Don't Recall

BY: Han STARMY

Meanie

Kim Mingyu – Jeon Wonwoo

With Jeon Jungkook

Summary:

Mingyu yang selalu saja selingkuh meski mencintai Wonwoo. Dan Wonwoo yang sudah lelah untuk memberi Mingyu kesempatan untuk memperbaiki semuanya.

Penyesalan yang datang setelah luka yang terlanjur dalam dan tidak bisa diobati.


.

.

Suara derap langkah kaki seorang pemuda menggema memenuhi koridor lantai dua yang memang sudah sepi karena hari yang sudah sore.

Tidak ingin berlari, si pemilik langkah kaki memutuskan menambah kecepatan langkahnya, berusaha berjalan secepat mungkin sebelum...

"Hyung berhenti." -suara pemuda itu masuk dalam pendengarannya.

Mendengar seruan dari pemuda dibelakangnya, alih-alih menghentikan langkahnya si pemuda berkacamata bulat justru memilih berlari secepat mungkin.

"Hyung kubilang berhenti."

Dengan berpegangan pada pegangan tangga dan langkah yang cepat, si pemuda menuruni tangga yang menjadi penghubung lantai satu dan lantai dua sambil menulikan pendengarannya dari suara pemuda yang mengejarnya saat ini.

Grepp. Sebuah tangan menahan pergelengan tangannya ketika ia tiba pada anak tangga terakhir. Tidak ingin membuang waktu lebih lama, ia menghentakkan tangannya sekuat mungkin hingga membuat pegangan pada tangannya terlepas.

Baru saja akan mengambil langkah kembali, sebuah tangannya kembali menahan pergelangan tangannya, kembali menghentikan langkahnya.

"Enyahlah, pergilah." Ucapnya ketus sambil memberontak, mencoba melepaskan tangannya yang di genggam dengan erat.

"Aku perlu bicara Wonwoo hyung."

Dengan tatapan matanya yang tajam, si pemilik nama Wonwoo menatap pemuda yang dengan kurang ajarnya menghambat langkahnya.

"Kau membuatku kesal." Ucapnya kemudian menghentakkan lagi tangannya hingga kembali terlepas dari genggaman pemuda didepannya.

"Kesal? Seharusnya aku yang berkata seperti itu. Hyung, kau yang memutuskan hubungan secara sepihak seharusnya akulah yang harus kesal. Hyung anggap apa semua cinta yang kuberikan dan kutunjukkan selama ini." balas pemuda itu dengan perasaan marah yang berusaha ditahannya.

"Kau sangat menjijikan, Kim Mingyu."

Mingyu kembali menjulurkan tangannya, menggenggam tangan Wonwoo saat mendapati hyungnya itu akan kembali bergerak menjauhinya. Tapi baru saja tangannya menyentuh kulit putih mulus itu, tangannya sudah kembali di tepis oleh Wonwoo.

"Enyahlah, jangan menyentuhku." Wonwoo berucap datar lalu berjalan pergi meninggalkan Mingyu.

.

.

"Tidak perlu dibuka pintunya Jungkook."

Suara hyungnya menghentikan tangan si pemuda bergigi kelinci yang hampir mencapai gagang pintu.

"Tapi hyung yang sejak tadi menekan bel dan mengetuk pintu kan Mingyu." Jungkook berucap heran sambil menatap hyungnya.

"Wonwoo hyung buka pintunya. Kita perlu bicara. Dan Jungkook aku akan menuruti apapun keinginanmu jika kau membantuku untuk bicara dengan hyungmu." Ucap suara dari balik pintu.

"Jungkook-ah, hyung akan membencimu seumur hidup jika kau menuruti permintaan siapapun yang berada dibalik pintu itu." Pernyataan bernada dingin itu membuat Jungkook hanya bisa menatap punggung hyungnya yang telah menghilang setelah menaiki tangga ke lantai dua rumahnya.

"Jungkook-ah." Suara dibalik pintu itu kembali menyadarkan Jungkook.

"Maaf Mingyu, aku tidak bisa melakukan apapun untukmu kali ini." Jungkook berucap menyesal kemudian berjalan menuju kamarnya sendiri. Berusaha tidak terlibat dalam urusan hyungnya dengan teman sekelasnya itu.

.

.

