dia menjelek-jelekkan kita." Timpal Seungkwan kemudian. Firasatnya kadang memang selalu benar.
"Tak ada satupun yang baik…" gumam Mingyu "Seharusnya dari tadi kita tak membiarkan Seungcheol hyung yang menulisnya. "
.
.
"Hei, memang sejak kapan kita peduli dengan tulisan iklan promosi pasar?" kali ini Jisoo bicara, setelah sedari tadi diam saja.
Suaranya yang lembut itu membuat perhatian semua tertuju padanya yang sedang duduk berhadapan dengan Nona Uee, sedang merangkai bunga dari tadi. Beberapa dari mereka berpikir, bagaimana bisa Jisoo dengan tenangnya merangkai bunga setelah keributan tadi. Tapi, well, namanya juga Hong Jisoo.
"Iya ya…" ucap Minghao sambil mengangguk-angguk.
Mereka biasanya memang tak begitu peduli. Tapi kenapa tadi rasanya penting sekali? Dan Seungcheol jelas menganggapnya serius.
"Terus kenapa sikap Seungcheol seperti itu?"
"Entah…"
"Ya sudah."
Lalu semuanya terdiam lagi. Seolah ingatan tentang kejar-kejaran Seungcheol terlupakan. Dan mereka bahkan sudah tidak peduli dengan apa yang di tulis si yang paling tua.
"Aku lapar. Beli ubi bakar yuk" ucap Mingyu, yang dibalas anggukan "Aku saja yang beli. Nanti kubawakan ke sini." Tambahnya, dan yang lain kembali mengangguk patuh. Kalau soal makanan, mereka memang yang paling tenang.
"Dengan Wonwoo hyung ya?" tanyanya lagi, melirik Wonwoo yang kini sedang membaca buku. Dan yang lebih tua itu hanya mengangguk tak peduli.
"Dasar modus" beo Seokmin, yang langsung dihadiahi sikutan dari si teman seumuran.
Kalau Wonwoo sih tidak peduli. Paling dia akan minta ubinya dibayarkan, upah karena sudah membeli.
Sebelum keduanya pergi, Jeonghan memanggil "Jangan belikan untuk Seungcheol ya." Pesannya. Dan yang lain hanya terkekeh.
Jeonghan itu, wajahnya saja yang terlihat seperti orang baik-baik, tapi aslinya sangat jahil. Ditambah dia termaksud yang paling tua, jadi hampir semua teman-temannya pernah dijahili olehnya dan Seungcheol adalah yang paling sering.
"Oke." Jawab Wonwoo.
.
.
Bersambung
.
.
Halo ini Bisory
Saya kembali membawa cerita baru, setelah sebelumnya menamatkan satu ff saya yang panjang 'BBL'. Untuk kali ini saya ingin membawa sesuatu yang baru. Cerita yang lebih ringan dengan banyak tokoh dan genre.
Sebelumnya, saya ingin mengungkapkan kalau cerita ini terinspirasi dari salah satu komik favorit saya yang berjudul Sparkling Gingachou/Kirameki Gingachou Shoutengai karya Fujimoto Yuuki. Cerita ini sedikit banyaknya terinspirasi dari komik itu. bagi kalian yang sudah membaca komiknya, pasti akan merasa lebih mudah dalam membayangkan bagaimana keadaan pasarnya, dan persahabatan yang ada di sana ^^
Lalu dalam cerita ini, tidak ada main cast tertentu karena di setiap chapter akan ada pairing/ member svt yang menjadi main castnya. Setiap chapter kurang lebih akan membicarakan kehidupan mereka masing-masing. Lalu juga genre di setiap chapter tidak mesti romance (Walau kebanyakan romantis—dang! I love romance !), tapi juga ada genre friendship, family, humor, dan horor (maybe?).
Dan saya akan memperingati sejak awal : cerita ini akan campur aduk dan akan ada banyak random moment seperti tadi, wkwkwk. Humor garing nan receh juga akan banyak bertebaran—karena saya sangat tidak berpengalaman di genre Humor, jadi mohon bersabar :''
Haha, last not least, let me know what do you think guys!
Beri tahu saya apakah cerita ini cukup pantas untuk dilanjutkan atau tidak. The real chapter satu akan segera muncul~!
.
.
Spoiler for next chapter…
.
Meanie
Malam tahun baru kali ini adalah malam yang paling berbeda diantara tahun-tahun yang lain. Setidaknya, itu cukup untuk membuat si pemikir Jeon Wonwoo—berpikir bahwa hidupnya tak akan sama lagi seperti dulu.
"Kalau dipikir-pikir, Wonwoo melakukannya lagi."
"Melakukan apa?"
"Memonopoli Mingyu…"
.
"Mingyu, cinta itu apa?"
"Mau jawaban romantis atau realistis?"
"Realistis"
.
