u
Moshi-moshi~
Kembali lagi dengan saya MC Shirayuki ^^
Saya membuat cerita ini karena saya saat ini sedang tertarik untuk membuat cerita ber-genre Supernatural.
Ini adalah cerita ber-genre Supernatural pertama Author (Biasanya Author membuat cerita Human's life dan baru buat 1 cerita Fantasy)
Well, Happy Reading~
Fandom :
Naruto
Disclaimer :
Masashi Kishimoto
Author :
MC Shirayuki
Story :
MC Shirayuki
Genre :
Supernatural / Romance
Rating :
T / M for gore
Pairing :
Uchiha Sasuke and Namikaze Naruto
Uzumaki Kyuubi and Namikaze Naruto
Uchiha Itachi and Namikaze Naruto
Warning :
AU, Typo, OOC, Gaje, FemNaru
DON'T LIKE ? DON'T READ !
Chapter 1 : Prolog
Malam hari yang begitu tenang bagi belahan bumi yang membelakangi sang mentari. Begitu sunyi, sampai segala macam suara sekecil apa pun akan terdengar jelas di telinga. Malam ini, tepatnya malam yang hanya akan datang selama seribu tahun sekali. Malam yang hadir tanpa di temani oleh ribuan bintang berkilau. Malam yang hanya menampakan sosok sang dewi malam yang terlihat seutuhnya. Malam yang telah di tunggu-tunggu oleh mereka. Mereka yang tengah mengintai mangsanya di tengah malam yang sangat gelap ini. Di tempat ini, tersembunyi sebuah gua yang terhalangi oleh ribuan bayangan pohon-pohon besar yang tumbuh di sekitarnya. Puluhan nyawa yang sedang diintai, hanya dapat bersembunyi di dalam gua, tanpa mengetahui nyawa mereka sudah berada di dalam genggaman sang pengintai. Sudah sejak lama mereka memperhatikan gua tersebut dengan intens. Mereka tidak mau, di generasi ini mangsa mereka akan lolos lagi.
Seorang pemuda yang berada di paling depan pasukan tersebut menyeringai. "Akhirnya… malam ini tiba juga… selama beberapa generasi, kalian mampu lolos dari kami. Tapi, tidak untuk sekarang." Dia terus menatap lekat-lekat gua tersebut. Lidahnya menyapu bibirnya yang haus akan darah santapannya tersebut. "Lakukan !" Perintahnya.
Dan para pengintai tersebut melaju dengan sangat cepat menuju mulut gua. Tidak perlu waktu lama, sang pemimpin yang masih berada di atas tebing menyeringai ketika mendengar jeritan yang memekakan serta tangisan memilukan yang saling bersahutan bergema di dalam gua, menyuarakan kebisingan di tengah malam yang sunyi. Sang dewi malam yang tidak mampu melihat tragedi berdarah itu, hanya mampu meratapi puluhan jiwa yang sudah tiada.
Pemuda tersebut duduk di ujung tebing. Ia menggoyangkan kepalanya ke kiri dan ke kanan sambil mengayunkan kakinya pelan. "Sungguh… alunan melodi yang sangat indah… ku harap lagu ini tidak segera berakhir." Pemuda tersebut berhenti bergerak. Ia terdiam sejenak. "Aku juga sebaiknya ikut memeriahkan kejadian yang sangat langka ini." Kemudian dia berdiri dan berlari dengan cepat memasuki gua.
Ketika pemuda tersebut melangkahkan kakinya memasuki gua, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru gua. Cairan kental berwarna merah tercecer di mana-mana, menggenangi lantai gua. Potongan tubuh tak jarang ia jumpai ketika pandangan matanya menangkap sosok dari beberapa korban. Ciplakan berwarna merah juga menghiasi dinding gua tersebut. Wangi darah segar, langsung menyeruak ke dalam indera penciumannya. Ternyata ia terlambat, sepertinya pasukannya telah membunuh semua mangsanya. Namun, tatapannya berhenti di beberapa pasukannya yang kini sedang bergerombol. Ia berjalan mendekat, dan seketika darahnya berdesir ketika ia melihat seorang wanita yang sedang meringkuk ketakutan menatap kearah beberapa sosok jelmaan musuhnya yang kini sedang mengepungnya.
"Pergilah !" Perintahnya.
Dan beberapa pasukannya tersebut langsung menuruti perintahnya dan berjalan pergi.
Ditatapnya lekat-lekat gadis yang memiliki rambut berwarna blonde dan mata berwarna sapphire tersebut.
"Apakah kamu ketakutan ?" Tanyanya lembut dengan tatapan yang sayu.
"Si-siapa kamu ?" Suaranya terdengar gemetaran.
