"Chanyeol, ajari aku bagian ini?" pinta Kyungsoo si gadis bermata bulat dengan wajah memelas bak anak anjing.
Chanyeol, pria yang ke lewat tinggi itu hanya menatapnya malas sambil memperhatikan buku tulis yang dipegang oleh teman sekelasnya itu, "Ya ampun Kyung, mau berapa kali aku mengajarimu soal yang sama?" tanyanya bosan.
Wajah imut itu pun perlahan menghilang digantikan dengan wajah datar yang mengerikan. Entah itu hanya perasaannya saja, mendadak aura yang mencekam terasa menyelubungi badannya yang tengah santai memainkan ponselnya.
"Terimakasih atas bantuanmu selama ini Tuan Park Chanyeol. Aku tidak akan melupakan jasa-jasamu walau besok aku tidak bisa bertemu lagi denganmu," ujar Kyungsoo dengan nada yang terlampau datar, menyiratkan bahaya yang mengancam Chanyeol.
Tanpa sadar Chanyeol mengelus tengkuknya yang merinding, padahal cuaca siang ini cukup terik ditambah ramainya keadaan kelas. Jadi, apa yang membuatnya merinding? Yang jelas dia tidak sedang menonton film horor saat ini.
"Kemarilah Kyu-yaa, oppa akan mengajarimu sampai mengerti."
Kyungsoo yang sudah pergi menuju kursinya segera berbalik mendengar ucapan 'manis' Chanyeol. Netra hitam itu bahkan berbinar indah mendapati senyum -terpaksa- temannya ini."Benarkah? Ah kau memang yang terbaik Chan!"
Bahkan saking senangnya Kyungsoo sampai berjengit gembira dan langsung berhambur ke kursi kosong tepat di sebelah Chanyeol. Sedangkan Chanyeol? Dia hanya meringis menyesal telah memenuhi permintaan gadis pendek itu. Kenapa? Karena sampai kapanpun gadis itu takkan pernah mengerti apa yang dikatakan Chanyeol.
oOo
Ting... Tong...
Bel pulang pun akhirnya berdentang nyaring. Dengan semangat yang membara para siswa menyambut saat-saat yang selalu mereka tunggu. Tak terkecuali dengan Park Chanyeol, siswa yang termasuk dalam jejeran yang terpintar di sekolah pun tampak tersenyum senang. Bukan, bukan karena berakhirnya jam sekolah. Bukan juga karena pelajaran sejarah yang membuatnya hampir tertidur. Tapi karena Kyungsoo. Ya, gadis bermarga Do itu telah berjanji padanya untuk mentraktirnya makan pizza. Mungkin ini hari baiknya gadis itu sampai-sampai orang yang sangat pelit dalam hal uang -apalagi makanan- itu mau melakukan hal yang sangat langka. Mengejutkan, ah tidak. Keajaiban menurut Chanyeol.
Selama perjalanan itu pula, beberapa siswi dari kelas sebelah yang kebetulan melintas didepan mereka segera menyapa Chanyeol dengan genitnya. Tentu saja, siapa yang tak kenal pada pria tinggi yang tak hanya pintar tetapi ramah kepada semua orang ini? Belum lagi wajah tampannya yang menjadi nilai plus baginya dimata para siswi.
"Kenapa diam saja?" tanya Chanyeol yang memperhatikan gelagat aneh temannya itu. Tidak biasanya Kyungsoo diam setelah hampir 15 menit mereka terus berjalan keluar sekolah.
"Tidak ada!"
Dahinya mengernyit heran menemukan nada tidak senang dari Kyungsoo. Hei, sekarang apa lagi?
Kyungsoo melangkah cepat dibalik kaki kecilnya. Bahkan Chanyeol saja yang memiliki kaki yang lebih panjang darinya kesulitan mengejar langkah Kyungsoo. "Jika kau terpaksa mentraktirku makan, kau tidak perlu melakukannya. Sungguh, aku tidak memaksamu."
Bukannya binar kesenangan yang ia dapat, melainkan langkah Kyungsoo yang semakin cepat. Astaga, ada apa dengannya? Tanya Chanyeol dalam hati.
"Kau kenapa sih? Hei! Tunggu, nanti kau bisa-"
"Ahh!"
Kyungsoo tertegun mendengar teriakan dan suara debaman sesuatu yang tidak pelan tentunya. Jangan-jangan Chanyeol tertimpa meteor? Tanyanya dalam hati.
Dengan panik ia segera berbalik dan matanya langsung menangkap tubuh pria bersurai coklat karamel dengan wajah yang masih setia menelungkup di tanah.
"Chanyeol!" teriaknya panik dan segera berhambur ke dekat pria itu.
"Kau baik-baik saja?" tanya Kyungsoo seraya berjongkok di depannya.
"Aku disini Kyung."
Perhatiannya segera teralihkan pada pria yang merunduk dengan napas tersengal-sengal tak jauh darinya.
Ketika mendongak, barulah ia sadar bahwa lelaki bersurai hitam dengan tinggi bak tiang listrik dan kacamata minus yang selalu bertengger di hidung mancungnya adalah Park Chanyeol.
