Love in antiquity…..
Rated: M and M-Preg
Pair: Rokudo Mukuro x Sawada Tsunayoshi
Disclaimer : Amano Akira
Genre : Drama, Romance Angst and Hurt/comfort
Warning : BL, YAOI, MATURE CONTENT, ETC
Summary:
Kesucian sebagai seorang abdi dewa direnggut oleh seorang anak raja yang akan segera mewarisi kerajaan dari sang ayahanda. Pemuda yang tak tahu apa-apa, yang berhati bersih tiba-tiba dihadapkan pada pekatnya kegelapan.
#first chapter
"aahh… ah… nnnn…ahkk…pe…ellaa...nnn.. paella…nn… hhhh….ahkkk…" suara desahan yang kini terdengar di sebuah kamar di salah satu bagian istana. Desahan seorang pemuda yang kini tengah digagahi oleh pemuda lainnya yang kini berada diatas si pemuda berambut coklat yang bernama sawada tsunayoshi.
"hhhhh…. Mmmnnhhhhh….hhhaa…. hhhhhyaaaaaa…. Hhhhhh aaahhhh cuu..kuuppppnnnhh…. hhhhaaa…." Ucap si pemuda manis berambut coklat jabrik ditengah kegiatan panas yang sedang mereka jalani itu, mencoba untuk menginterupsi sodokan-sodokan yang dilakukan pemuda berambut ungu kebiru-biruan yang berada diatasnya, yang semakin mengganas di lubang kenikmatan sang pemuda berambut coklat.
"sssshhh…. Aahhhh..ssss…. aahhhh sssshhha aaahhhh…." Kini desahan itu beralih kepada pemuda berambut ungu kebiru-biruan ini yang bernama Rokudo Mukuro.
"ssshhhh…. Tsunachan… lubangmu tetap saja menjepiit'ku',, ohh…. Ssshhhhh nik..mattt…" desahnya lagi-lagi dikala menyodok kepunyaannya pada lubang milik tsuna yang kini sudah tak perawan eh perjaka lagi…..
"hee…heenn..tii..kann..khhhh… hhhaannnn…nnnnhh…. Aakuu… lee..laahHYYAAAAAAhhh" ucap tsuna yang kini telah mengeluarkan cairan putih kentalnya diatas perut dan dada laki-laki diatasnya itu.
"my, my, my…. Cepat sekali kau keluar sayang… fufufufu" bisik mukuro tepat ditelinga kanan tsuna, mencoba untuk merangsang tsuna lagi.
"sudah cukup pengeran… khhh…. Aku sudah lelah…hhaaaahhhh" ucapnya masih berusaha untuk tetap mengatur nafasnya yang masih terengah-engah setelah mengeluarkan hasratnya tadi.
"khufufufufuf…. Tapi aku belum puas sayang…. xuxuxu" ucap mukuro yang kini membalikkan badan tsuna kesamping tanpa melepas 'barangnya' yang masih menancap di lubang milik tsuna..
"HYAAAAAA…..!" teriak tsuna yang kini sudah berada dalam posisi badan miring kesamping dengan satu kaki berada di pundak Mukuro, dan tentunya disertai sodokan-sodokan kasar dari sang pangeran penguasa negeri itu.
'aku lelah dewa,,,, aku sudah tak pantas berada disisimu lagi dewa.. aku kotor.. kotor.. dia telah mengotori tubuhku dewa… tubuh dan jiwa yang seharusnya kuserahkan padamu.. sekarang sudah tak pantas lagi.. hiks.. hiks… aku ingin mati saja…' batin tsuna ditengah-tengah kegiatan panas yang masih berlangsung sejak sore hari tadi hingga sekarang menjelang larut malam. Yang kini kesadaran dari pemuda manis itu perlahan menghilang, kedua kelopak mata yang beberapa jam yang lalu masih menampakkan binary-binar kehidupan namun kini telah mulai meredup ditelan pekatnya sang kegelapan, menghantarkan sang pemuda pada pekatnya sang kegelapan.
#flash back
Di tengah hiruk pikuk suasana pertemuan dalam ruangan di istana kokuyo itu, nampaklah pemuda dengan rambut berwarna ungu sedikit kebiru-biruan itu tengah menatap kesal pada saudara perempuan yang kini tengah duduk disampingnya itu, ya pemuda inilah yang nantinya akan mewarisi kerajaan kokuyo dari sang ayahanda, Rokudo Mukuro, pangeran tampan yang banyak menjadi incaran gadis-gadis di kerajaan ini. Namun yang menjadi pertanyaan sang pangeran yang seharusnya sudah memiliki pendamping ini, masih saja melajang sampai sekarang. Bukan berarti dia tak laku, malah dia terkenal sebagai pangeran dengan title 'playboy' dibelakang namanya. Memang benar sang pangeran yang satu ini suka sekali mengencani gadis – gadis, mengencani di 'ranjang' kemudian dicampakkan. Begitulah perilaku dari pangeran yang satu ini.
