Sehun adalah tipe lelaki yang cuek dengan sekitar. Tapi, lelaki mungil yang duduk di bangku pojok cafe itu tidak bisa tidak membuatnya menoleh. Bukan cuma menoleh, tapi juga memperhatikan.
Wajahnya bisa dibilang imut untuk seorang lelaki, umurnya Sehun perkirakan baru 15 atau 13, hidung bangirnya, mulut kecil dengan bibir pinknya, rambut abu-abu kehitamannya yang sangat cocok untuk kulit putih bersihnya dan yang paling Sehun takjub adalah matanya. Mata yang membuat orang-orang ingin menyelam ke dalamnya.
Saat lelaki itu menoleh padanya, Sehun langsung kikuk. Memperhatikan orang asing begitu lama dan intens itu benar-benar patut dicurigai kan?
Sehun buru-buru mengalihkan pandangan pada jam di tangannya.
"Ck"
Ia berdecak kesal, sudah 15 menit dari waktu yang dijanjikan. Ya, sebenarnya dia sedang menunggu seseorang di cafe ini. Ia benar-benar tidak suka menunggu. Jika saja yang Ia tunggu bukan kliennya, sudah pasti Ia akan memaki orang itu habis-habisan.
"Sehun Oppa? Maaf ya, tadi ada kelas tambahan."
"Ku kira tadi jamku rusak. Duduklah."
Sehun berusaha bersikap sewajarnya. Perempuan yang masih menggunakan seragam SHS bernametag Min Ah Kim itu langsung duduk di depannya sambil tersenyum menyebalkan. Sehun sangat kesal, tapi bagaimana pun juga perempuan itu akan menghasilkan uang untuknya.
"Jadi, masalahmu?"
"Di sekolah, ada kakak kelas yang selalu mengejarku. Aku sudah bilang aku punya pacar. Tapi dia tidak percaya sebelum ada buktinya."
"Kau ingin aku jadi pacar pura-puramu di depannya agar dia tidak mendekatimu lagi?"
"Begitulah."
"Baiklah itu mudah. Mana bayaranku?"
Min Ah langsung menyodorkan amplop coklat tebal ke hadapannya. Melihat ketebalannya, Sehun langsung tersenyum tipis. Ya benar, Sehun adalah penyedia jasa pacar pura-pura. Dia tidak pernah memasang iklan apapun tapi entah mengapa klien berdatangan.
"Akan ku hitung."
Min Ah hanya mengangguk sambil memperhatikan Sehun yang serius menghitung uang. Jika pacarnya seperti Sehun, Ia yakin kakak kelas itu akan berhenti mengganggunya.
Sehun itu tampan sekali, dia sekilas mirip orang barat dengan rambut pirangnya, kulitnya putih pucat, bahunya lebar, dadanya bidang, hidungnya mancung, dagunya seksi, rahangnya tajam, matanya hitam legam dan sesuatu di bawah perutnya itu menonjol di balik jeans ketat yang dipakainya. Ukurannya benar-benar tidak bisa disembunyikan.
Min Ah sempat menelan ludah melihat perawakan Sehun. Sempurna sekali menjadi pacar pura-puranya.
"Ini cuma 4,7 juta won. Kau mau menipuku?"
"Ayolah Oppa, itukan cuma kurang 300rbu won. Masa tidak bisa memberi diskon untuk anak sekolah?"
"Kau pikir aku tidak tahu harga sepatu dan tas yang kau gunakan itu berapa? Tambah 300rbu won lagi atau batal?"
"Baiklah... Baiklah."
Min Ah langsung buru-buru mengeluarkan uang dari dompetnya. Sehun tersenyum puas. Ia sangat suka uang. Uang membuatnya tersenyum.
"Jadi, kau ingin aku seperti apa?"
"Kevin, aku ingin namamu Jung Kevin. Aku mau kau jadi anak kuliahan yang trendy dan kaya."
"Baik. Aku akan menjemputmu ke sekolah besok."
Min Ah langsung berteriak heboh. Ia tidak sabar melihat kakak kelas itu melihat pacar pura-puranya. Jangan lupakan teman-teman gangnya, mereka pasti menjerit heboh dan menyebut betapa beruntungnya dia memiliki Sehun. Eh, Kevin maksudnya.
Sedangkan Sehun menciumi amplop coklat ditangannya. Sehun tidak sadar kalau lelaki mungil yang tadi Ia perhatikan, sedang memperhatikannya sambil tersenyum sinis.
"Lelaki itu pasti matre."
.
.
XXX
.
.
Sehun melemparkan kunci mobilnya ke meja sebelum merebahkan tubuhnya di sofa. Ia baru saja sampai di apartemen setelah mengantarkan Min Ah pulang. Kepalanya pusing. Anak SHS itu cerewet sekali. Suaranya juga melengking.
Apartemen Sehun merupakan apartemen sederhana yang dibeli dengan uangnya sendiri hasil dari kerjaannya ditambah sisa tabungan yang Ia punya.
Dibanding hunian mewah, Sehun lebih suka kendaraan mewah. Terbukti dengan adanya Lykan Hypersport seharga 3,4 miliar dolar terparkir di pakiran apartemennya. Saking mewahnya, semua orang tahu bahwa mobil tersebut milik Sehun. Tentu saja mereka selalu menanyakan siapa gerangan penghuni apartemen kecil yang memiliki mobil semewah itu.
