Title : Skool Luv Affair
Author : Kwon Chanmi
Casts : Jung Hoseok
Kim Taehyung
Min Yoongi
Park Jimin
Jeon Jungkook
Kim Seokjin
Kim Namjoon
.
.
.
.
Hai gue kambek ._. Uda lama gue ga ngelanjutin ff, kenapa? Sibuk seriusan apalagi ntar lagi mau masuk sekolah lagi. Siap siap hiatus, nah sekarang karena gue takut bikin cerita berchapter terus ngegantung karena gue sibuk, akhirnya gue jadiin ini cerita sebagai twoshot. Note aja buat yang baca, kalo yang otaku pasti tau pas ntar part nya Yoonminkook mirip sama anime apa. Karena part mereka bertiga gue terinspirasi sama anime School Days. Oke sip happy reading~!
.
.
Sometimes I feel so dumb thinking about you all the time, when I know you're not thinking about me at all. I feel like.. Why am I in love alone? Why am I hurting alone? Why can't I leave you? How can someone who has hurt me so many times before still be on my mind? Why is it you?
Maybe I won't say, but I feel.
Maybe I don't cry, but it hurts.
.
.
Pasangan kekasih terbentuk karena adanya kasih sayang antara satu individu dengan satunya lagi. Tapi bagaimana jika pasangan kekasih terbentuk karena keisengan seorang individu untuk memanfaatkan dan mempermainkan perasaan satu individu lain? Bukankah ini yang namanya one sides love?
Inilah yang terjadi antara Jung Hoseok dan Kim Taehyung.
Taehyung duduk termenung didalam kelasnya, Ia memainkan jarinya dan mengentuk-ngentuk jarinya diatas bekal yang telah Ia genggam. Itu bekal yang Ia buatkan untuk kekasihnya, Jung Hoseok yang satu tahun lebih tua darinya. (Taehyung kelas 1 dan Hoseok kelas 2 SMA)
Sesekali Taehyung membenarkan posisi kacamata super besarnya dan menghela nafas panjang. Ia menunggu Hoseok, menunggu kekasihnya datang kekelasnya walaupun Taehyung sudah tau bahwa itu suatu hal yang tidaklah mungkin Hoseok lakukan. Lalu mengapa mereka bisa menjalin suatu hubungan?
Seseorang berbahu lebar datang menghampiri Taehyung dan duduk disebelahnya, lelaki itu 2 tingkat diatasnya. Taehyung menoleh secara perlahan kearah lelaki itu, lelaki bernametag Kim Seokjin kemudian tersenyum dan mengusap surai rambut Taehyung. "Tidak makan hm?" Tanya Seokjin –atau lebih akrab dipanggil Jin– dengan penuh perhatian.
Taehyung kembali menunduk, seseorang yang datang bukanlah seseorang yang diharapkan oleh Taehyung.
"Kenapa tak menjawab?" Jin kembali mengamati bocah culun disampingnya, "Ngg, apakah bekal itu untuk Hoseok?" tanya Jin dengan memelankan suaranya. Taehyung mengangguk pelan. Jin pun menghela nafasnya kasar. "Sampai kapan kau akan terus menganggapnya kekasih?!"
"Aku tidak menganggapnya kekasih. Kita.. kita.. kita memang berpacaran" jawab Taehyung pelan.
"Bagaimana kau masih tahan dengan lelaki brengsek itu kalau–"
"Berhenti mengatainya brengsek!" Bentak Taehyung pada Jin. Mata Taehyung sedikit berkaca-kaca, "Butuh waktu 14 tahun bagiku untuk belajar mencintai seseorang. Dan saat aku duduk dibangku SMP, aku sudah mulai mengagumi Hoseok. Ia tampan, dancer, bisa bermain gitar, semuanya terlihat perfect dimataku. Hingga semester satu kemarin Ia menyatakan perasaannya padaku melalui pesan singkat" jelas Taehyung dengan penuh emosi.
"Kau tau apa yang membuatnya menjadikanmu sebagai kekasih? Kau memiliki IQ diatas rata-rata. Kau cepat menyerap pelajaran bahkan sampai pelajaran yang belum pernah kau pelajari dibangku kelas 1. Ia memanfaatkanmu untuk mengerjakan prnya! Jika Ia benar-benar menyayangimu, untuk apa Ia menyuruhmu berdiri 5 meter lebih jauh dibelakangnya walaupun kalian sedang menuju tempat yang sama? Apakah itu yang namanya berkencan? Kalian lebih tampak seperti bayi yang berusaha menjauhi virus. Hoseok adalah bayinya dan kau adalah virusnya! Bahkan Ia lebih terkesan romantis dan pervert jika bersama gadis gadis yang sering Ia godai tiap harinya"
Tak lama setelah Jin mengatakan hal itu, Hoseok lewat sekilas didepan pintu kelas Taehyung dengan merangkul seorang gadis kelas 3. Taehyung dan Jin melihatnya.