"bisa tidak kau hentikan kegiatanmu itu chrome?" ucapnya pada sang adik yang tengah sibuk dengan triden yang selalu dia bawa kemana mana, katanya sih untuk melindungi diri dari serangan tiba-tiba, yah sebagai persiapanlah.
"ck.. urusi saja urusanmu sendiri aniki, toh tak ada gunanya juga aku ada disini mendengarkan ocehan-ocehan yang dikeluarkan orang-orang tua itu" jawabnya masih dengan mengelap tridennya sampai benar-benar mengkilap, sekilas menatap sang kakak yang juga menatapnya bosan.
"…." Hening sejenak, tak ada seorangpun yang mengeluarkan kata-kata antara kedua saudara ini, namun tiba-tiba sang kakak berdiri dari kursinya dan berjalan menuju keluar ruangan.
"pangeran.. anda mau kemana, rapat kita belum selesai pangeran…" ucap salah seorang diantara peserta rapat tersebut.
"aku bosan, terserah kalian mau sampai kapan berada disini, tapi aku tak mau mati bosan bersama orang-orang kolot seperti kalian." Ucap Mukuro sebelum benar-benar meninggalkan ruangan tersebut.
'SRAKKK' suara kursi yang bergeser…
"aku juga. Nee aniki tunggu aku." Diikuti pula oleh sang adik yang kini hanya bisa membuat para peserta rapat itu bengong, dan bagaimana dengan sang raja?
"biarkan saja, ayo kita lanjutkan." Tegas sang raja kemudian, membuat yang lainnya kini beralih kembali pada rapat yang tengah berlangsung.
Sementara itu diluar istana…..
"tsunaa….."
"eh, kyokochan… ada apa mengejarku sampai disini?" tanya seorang pemuda berparas manis berambut coklat agak gelap dan juga warna mata yang sama dengan rambutnya itu, Sawada Tsunayoshi atau biasa dipanggil Tsuna atau Dame tsuna oleh sang kepala pendeta, Reborn san, pada seoarng gadis berambut pendek berwarna coklat kekuningan, yang adalah teman satu kuil si pemuda manis itu.
"anou.. tadi tsunakun melupakan ini, jadinya aku yang mengantarkan, karena di kuil sedang tak ada siapa-siapa" jelas sang gadis.
"hehe,, arigatou kyokochan…. Hampir saja aku lupa hehe" jawabnya dengan cengiran, sambil mengambil bungkusan dari tangan kyoko.
"un, dou itasimashite tsunakun… hati-hati ya… aku rasa hari ini perasaanku agak aneh" ucap si gadis yang memandang tsuna dengan tatapan yang menandakan kecemasan.
"tenang saja kyokochan, tak akan terjadi apa-apa padaku. hehehe"
"ta..tapi tsunakun…"
"sudah, aku pasti baik-baik saja, ka nada ini yang selalu bersamaku, dan juga dewa akan selalu menyertaiku" ucap tsuna sambil mengeluarkan sebuah jimat dari dalam hakamanya, jimat yang diberikan oleh sang gadis.
"hm.. ya sudah.. tapi tetap hati-hati ya tsunakun" ucap sang gadis mencoba menenangkan kecemasan dalam dirinya.
"yoooosshhh… aku pergi dulu. Jaa ne" serunya kemudian berbalik meninggalkan sang gadis menuju kearah yang berlawanan, kearah istana dimana sang pangerang berada.
Tsuna adalah seorang pendeta di sebuah kuil yang berada di sebuah gunung terpencil cukup jauh dari kawasan istana. Setiap bulannya akan dikirim satu orang pendeta untuk datang ke istana kokuyo, dan kali ini adalah giliran dari Tsuna. Dengan bekal yang dirasa cukup selama perjalanan yang memakan waktu 3 jam dengan menaiki kuda ini, tibalah tsuna di istana kokuyo pada pagi hari sekitar pukul 08.00.
"wahhh,,, jadi ini yang namanya istana kokuyo,, ckckkkckc megah sekali…" ucapnya terkagum-kagum melihat kemegahan dari istana yang kini berada didepannya. Siapa yang tidak heran bila sejak kecil tinggal di daerah terpencil dan setiap hari hanya berkutat dengan kegiatan bersih-bersih, juga berdoa sepanjang hari, kini di hadapkan dengan pemandangan yang lain dari pada yang lain.
"maaf, tuan ini siapa? Ada urusan apa datang ke istana ini?" dikejutkan dengan suara seorang pengawal istana yang menginterupsi kegiatan terkagum-kagumnya Tsuna.