Dengan melipat kedua tangannya didepan dada dan menyandarkan punggungnya pada pagar pembatas di atap gedung sekolah, Wonwoo menatap kesal pada pemuda yang telah menyeretnya lima menit yang lalu ke tempat itu.

"Jangan melihatku seperti itu, jangan menghindariku lagi. Aku memberimu semua cintaku hyung, semua cintaku. Aku tidak akan membiarkanmu pergi dariku hyung." Mingyu berucap sambil menatap tepat pada manik kembar Wonwoo. Penuh penekanan dan aura mendominasi.

"Jangan melihatku seperti itu, jangan mendekatiku lagi. Tinggalkan aku sendiri. Aku tidak akan pernah mau kembali padamu." Balas Wonwoo dingin.

Mingyu menghela nafas. Berusaha mengontrol emosinya. Dia tau Wonwoo saat ini sedang dalam mode keras kepala, dia harus bisa mengendalikan emosinya sendiri jika ingin permasalahannya dengan hyung yang dicintainya itu bisa terselesaikan.

"Hyung, tolong maafkan aku. Tolong beri aku kesempatan sekali lagi, aku sungguh sangat mencintaimu hyung. Aku hanya mencintaimu, hanya dirimu hyung, tidak dia atau siapapun itu. Aku hanya mencintaimu." Mohon Mingyu sambil menggenggam tangan Wonwoo.

Tidak menolak ataupun menerima, Wonwoo hanya menatap tangannya yang berada dalam genggaman tangan Mingyu tanpa mengucapkan apapun.

"Hyung coba ingat kembali kenangan indah saat kita bersama. Aku janji akan memperbaiki sikapku, dan tidak akan membiarkan siapapun mengganggu hubungan kita dan kita akan kembali pada masa-masa indah kita. Jadi kumohon hyung, beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya."

Terselip rasa frustasi dan putus asa dalam ucapan pemuda Kim itu. Wonwoo tau itu, ia menyadarinya. Ini bukan kali pertama Mingyu memohon padanya seperti ini. Tapi ini juga bukanlah hal mudah baginya.

"Aku bahkan tidak bisa mengingat kenangan indah yang kau maksud. Rasanya hanya penyesalan yang menghukumku saat ini." ucapnya sambil melepaskan tangannya dari genggaman Mingyu.

"Tak terhitung berapa kali aku berpikir tak akan pernah ada hari esok, saat kau melakukan hal itu lagi dan lagi." Wonwoo menjeda ucapannya. Ditatapnya Mingyu dengan luka yang tersirat dimatanya dan tersenyum sendu kemudian.

"Mendengarmu, menatapmu, menyentuhmu, bahkan meski saat memikirkanmu saat ini jantungku selalu berdegup cepat, tapi...aku sudah sangat lelah Mingyu." Aliran bening itu perlahan turun dari kedua mata Wonwoo. Membiarkannya lolos setelah ditahan cukup lama.

Ada luka dalam hati Mingyu saat hyung tercintanya berucap seperti itu dan semakin membuatnya terluka saat melihat air mata karena luka yang ia berikan pada orang yang dicintainya.

"Aku sangat mencintaimu hyung." Ungkapnya penuh kesungguhan.

Wonwoo menggeleng, mengusap pipinya yang basah meskipun percuma karena pipinya kembali basah oleh air matanya sendiri.

"Itu tidak lagi ada artinya. Hentikan, aku tidak ingin mengingatnya. Aku tidak ingin mengingat hal itu lagi."

Ucapan itu penuh kesungguhan hingga membuat Mingyu tidak lagi dapat mengucapkan apapun.

Sebuah langkah diambil Wonwoo setelah memantapkan hatinya untuk meninggalkan tempat itu bersama sosok Kim Mingyu yang kini terdiam. Langkahnya terhenti tepat di ambang pintu.

"Meski kau berpaling berkali-kali dan memohon hal yang sama padaku, aku tau kau mencintaiku. Tapi aku benar-benar sudah lelah meski aku tetap mencintaimu. Aku harap monologku tersampaikan padamu. Ini bukanlah sandiwara melainkan sebuah pengakuan." Wonwoo menghilang dibalik pintu begitu ucapannya selesai.

Mingyu jatuh terduduk dan menatap langit. Membiarkan air mata membasahi wajahnya.

"Bagaimana caraku membayar dosa yang telah kulakukan." Isaknya penuh penyesalan.

.

.

-NEXT?-