"Hoseokie apakah kau tidak ingin mengunjungi kelas pacarmu?" tanya gadis itu yang didengar oleh Taehyung. "Apakah kau tidak ingin kutraktir?" tanya Hoseok balik mengalihkan pembicaraan.
"Aku mau. Sangat mau, hanya saja bagaimana jika pacarmu cemburu padaku?" tanya gadis itu lagi. "Jika Ia berani menyakitimu, akan kubuatnya menyesal"
Deg.
Taehyung merasakan sakit yang amat mendalam didalam hatinya. Ia terdiam, tak dapat mengatakan apa-apa. Melihat tingkah Taehyung, Jin menarik Taehyung kedalam pelukannya dan mencium pipi Taehyung.
Dan siapa pikir Hoseok tak melihatnya?
Taehyung terkejut dengan perlakuan kurangajar Jin. Ia memasang ekspresi blank. Jin pun beranjak dari bangku yang Ia duduki tadi. "Jika kau sudah muak dengan bajingan itu, ingatlah jika masih ada seseorang yang mencintaimu dengan tulus. Dan akulah orangnya" Jin pun berjalan mengeluari kelas Taehyung dan kembali kekelasnya.
Didepan kelas Taehyung, ada Hoseok dengan wajah masamnya, Ia meninggalkan gadis itu dan berjalan cepat menuju kelasnya. Ia mengeluarkan ponselnya dan mulai mengetik sesuatu.
Di sisi Taehyung, Taehyung baru saja mendapatkan sms dan itu dari Hoseok.
Sender : Hobi-hyung
Sepulang sekolah, temui aku didalam perpustakaan. Aku yakin disana takkan ada yang memergoki kita berdua. Jika kau pulang duluan, kita putus.
Taehyung tersenyum, tak memedulikan ancaman dibaris akhir pesan itu. Setidaknya Hoseok sudah berani menghabiskan waktu berdua dengan Taehyung. Dan Taehyung senang karena itu.
.
.
Hari ini pelajaran bahasa inggris dikelas Hoseok. Hoseok bukanlah tipikal murid teladan seperti Taehyung, justru sifatnya berbanding terbalik dengan Taehyung. Hoseok adalah seorang playboy yang lebih memilih mendekati dan menggoda gadis gadis disekolahnya dibandingkan menyapa atau bahkan melihat keberadaan pacarnya. Selain itu, Hoseok adalah murid pemalas dan suka melarikan diri dari pelajaran, seperti saat ini.
"Good morning, Mr. Kim"
"Good morning class, please open your book, page 23" perintah guru bahasa Inggris mereka bernama Kim Namjoon.
Hoseok mengendap-endap keluar lewat pintu belakang, "Jung Hoseok!" bentak Mr. Kim tanpa menoleh sedikit pun kearah Hoseok. Hoseok berhenti merangkak dan mengupat kesal.
.
.
"Berusaha kabur lagi huh?" Namjoon atau Mr. Kim, selaku guru bahasa inggris dan juga guru kesiswaan mencoba membaca riwayat pelanggaran yang telah Hoseok lakukan selama setahun ini. Untuk lebih jelasnya, mereka berdua sedang berada di ruang BK.
Hoseok mengalihkan pandangan, menghela nafas kecil dan tersenyum remeh. "Oh ayolah apa pentingnya semua ini"
"Apa pentingnya semua ini? Jung Hoseok kau ini siswa yang semester lalu masuk 10 besar dan kau mengatakan seperti ini?" tanya Namjoon tak percaya.
"Memangnya dilihat dari bermacam-macam pelanggaranku, apakah kau yakin aku bisa masuk 10 besar tanpa bantuan si culun Taehyung itu?" tanya Hoseok santai tanpa takut terancam sedikitpun.
Namjoon tertegun, "Taehyung? Kim Taehyung?" tanya Namjoon memastikan. Hoseok mengangguk, "Ia selalu bisa membuat pr ku mendapat nilai sempurna. Oleh karena itu aku memacarinya dan memanfaatkannya agar ibuku tidak kecewa terhadap nilaiku" jawab Hoseok dengan jujur.
Namjoon melamun sebentar, bisa-bisanya muridnya yang satu ini sejahat ini. Kemudian Namjoon teringat, "Ah, sepertinya hukuman skors terlalu berat bagimu. Aku juga tak ingin mengecewakan ibumu"
Hoseok mengangkat kedua alisnya, "Jadi aku bebas dari hukuman?" Tanyanya antusias. Namun Namjoon menggeleng, Ia tampak menuliskan sesuatu di selembar kertas kecil lalu memberikannya kepada Hoseok.