"eh.. ah.. anou, saya sawada tsunayoshi perwakilan dari kuilnya Reborn san, bulan ini giliran saya untuk mengunjungi istana ini, bisakah saya bertemu yang mulia raja?" ucap tsuna menjelaskan pada para pengawal itu.
"oh, baik silahkan masuk. Lurus saja nanti akan ada yang mengantar tuan menemui yang mulia raja" ucap sang pengawal pada tsuna kemudian membiarkan si pemuda manis itu melangkahkan kakinya ke dalam istana.
'tak..tak..tak…' suara langkah sepatu yang bergesekan dengan lantai yang berhiaskan berbagai macam ornament-ornamen khas dari negeri china.
'wahhhh,, jadi ini isi di dalam istana? Benar-benar hebat…. Chk.. dasar dame tsuna ingat tujuanmu datang kesini, sudah jangan bertingkah memalukan lagi, sudah cukup rasa kagummu pada istana ini, sekarang fokus, oke, fokus…'ucapnya dalam hati, mencoba untuk menghentikan rasa kagumnya pada istana dan juga isi didalamnya. Namun karena kurang memperhatikan kemana arah tujuannya tiba-tiba dia menabrak sesuatu….
'Bruggg….'
'auchh… sakit… aduh dewa, bokongku' batin tsuna dalam hati yang kini tengah jatuh dengan posisi terduduk karena tak sengaja menabrak 'seseorang' yang entah dari mana datangnya.
"khukhukhukhu… hei, tak punya matakah dirimu sampai-sampai menabrakku?" ucap seseorang yang tadi ditabrak oleh dirinya, mengagetkannya dari rasa sakit di bokongnya yang kenyal tersebut.
"eh? Ma… maafkan saya…saya tidak sengaja menbrak anda tuan." Ucap tsuna masih dalam keadaan menundukkan kepala namun kini ia telah berdiri menghadap 'seseorang 'didepannya.
"khufufufufu, hei bocah tatap wajah lawan bicaramu kalau kau sedang bicara, tidak diajari sopan santunkah dirimu?" ucap seseorang itu yang kini tengah bersandar pada daun salah satu daun pintu sambil melipat kedua tangannya di dada, memperlihatkan kesan angkuh darri dirinya.
'cchk, bisa-bisanya aku dapat masalah…. Dasar dame tsuna' batin tsuna dalam hati mengingat kesialan dalam hidupnya.
"maafkan saya tuan… saya tidak sengaja…" ucapnya kini sembari dengan perlahan mendongakkan wajahnya, supaya bisa menatap seseorang yang berada di depannya.
'glek' tertegun sejenak Mukuro yang kini dapat melihat dengan jelas wajah sang penabrak, yang ternyata sangat manis untuk ukuran seorang bocah laki-laki. Tiba-tiba sebuah seriangaian muncul di sudut bibirnya, membentuk seringaian yang membuat sang bocah di depannya merinding.
"my, my, my… aku rasa maaf saja tidak cukup untukmu bocah, taukah kau siapa yang kau tabrak saat inii?"
"ma.. maaf,, saya benar-benar minta maaf… sungguh saya tidak tahu siapa anda tuan"
"khukhukhukhu…. Wah, wah,wah.. baru pertama kali ada orang yang tak mengetahui tentang aku, ckckckck"
"me..memang anda siapa tuan? Maafkan saya jika saya benar-benar tak tahu siapa anda tuan"
'matilah aku sekarang dewa…. Aku benar benar tak tahu siapa orang ini,, aku mohon selamatkan nyawaku dewa… hiks' batin tsuna sambil menggigit kecil bibir bawahnya, yang tanpa sengaja memberikan kesan 'mengundang' menurut orang yang kini berdiri didepannya itu.
"aku pangeran mahkota kerajaan ini, dan sekarang kau tengah berada di istanaku"
"haa? Ap..apa? pa..pangeran mahkota.. ya ampun saya mohon maaf yang mulia, saya benar-benar lancing pada anda. Saya mohon jangan hokum mati hamba yang mulia, hamba mohon, hiks." Ucap tsuna yang kini tengah bersujud minta pengampunan dari sang pangeran.
"xuxuxuxuxu.. baiklah, aku tidak akan menghukum matimu bocah, tapi aku akan memberikan sedikit hukuman padamu, sekarang ikuti aku. Pengawal bawa dia ke kamarku, sekrang!" perintah sang pangeran pada pengawal yang berada disampingnya.
"ayo ikut kami!" ucap pengawal tersebut sambil menyeret tsuna mengikuti langkah sang pangeran yang akan memabawanya menuju suatu peristiwa yang tak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya.
#flashback end
Tsuzuku…
Wah punya ide lagi buat nulis fic , tapi kali ini aku nulisnya di fandom katekyou hitman reborn….. xexexxexexexexexxe xp
Cuma mau bilang…
Terimakasih sudah mampir kesini…..
Dadahhhhhh
hheehhehheheheheh