Sehun menabung 10 tahun uang jajannya untuk membeli mobil tersebut. Sehun memang anak orang kaya, tapi saat ini dia sedang kabur. Uang jajannya di stop sementara. Makannya, Ia bekerja sebagai penyedia jasa pacar pura-pura.
Umurnya masih 22 tahun. Ia belum siap menikah dan Ia belum siap meneruskan perusahaan kakeknya, GG Company. Jujur saja, setelah lulus kuliah bisnis setahun lalu, Ia tidak mau kepalanya pecah karena dokumen-dokumen perusahaan.
Jadilah dia memutuskan untuk keluar dari rumah dan tinggal sendiri.
Ia cinta hidup bebasnya.
Belum sempat memejamkan mata, Handphone disakunya berteriak nyaring.
.
Rookie rookie my super
Rookir rookie rookie
Majji Majji geu neukkimjeogin neukkim
Neukkim
.
Sehun mengacak rambutnya kesal. Pasti si Kim Junmyeon (tetangga apartemennya yang sering menginap) itu yang mengganti ringtone di handphonenya.
Melihat nama Park Babo. Sehun langsung menggeser tombol hijau.
"Wae?"
"Bagaimana jika ke club nanti malam? Pacarku sedang menginap di rumah temannya."
"Oke."
"Ku tunggu di tempat biasa."
"Hmm."
.
Klik
.
Saatnya bersenang-senang versi Oh Sehun.
.
.
XXX
.
.
Beberapa orang memiliki persepsi negatif soal Clubbing. Tapi bagi Sehun, pergi ke club adalah hal yang wajar saat sedang suntuk ataupun merayakan sesuatu. Tempat yang gelap, lampu warna-warni yang berkedip, berbagai macam minuman alkohol dari cocktail hingga alkohol murni, asap rokok memenuhi ruangan dan para clubbers yang menggila memenuhi dance floor diiringi musik dari Disc Jockey.
Oh, jangan lupakan suara desahan juga ikut beradu di dalamnya.
Dibanding meliukan badannya di tengah-tengah lautan manusia atau memenuhi hasrat seksualnya, Sehun lebih memilih duduk di depan bartender sambil meminum Sierra Silver Tequila favoritnya bersama teman sehidup sematinya, Park Chanyeol.
"Tidak sia-sia wajah tampanmu itu, Hun."
"Tentu saja. Aku bisa punya banyak pacar tanpa dicemburui dan jangan lupakan soal uang yang ku dapat dari mereka."
"Baeky ku akan membunuhku jika bekerja sepertimu."
"Untunglah aku tidak mau punya pacar. Apalagi yang galak seperti Baekhyun."
"Bercinta dengan pria itu surga, Oh Sehun."
"Tidak, itu menjijikan. Aku masih mencintai vagina dan payudara."
"Tunggu saja sampai Irene bosan denganmu."
"Itu tidak mungkin. Dia gila denganku. Lagian Irene itu cuma teman."
"Teman ngeseks maksudmu?"
Sehun hanya tertawa mengiyakan.
"Aku ingin ke toilet dulu."
Chanyeol yang setengah mabuk hanya mengangguk lemas. Pacarnya a.k.a Baekhyun pasti akan mengamuk kalau tau Ia mabuk. Bisa-bisa tidak dikasih jatah sebulan. Chanyeol menggelengkan kepalanya.
"Dia tidak akan tahu. Dia tidak akan tahu. Dia tidak akan tahu."
"Siapa yang tidak akan tahu?"
.
Deg
.
Tiba-tiba aura di sekitarnya menjadi suram. Suara itu, seperti ...
.
"Arggggg Baek sayang sakit ah lepaskan telingaku ahhhh sakit sakit"
"Aku akan menyeret telingamu sampai apartemen!"
.
Sementara Chanyeol kesakitan diseret pulang oleh Baekhyun, Sehun yang masih di toilet...
.
Cklek
.
Seorang yang muncul dari pintu toilet membuat Sehun yang sedang mencuci tangan di wastafel menoleh padanya lewat cermin. Lelaki itu kan?
Sehun sedikit terkejut namun segera menundukan wajahnya saat lelaki itu juga mencuci tangan di sebelahnya. Sehun benar-benar tidak tahan untuk tidak menyapa lelaki itu.
"Bukannya anak JHS tidak boleh masuk club?"
"..."
Sehun mendengus kasar. Untuk pertama kalinya dia diabaikan. Sehun menatap lelaki itu lewat cermin. Lelaki itu balas menatapnya.
"Apa maumu?"
Oh tuhan, suaranya indah sekali. Sehun bersumpah, bahkan suara desahan Irene pun tidak seindah ini. Sehun segera tersadar saat lelaki itu mulai berjalan pergi meninggalkannya.
"Aku ingin namamu."
Lelaki itu berbalik dan berjalan ke arahnya. Wajahnya tidak menunjukan ekspresi apapun.
Sehun tercekat, Ia bahkan menahan napasnya saat lelaki itu bernapas diperpotongan lehernya lalu tangan mungilnya meraba pantatnya. Hah?
Saat lelaki itu menghilang dari hadapannya, Sehun baru sadar ada sesuatu yang terselip di saku belakang celananya. Sehun tersenyum melihatnya. Lelaki itu menyelipkan sebuah kartu nama.
.
"Lu Han"
.
TBC/DELETE
.
Hai, nama gue Luvia bisa dipanggil via atau avi
This is my first weird story
Yay or Nay?
Mind to review?