Hoseok membaca sesuatu yang berada dikertas itu. "Min Yoongi, sel nomor 13. Apa maksud semua ini?!" Tanya Hoseok kesal.
"Wawancarai dia, mengapa Ia dipenjara, apa motif kejahatannya dan kisah hidupnya. Jadikan itu sebuah makalah dan berikan padaku besok!" perintah Namjoon. Hoseok membelalakan matanya "BESOK?!"
"Jika kau tak mau mengerjakan hukumanmu tak apa. Akan kunyatakan kau tidak naik kelas sekarang"
"T-tidak! Aku akan mengumpulkannya besok!" Hoseok pun menyela omongan Namjoon. Namjoon hanya menampakan smirknya.
.
.
Taehyung merenung didalam perpustakaan, menunggu seseorang datang dan duduk disebelahnya. Jantung Taehyung berdegup kencang, mereka tak pernah mengadakan kencan sebelumnya. Ini yang pertama bagi mereka walaupun hubungan mereka sudah berjalan 9 bulan dengan kenyataan bahwa cinta Taehyung bertepuk sebelah tangan.
Ia masih menggenggami bekal untuk Hoseok agar tetap hangat. Perpustakaan sudah sepi, dan Taehyung senang dengan suasana seperti ini karena jika sepi, Hoseok tak akan menjauhinya.
"Semoga kencan pertama kami berjalan dengan baik. Dan aku mohon, semoga aku tidak hanya dianggap sebagai mesin pembuat prnya, Tuhan" ucap Taehyung dalam hati.
.
.
Sampai didepan penjara yang dianggap paling menakutkan di Seoul, Hoseok terus mengingat nama narapidana itu dan nomer selnya.
Saat masuk kedalam lorong sepi, Hoseok bertemu dengan salah satu polisi yang sedang berjalan disana. "Aku butuh Min Yoongi dari sel 13 untuk diwawancarai"
Hoseok pun duduk disebuah ruangan hampa yang hanya berfasilitaskan 2 bangku saling berhadapan yang dibatasi oleh satu meja dan satu lampu penerangan. Ia sedikit takut karena ruang itu tampak asing.
Kemudian seseorang mengenakan baju khusus narapidana masuk dengan tangan terborgol kebelakang, wajahnya datar tak ada senyum yang menghiasi raut wajahnya. Kulit pucat dan tatapannya yang dingin seolah menjadi ancaman bagi Hoseok. Untung saja tangannya diborgol.
"Ngg.. Min Yoongi, right?" tanya Hoseok berusaha memastikan. Yoongi mengangguk dan duduk didepan Hoseok. "K-kau tak memiliki dendam padaku kan?" tanya Hoseok sedikit gemetar. Yoongi kemudian tersenyum remeh "Untuk apa aku dendam pada seorang bocah?"
Hoseok pun kembali lega, "Aku diminta guruku untuk mewawancaraimu secara detail. Termasuk kisah hidupmu"
Yoongi mengangkat satu alisnya, "Siapa nama gurumu itu?"
"Kim Namjoon" ucap Hoseok dengan sedikit keraguan karena jujur, terlalu sering dipanggil Mr. Kim membuat Hoseok hampir lupa nama asli guru bahasa inggrisnya itu.
Yoongi kali ini tersenyum, atau lebih tepatnya.. smirk? "Tsk. Orang itu"
"Tunggu, kau mengenalnya?" tanya Hoseok penasaran, "Tentu saja Ia temanku semasa SMA" jawab Yoongi yang disertai anggukan Hoseok. "Baiklah wawancarai aku"
Hoseok pun mengeluarkan selembar kertas folio besar dari tas selempangnya, dan juga satu bolpoin. "Umm.. Baiklah, untuk ukuran narapidana.. pasti pertanyaannya tak jauh dari sebab kau dipenjara"
Hoseok mendehem sebentar lalu menatap Yoongi secara intens, "Baiklah, apa yang menyebabkan kau harus mendekam disini?" tanya Hoseok.
Yoongi terdiam, Ia menunduk.
"Sahabatku sangatlah rakus." Ucapnya pelan, "Eung, maaf?" Hoseok sedikit tidak paham tentang jawaban yang diberikan Yoongi.
"Sahabatku ingin mengambil pacarku,"
.
.
.
.
.
.
.
"Jadi aku ambil saja kepalanya!"
-TBC-
Hoy gue balik nih ditengah kesibukan gue sempetin bikin ff baru biar lu lu pada yang lagi liburan ga bosen/?
Gue uda bikin nih, kurang 1 chap lagi tamat. Baca tapi ga komen? siders lu tega dasar .g
Pokoknya rxr. NO SIDERS! gue need reviews buat penyemangat. Intinya reviews banyak gue lanjut