"Kemarilah… kamu tidak perlu tahu siapa aku…" Pemuda tersebut tersenyum dan mengulurkan tangannya kearah gadis tersebut.
Gadis tersebut mengangguk lemah dan meraih tangannya.
Ketika pemuda tersebut menggenggam tangan gadis tersebut dan menariknya, ia menyeringai. "Karena kamu… akan segera mati…"
Gadis tersebut membulatkan matanya yang kini sedang menatap sang pemuda. Sebelum kegelapan mulai menguasai indera penglihatannya.
Pemuda tersebut menghela nafas. "Yah… ternyata hanya segitu saja ? Padahal, hari-hari selain hari ini, kalian yang memburu kami. Kalian yang membunuh ras kami."
Pemuda tersebut menjulurkan lidahnya dan menjilati jari-jarinya yang sudah terlumuri oleh darah gadis itu. "Darahmu terasa sangat lezat. Sayang, aku hanya bisa merasakan darahmu saja…" Ia menyeringai ketika matanya menatap ke tubuh gadis yang sudah tergeletak tak bernyawa, dan sudah tercerai-berai menjadi beberapa bagian. Ia menunduk dan meraih kepala gadis tersebut. Ditatapnya wajah gadis yang sedang membelalakkan matanya dengan mulut yang agak terbuka. Menampakan ekspresi ketakutan yang sangat indah di mata pemuda tersebut. "Hm… ekspresi yang bagus." Dilemparnya kepala gadis tersebut kearah salah satu anggota pasukannya. "Bawa itu ! Dan simpan sebagai penghargaan untuk kita dan sebagai bukti bahwa kita telah berhasil menghabisi mereka."
"Baik !" Ucap anggota pasukannya yang menerima kepala gadis tersebut.
Ia melangkahkan kakinya menjauhi jazad gadis tersebut. Namun, baru beberapa langkah ia berjalan, langkahnya terhenti.
"Tu-tunggu… aura ini…"
Ia menoleh ke kanan. Perhatiannya terpusat pada beberapa peti yang terbuat dari kayu jati. Dapat dilihatnya dengan jelas, peti tersebut di selubungi oleh lapisan tipis berwarna biru.
"Rupanya kalian mau mengecohku, hm ?"
Kaki jenjangnya melangkah mendekati peti tersebut. Ketika berada di hadapan peti, ia tertegun sejenak menatap peti itu.
"Akan kulihat kado pemberian dari kalian ini…" Katanya pelan sambil menyeringai.
Ditariknya tutup peti yang memiliki beberapa lubang horizontal. Mulutnya tersenyum lebar ketika melihat isi dari peti itu.
"Permata sapphire… dan… bayi kembar, huh ?" Pemuda tersebut memperhatikan sosok bayi kembar yang sedang memasang wajah tertidur yang sangat damai. Seolah mereka tidak mendengar ataupun mengetahui kejadian apa yang telah menimpa seluruh ras mereka. Pemuda tersebut mengambil permata sapphire tersebut dan memasukannya ke dalam saku jas berwarna putihnya, lalu ia menoleh ke arah pasukannya yang kini berada di luar gua. "Sasori ! Gaara ! Kemari dan bawa mereka !" Perintah pemuda tersebut sambil berjalan menuju mulut gua.
Sosok yang di panggil Sasori dan Gaara langsung menoleh kearahnya.
"Baik, pangeran !"
Lalu mereka bergegas menghampiri peti tersebut dan menatap dingin bayi kembar di dalamnya. Mereka saling bertukar pandang dan mengangkat kedua bahu mereka. Masing-masing dari mereka mengambil satu dari bayi kembar tersebut. Mereka berjalan mengikuti sang pangeran.
"Kado yang sangat indah… kuucapkan terima kasih untuk kalian semua…" Katanya sangat pelan seperti berbisik. "Dan… anggap saja kejadian tadi sebagai sebuah kenangan manis. Sebagai ganti karena kalian telah membunuh kedua orang tuaku." Dan, tatapannya pun menjadi tajam dan dingin.
Sang pangeran dan pasukannya pun berlari dengan cepat menjauhi gua tersebut. Belasan siluet hitam melewati gelapnya hutan yang sangat sunyi. Angin yang kencang berhembus ke seluruh penjuru hutan. Menyebabkan bunyi gemerisik antara daun dan ranting yang bergesekan, lalu terciptalah alunan melodi penutup.
TBC
Thanks for read.
Jadi, menurut kalian cerita ini dilanjutkan atau tidak ? soalnya saya buat cerita ini dari pemikiran sekilas saja. Jadi kalau tidak menarik ya saya hapus.
Mind to review ?
