Boku no Hero Academia (c) Kohei Horikoshi

Musim © shirocchin


Izuku suka bercerita tentang banyak hal, mulai dari kisah masa kecilnya yang suram, mimpi dan angan-angan semasa bocah, dan celoteh kekaguman terhadap pahlawan nomor satu, All Might. Sebagai sosok kekasih yang perhatian, Shouto dengan senang hati mendengarkan segala celotehan pemuda berambut hijau. Terkadang, Shouto tersenyum tipis, berusaha menahan tawa dengan mengatupkan bibirnya rapat-rapat, atau sekadar mengangguk pelan dengan tatapan lembut.

"Shouto-kun bosan ya mendengarku terus berbicara?" Izuku menyadari gelagat kekasih tampannya yang sejak tadi tak meresponnya.

Shouto menggeleng. Rambutnya yang unik perpaduan antara merah dan putih berkibar pelan, sebagian poninya menghalangi pandangan. Izuku pernah bilang, poninya tumbuh terlalu panjang dan sudah saatnya Shouto memotongnya. "Tidak. Aku mendengarkan sejak tadi. Melihatmu berbicara penuh semangat seperti itu membuatku tak ingin menyela."

Izuku membuang muka. "T-tapi kan... uhh, bagaimana kalau kita ngobrol soal musim kesukaan. Shouto-kun suka musim apa? Aku suka musim dingin, hehe."

Shouto menyangga sisi wajahnya dengan salah satu tangan di atas permukaan meja. Dengan posisi saling berhadapan seperti ini, Shouto bisa dengan leluasa memandang ekspresi Izuku, sepasang pipi gembil berbintik, dan bibir kekasihnya yang bergerak-gerak terbuka saat berbicara. Sungguh mengundang untuk dikecup.

Shouto tidak menjawab pertanyaan Izuku, sebaliknya ia justru bertanya balik. "Kenapa Izuku suka musim dingin? Kebanyakan orang justru membencinya."

Izuku tertawa salah tingkah sembari menggaruk belakang kepalanya. "E-etto... sejak kecil aku suka bermain bola salju. Rasanya sangat menyenangkan. Aku dan ibuku selalu membuat boneka salju bersama, tapi boneka itu meleleh dengan cepat keesokan paginya. Aku dan Kacchan dulu suka perang bola salju, meski dia lebih sering menggangguku, sih. Aku suka musim semi, tapi aku memiliki alergi serbuk bunga. Aku selalu memakai masker saat musim semi tiba."

Shouto tertawa dalam hati membayangkan kekasih mungilnya bersin-bersin sepanjang hari saat musim semi, pasti lucu sekali.

"Shouto-kun belum menjawab pertanyaanku, lho. Kau suka musim apa? Pasti musim gugur ya." Izuku menebak-nebak.

"Dari mana kau menyimpulkan seperti itu?"

Izuku terkekeh. "Aku sendiri tak tahu. Kupikir image musim gugur sangat cocok dengan Shouto-kun."

"Kau sepertinya sangat penasaran, Izuku. Ada satu musim yang sangat kusukai. Musim yang tidak mengenal waktu dan perubahan suhu udara."

Izuku mndengar dengan antusias. "Hee? Musim apa? Jepang hanya punya empat musim saja."

Shouto tidak menjawab, pemuda itu malah bangkit dari posisinya. Izuku berjengit ketika sepasang lengan kekar dan kokoh milik Shouto melingkari pinggangnya, dan pemuda itu mengangkat tubuhnya dalam sekali gerakan. Mereka berpindah menuju sofa berwarna cokelat menghadap televisi. Shouto membuat Izuku duduk di atas pangkuannya, saling berhadapan dalam jarak yang begitu dekat hingga ujung hidung keduanya bersentuhan lembut.

"A-ada apa?" Izuku bertanya lirih.

"Akan kuberitahu musim yang kusukai." Shouto menyeringai tipis.

Seluruh tubuh Izuku meremang kala bibir Shouto bergerak mendekati telinganya.

Dengan suara berat dan rendah, Shouto berbisik," Aku suka musim kawin."

"Hee? A-apa? T-tunggu sebentar—anghhnnn!"


a.n : Aku lama nggak nulis tododeku jadi mohon dimaapkeun kalo kaku dan ngebosenin hehe soalnya lagi seneng nulis otp lain :'') makasih udah mampir di drabble absurd ini.