Astaga! Rutuknya dalam hati. Bagaimana bisa ia melupakan dandanan sahabatnya itu? Sejak kapan Chanyeol merubah warna rambutnya, Kyungsoo?
"Jadi... jadi.." ujar Kyungsoo kikuk. Bahkan badannya terasa kaku untuk di gerakkan. Ya Tuhan, situasi memalukan macam apa ini?
"Ah terimakasih sudah mengkhawatirkanku cantik."
Tanpa sadar ia menelan ludahnya saking kagetnya. Suara ini.. suara ini tidak asing. Pikirnya.
Betapa terkejutnya ia ketika wajahnya bertemu dengan pria yang ia sangka Chanyeol itu. Mata coklat itu, seringaian yang tak terlupakan. Aku pasti salah lihat 'kan?
"Tak ku sangka kau melihatku dalam keadaan yang memalukan nona Do."
Kakinya terasa begitu lemas meskipun sekadar berjongkok hingga akhirnya Kyungsoo terduduk di tanah yang sama dengan pria itu. Matanya masih saja menancap tepat pada manik coklat yang juga balas menatapnya.
"Ada apa ini sebenarnya?" tanya Chanyeol yang sedari tadi diam menyaksikan interaksi aneh kedua orang itu.
Kontak mata itu pun terputus, pria itu yang lebih dulu mengalihkan matanya pada Chanyeol. "Apa kau pacarnya Kyungsoo?" tanyanya tiba-tiba seraya berdiri. Ia menepuk-nepuk pelan kemeja putihnya yang sedikit kotor.
"Oh Kai!Apa yang kau lakukan sampai Kyungsoo ketakutan begitu?" tanya Chanyeol mengabaikan pertanyaan pria tan yang bernama Kai tersebut.
Mata Kyungsoo semakin membelalak kaget dengan penuturan Chanyeol. "Kau.. kau mengenal Kai?" ujarnya sedikit berteriak.
Kedua pria itu serempak menoleh pada Kyungsoo lengkap dengan raut bingung seakan berkata "Apa yang kau katakan?"
Tunggu dulu! Kenapa seragam itu terasa begitu familiar?
Matanya bergerak gelisah menelusuri setiap inchi tubuh Kai. Bibirnya bergetar hebat dengan jantung yang berdentam kian cepat. Bahkan keringat mulai mengucur deras membahasi dahi dibalik poninya seakan-akan ia baru saja menyelesaikan lari marathon.
Oh Tuhan... Jangan bilang kalau makhluk hitam ini...
"Kau bercanda Kyu? Kai 'kan juga murid di Shinwoo High School."
"TIDAAK!"
Dan teriakan histerisnya menjadi penutup hari tersialnya selama satu tahun ini. Atau mungkin bisa dibilang awal dari segalanya? Entahlah.
.
つづく
.
oOo
Hola hola~ #nyanyibarengK.A.R.D
Long time no see everybadeh u,u
Sebelum cuap cuap dimulai ada baiknya kita menarik napas yang dalam serta tak lupa puji dan syukur kita panjatkan pada Tuhan kita Yang Maha Esa (yaelah kok jadi pembukaan pidato nih -_-) dan yang terpenting... #takeadeepbreath ...JEONGMAL MIANHAMNIDA CHINGUDEUL HUEEK T_T #CRYINGOUTLOUD😭😭😭 #CAPSLOCKJEBOL
Sungguh reader-nim bukan maksud hati hendak menggantung ff sebelumnya dan bahkan meninggalkan dunia ffn tercinta sebegitu lamanya, kini dengan tak tahu malu malah mem-posting ff lainnya hiks...
Fyi, aku sebenernya gak bener" ninggalin ffn kok, terkadang aku juga baca ff kaisoo lainnya dan berkat sebuah "ff" yang aku baca beberapa hari yang lalu, keinginan untuk mem-posting ff kembali muncul hingga tanpa sadar ff ini udah muncul aja disini huhu... Btw, aku juga masih sering nulis ff, malah udah berlebih stoknya sampe-sampe otakku mumet sendiri dengan alurnya hmm...
Dan ya, jika ada yang nanya masalah ff Supergirl, tenang itu bakalan tetep lanjut dan janji gak bakalan ninggalin ff itu kok cuman untuk sekarang bakalan fokus kesini dulu ya jadi dimohon untuk bersabar yaa guys
Oke mungkin cukup segitu aja cuap cuapnya, takutnya kalo dilanjutin malah lebih banyak omongan gaje ini daripada ff nya sendiri wkwkwk~~
Satu lagi, bagi yang berminat 'menghujat' sang author silakan tumpahkan semua kemarahan kalian di kolom review ya~ gak usah takut, aku akan menerimanya dengan lapang dada kok kkk~ #ketawanistabarengbangKai #dasarmasokis #tidaaaak
Love,
Aizaa Tatsumi
.
.
.
#KoKoBopChallenge #LOL , XDXDXD
